“Tes DNA?!”
Claudia terlihat kaget ketika ibunya masuk ke dalam kamar dan memberitahukan apa maksud kedatangan Jessica dan Joandra pagi ini ke kediaman mereka.
Awalnya Joandra dan Jessica bermaksud ke appartment milik Kenrick. Tapi, Jessica meminta Joandra mencari kakaknya ke kediaman ibunya terlebih dahulu. Jessica tahu bagaimana sayangnya ibunya terhadap kakaknya itu, dan firasatnya ibunya sudah mengetahui semuanya dan saat ini juga kakaknya itu pasti berada di kediaman ibunya.
Begitu melihat mobil Joandra terparkir di depan, Madam Donna memerintahkan Claudia yang sedang sarapan di ruang makan untuk segera bersembunyi di dalam kamarnya.
Ketika pintu rumah terbuka dan Joandra melihat wajah panik ibunya yang terlihat samar, Joandra tak lagi berbasa-basi dan menanyakan keberadaan Claudia. Yang dikatakannya adalah dia ingin mengajak Claudia untuk melakukan tes DNA. Sebuah permintaan yang membuat wajah Madam Donna langsung tersenyum seketika.
Claudia membatin sambil membuka pintu mobil dan duduk di belakang sana, dan tentu saja dia akan duduk dengan ibunya.“Kamu tak membiarkan Claudia duduk di depan saja, Joandra? Kursi depan itu lebih nyaman. Kan Claudia lagi hamil anak mu sekarang ini.”Tiba-tiba terdengar suara Madam Donna yang bertanya, dan itu membuat Claudia langsung tersenyum sumringah.Jessica yang baru saja duduk di depan sana langsung menelan salivanya berulang kali. Meski dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu selama ini oleh ibu kandungnya itu, tapi kali ini rasanya sakit sekali.‘Ya ... cepat atau lambat, kak Claudia yang akan duduk di depan dan menggantikan aku mendampingi abang Joan.’“Oh, iya. Ya sudah Kakak duduk di depan saja,” ujar Jessica dengan suaranya yang terdengar biasa-biasa saja. Berlawanan dengan apa yang sedang berperang di dalam benaknya.Jessica akan bangkit dan turun dari tempatnya tadi, tapi Joandra langsu
“Honey kenapa? Apa Honey kurang sehat? Kalau begitu kita periksakan ke rumah sakit langsung.”“T-tidak. Jessica baik-baik saja. Hanya saja Jessica sedang malas bepergian.”“Oh. Kalau begitu nanti kapan-kapan saja baru kita lihat hasilnya bersama-sama.”“Jangan. Sayang pergi saja lihat hasilnya. Nanti Sayang kabarin Jessica. Begitu saja ya. Jessica gerah dan mau mandi dulu, udahan ya. Da Sayang.”Klik!Joandra tergugu saat melihat panggilannya sudah diputuskan begitu saja. Baru kali ini Joandra melihat sikap dan perubahan yang sangat tak biasa ini, dan Joandra bisa mengerti.‘Sudah berulang kali kau membuat masalah denganku, Claudia. Oke. Baiklah. Ayo kita lihat permainan seperti apa yang kali ini kau ciptakan, Claudia!’Joandra melajukan mobilnya dan langsung ke rumah sakit yang bersangkutan. Tak terlihat gentar sama sekali meski dia tahu Claudia yang licik itu pasti akan mel
Mereka berdua terlihat tertawa renyah dengan guyonan mereka, meski sebenarnya di dalam benak mereka masing-masing sedang menahan rasa yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.Joandra mendudukkan Jessica di atas kursi makan, dan lalu dia sendiri duduk di samping wanita yang sangat dicintainya itu.Pelayan yang sejak tadi sudah meyaksikan majikannya berjalan ke arah ruang makan, sudah langsung menyiapkan makan malam. Melihat kemesraan itu membuat mereka tersenyum-senyum ikut senang dengan kebahagiaan majikannya yang kaku itu, dan terlihat begitu menyayangi wanita yang kini sudah menjadi istri sahnya.“Silakan Tuan Muda. Nona Muda.”Pelayan mempersilakan setelah selesai meletakkan sup yang terakhir dihidangkan barusan.“Ini adalah sup spesial buatanku. Coba Sayang cicipin dulu,” tawar Jessica sambil menyendokkan sup dengan sendok keramik berwarna putih yang barusan diambilnya.Jessica terlihat meniup-niup pelan sup
