‘Hampir saja aku kembali membuatmu celaka, sayangku. Ada apa ini?! Mana mungkin Ibu dan sekutunya sudah merencanakan hal yang tak masuk akal ini? Ini benar-benar gila!’ Joandra membatin dengan perasaannya yang kini merasa bercampur aduk. Tidak yakin yang melakukan itu semuanya adalah ibu mertuanya dan Claudia, atau bahkan saudara tirinya sendiri. Tak mungkin mereka sekejam itu dan menginginkan kematiannya dan juga Jessica.
Tak mungkin pula semua ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan ayahnya?! Bagaimana pun Joandra adalah satu-satunya putra kandungnya. Hal tersebut benar-benar tak bisa diterima oleh nalar Joandra sama sekali.
Tampak 2 mobil bodyguard Joandra segera berkebutan menjegar pelaku, yang sudah membuat mata mereka semuanya mendelik dan panik yang tiada terkira karena dugaan tuan presdir mereka ternyata benar adanya. Untung saja feeling Joandra memang sangat baik sekali. Jika tidak ... maka hari ini pasti akan menjadi hari bahagia sekaligus duka
Sementara itu, di kediaman mewahnya tuan Dinata sedang terbatuk-batuk. Saat ini dia menyaksikan resepsi pernikahan putra semata wayangnya lewat televisi.Ya, ini adalah pernikahan Joandra yang begitu ternama. Saat ini, bahkan semua saluran televisi sedang sibuk menanyangkan siaran langsung dari Hotel ternama milik Joandra, di mana acara resepsi pernikahan termewah sedang berlangsung.Tuan Dinata mulai mengembangkan senyumannya saat melihat putranya terlihat begitu tampan dan sedang bersanding dengan wanita yang terlihat begitu anggun dan menawan. Mereka berdua terlihat sangat serasi dan lagi dengan keadaan Jessica usianya masih begitu muda. Menawan dan rupawan. Seperti seorang Raja yang sedang bersanding dengan Ratunya yang memiliki kecantikan tingkat Dewi.“Maafkan Papa tidak bisa hadir di acara pernikahanmu ini, Joandra.”Tuan Dinata bergumam pelan, dan lalu kembali terbatuk-batuk parah.Sudah 1 minggu belakangan ini, kondisi tuan Dinata terlihat semakin memprihatinkan. Tubuhnya mel
Joandra benar-benar hilang kesabaran melihat pemberitaan itu. Sebisanya dia menetralkan perasaannya yang meledak-ledak akibat berita yang tak benar itu.Setiba di kediamannya, malam sudah mulai merayap. Tengah malam menyapa tepat ketika mereka sudah masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Ya, tuan Andi tentu saja masih pulang ke kediaman Joandra seperti biasanya.Kenrick yang tak puas dengan pemberitaan panas yang mengalir lambat itu membayar sejumlah orang untuk meneruskannya hingga jutaan kali. Dan kini berita itu benar-benar Viral adanya. Seperti yang mereka harapkan, meski viralnya berita itu tak sesuai dengan waktu yang mereka inginkan.Malam ini Joandra sama sekali bisa memejamkan matanya meski jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 dini hari. Sementara itu, Jessica langsung tertidur lelap setelah mereka mandi bersama-sama sepulang tadi.Malam ini Joandra tak meminta haknya sama sekali. Selain melihat Jessica yang terus menguap dan terlihat
“Hmm?” Claudia menjawab acuh tak acuh. Bagaimana pun saat ini Gibran memang sudah seperti barang tak berguna untuknya. Tapi, meski demikian Claudia masih membutuhkan Gibran untuk memuluskan semua rencananya ke depannya.“Apa benar janin yang kamu kandung itu adalah anak Joandra? Bukankah kita ...?” ujar Gibran terpotong.“Jangan pernah berbicara sembarangan. Sebelum melakukannya denganmu waktu itu, aku sebenarnya sudah melakukannya beberapa kali dengan Joandra. Dan seperti kamu lihat sendiri, kandunganku ini sudah mulai menginjak 5 bulan.”Claudia segera menyela untuk menghentikan praduga Gibran. Kali ini Claudia benar-benar ingin bermain dengan lebih baik. Dia tak ingin melibatkan terlalu banyak orang, dan kali ini dia hanya butuh sang dokter yang akan memanipulasi segalanya, dan itu bukan Gibran atau pun ibunya sendiri.“Oh, jadi begitu? Saat itu kamu berbohong padaku? Kamu bilang aku yang pertama untukmu?” ujar Gibran dengan keningnya yang terlihat terangkat ke arah atas.“Iya. Saa
“Informasi apa?”Jessica bertanya cepat dengan wajahnya yang terlihat mulai tegang. Kini mereka berdua sama-sama menatap dalam dengan pandangan yang terlihat sangat serius.“Entah bagaimana aku harus menjelaskannya. Yang pasti, aku tak pernah melakukan hubungan suami-istri dengan wanita mana pun kecuali kamu, Honey. Entah mengandung anak siapa, tapi Claudia menyebarkan fitnah jika dia sedang hamil, dan anak yang dikandungnya adalah anakku. Apa Honey percaya itu?”Hening.Entah harus menjawab apa, yang jelas dari wajah Jessica terlihat begitu syok dan bingung tak terkendali. Keadaan ini benar-benar membuat pikirannya mulai berkelana.‘Kak Claudia hamil? ... bagaimana jika nanti aku hamil juga. Bukankah kami sudah ... melakukannya kemarin?!’Jessica menelan salivanya kasar. Bingung, kaget, syok, dan panik. Semua perasaan kini mulai bercampur aduk. Tapi, ketika memikirkan kakaknya yang selama ini selalu anti
“Tes DNA?!”Claudia terlihat kaget ketika ibunya masuk ke dalam kamar dan memberitahukan apa maksud kedatangan Jessica dan Joandra pagi ini ke kediaman mereka.Awalnya Joandra dan Jessica bermaksud ke appartment milik Kenrick. Tapi, Jessica meminta Joandra mencari kakaknya ke kediaman ibunya terlebih dahulu. Jessica tahu bagaimana sayangnya ibunya terhadap kakaknya itu, dan firasatnya ibunya sudah mengetahui semuanya dan saat ini juga kakaknya itu pasti berada di kediaman ibunya.Begitu melihat mobil Joandra terparkir di depan, Madam Donna memerintahkan Claudia yang sedang sarapan di ruang makan untuk segera bersembunyi di dalam kamarnya.Ketika pintu rumah terbuka dan Joandra melihat wajah panik ibunya yang terlihat samar, Joandra tak lagi berbasa-basi dan menanyakan keberadaan Claudia. Yang dikatakannya adalah dia ingin mengajak Claudia untuk melakukan tes DNA. Sebuah permintaan yang membuat wajah Madam Donna langsung tersenyum seketika.
Claudia membatin sambil membuka pintu mobil dan duduk di belakang sana, dan tentu saja dia akan duduk dengan ibunya.“Kamu tak membiarkan Claudia duduk di depan saja, Joandra? Kursi depan itu lebih nyaman. Kan Claudia lagi hamil anak mu sekarang ini.”Tiba-tiba terdengar suara Madam Donna yang bertanya, dan itu membuat Claudia langsung tersenyum sumringah.Jessica yang baru saja duduk di depan sana langsung menelan salivanya berulang kali. Meski dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu selama ini oleh ibu kandungnya itu, tapi kali ini rasanya sakit sekali.‘Ya ... cepat atau lambat, kak Claudia yang akan duduk di depan dan menggantikan aku mendampingi abang Joan.’“Oh, iya. Ya sudah Kakak duduk di depan saja,” ujar Jessica dengan suaranya yang terdengar biasa-biasa saja. Berlawanan dengan apa yang sedang berperang di dalam benaknya.Jessica akan bangkit dan turun dari tempatnya tadi, tapi Joandra langsu
“Honey kenapa? Apa Honey kurang sehat? Kalau begitu kita periksakan ke rumah sakit langsung.”“T-tidak. Jessica baik-baik saja. Hanya saja Jessica sedang malas bepergian.”“Oh. Kalau begitu nanti kapan-kapan saja baru kita lihat hasilnya bersama-sama.”“Jangan. Sayang pergi saja lihat hasilnya. Nanti Sayang kabarin Jessica. Begitu saja ya. Jessica gerah dan mau mandi dulu, udahan ya. Da Sayang.”Klik!Joandra tergugu saat melihat panggilannya sudah diputuskan begitu saja. Baru kali ini Joandra melihat sikap dan perubahan yang sangat tak biasa ini, dan Joandra bisa mengerti.‘Sudah berulang kali kau membuat masalah denganku, Claudia. Oke. Baiklah. Ayo kita lihat permainan seperti apa yang kali ini kau ciptakan, Claudia!’Joandra melajukan mobilnya dan langsung ke rumah sakit yang bersangkutan. Tak terlihat gentar sama sekali meski dia tahu Claudia yang licik itu pasti akan mel
Mereka berdua terlihat tertawa renyah dengan guyonan mereka, meski sebenarnya di dalam benak mereka masing-masing sedang menahan rasa yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.Joandra mendudukkan Jessica di atas kursi makan, dan lalu dia sendiri duduk di samping wanita yang sangat dicintainya itu.Pelayan yang sejak tadi sudah meyaksikan majikannya berjalan ke arah ruang makan, sudah langsung menyiapkan makan malam. Melihat kemesraan itu membuat mereka tersenyum-senyum ikut senang dengan kebahagiaan majikannya yang kaku itu, dan terlihat begitu menyayangi wanita yang kini sudah menjadi istri sahnya.“Silakan Tuan Muda. Nona Muda.”Pelayan mempersilakan setelah selesai meletakkan sup yang terakhir dihidangkan barusan.“Ini adalah sup spesial buatanku. Coba Sayang cicipin dulu,” tawar Jessica sambil menyendokkan sup dengan sendok keramik berwarna putih yang barusan diambilnya.Jessica terlihat meniup-niup pelan sup