Jessica tersenyum memamerkan gigi putih nan bersihnya itu yang berpagar begitu rapi di sana. “Bang Benny di mana? tadi Jessica melihatnya?” tanya Jessica mengurangi kegugupannya.“Entahlah abangmu itu. mungkin dia keluar ruangan untuk merokok di luar sana.”“Oh,” Jessica mengangguk paham karena dia juga sudah memahami kebiasaan abangnya selama ini. Rokok memang tak pernah lepas dari tangannya.“Kami permisi dulu. Silakan nikmati hidangan yang sudah disediakan,” ujar Joandra tidak ingin berlama-lama di sana.Bukan tidak tahu dan bukan tidak melihat. Meski tak berbenturan mata, tapi Joandra merasa jika sejak awal mula dia tidak luput dari pandangan Claudia. Wanita terkutuk yang sudah menjadi istri terlaknat di Dunia.“Mas Joan mau ke mana? Claudia ikut dong,” ujar Claudia terlihat tidak tahu malu dan segera berjalan ke sisi Joandra. Mendekap lengan kekar itu dalam seketika.“Lepaskan tanganmu atau aku akan meminta penjaga untuk mengusirmu, Claudia!”Joandra berkata tegas tak bergeming m
Otomatis pula semua tampak berdiri dari duduk mereka. Langsung bertepuk tangan dan ikut menyanyikan lagu ulang tahun yang mereka belum tahu itu untuk siapa.Tak ada yang menyadari jika disekitar ruangan itu, tersebar beberapa mata dan telinga rahasia Joandra yang terus bekerja. Dan sampai detik ini, mereka memang masih belum mendengar dan melihat kegurigaan apa pun. Semua masih terlihat aman dan tak ada yang harus dicurigakan.Ternyata kedua orang misterius itu masih masih bungkam. Mereka tak terlihat berbicara atau bahkan saling menyapa sama sekali. Bahkan terlihat lebih jelas jika mereka itu seperti tak mengenal satu sama lainnya.Dan teruntuk kasus yang sangat serius itu Joandra tidak ingin menuntaskannya secara main-main. Joandra menginginkan semua yang terlibat saat itu harus ditangkap dan diberikan hukuman yang setimpal, dan malam ini akan menjadi malam penentu ketika sudah seminggu ini Siska tidak memunculkan dirinya di dalam kampus lagi atas cuti yang diajukannya. Claudia pun
Suara gemuruh tepuk tangan yang mengalahkan suara takbiran di malam hari raya idul fitri itu membuat dentum di dalam dada kedua insan yang sedang saling mendekap itu juga saling berlomba dan berguncang dengan hebatnya.Claudia membelalakkan matanya menyaksikan itu semua, sama seperti apa yang terjadi dengan Siska di sana. Padahal kisah kasih sebentar saja pun tak pernah terjalin antara Siska dengan Joandra, dan rasa sakit itu timbul karena rasa cinta yang sejak awal hanya bertepuk sebelah tangan.Daffa terkekeh melihat keseriusan dan keberanian Joandra malam ini. Seumur hidupnya, baru kali ini Daffa melihat sahabatnya itu begitu tulus dan mengangungkan cinta yang katanya hanya sebuah fatamorgana.‘Bisa juga Lu Jo?! Kejebak cinta juga Lu akhirnya,’ Daffa membatin sambil terus terkekeh senang melihat keseriusan sahabatnya kali ini.Di ujung sana, Benny menyipitkan sebelah matanya. Dia tak suka melihat kedekatan Jessica dengan Joandra. Entah kenapa, tiba-tiba hatinya begitu sakit menyaks
Selesai makan malam, Joandra mengajak Jessica berjalan keluar ke arah taman depan di dekat kolam renang yang terlihat begitu indah dengan air mancur yang terus menghias seiring lampu-lampu temaram di sana yang sengaja dipasang untuk memperindah suasana luar.Joandra dan Jessica terlihat saling mengobrol santai sambil berjalan perlahan ke arah kolam renang, sebelum sebuah suara mengejutkan mereka.“Hai Jessica?”Suara yang sangat dikenal oleh telinga Joandra itu langsung membuat kepala Joandra ikut menoleh.Benar sekali. Itu adalah suara saudara tirinya, Kenrick.‘Kenapa pula dia ada di sini? Pasti dia terus mengikuti perkembangan dan info dari para Direksi yang lainnya. Kenapa manusia satu ini suka sekali mengganggu ketentraman hidupku?!’ batin Joandra merasa hatinya langsung bergemuruh.“Eh, Mister Kenrick? Ada di sini juga, kebetulan sekali?”Jessica yang belum mengetahui a
