Joandra benar-benar hilang kesabaran melihat pemberitaan itu. Sebisanya dia menetralkan perasaannya yang meledak-ledak akibat berita yang tak benar itu.
Setiba di kediamannya, malam sudah mulai merayap. Tengah malam menyapa tepat ketika mereka sudah masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Ya, tuan Andi tentu saja masih pulang ke kediaman Joandra seperti biasanya.
Kenrick yang tak puas dengan pemberitaan panas yang mengalir lambat itu membayar sejumlah orang untuk meneruskannya hingga jutaan kali. Dan kini berita itu benar-benar Viral adanya. Seperti yang mereka harapkan, meski viralnya berita itu tak sesuai dengan waktu yang mereka inginkan.
Malam ini Joandra sama sekali bisa memejamkan matanya meski jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 dini hari. Sementara itu, Jessica langsung tertidur lelap setelah mereka mandi bersama-sama sepulang tadi.
Malam ini Joandra tak meminta haknya sama sekali. Selain melihat Jessica yang terus menguap dan terlihat
“Hmm?” Claudia menjawab acuh tak acuh. Bagaimana pun saat ini Gibran memang sudah seperti barang tak berguna untuknya. Tapi, meski demikian Claudia masih membutuhkan Gibran untuk memuluskan semua rencananya ke depannya.“Apa benar janin yang kamu kandung itu adalah anak Joandra? Bukankah kita ...?” ujar Gibran terpotong.“Jangan pernah berbicara sembarangan. Sebelum melakukannya denganmu waktu itu, aku sebenarnya sudah melakukannya beberapa kali dengan Joandra. Dan seperti kamu lihat sendiri, kandunganku ini sudah mulai menginjak 5 bulan.”Claudia segera menyela untuk menghentikan praduga Gibran. Kali ini Claudia benar-benar ingin bermain dengan lebih baik. Dia tak ingin melibatkan terlalu banyak orang, dan kali ini dia hanya butuh sang dokter yang akan memanipulasi segalanya, dan itu bukan Gibran atau pun ibunya sendiri.“Oh, jadi begitu? Saat itu kamu berbohong padaku? Kamu bilang aku yang pertama untukmu?” ujar Gibran dengan keningnya yang terlihat terangkat ke arah atas.“Iya. Saa
“Informasi apa?”Jessica bertanya cepat dengan wajahnya yang terlihat mulai tegang. Kini mereka berdua sama-sama menatap dalam dengan pandangan yang terlihat sangat serius.“Entah bagaimana aku harus menjelaskannya. Yang pasti, aku tak pernah melakukan hubungan suami-istri dengan wanita mana pun kecuali kamu, Honey. Entah mengandung anak siapa, tapi Claudia menyebarkan fitnah jika dia sedang hamil, dan anak yang dikandungnya adalah anakku. Apa Honey percaya itu?”Hening.Entah harus menjawab apa, yang jelas dari wajah Jessica terlihat begitu syok dan bingung tak terkendali. Keadaan ini benar-benar membuat pikirannya mulai berkelana.‘Kak Claudia hamil? ... bagaimana jika nanti aku hamil juga. Bukankah kami sudah ... melakukannya kemarin?!’Jessica menelan salivanya kasar. Bingung, kaget, syok, dan panik. Semua perasaan kini mulai bercampur aduk. Tapi, ketika memikirkan kakaknya yang selama ini selalu anti
“Tes DNA?!”Claudia terlihat kaget ketika ibunya masuk ke dalam kamar dan memberitahukan apa maksud kedatangan Jessica dan Joandra pagi ini ke kediaman mereka.Awalnya Joandra dan Jessica bermaksud ke appartment milik Kenrick. Tapi, Jessica meminta Joandra mencari kakaknya ke kediaman ibunya terlebih dahulu. Jessica tahu bagaimana sayangnya ibunya terhadap kakaknya itu, dan firasatnya ibunya sudah mengetahui semuanya dan saat ini juga kakaknya itu pasti berada di kediaman ibunya.Begitu melihat mobil Joandra terparkir di depan, Madam Donna memerintahkan Claudia yang sedang sarapan di ruang makan untuk segera bersembunyi di dalam kamarnya.Ketika pintu rumah terbuka dan Joandra melihat wajah panik ibunya yang terlihat samar, Joandra tak lagi berbasa-basi dan menanyakan keberadaan Claudia. Yang dikatakannya adalah dia ingin mengajak Claudia untuk melakukan tes DNA. Sebuah permintaan yang membuat wajah Madam Donna langsung tersenyum seketika.