“Lihat aku, Honey. Lihat mataku.”Joandra memegang dagu Jessica yang sedikit tertunduk.Akhirnya Jessica mencoba menatap bola mata pria yang begitu dicintainya itu, dan berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya lagi.“Kamu adalah wanita pertama yang akan menjadi wanitaku untuk selama-lamanya. Aku janji akan mengungkapkan semuanya. Ini adalah fitnah, dan aku butuh dukunganmu untuk mengungkapkan semua ini. Tolong jangan percaya begitu saja hasil tes ini. Ingat Honey. Itu adalah dokternya, dan Honey tahu sendiri selama ini kakakmu itu seperti apa bukan? Jadi tolong percaya padaku. Aku janji ini tidak akan lama, tapi aku jelas harus mengikuti dramanya terlebih dahulu untuk mengungkapkan semuanya. Apa Honey mengerti apa yang aku maksudkan, cintaku? Bisakan Honey lebih bersabar sedikit lagi untukku?”Jessica terdiam. Awalnya dia memang yakin jika Joandra tentu bukan merupakan ayah biologis dari janin yang sedang dikandung oleh kakakn
Bukannya menjawab, Joandra malah langsung bertanya pada inti pembahasan.“Apa kamu memiliki alasan yang kuat mengatakan hal itu, Joan?” tanya tuan Andi masih dengan nada ringan dan penuh wibawa seperti biasanya.Bagaimana pun, Claudia dan Jessica itu sama-sama anaknya. Jika memang Joandra yang menjadi ayah biologis dari janin yang dikandung oleh putri sulungnya, tentu saja Joandra harus bertanggung jawab sepenuhnya. Meski saat ini putri bungsunya sudah menikah secara sah dari segi hukum maupun agama.“Joan tak pernah tidur dengan Claudia satu kali pun, Ayah. Joan tak pernah melakukan apa pun pada Claudia. Sejak awal pernikahan Claudia memang melarang itu, bahkan kami tak tidur sama. Berbeda dengan Jessica. Kami sudah menikah. Joandra sudah menjalani tugas Joandra sebagai seorang suami sebagaimana mestinya.”Joandra menjelaskan dan berkata sejujur-jujurnya, dengan wajahnya yang terlihat begitu serius.Tuan Andi menarik napasn
“Benar Tuan Joandra. Dalam hal ini pun akses masuk ke dalam laboratorium DNA forensik tidak sembarangan, hanya personal khusus yang bisa masuk ke dalam sana.”Pagi ini, setelah selesai sarapan Joandra langsung berangkat ke perusahaan pusatnya dan kemudian langsung menemui dokter Denata yang dikatakan oleh dokter Hendra semalam.“Sebenarnya, untuk mengetahui garis keturunan dalam kandungan juga diperlukan informasi DNA dari janin, ibu dan juga ayahnya. DNA seseorang merupakan gabungan DNA dari masing-masing orang tua. Dengan demikian sampel DNA Tuan Joandra, ibu janin, dan janinnya harus dilakukan pemeriksaan secara bersama-sama. Dan bilamana dari hasil kedua orang tua memiliki kemiripan satu dengan lainnya atau tidak, bisa dipastikan langsung bahwa janin itu apakah memiliki hubungan Internal atau pun Paternal.”Mendengar penjelasan barusan membuat Joandra sedikit mengkerutkan keningnya.“DNA dari janin? Bagaimana bisa?
Panggilan itu langsung berakhir.“IPTU Mario, saya akan mendalaminya terlebih dahulu sambil kalian mencari bukti yang kuat untuk melakukan penangkapan. Saya yakin ada orang luar yang bekerja sama.”“Iya, itu sebuah taktik yang bagus. Kami akan mendalaminya secara diam-diam. Uang yang berjumlah cukup besar itu juga pasti akan dimasukkan ke dalam akun Bank yang dimilikinya. Kita akan menyelidikinya dengan lebih teliti.”“Uang itu tidak masalah sama sekali. Yang jelas, pelaku utamanya yang harus kita tangkap. Aku ingin tahu siapa orang itu!” tegas Joandra yang mulai mencurigai beberapa orang yang sedang menjadi saingan di dalam bisnisnya, termasuk beberapa orang yang beberapa waktu belakangan ini terus membuat masalah dengannya.“Siap. Jelas itu akan menjadi tujuan dan target utama kita, Tuan Joandra.”“Baiklah. Lakukan penyelidikan terus dan aku akan membayar segala prosesnya sampai kita menemukan
"S—saya melakukan ... Atas keinginan saya sendiri, Tuan Presdir," ujar Candra akhirnya."Baiklah kalau memang begitu. Maka dengan sangat terpaksa saya akan langsung memecatmu hari ini juga, dan akan menyerahkan semua masalah ini untuk di usut sampai tuntas oleh pihak kepolisian!" tegas Joandra lagi membuat Candra terlihat begitu panik dan ketakutan."T—Tuan Presdir ... Saya minta maaf. Tolong jangan laporkan saya ke polisi. Saya mengakui saya memang bersalah. Saya terlalu gegabah,” ujar Candra dengan paniknya.“Saya tak menerima alasan apa pun lagi”“Tuan Presdir. Saya memang terlalu tamak dan saya sudah tergiur dengan semuanya. Ampuni saya Tuan Presdir,” ucap Candra lagi sambil mengatupkan kedua telapak tangannya tampak memohon dengan sangat."Saya sudah memberi kamu kesempatan pada awal tadi, tapi kamu sama sekali tidak menghargai kesempatan yang sudah saya berikan. Setiap kali saya selalu memberikan kese