Bukannya menjawab, Joandra malah langsung bertanya pada inti pembahasan.
“Apa kamu memiliki alasan yang kuat mengatakan hal itu, Joan?” tanya tuan Andi masih dengan nada ringan dan penuh wibawa seperti biasanya.
Bagaimana pun, Claudia dan Jessica itu sama-sama anaknya. Jika memang Joandra yang menjadi ayah biologis dari janin yang dikandung oleh putri sulungnya, tentu saja Joandra harus bertanggung jawab sepenuhnya. Meski saat ini putri bungsunya sudah menikah secara sah dari segi hukum maupun agama.
“Joan tak pernah tidur dengan Claudia satu kali pun, Ayah. Joan tak pernah melakukan apa pun pada Claudia. Sejak awal pernikahan Claudia memang melarang itu, bahkan kami tak tidur sama. Berbeda dengan Jessica. Kami sudah menikah. Joandra sudah menjalani tugas Joandra sebagai seorang suami sebagaimana mestinya.”
Joandra menjelaskan dan berkata sejujur-jujurnya, dengan wajahnya yang terlihat begitu serius.
Tuan Andi menarik napasn
“Benar Tuan Joandra. Dalam hal ini pun akses masuk ke dalam laboratorium DNA forensik tidak sembarangan, hanya personal khusus yang bisa masuk ke dalam sana.”Pagi ini, setelah selesai sarapan Joandra langsung berangkat ke perusahaan pusatnya dan kemudian langsung menemui dokter Denata yang dikatakan oleh dokter Hendra semalam.“Sebenarnya, untuk mengetahui garis keturunan dalam kandungan juga diperlukan informasi DNA dari janin, ibu dan juga ayahnya. DNA seseorang merupakan gabungan DNA dari masing-masing orang tua. Dengan demikian sampel DNA Tuan Joandra, ibu janin, dan janinnya harus dilakukan pemeriksaan secara bersama-sama. Dan bilamana dari hasil kedua orang tua memiliki kemiripan satu dengan lainnya atau tidak, bisa dipastikan langsung bahwa janin itu apakah memiliki hubungan Internal atau pun Paternal.”Mendengar penjelasan barusan membuat Joandra sedikit mengkerutkan keningnya.“DNA dari janin? Bagaimana bisa?
Panggilan itu langsung berakhir.“IPTU Mario, saya akan mendalaminya terlebih dahulu sambil kalian mencari bukti yang kuat untuk melakukan penangkapan. Saya yakin ada orang luar yang bekerja sama.”“Iya, itu sebuah taktik yang bagus. Kami akan mendalaminya secara diam-diam. Uang yang berjumlah cukup besar itu juga pasti akan dimasukkan ke dalam akun Bank yang dimilikinya. Kita akan menyelidikinya dengan lebih teliti.”“Uang itu tidak masalah sama sekali. Yang jelas, pelaku utamanya yang harus kita tangkap. Aku ingin tahu siapa orang itu!” tegas Joandra yang mulai mencurigai beberapa orang yang sedang menjadi saingan di dalam bisnisnya, termasuk beberapa orang yang beberapa waktu belakangan ini terus membuat masalah dengannya.“Siap. Jelas itu akan menjadi tujuan dan target utama kita, Tuan Joandra.”“Baiklah. Lakukan penyelidikan terus dan aku akan membayar segala prosesnya sampai kita menemukan
"S—saya melakukan ... Atas keinginan saya sendiri, Tuan Presdir," ujar Candra akhirnya."Baiklah kalau memang begitu. Maka dengan sangat terpaksa saya akan langsung memecatmu hari ini juga, dan akan menyerahkan semua masalah ini untuk di usut sampai tuntas oleh pihak kepolisian!" tegas Joandra lagi membuat Candra terlihat begitu panik dan ketakutan."T—Tuan Presdir ... Saya minta maaf. Tolong jangan laporkan saya ke polisi. Saya mengakui saya memang bersalah. Saya terlalu gegabah,” ujar Candra dengan paniknya.“Saya tak menerima alasan apa pun lagi”“Tuan Presdir. Saya memang terlalu tamak dan saya sudah tergiur dengan semuanya. Ampuni saya Tuan Presdir,” ucap Candra lagi sambil mengatupkan kedua telapak tangannya tampak memohon dengan sangat."Saya sudah memberi kamu kesempatan pada awal tadi, tapi kamu sama sekali tidak menghargai kesempatan yang sudah saya berikan. Setiap kali saya selalu memberikan kese
Jessica terdiam saat kembali kalimat yang hampir sama dengan perkataan ibunya kemarin, saat ibunya menyampaikan jika hasil tes DNA yang menyatakan hasilnya positif jika janin yang dikandung oleh Claudia adalah anak dari suaminya.Dalam diamnya dia sebenarnya juga terus berpikir, terlebih sejak dia mendengarkan perkataan Joandra jika akuratnya sebuah pemeriksaan harus menunggu bayi itu dilahirkan agar tak membahayakan kandungan.Pikirannya berkecamuk. Tak tahu harus bagaimana. Jika merelakan, maka dia akan kehilangan Joandra. Lagi pula Joandra terlihat begitu mencintainya. Tapi, jika dia tak merelakan dan terus menggantungkan masalah ini, mungkin nama baiknya akan semakin buruk. Bahkan kini hujatan semakin meraja-rela akibat hasil tes DNA yang sudah dipublikasikan. Tentu itu adalah pekerjaan kakaknya Claudia. Namun, jika memang tak jelas dan tak benar, mana mungkin hasil tes itu berani dipublikasikan. Lagian, memang seorang dokter resmi yang sudah melakukan pemeriksaan
“Kamu pikir Cuma kamu yang bisa marah dan aku tidak?!” tukas Jessica cepat sambil mengusap air matanya juga dengan gerakan yang sangat cepat, terlihat menantang tanpa rasa takut sama sekali.“Kenapa Honey berubah menjadi seperti ini?” tanya Joandra yang kini melihat watak pembangkang istri kecilnya itu kembali muncul saat ini, bahkan sekarang terlihat lebih bernyali.“Aku memang begini adanya. Apa sekarang kamu baru sadar kalau kamu sudah salah memilih pasangan hidup? Haha! Ini sangat kebetulan. Saat ini juga kamu bisa menceraikan aku,” ujar Jessica sambil tertawa renyah meski air matanya terlihat kembali bergulir. Dan hal itu semakin membuat Joandra menjadi semakin takut sendiri. Kelemahannya selama ini memang hanya Jessica, dan Joandra tak sanggup melihat wanitanya terlihat begitu labil hingga terlihat hilang kendali seperti ini.“Sudahlah, Honey. Jangan membahas ini lagi. Yang jelas aku janji akan segera mengatasi sem
“Iya, kamu tenang saja Gempita. Aku sedang mengurusnya saat ini. Semua itu kan butuh proses,” ujar tuan Dinata setelah terdiam sekian detik, masih bersikap wajar dan seperti biasanya.Beberapa hari sudah berlalu. Malam ini, Joandra memakai motor mewah supernya untuk mengunjungi kontrakan istri kesayangannya.Ya, sejak malam pertengkaran mereka, Joandra memang tak lagi mengunjungi istrinya. Tapi meski demikian, dia selalu memperhatikan setiap gerak-gerik istri kesayangannya itu dari kejauhan.Hanya saja kali ini Joandra yang melihat Jessica keluar dari kontrakannya dengan berjalan kaki itu, dia juga langsung memarkirkan motor mahalnya itu di pojokan yang terlihat gelap gulita. Joandra berjalan pelan mengikuti ke mana saat ini Jessica akan pergi.Jessica memang tak akan ke mana-mana apa lagi saat malam seperti ini, selain keluar ke pasar malam yang ada di sana pada waktu tertentu.Jessica mulai membeli sayuran seperti biasanya. Membeli ba
“Abang lihat suamimu nggak datang sejak kemarin?”Terdengar pertanyaan Rendra saat mereka sedang mengayunkan langkah kembali ke kontrakan Jessica.“Oh. Hmm, iya,” jawab Jessica pelan hampir tak terdengar di telinga Joandra. Tapi, Joandra menangkap jelas jawaban tak bersemangat itu.“Kenapa begitu?” tanya Rendra yang terlihat penasaran, meski sebenarnya dia sudah melihat semua pemberitaan tentang kehidupan pria muda miliarder yang terbentur dengan isu perselingkuhan bersaudara dan tanggung jawab. Seperti yang menjadi judul besar berita utama kemarin.“Lagi sibuk saja,” jawab Jessica dengan hatinya yang terasa begitu ngilu hingga bulu kuduknya meremang sendiri.Ada rasa sesal saat mengingat semua itu adalah permintaannya. Tapi, ketika pemikiran itu datang, Jessica langsung tersenyum karena dengan begitu dia merasakan jika Joandra tak lagi menganggapnya sebagai seseorang yang penting. Mungkin semua pemberitaan kemarin memang benar adanya, dan saat ini suaminya itu mulai bersiap untuk per
Joandra mengecup puncak kepala Jessica bertubi-tubi, dan lalu berganti mengecup kening istri kecilnya itu berulang kali.Tubuh mereka berdua sama-sama terguncang. Namun tak ada suara sama sekali yang terdengar dari bibir mereka berdua.Menangis dalam diam sambil meluruhkan rasa. Ya, itu lah yang saat dilakukan oleh mereka berdua.Jessica pun tak lagi berusaha mendorong tubuh Joandra darinya. Diam menikmati dekapan hangat yang begitu dirindukan di dalam setiap tarikan napasnya.Malam semakin larut. Dan saat ini Joandra sedang mendekap tubuh Jessica di atas dipan kecil berukuran single tersebut.Ya. Tadinya, ketika Jessica kembali meminta Joandra untuk pulang, tuan Andi berjalan keluar. Malaikat penyelamat Joandra itu akhirnya membuka jalan untuk Joandra bisa menginap di sana.Setelah selesai makan malam bersama dan membantu Jessica merapikan perlengkapan yang tadi dibelinya, Joandra akhirnya ikut masuk ke dalam kamar Jessica.Belum ada