“Hmm. Tentu saja,” Jessica menjawab risih sambil menyingkirkan lengan kekar Joandra yang sudah mulai mengangkat rok bawahannya. Entah mengapa itu membuat Jessica merasakan mereka itu memang sudah seperti pasangan suami istri benaran saja. Dan memikirkan itu semakin membuatnya merasa cemas.Akhirnya Joandra melepaskan tubuh Jessica yang dari tadi terus direngkuhnya karena khawatir dengan kondisi wanita pujaan hatinya itu. Selesai melepaskan tubuh gadisnya Joandra mulai melangkah berbalik ingin meninggalkan kamar mandi.“Uhh!”Jessica meringis kaget ketika tubuhnya terasa oleng berpapasan saat dilepaskan oleh Joandra barusan. Ternyata tubuhnya itu masih begitu lemah dan tak berdaya, meleset dari perkiraannya sendiri. Jessica segera berusaha menggapai-gapai dinding kamar mandi disampingnya.Joandra segera berbalik ketika mendengar suara kaget Jessica barusan, dan langsung menangkap tubuh Jessica yang oleng dan akan terjerembab sesaat
Joandra berkata sambil menahan debaran dan getaran di dalam dadanya yang terasa begitu berbeda, karena hasratnya kini sudah terasa semakin membuncah saja. Ternyata hasrat yang disertai rasa sayang dan cinta itu sungguh terasa berbeda. Tidak ada keinginan untuk melampiaskan meski sangat menginginkannya. Dan Joandra mencoba bertahan dengan kadar cintanya yang begitu sempurna.“A-abang, A—aku ... Jessica ... k—kita kan bukan, b-belum?" Jessica tergagap-gagap, begitu kikuk saat melihat mata Joandra yang terlihat begitu berbeda. Menatapnya begitu dalam dan membuat degup jantungnya menjadi tidak karuan.“Kita kenapa? Kita adalah sepasang Suami-Istri, dan aku bertanggung jawab menjaga dan membantumu di sini. Karena istri itu memang merupakan tanggung jawabnya seorang suami, bukankah begitu?! Abang tidak akan seperti Jessica. Pergi begitu saja dan meninggalkan Abang meski sudah tau kalau Abang itu adalah suamimu sendiri. Sudah dijemput malah ditolak dan dipermalukan. Abang tidak seperti itu.”
“Abang jangan asal menuduh gitu dong. Jika Abang punya alasan untuk kebohongan yang Abang lakukan selama ini, sama halnya Jessica juga punya alasan yang kuat kenapa bisa ingin bertunangan dengan bang Kent dengan begitu terburu-buru lagi,” ujar Jessica ingin meluruskan semuanya sebelum mereka semakin saling salah paham.“Tuh, manggilnya aja sudah dekat gitu kan ... gimana hati Abang.”“Ini semuanya memang sangat sulit untuk dijelaskan. Tapi mister Kent tidak ingin Jessica memanggilnya seperti itu, dan dia minta Jessica memanggilnya dengan sebutan abang atau mas gitu. Lagian panggilan Abang kan biasa untuk panggilan umum.”“Nah itu Jessica tahu. Lalu, kenapa nggak ada panggilan kesayangan yang spesial buat Abang selama ini? Apa itu artinya Jessica memang tak menganggap Abang seorang yang spesial. Jujur saja, kalau memang Jessica keberatan dengan status kita ... maka Abang akan segera mengurusnya.”“Abang
Joandra langsung memanggil Jessica dengan wajahnya yang terlihat begitu panik. Kemudian dia segera berjalan masuk dan meletakkan beberapa kantong makanan dan minuman itu ke atas meja. Joandra lalu segera menuju ke arah toilet ketika dia melihat pintu toilet itu tertutup.“Jess?!” seru Joandra sambil mengetuk pintu toilet yang terkunci dari dalam.Tidak ada sahutan, karena Jessica memang tidak ingin mengeluarkan tenaganya yang saat ini begitu berharga.“Jessica? Kamu di dalam, kan?!"Jessica yang sudah selesai di dalam sana, segera mengambil botol infusnya dan lalu membuka pintu toilet itu dengan gerakannya yang memang agak lamban.Cklek!“Kok teriak-teriak sih?” tanya Jessica dengan wajahnya yang terlihat berkeringat.“Jess, kamu baik-baik saja kan? Ngapain ke kamar mandi sendirian? Kanapa nggak nunggu Abang saja?” tanya Joandra beruntun dan terlihat begitu panik.Joandra langsung membopong tubuh itu tanpa berkata lagi. Dan Jessica pun tak menolaknya.“Iya, Jessica baik-baik saja kok
Joandra mendudukkan gadisnya di hadapan sekotak mie putih yang terlihat begitu menggoda.“Aku membeli mie putih, ini enak sekali rasanya. Sayurannya juga sangat baik buat kesehatan. Ayo Jessica coba dulu? Kalau nggak suka nanti jangan dimakan.”“Abang sudah mirip seperti Dokter,” Jessica menjawab sambil terkekeh pelan.“Abang hanya akan menjadi Dokter khusus untukmu seorang saja.”“Bagaimana dengan Tiffany?” tanya Jessica mengingat adik kesayangan Joandra yang dia kenal satu-satunya. Bertanya iseng sambil mengulum senyumnya.“Iya, tentu saja Fany juga. Maksud Abang, untuk wanita yang aku cintai hanya akan ada kamu saja,” Joandra menjawab sambil ikut terkekeh, lalu Joandra mulai menyuapi mie putih yang sedikit berkuah itu ke dalam mulut Jessica.“Gimana? Enak nggak?”Jessica hanya tersenyum sambil mengangguk. Ini adalah pertama kalinya Joandra memperhatikannya deng
Madam Donna terus terdiam sejak dia pulang. Ada sesuatu yang membuatnya mulai merasa takut dan gentar. Bahkan Kenrick yang diharapkannya itu bersikap begitu tidak sopan kepadanya dan juga belum membantunya sama sekali. Semua yang akan dilakukan oleh pria itu juga harus melalui imbalan. Ya, Madam Donna tampaknya baru menyadari kesalahan besar yang sudah dilakukannya.“Gimana Donna? Apa Kent sudah selesai mengurus semua prosedur untuk membebaskan Claudia?”Pagi ini, tuan Andi yang baru saja bangun dari tidurnya menemui istrinya itu sedang tercenung di ruang tamu. Tuan Andi langsung melontarkan pertanyaannya karena semalam istrinya pamit pergi untuk mengurus permasalahan itu.“Hah? K-Kenrick? Dia ... aku pikir dia tidak akan mampu melakukan itu. Jika dia mampu mungkin sudah sejak kemarin dia membantu kita.”“Maksudnya? Bukankah semalam kamu bilang dia akan mengurusnya? Bukankah semalam kalian pergi untuk mengurus masalah itu?!”“S-sebenarnya ... aduh, ini semuanya sulit sekali untuk dije
“Iya Kent! Kamu apa-apaan sih? Masa suka sama wanita gembel gitu?! Pembantu tidak pantas menjadi menantu Ibu!”Nyonya Gempita ikut murka dan menantang putranya.“Iya, iya Bu. Ayah. Kent akan mendengarkan kalian. Kent tidak akan menjalin hubungan dengan wanita itu lagi,” ujar Kenrick sambil menunduk, terlihat begitu patuh dengan perintah ibunya.“Nah begitu. Putra Ibu memang sangat hebat dan luar biasa. Selain itu juga sangat baik dan hormat sama orang tua. Tidak seperti putramu itu Pah. Sudah pembangkang, brutal lagi! Tidak pernah dididik dengan baik!”Tuan Dinata menghela napasnya kasar. Dia memang sudah sering mendengar putranya itu selalu direndahkan dan dibandingkan dengan Kenrick. Tapi, kali ini tentu saja tuan Dinata tidak bisa membela putranya yang memang terlihat sebagai pesalah.“Iya. Nanti aku juga akan melarangnya berhubungan dengan pembantu itu,” kata tuan Dinata mencoba mencairkan suasana agar terlihat imbang.“Memangnya Papah pikir Joandra akan mendengar perkataanmu, Pah
Joandra kembali menggendong Jessica dan membaringkan wanita pujaan hatinya itu di atas ranjang.“Aku akan memanggil Dokter,” kata Joandra yang terlihat sangat panik melihat keadaan Jessica yang terlihat semakin drop.Jessica diam dan hanya pasrah mendengar itu. Tidak ada penolakan sama sekali.Joandra memencet tombol merah yang ada di samping ranjang. Setelah memencet tombol itu, Joandra segera mengambil air putih hangat untuk Jessica.“Ayo, minum dulu.”Jessica mengangkat kepalanya dibantu oleh Joandra, meminum air hangat dengan cepat. Karena tenggorokannya memang terasa sangat perih dan tidak enak.Joandra merasa sangat panik dan cemas melihat Jessica yang sejak tadi tidak berkata-kata sama sekali. Joandra semakin tidak tega melihat keadaan Jessica yang semakin memprihatinkan dan malah bukan semakin membaik.“Gimana, Jess? Apa kamu merasa lapar? Ingin makan sesuatu?”Jessica hanya menggeleng perlahan.Pedih yang saat ini sedang dirasakan oleh Jessica pada lambungnya, membuat air ma