Claudia membatin sambil membuka pintu mobil dan duduk di belakang sana, dan tentu saja dia akan duduk dengan ibunya.“Kamu tak membiarkan Claudia duduk di depan saja, Joandra? Kursi depan itu lebih nyaman. Kan Claudia lagi hamil anak mu sekarang ini.”Tiba-tiba terdengar suara Madam Donna yang bertanya, dan itu membuat Claudia langsung tersenyum sumringah.Jessica yang baru saja duduk di depan sana langsung menelan salivanya berulang kali. Meski dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu selama ini oleh ibu kandungnya itu, tapi kali ini rasanya sakit sekali.‘Ya ... cepat atau lambat, kak Claudia yang akan duduk di depan dan menggantikan aku mendampingi abang Joan.’“Oh, iya. Ya sudah Kakak duduk di depan saja,” ujar Jessica dengan suaranya yang terdengar biasa-biasa saja. Berlawanan dengan apa yang sedang berperang di dalam benaknya.Jessica akan bangkit dan turun dari tempatnya tadi, tapi Joandra langsu
“Honey kenapa? Apa Honey kurang sehat? Kalau begitu kita periksakan ke rumah sakit langsung.”“T-tidak. Jessica baik-baik saja. Hanya saja Jessica sedang malas bepergian.”“Oh. Kalau begitu nanti kapan-kapan saja baru kita lihat hasilnya bersama-sama.”“Jangan. Sayang pergi saja lihat hasilnya. Nanti Sayang kabarin Jessica. Begitu saja ya. Jessica gerah dan mau mandi dulu, udahan ya. Da Sayang.”Klik!Joandra tergugu saat melihat panggilannya sudah diputuskan begitu saja. Baru kali ini Joandra melihat sikap dan perubahan yang sangat tak biasa ini, dan Joandra bisa mengerti.‘Sudah berulang kali kau membuat masalah denganku, Claudia. Oke. Baiklah. Ayo kita lihat permainan seperti apa yang kali ini kau ciptakan, Claudia!’Joandra melajukan mobilnya dan langsung ke rumah sakit yang bersangkutan. Tak terlihat gentar sama sekali meski dia tahu Claudia yang licik itu pasti akan mel
Mereka berdua terlihat tertawa renyah dengan guyonan mereka, meski sebenarnya di dalam benak mereka masing-masing sedang menahan rasa yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.Joandra mendudukkan Jessica di atas kursi makan, dan lalu dia sendiri duduk di samping wanita yang sangat dicintainya itu.Pelayan yang sejak tadi sudah meyaksikan majikannya berjalan ke arah ruang makan, sudah langsung menyiapkan makan malam. Melihat kemesraan itu membuat mereka tersenyum-senyum ikut senang dengan kebahagiaan majikannya yang kaku itu, dan terlihat begitu menyayangi wanita yang kini sudah menjadi istri sahnya.“Silakan Tuan Muda. Nona Muda.”Pelayan mempersilakan setelah selesai meletakkan sup yang terakhir dihidangkan barusan.“Ini adalah sup spesial buatanku. Coba Sayang cicipin dulu,” tawar Jessica sambil menyendokkan sup dengan sendok keramik berwarna putih yang barusan diambilnya.Jessica terlihat meniup-niup pelan sup
“Lihat aku, Honey. Lihat mataku.”Joandra memegang dagu Jessica yang sedikit tertunduk.Akhirnya Jessica mencoba menatap bola mata pria yang begitu dicintainya itu, dan berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya lagi.“Kamu adalah wanita pertama yang akan menjadi wanitaku untuk selama-lamanya. Aku janji akan mengungkapkan semuanya. Ini adalah fitnah, dan aku butuh dukunganmu untuk mengungkapkan semua ini. Tolong jangan percaya begitu saja hasil tes ini. Ingat Honey. Itu adalah dokternya, dan Honey tahu sendiri selama ini kakakmu itu seperti apa bukan? Jadi tolong percaya padaku. Aku janji ini tidak akan lama, tapi aku jelas harus mengikuti dramanya terlebih dahulu untuk mengungkapkan semuanya. Apa Honey mengerti apa yang aku maksudkan, cintaku? Bisakan Honey lebih bersabar sedikit lagi untukku?”Jessica terdiam. Awalnya dia memang yakin jika Joandra tentu bukan merupakan ayah biologis dari janin yang sedang dikandung oleh kakakn
Bukannya menjawab, Joandra malah langsung bertanya pada inti pembahasan.“Apa kamu memiliki alasan yang kuat mengatakan hal itu, Joan?” tanya tuan Andi masih dengan nada ringan dan penuh wibawa seperti biasanya.Bagaimana pun, Claudia dan Jessica itu sama-sama anaknya. Jika memang Joandra yang menjadi ayah biologis dari janin yang dikandung oleh putri sulungnya, tentu saja Joandra harus bertanggung jawab sepenuhnya. Meski saat ini putri bungsunya sudah menikah secara sah dari segi hukum maupun agama.“Joan tak pernah tidur dengan Claudia satu kali pun, Ayah. Joan tak pernah melakukan apa pun pada Claudia. Sejak awal pernikahan Claudia memang melarang itu, bahkan kami tak tidur sama. Berbeda dengan Jessica. Kami sudah menikah. Joandra sudah menjalani tugas Joandra sebagai seorang suami sebagaimana mestinya.”Joandra menjelaskan dan berkata sejujur-jujurnya, dengan wajahnya yang terlihat begitu serius.Tuan Andi menarik napasn
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl