Penyesalan memang selalu datang terlambat, dan bagi Joandra tidak ada seorang pun yang bisa lepas dari pembalasannya karena dia hanya merupakan Manusia biasa. Dia bukan Tuhan. Yang memiliki hati luar biasa pemaaf dan selalu memberikan kesempatan pada umatnya yang ingin bertobat.Beberapa hari sudah berlalu, pagi ini Joandra kembali melakukan kinerjanya seperti biasanya. Dan karena berbagai kesibukannya, banyak hal penting yang tak bisa ditanganinya sendiri sehingga dia memang selalu membutuhkan kedua orang kepercayaannya itu. Siapa lagi kalau bukan Ricko dan juga Leonal.“Hari ini kamu harus ke luar kota, Ricko. Kamu urus masalah yang terjadi di cabang Bank yang ada di Semarang. Dan kamu Leonal, kamu ke perbatasan kota untuk melihat kemajuan pembangunan itu. 1 bulan lagi semua pekerjaan harus sudah clear sesuai berita acara yang sudah dibuat, dan harus langsung serah terima tepat waktu.”“Baik, Tuan Presdir,” jawab Leonal cepat.&l
"Mana mungkin saya mengembalikan kartu itu kepada tuan Presdir, Nona Muda? Jika saya mengembalikan kartu itu, artinya Nona muda harus siap karena tuan Presdir pasti akan ke sini untuk mencari Nona muda, dan saya tidak mungkin masih bisa menyembunyikan lagi keberadaan Nona muda seperti saat ini.”Jessica tercekat ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ricko barusan. Apa yang dikatakan oleh Ricko memang benar adanya, dan itu membuat Jessica merasa semakin bingung. Jelas dia tidak ingin menyimpan kartu itu lagi, karena itu hanya akan membebankan dirinya.“Kalau begitu Pak Ricko tolong simpankan buat saya. Kartu ini sangat membebankan saya, dan saya juga tidak membutuhkan kartu ini sama sekali,” ujar Jessica ingin menyodorkan kartu itu ke arah Ricko, namun keburu ada pelayan yang datang dan langsung menghidangkan makanan di atas meja itu.Jessica kembali menarik kartu itu sebelum teman kerjanya melihatnya.“Kita makan siang dulu, Non
Sore mulai menjelang.Ricko melihat jam tangannya sambil membuka pintu mobilnya. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 4 sore ketika dia menyelesaikan semua tugasnya di lokasi.Ricko lalu menyalakan mesin mobilnya, tapi pria itu terlihat tercenung tak juga mulai menjalankan mobilnya.Ricko mengambil ponsel baru yang tadi dibelikannya dengan tujuan memberikan pada nona mudanya. Tapi dasar Jessica yang keras kepala, dia tidak ingin mengambilnya sama sekali.Pikiran Ricko terus melayang. Dia mulai merasa bimbang jika satu ketika tanpa disadarinya nona mudanya itu kembali menghilang. Maka orang yang paling bersalah saat itu pasti adalah dirinya.Ricko menjalankan mobilnya perlahan, dan dia menghentikan mobilnya tak jauh dari rumah makan di mana tempat nona mudanya bekerja saat ini. Dari kejauhan Ricko mulai memantau dan terus memperhatikan pintu rumah makan itu, dia sedang melakukan apa yang saat ini terpikirkan olehnya.Kini malam mulai merayap
“Benar. Kalian cari tahu di mana keberadaan Nona Muda saat ini. Jika kalian sudah mengetahuinya, langsung kabarkan padaku!”“Memangnya apa yang terjadi, Tuan Presdir?” tanya Leonal pura-pura tidak mengetahui apa-apa, dan itu dikarenakan selama 1 minggu ini mereka juga sudah mencari informasi itu dalam diam, dan sampai hari ini mereka belum menemukan apa pun informasi tentang nona muda mereka. Sepertinya pekerjaan mereka kali ini sangat sulit.“Tidak usah banyak tanya! Cari saja informasi tentang Nona Muda. Dan yang paling penting, kalian selidiki apakah Nona Muda ada bersama Kenrick atau tidak. Jika perlu kerahkan orang kita! Ingat, jangan sampai ada yang tau jika kita sedang mencari Nona Muda. Ini akan membuat keadaan Nona Muda menjadi bahaya. Jangan sampai ada yang memanfaatkan kesempatan ini.”“Baik Tuan Presdir!”Ricko dan Leonal langsung menunduk hormat, dan kemudian langsung berjalan keluar dari sana.
“A-apa?! Pak Ricko kalau ngomong yang bener dong! Jangan separuh-separuh begini!”Jessica melontarkan ucapan dengan wajahnya yang terlihat kesal pada Ricko. Kesal karena pria itu tidak menjabarkan secara langsung dan hanya membuat dirinya semakin senewen.Ricko tersenyum simpul dan lalu mulai merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Ricko lalu sibuk mencari sesuatu di sana, dan kemudian menyodorkan ponsel itu kepada nona mudanya.Jessica mengambil ponsel itu cepat dengan kedua keningnya yang masih terlihat saling bertaut. Wajah panik terlihat begitu jelas dengan dadanya yang terlihat naik turun dengan cepat.Jessica terlihat membaca dengan begitu serius apa yang saat ini sedang dilihatnya. Mulutnya yang mungil itu sampai menganga tak menyangka jika ibunya tega memfitnah Joandra sudah meniduri bahkan menghamilinya. Bahkan itu disampirkan dengan dirinya yang hanya sebagai adik ipar dari Joandra sendiri.‘Pemberitaan seperti
Deru napas itu mulai terdengar tak beraturan. Dada bidang Joandra juga terlihat naik turun dengan cepat, bahkan detak yang sangat cepat itu seolah bisa didengarkannya saat ini.“Di mana tempat ini Ricko?! Ini di mana?! Cari tau sekarang!”Betapa kagetnya Ricko ketika kembali mendapatkan perintah yang terdengar begitu tiba-tiba. Padahal Ricko pikir tuan presdirnya akan merasa senang dan itu akan membuatnya sedikit tenang. Ternyata dugaannya meleset!“T-tapi saya harus ke Lion Corp?”“Tinggalkan urusan itu! Biarkan anggota lain yang mengurusnya! Kamu cari tahu tempat ini sekarang! Jika kamu tidak bisa, maka saya akan meminta bantuan pada pihak Kepolisian!”“B-baik Tuan Presdir. Saya akan mencarinya dengan segera,” patuh Ricko cepat, tidak bisa berbuat apa-apa.Bagaimana Joandra tidak terlihat gila?! Saat ini matanya sedang melihat konferensi pers tertutup yang dilakukan oleh Jessica seorang diri. Menjelaskan tentang hubungan mereka dan pengakuan Jessica yang tidak pernah ditiduri oleh J
Jessica langsung berdiri tegak dari tempat duduknya.“Jadi ini yang kamu lakukan di belakang aku, Ricko?!”Suara barusan membuat darah Ricko bagai ingin berhenti mengalir dalam seketika. Meski Ricko belum menoleh dan belum melihat wajah dari suara yang didengarnya, dia tahu dengan jelas siapa pemilik dari suara sangar tersebut.Jessica masih diam karena saat ini Joandra belum menyapanya. Namun, pandangan mata Joandra yang begitu tajam seketika membuat keberanian Jessica seolah ingin menciut. Andai saja bisa, saat ini Jessica ingin menghilangkan dirinya tanpa jejak sama sekali. Tapi, walau ingin bunuh diri sekali pun, rasanya saat ini sudah sangat terlambat.Entah kenapa mata itu menatapnya seolah dirinya sudah melakukan sebuah kesalahan yang sangat besar. Dan itu membuat Jessica menelan salivanya berulang kali. Kepalanya tiba-tiba menjadi sakit luar biasa.Ricko menolehkan wajahnya cepat tanpa berdiri dari duduknya. Itu efek kaget
Majikan pemilik rumah makan sederhana itu membulatkan matanya. Melihat pelayan yang baru bekerja 1 minggu lebih ini berada di antara 2 pria yang terlihat begitu tangguh dan kaya, sungguh itu membuat sang Emak terkejut luar biasa. Terlebih dalam pandangannya Joandra terlihat begitu berkelas dengan wajah tegas yang penuh wibawa dan kepemimpinan itu. Sungguh itu adalah sebuah penampilan seorang Sultan yang belum pernah dilihatnya selama ini.Semuanya terpana dan mulai menghitung mundur di dalam hatinya masing-masing.Satu detik, dua detik, tiga detik sudah berlalu.Kini wajah Joandra sudah semakin mendekat dan napasnya mampu menyapu seluruh wajah Jessica. Bahkan dada bidangnya sudah mulai menyentuh ringan kedua gunung kembar yang sejak tadi terlihat semakin membusung menantangnya.Jessica menelan salivanya kasar. Dada Jessica semakin merasa sesak tatkala melihat manik mata Joandra kini seolah benar-benar akan membunuhnya detik ini juga. Dan mungkin nyawanya