Leonal membuka pintu mobil dan mempersilakan tuan presdirnya serta nona mudanya masuk ke dalam sana. Leonal lalu melajukan mobil tuan presdirnya dengan kecepatan sedang.
“Abang harus ke Rumah Sakit,” bisik Jessica yang sejak tadi pandangannya tak lepas dari wajah pria pujaan hatinya yang terlihat begitu memprihatinkan. Pria yang sebenarnya adalah suaminya sendiri. Ternyata cintanya memang tidak salah berlabuh selama ini.
“Nggak perlu, Abang baik-baik saja. Tampaknya kamu yang harus ke Rumah Sakit. Wajahmu pucat sekali, Istriku?”
Jessica terdiam. Dia ingin tersenyum karena terlalu senang mendengarkan ucapan Joandra barusan. Tapi, dia tidak yakin melakukan hal itu setelah dia mengingat apa yang sudah dilakukannya siang semalam pada pria yang sudah menyelamatkannya lagi, dan itu untuk yang kesekian kalinya.
Jessica menundukkan wajahnya dan lalu terdiam tak berani berbicara.
Sejak tadi ternyata dia sedikit lupa dengan apa yang s
Mendapati jawaban sarkas seperti itu kembali membuat Madam Donna melongo. Mobil itu sudah langsung bergerak pergi dan Kenrick ternyata benar-benar meninggalkan mereka semuanya, termasuk para bodyguardnya yang yang ditinggalkannya begitu saja tanpa kata.Di sebuah Rumah Sakit yang sangat berkelas, Jessica sedang terbaring lemah. Rambut panjangnya tergerai begitu saja, dengan pergelangan tangannya yang terpasang oleh jarum infus.Joandra duduk pada sebuah kursi di samping ranjang Jessica dengan kepalanya yang sedang diletakkannya pada pinggiran ranjang Jessica sambil memegang jemari tangan gadis kecilnya yang tampaknya sudah terlelap.Ya, saat ini sudah hampir pukul 3 dini hari.Wajah dan tubuh Joandra sudah bersih dari noda darah yang awalnya melekat di pakaian dan wajahnya. Kini Joandra juga sudah berganti dengan pakaian yang sudah diantarkan oleh Ricko barusan.Wajah tampannya itu tidak ada yang tergores, hanya saja sudut bibirnya terlihat memerah dengan sebagian terlihat mulai terli
“Hmm. Tentu saja,” Jessica menjawab risih sambil menyingkirkan lengan kekar Joandra yang sudah mulai mengangkat rok bawahannya. Entah mengapa itu membuat Jessica merasakan mereka itu memang sudah seperti pasangan suami istri benaran saja. Dan memikirkan itu semakin membuatnya merasa cemas.Akhirnya Joandra melepaskan tubuh Jessica yang dari tadi terus direngkuhnya karena khawatir dengan kondisi wanita pujaan hatinya itu. Selesai melepaskan tubuh gadisnya Joandra mulai melangkah berbalik ingin meninggalkan kamar mandi.“Uhh!”Jessica meringis kaget ketika tubuhnya terasa oleng berpapasan saat dilepaskan oleh Joandra barusan. Ternyata tubuhnya itu masih begitu lemah dan tak berdaya, meleset dari perkiraannya sendiri. Jessica segera berusaha menggapai-gapai dinding kamar mandi disampingnya.Joandra segera berbalik ketika mendengar suara kaget Jessica barusan, dan langsung menangkap tubuh Jessica yang oleng dan akan terjerembab sesaat
Joandra berkata sambil menahan debaran dan getaran di dalam dadanya yang terasa begitu berbeda, karena hasratnya kini sudah terasa semakin membuncah saja. Ternyata hasrat yang disertai rasa sayang dan cinta itu sungguh terasa berbeda. Tidak ada keinginan untuk melampiaskan meski sangat menginginkannya. Dan Joandra mencoba bertahan dengan kadar cintanya yang begitu sempurna.“A-abang, A—aku ... Jessica ... k—kita kan bukan, b-belum?" Jessica tergagap-gagap, begitu kikuk saat melihat mata Joandra yang terlihat begitu berbeda. Menatapnya begitu dalam dan membuat degup jantungnya menjadi tidak karuan.“Kita kenapa? Kita adalah sepasang Suami-Istri, dan aku bertanggung jawab menjaga dan membantumu di sini. Karena istri itu memang merupakan tanggung jawabnya seorang suami, bukankah begitu?! Abang tidak akan seperti Jessica. Pergi begitu saja dan meninggalkan Abang meski sudah tau kalau Abang itu adalah suamimu sendiri. Sudah dijemput malah ditolak dan dipermalukan. Abang tidak seperti itu.”
“Abang jangan asal menuduh gitu dong. Jika Abang punya alasan untuk kebohongan yang Abang lakukan selama ini, sama halnya Jessica juga punya alasan yang kuat kenapa bisa ingin bertunangan dengan bang Kent dengan begitu terburu-buru lagi,” ujar Jessica ingin meluruskan semuanya sebelum mereka semakin saling salah paham.“Tuh, manggilnya aja sudah dekat gitu kan ... gimana hati Abang.”“Ini semuanya memang sangat sulit untuk dijelaskan. Tapi mister Kent tidak ingin Jessica memanggilnya seperti itu, dan dia minta Jessica memanggilnya dengan sebutan abang atau mas gitu. Lagian panggilan Abang kan biasa untuk panggilan umum.”“Nah itu Jessica tahu. Lalu, kenapa nggak ada panggilan kesayangan yang spesial buat Abang selama ini? Apa itu artinya Jessica memang tak menganggap Abang seorang yang spesial. Jujur saja, kalau memang Jessica keberatan dengan status kita ... maka Abang akan segera mengurusnya.”“Abang
Joandra langsung memanggil Jessica dengan wajahnya yang terlihat begitu panik. Kemudian dia segera berjalan masuk dan meletakkan beberapa kantong makanan dan minuman itu ke atas meja. Joandra lalu segera menuju ke arah toilet ketika dia melihat pintu toilet itu tertutup.“Jess?!” seru Joandra sambil mengetuk pintu toilet yang terkunci dari dalam.Tidak ada sahutan, karena Jessica memang tidak ingin mengeluarkan tenaganya yang saat ini begitu berharga.“Jessica? Kamu di dalam, kan?!"Jessica yang sudah selesai di dalam sana, segera mengambil botol infusnya dan lalu membuka pintu toilet itu dengan gerakannya yang memang agak lamban.Cklek!“Kok teriak-teriak sih?” tanya Jessica dengan wajahnya yang terlihat berkeringat.“Jess, kamu baik-baik saja kan? Ngapain ke kamar mandi sendirian? Kanapa nggak nunggu Abang saja?” tanya Joandra beruntun dan terlihat begitu panik.Joandra langsung membopong tubuh itu tanpa berkata lagi. Dan Jessica pun tak menolaknya.“Iya, Jessica baik-baik saja kok
Joandra mendudukkan gadisnya di hadapan sekotak mie putih yang terlihat begitu menggoda.“Aku membeli mie putih, ini enak sekali rasanya. Sayurannya juga sangat baik buat kesehatan. Ayo Jessica coba dulu? Kalau nggak suka nanti jangan dimakan.”“Abang sudah mirip seperti Dokter,” Jessica menjawab sambil terkekeh pelan.“Abang hanya akan menjadi Dokter khusus untukmu seorang saja.”“Bagaimana dengan Tiffany?” tanya Jessica mengingat adik kesayangan Joandra yang dia kenal satu-satunya. Bertanya iseng sambil mengulum senyumnya.“Iya, tentu saja Fany juga. Maksud Abang, untuk wanita yang aku cintai hanya akan ada kamu saja,” Joandra menjawab sambil ikut terkekeh, lalu Joandra mulai menyuapi mie putih yang sedikit berkuah itu ke dalam mulut Jessica.“Gimana? Enak nggak?”Jessica hanya tersenyum sambil mengangguk. Ini adalah pertama kalinya Joandra memperhatikannya deng
Madam Donna terus terdiam sejak dia pulang. Ada sesuatu yang membuatnya mulai merasa takut dan gentar. Bahkan Kenrick yang diharapkannya itu bersikap begitu tidak sopan kepadanya dan juga belum membantunya sama sekali. Semua yang akan dilakukan oleh pria itu juga harus melalui imbalan. Ya, Madam Donna tampaknya baru menyadari kesalahan besar yang sudah dilakukannya.“Gimana Donna? Apa Kent sudah selesai mengurus semua prosedur untuk membebaskan Claudia?”Pagi ini, tuan Andi yang baru saja bangun dari tidurnya menemui istrinya itu sedang tercenung di ruang tamu. Tuan Andi langsung melontarkan pertanyaannya karena semalam istrinya pamit pergi untuk mengurus permasalahan itu.“Hah? K-Kenrick? Dia ... aku pikir dia tidak akan mampu melakukan itu. Jika dia mampu mungkin sudah sejak kemarin dia membantu kita.”“Maksudnya? Bukankah semalam kamu bilang dia akan mengurusnya? Bukankah semalam kalian pergi untuk mengurus masalah itu?!”“S-sebenarnya ... aduh, ini semuanya sulit sekali untuk dije
“Iya Kent! Kamu apa-apaan sih? Masa suka sama wanita gembel gitu?! Pembantu tidak pantas menjadi menantu Ibu!”Nyonya Gempita ikut murka dan menantang putranya.“Iya, iya Bu. Ayah. Kent akan mendengarkan kalian. Kent tidak akan menjalin hubungan dengan wanita itu lagi,” ujar Kenrick sambil menunduk, terlihat begitu patuh dengan perintah ibunya.“Nah begitu. Putra Ibu memang sangat hebat dan luar biasa. Selain itu juga sangat baik dan hormat sama orang tua. Tidak seperti putramu itu Pah. Sudah pembangkang, brutal lagi! Tidak pernah dididik dengan baik!”Tuan Dinata menghela napasnya kasar. Dia memang sudah sering mendengar putranya itu selalu direndahkan dan dibandingkan dengan Kenrick. Tapi, kali ini tentu saja tuan Dinata tidak bisa membela putranya yang memang terlihat sebagai pesalah.“Iya. Nanti aku juga akan melarangnya berhubungan dengan pembantu itu,” kata tuan Dinata mencoba mencairkan suasana agar terlihat imbang.“Memangnya Papah pikir Joandra akan mendengar perkataanmu, Pah
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl