Joandra mendudukkan gadisnya di hadapan sekotak mie putih yang terlihat begitu menggoda.
“Aku membeli mie putih, ini enak sekali rasanya. Sayurannya juga sangat baik buat kesehatan. Ayo Jessica coba dulu? Kalau nggak suka nanti jangan dimakan.”
“Abang sudah mirip seperti Dokter,” Jessica menjawab sambil terkekeh pelan.
“Abang hanya akan menjadi Dokter khusus untukmu seorang saja.”
“Bagaimana dengan Tiffany?” tanya Jessica mengingat adik kesayangan Joandra yang dia kenal satu-satunya. Bertanya iseng sambil mengulum senyumnya.
“Iya, tentu saja Fany juga. Maksud Abang, untuk wanita yang aku cintai hanya akan ada kamu saja,” Joandra menjawab sambil ikut terkekeh, lalu Joandra mulai menyuapi mie putih yang sedikit berkuah itu ke dalam mulut Jessica.
“Gimana? Enak nggak?”
Jessica hanya tersenyum sambil mengangguk. Ini adalah pertama kalinya Joandra memperhatikannya deng
Madam Donna terus terdiam sejak dia pulang. Ada sesuatu yang membuatnya mulai merasa takut dan gentar. Bahkan Kenrick yang diharapkannya itu bersikap begitu tidak sopan kepadanya dan juga belum membantunya sama sekali. Semua yang akan dilakukan oleh pria itu juga harus melalui imbalan. Ya, Madam Donna tampaknya baru menyadari kesalahan besar yang sudah dilakukannya.“Gimana Donna? Apa Kent sudah selesai mengurus semua prosedur untuk membebaskan Claudia?”Pagi ini, tuan Andi yang baru saja bangun dari tidurnya menemui istrinya itu sedang tercenung di ruang tamu. Tuan Andi langsung melontarkan pertanyaannya karena semalam istrinya pamit pergi untuk mengurus permasalahan itu.“Hah? K-Kenrick? Dia ... aku pikir dia tidak akan mampu melakukan itu. Jika dia mampu mungkin sudah sejak kemarin dia membantu kita.”“Maksudnya? Bukankah semalam kamu bilang dia akan mengurusnya? Bukankah semalam kalian pergi untuk mengurus masalah itu?!”“S-sebenarnya ... aduh, ini semuanya sulit sekali untuk dije
“Iya Kent! Kamu apa-apaan sih? Masa suka sama wanita gembel gitu?! Pembantu tidak pantas menjadi menantu Ibu!”Nyonya Gempita ikut murka dan menantang putranya.“Iya, iya Bu. Ayah. Kent akan mendengarkan kalian. Kent tidak akan menjalin hubungan dengan wanita itu lagi,” ujar Kenrick sambil menunduk, terlihat begitu patuh dengan perintah ibunya.“Nah begitu. Putra Ibu memang sangat hebat dan luar biasa. Selain itu juga sangat baik dan hormat sama orang tua. Tidak seperti putramu itu Pah. Sudah pembangkang, brutal lagi! Tidak pernah dididik dengan baik!”Tuan Dinata menghela napasnya kasar. Dia memang sudah sering mendengar putranya itu selalu direndahkan dan dibandingkan dengan Kenrick. Tapi, kali ini tentu saja tuan Dinata tidak bisa membela putranya yang memang terlihat sebagai pesalah.“Iya. Nanti aku juga akan melarangnya berhubungan dengan pembantu itu,” kata tuan Dinata mencoba mencairkan suasana agar terlihat imbang.“Memangnya Papah pikir Joandra akan mendengar perkataanmu, Pah
Joandra kembali menggendong Jessica dan membaringkan wanita pujaan hatinya itu di atas ranjang.“Aku akan memanggil Dokter,” kata Joandra yang terlihat sangat panik melihat keadaan Jessica yang terlihat semakin drop.Jessica diam dan hanya pasrah mendengar itu. Tidak ada penolakan sama sekali.Joandra memencet tombol merah yang ada di samping ranjang. Setelah memencet tombol itu, Joandra segera mengambil air putih hangat untuk Jessica.“Ayo, minum dulu.”Jessica mengangkat kepalanya dibantu oleh Joandra, meminum air hangat dengan cepat. Karena tenggorokannya memang terasa sangat perih dan tidak enak.Joandra merasa sangat panik dan cemas melihat Jessica yang sejak tadi tidak berkata-kata sama sekali. Joandra semakin tidak tega melihat keadaan Jessica yang semakin memprihatinkan dan malah bukan semakin membaik.“Gimana, Jess? Apa kamu merasa lapar? Ingin makan sesuatu?”Jessica hanya menggeleng perlahan.Pedih yang saat ini sedang dirasakan oleh Jessica pada lambungnya, membuat air ma
Ujung kaki Joandra yang sebelahnya terlihat jatuh ke arah bawah. Tampaknya Joandra sengaja meletakkan sebelah kakinya di bawah sana, agar dia lebih dekat dengan Jessica, dan akan siap siaga saat gadisnya itu memanggilnya.Sekali lagi Jessica mengakui ketampanan dan kegagahan Joandra.Tubuh Joandra memang terlihat sangat sempurna. Selama ini Jessica selalu merasa terlindungi dan sangat damai saat berada di dalam dekapan Joandra. Jessica mengembangkan senyumnya saat mengingat jika Joandra sudah menjadi suaminya sejak beberapa bulan yang lalu. Dan semua itu mungkin karena ingin membalas dendam atas apa yang sudah dilakukan oleh ibu dan kakaknya selama ini.‘Pria yang malang. Sebenarnya dia lebih malang dari aku kan? Dia juga tidak mengetahui semua itu sejak awal. Dan aku pikir ... dia mungkin sudah pun mencintai kak Claudia karena mereka memang sudah menjadi pasangan suami-istri selama ini. Kalau dengan mengikatku bisa melampiaskan marah dan dendammu, aku aka
“Abang mau ke mana?”Pertanyaan itu terlontar begitu saja saat Jessica melihat apa yang sedang dilakukan oleh Joandra saat ini.“Jessica tidak akan pernah merasa nyaman jika tidur dengan seseorang yang tidak Jessica sukai.”“Tapi ... tadi Abang bilang mau tidur di sini?!”Jessica bertanya kaget ketika melihat raut wajah datar Joandra yang tidak lagi terlihat senyuman sama sekali, bahkan senyuman hambar sekali pun.“Untuk apa?”Joandra bertanya dengan tubuhnya yang masih terbaring setengahnya saja.“Abang bilang ingin menemani Jessica?” ujar Jessica dengan pertanyaannya yang terdengar begitu bodoh dipendegarannya sendiri.“Abang tidak akan tidur dengan wanita yang tidak menyukai Abang sama sekali. Jessica tidak perlu khawatir, Abang tidak marah. Kita masih bisa berhubungan seperti yang Jessica inginkan. Sebagai saudara atau mungkin sebagai seorang teman biasa.”Joandra berkata serius tanpa ada senyuman di wajahnya. Dia benar-benar sedang mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menahan ra
Rasa amarah itu semakin berkobar saat Kenrick mengetahui ternyata Joandra benar-benar sudah menikah dengan Jessica. Dan untuk itu dia ingin memanfaatkan informasi tersebut. Dia ingin membuat skenario baru untuk menghancurkan hubungan ayahnya dengan saudara tirinya itu. Rasanya dia semakin muak mendapati kenyataan kalau Joandra ternyata mendapatkan segala apa yang sesungguhnya diinginkannya.“Bayar dendanya dan berikan ganjaran 10 kali lipat pada mereka! Aku tidak menerima kegagalan!”Selesai mengatakan itu Kenrick mengakhiri panggilannya dan lalu menatap tajam ke arah foto Jessica yang sudah diambilnya dalam diam.“Kau akan menjadi milikku, Jessica! Dan dia? Dia akan melihat dan menyaksikan kebersamaan bahkan percintaan kita dengan mata kepalanya sendiri! Aku bersumpah akan membuat kalian berdua bermusuhan satu sama lainnya!”Pagi ini, Joandra sudah selesai membersihkan dirinya dan sudah berpenampilan rapi. Joandra mengenakan jam tangannya sambil tersenyum melihat Jessica yang masih t
"Aku tahu tentang itu. Makanya, aku juga tidak perduli jika tak mendapat restu dari orang tuamu atau pun orang tuaku sendiri. Terserah sajalah. Yang penting kita saling mencintai. Besok aku akan mengurus Acara resepsi pernikahan kita.”Joandra berkata santai dan terdengar tak memiliki beban sama sekali, karena dia memang sudah tak perduli lagi dengan restu orang tua yang tidak memiliki hati nurani seperti ayahnya dan juga ibu mertuanya Madam Donna.‘Persetan dengan mereka!’ batin Joandra meyakinkan diri dan hatinya.“M-mana mungkin, Sayang. Kita tidak boleh seperti itu. Bagaimana pun, restu kedua orang tua paling penting dalam sebuah pernikahan.”“Lalu?”“Ya kita harus meminta restu sama ibu dan ayah. Dan Sayang ... kamu harus membawaku menemui kedua orang tuamu. Bukankah seharusnya memang begitu?”Deg!Joandra memejamkan matanya sesaat. Menarik napasnya dalam-dalam sambil berpikir keras. Mungkin dia memang sudah harus berterus terang dengan gadis kecilnya itu. Terlebih saat ini merek
“Iya. Katanya Honey ingin dikenalkan sama Mama. Jadi kan mau ketemu sama Mama?” tanya Joandra dengan suara pelannya sambil terus menyetir mobil mewahnya.“Ya, jadi dong. Memangnya Mama tinggal di kawasan ini juga? Kenapa Sayang nggak pernah bilang sama Jessica? Kenapa juga baru sekarang kita mengunjungi Mama?”Jessica bertanya dengan berbagai pertanyaannya yang terdengar sangat logis, dan itu membuat Joandra tersenyum samar.Mobil mulai memelan saat mereka sudah tiba di kawasan yang dijaga dengan sangat ketat di sana. Pagar-pagar kokoh itu selalu terlihat sangat rapi dan terawat. Tidak ada cat yang terlihat terkelupas apa lagi bercak-bercak kotoran dari debu yang tertempel di sana. Sungguh, tempat rahasia dan tersembunyi itu selalu terawat dan dijaga dengan sangat baik oleh pengelola yang menjadi penanggung jawab di sana. Dan dia adalah pak Cipto.Joandra mematikan mesin mobil dan langsung mengitari mobil untuk membuka pintu mobil Jessica.Mereka berdua sama-sama melangkah masuk ke da
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl