Selesai makan malam, Joandra mengajak Jessica berjalan keluar ke arah taman depan di dekat kolam renang yang terlihat begitu indah dengan air mancur yang terus menghias seiring lampu-lampu temaram di sana yang sengaja dipasang untuk memperindah suasana luar.Joandra dan Jessica terlihat saling mengobrol santai sambil berjalan perlahan ke arah kolam renang, sebelum sebuah suara mengejutkan mereka.“Hai Jessica?”Suara yang sangat dikenal oleh telinga Joandra itu langsung membuat kepala Joandra ikut menoleh.Benar sekali. Itu adalah suara saudara tirinya, Kenrick.‘Kenapa pula dia ada di sini? Pasti dia terus mengikuti perkembangan dan info dari para Direksi yang lainnya. Kenapa manusia satu ini suka sekali mengganggu ketentraman hidupku?!’ batin Joandra merasa hatinya langsung bergemuruh.“Eh, Mister Kenrick? Ada di sini juga, kebetulan sekali?”Jessica yang belum mengetahui a
Diam. Joandra hanya diam memperhatikan sambil terus berbicara dengan sahabatnya.Ketika Jessica sudah melangkah pergi mengikuti Claudia dan Siska yang mengajaknya ke arah meja yang ada di dekat kolam sana, Joandra juga hanya membiarkan saja sambil terus memperhatikan dalam diamnya. Lagian, tak mungkin kedua wanita itu berani melakukan sesuatu pada Jessica di depan umum seperti ini.“Apa yang sudah kamu berikan sama Joandra hingga dia begitu baik denganmu, Jessica? Memberikan kamu sebuah Butik ... dan cincin berlian ini, aku pikir lumayan mahal juga kan?” ujar Claudia memulai. Rasa geramnya membuatnya tidak tahan jika tidak mengeluarkan unek-uneknya sekarang juga.“Nggak ada. Kan Jessica sudah bilang saat itu, Jessica hanya membantunya saja.”“Membantu apa? Membantu memuaskan hasratnya?” tanya Claudia dengan nada yang terdengar sedang mengejek dan melontarkan fitnahannya.“M-maksud Kakak apa? Jessica t
Terlambat. Iptu Arman dengan Leonal sudah berada tepat di belakang mereka berdua saat ini, karena Ricko ternyata juga sudah menceburkan dirinya ke dalam kolam untuk membantu tuan presdirnya.“Kalian berdua mau lari ke mana?!”Terdengar suara Iptu Mario berseru kencang. Bersamaan dengan itu, Iptu Mario bersama Leonal langsung mencekal kedua tangan Claudia dan juga Siska dengan cepat.Iptu Mario langsung memborgol tangan Claudia dan lalu memborgol tangan Siska yang juga sudah tidak bisa berkutik sama sekali.Semua para tamu terlihat langsung berlari keluar ketika melihat kasak-kusuk yang sudah terjadi di depan sana, termasuk Madam Donna, Benny, dan tuan Andi juga. Dan begitu mereka keluar ke depan sana, mata Madam Donna langsung membelalak ketika melihat tangan putri kesayangannya telah diborgol sedemikian rupa.“Ini ada apa?”“Apa yang terjadi?!&rd
Tidak. Joandra tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Tapi pandangan yang menghunus itu membuat Iptu Mario segera menyeret kedua wanita itu pergi bersama dengan anggotanya.Madam Donna tak berani bersuara. Mulut wanita paruh baya yang biasanya itu selalu berkicau bagaikan burung murai itu tidak bertanya atau bahkan memohon untuk putri sulungnya saat ini. Ya, Madam Donna melihat dengan jelas semuanya. Dan sinar tajam mata Joandra barusan seakan memperingatkannya bahwa saat ini putri sulungnya itu sedang dalam keadaan yang tidak akan terselamatkan lagi.Joandra segera berdiri sambil membopong tubuh Jessica yang masih terus terbatuk-batuk. Kedua mata gadis kecilnya itu masih terpejam begitu erat.Sepertinya saat ini gadisnya itu sedang menahan rasa sakit yang sangat, yang sudah membuat tubuhnya merasa begitu tak nyaman.Benny maju ingin membantu Joandra menggendong Jessica ketika matanya melihat ada noda darah dari lengan atas bagian kiri mantan adik iparnya yang sudah terlihat begitu
Joandra yang sejak tadi sudah menahan rasa kesalnya terhadap abang iparnya itu, langsung bergerak cepat memegang tangan Jessica dan menepis lengan Benny yang sejak tadi terus memegang lengan gadis pujaan hatinya itu. Selama menjadi adik ipar pria itu, Joandra belum pernah melihat kebaikan Benny terhadap Jessica. Dan keadaan saat ini membuat perasaan Joandra menjadi galau sendiri. Meski Joandra tahu Benny adalah abang dari Jessica, tapi dia tetap tak bisa terima ada tangan pria lain yang memegang gadisnya.“I-iya. Lagian Jessica nggak kenapa-napa. J-Jessica hanya lelah dan ingin istirahat saja.”“Beneran kamu nggak kenapa-napa? Abang benar mengkhawatirkanmu.”Kembali Benny berkata dengan nada pelannya sambil mengusap kening Jessica, membuat kening Joandra mengkerut hebat.“Apa-apaan kamu? Sejak kapan kamu mengkhawatirkan Jessica seperti ini?!” kesal Joandra menahan lengannya agar tak menonjok pria yang dulu dan nantinya
“Jess? Kamu kenapa?!” seru Joandra setelah dia berlari ke arah toilet, dan melihat gadis kecilnya sedang berkumur di sana.Jessica yang mendengar suara Joandra segera menoleh ke arah pria tersebut. Melihat wajah Jessica yang basah Joandra spontan menyambar beberapa helai tissue dari kotak tissue yang ada di sana dan langsung mengelap mulut gadis kecilnya.Joandra lalu memencet tombol closet dan kembali melihat ke arah Jessica.“Kenapa bisa muntah? Apa Jessica baik-baik saja?” tanpa Joandra panik sambil memegang lengan Jessica.“Gak tau juga Bang. Rasanya mual aja. Tapi sekarang nggak lagi,” ujar Jessica pelan sambil berjalan keluar, karena saat ini Joandra sudah mengambil alih botol infus yang tadi dipegangnya.“Kalau begitu aku akan panggilkan Dokter ke sini,” Joandra berkata cemas.“Nggak perlu. Abang tolong ambilkan air hangat boleh? Tenggorokan Jessica terasa sakit,” ujar Jessic
Joandra meringis sambil memegangi sebelah pangkal lengan kekarnya yang tadinya sudah robek kembali dan baru selesai dijahit lagi.“Kenapa Abang mencium Jessica seperti itu?! Hikss, hikss, hiksss.”Jessica berkata sambil menangis pilu. Mengungkapkan perasaan kacaunya saat ini akibat Joandra yang sudah mengambil kecupan pertamanya dengan tanpa diduganya sama sekali.“Jessica yang menantang Abang kan? Bukankah tadi Abang sudah memperingatkan Jessica?!” tanya Joandra gusar sambil menahan rasa sakit di lengannya. Jantungnya itu masih belum bisa berdetak normal lagi sejak dia melumat bibir yang sangat manis dan lembut, yang selalu dibayangkannya selama ini.Ini memang adalah yang pertama kali bagi mereka berdua.Joandra lalu berjalan mengitari ranjang sambil terus memegang pergelangan tangannya.“Arghh!”Joandra kembali meringis sambil menghempaskan tubuhnya di samping Jessica dengan sedikit kencang
Dengan posisi seperti sedang mendekap bantal gulingnya yang empuk, Joandra mulai memejamkan matanya. Membiarkan sesuatu miliknya yang menegang di bawah sana, menegang hingga kelelahan dan tertidur dengan sendirinya.Pagi mulai menjelang. Joandra dan Jessica yang tertidur begitu nyenyaknya, langsung terbangun saat mendengar suara ketukan di kamar pintu rawat inap vvip tersebut.Tok! Tok!Joandra membuka matanya seketika, sama seperti Jessica. Betepa kagetnya Joandra saat menyadari tangannya sedang berada di depan dada Jessica, dan menggenggam sebuah gumpalan yang berisi itu dengan sebelah telapak tangannya.Joandra segera memindahkan tangannya ke arah bawah dengan gerakan kilat. Lalu menurunkan wajahnya ke arah bawah melihat ke arah Jessica.Tap!Mata mereka berdua kembali bertemu pada satu titik. Dan Jessica tampak membelalakkan matanya.“Abang, ada yang datang!” panik Jessica ingin segera bangkit dari sana.&