Diam. Joandra hanya diam memperhatikan sambil terus berbicara dengan sahabatnya.Ketika Jessica sudah melangkah pergi mengikuti Claudia dan Siska yang mengajaknya ke arah meja yang ada di dekat kolam sana, Joandra juga hanya membiarkan saja sambil terus memperhatikan dalam diamnya. Lagian, tak mungkin kedua wanita itu berani melakukan sesuatu pada Jessica di depan umum seperti ini.“Apa yang sudah kamu berikan sama Joandra hingga dia begitu baik denganmu, Jessica? Memberikan kamu sebuah Butik ... dan cincin berlian ini, aku pikir lumayan mahal juga kan?” ujar Claudia memulai. Rasa geramnya membuatnya tidak tahan jika tidak mengeluarkan unek-uneknya sekarang juga.“Nggak ada. Kan Jessica sudah bilang saat itu, Jessica hanya membantunya saja.”“Membantu apa? Membantu memuaskan hasratnya?” tanya Claudia dengan nada yang terdengar sedang mengejek dan melontarkan fitnahannya.“M-maksud Kakak apa? Jessica t
Terlambat. Iptu Arman dengan Leonal sudah berada tepat di belakang mereka berdua saat ini, karena Ricko ternyata juga sudah menceburkan dirinya ke dalam kolam untuk membantu tuan presdirnya.“Kalian berdua mau lari ke mana?!”Terdengar suara Iptu Mario berseru kencang. Bersamaan dengan itu, Iptu Mario bersama Leonal langsung mencekal kedua tangan Claudia dan juga Siska dengan cepat.Iptu Mario langsung memborgol tangan Claudia dan lalu memborgol tangan Siska yang juga sudah tidak bisa berkutik sama sekali.Semua para tamu terlihat langsung berlari keluar ketika melihat kasak-kusuk yang sudah terjadi di depan sana, termasuk Madam Donna, Benny, dan tuan Andi juga. Dan begitu mereka keluar ke depan sana, mata Madam Donna langsung membelalak ketika melihat tangan putri kesayangannya telah diborgol sedemikian rupa.“Ini ada apa?”“Apa yang terjadi?!&rd
Tidak. Joandra tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Tapi pandangan yang menghunus itu membuat Iptu Mario segera menyeret kedua wanita itu pergi bersama dengan anggotanya.Madam Donna tak berani bersuara. Mulut wanita paruh baya yang biasanya itu selalu berkicau bagaikan burung murai itu tidak bertanya atau bahkan memohon untuk putri sulungnya saat ini. Ya, Madam Donna melihat dengan jelas semuanya. Dan sinar tajam mata Joandra barusan seakan memperingatkannya bahwa saat ini putri sulungnya itu sedang dalam keadaan yang tidak akan terselamatkan lagi.Joandra segera berdiri sambil membopong tubuh Jessica yang masih terus terbatuk-batuk. Kedua mata gadis kecilnya itu masih terpejam begitu erat.Sepertinya saat ini gadisnya itu sedang menahan rasa sakit yang sangat, yang sudah membuat tubuhnya merasa begitu tak nyaman.Benny maju ingin membantu Joandra menggendong Jessica ketika matanya melihat ada noda darah dari lengan atas bagian kiri mantan adik iparnya yang sudah terlihat begitu
Joandra yang sejak tadi sudah menahan rasa kesalnya terhadap abang iparnya itu, langsung bergerak cepat memegang tangan Jessica dan menepis lengan Benny yang sejak tadi terus memegang lengan gadis pujaan hatinya itu. Selama menjadi adik ipar pria itu, Joandra belum pernah melihat kebaikan Benny terhadap Jessica. Dan keadaan saat ini membuat perasaan Joandra menjadi galau sendiri. Meski Joandra tahu Benny adalah abang dari Jessica, tapi dia tetap tak bisa terima ada tangan pria lain yang memegang gadisnya.“I-iya. Lagian Jessica nggak kenapa-napa. J-Jessica hanya lelah dan ingin istirahat saja.”“Beneran kamu nggak kenapa-napa? Abang benar mengkhawatirkanmu.”Kembali Benny berkata dengan nada pelannya sambil mengusap kening Jessica, membuat kening Joandra mengkerut hebat.“Apa-apaan kamu? Sejak kapan kamu mengkhawatirkan Jessica seperti ini?!” kesal Joandra menahan lengannya agar tak menonjok pria yang dulu dan nantinya
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl