Otomatis pula semua tampak berdiri dari duduk mereka. Langsung bertepuk tangan dan ikut menyanyikan lagu ulang tahun yang mereka belum tahu itu untuk siapa.Tak ada yang menyadari jika disekitar ruangan itu, tersebar beberapa mata dan telinga rahasia Joandra yang terus bekerja. Dan sampai detik ini, mereka memang masih belum mendengar dan melihat kegurigaan apa pun. Semua masih terlihat aman dan tak ada yang harus dicurigakan.Ternyata kedua orang misterius itu masih masih bungkam. Mereka tak terlihat berbicara atau bahkan saling menyapa sama sekali. Bahkan terlihat lebih jelas jika mereka itu seperti tak mengenal satu sama lainnya.Dan teruntuk kasus yang sangat serius itu Joandra tidak ingin menuntaskannya secara main-main. Joandra menginginkan semua yang terlibat saat itu harus ditangkap dan diberikan hukuman yang setimpal, dan malam ini akan menjadi malam penentu ketika sudah seminggu ini Siska tidak memunculkan dirinya di dalam kampus lagi atas cuti yang diajukannya. Claudia pun
Suara gemuruh tepuk tangan yang mengalahkan suara takbiran di malam hari raya idul fitri itu membuat dentum di dalam dada kedua insan yang sedang saling mendekap itu juga saling berlomba dan berguncang dengan hebatnya.Claudia membelalakkan matanya menyaksikan itu semua, sama seperti apa yang terjadi dengan Siska di sana. Padahal kisah kasih sebentar saja pun tak pernah terjalin antara Siska dengan Joandra, dan rasa sakit itu timbul karena rasa cinta yang sejak awal hanya bertepuk sebelah tangan.Daffa terkekeh melihat keseriusan dan keberanian Joandra malam ini. Seumur hidupnya, baru kali ini Daffa melihat sahabatnya itu begitu tulus dan mengangungkan cinta yang katanya hanya sebuah fatamorgana.‘Bisa juga Lu Jo?! Kejebak cinta juga Lu akhirnya,’ Daffa membatin sambil terus terkekeh senang melihat keseriusan sahabatnya kali ini.Di ujung sana, Benny menyipitkan sebelah matanya. Dia tak suka melihat kedekatan Jessica dengan Joandra. Entah kenapa, tiba-tiba hatinya begitu sakit menyaks
Selesai makan malam, Joandra mengajak Jessica berjalan keluar ke arah taman depan di dekat kolam renang yang terlihat begitu indah dengan air mancur yang terus menghias seiring lampu-lampu temaram di sana yang sengaja dipasang untuk memperindah suasana luar.Joandra dan Jessica terlihat saling mengobrol santai sambil berjalan perlahan ke arah kolam renang, sebelum sebuah suara mengejutkan mereka.“Hai Jessica?”Suara yang sangat dikenal oleh telinga Joandra itu langsung membuat kepala Joandra ikut menoleh.Benar sekali. Itu adalah suara saudara tirinya, Kenrick.‘Kenapa pula dia ada di sini? Pasti dia terus mengikuti perkembangan dan info dari para Direksi yang lainnya. Kenapa manusia satu ini suka sekali mengganggu ketentraman hidupku?!’ batin Joandra merasa hatinya langsung bergemuruh.“Eh, Mister Kenrick? Ada di sini juga, kebetulan sekali?”Jessica yang belum mengetahui a
Diam. Joandra hanya diam memperhatikan sambil terus berbicara dengan sahabatnya.Ketika Jessica sudah melangkah pergi mengikuti Claudia dan Siska yang mengajaknya ke arah meja yang ada di dekat kolam sana, Joandra juga hanya membiarkan saja sambil terus memperhatikan dalam diamnya. Lagian, tak mungkin kedua wanita itu berani melakukan sesuatu pada Jessica di depan umum seperti ini.“Apa yang sudah kamu berikan sama Joandra hingga dia begitu baik denganmu, Jessica? Memberikan kamu sebuah Butik ... dan cincin berlian ini, aku pikir lumayan mahal juga kan?” ujar Claudia memulai. Rasa geramnya membuatnya tidak tahan jika tidak mengeluarkan unek-uneknya sekarang juga.“Nggak ada. Kan Jessica sudah bilang saat itu, Jessica hanya membantunya saja.”“Membantu apa? Membantu memuaskan hasratnya?” tanya Claudia dengan nada yang terdengar sedang mengejek dan melontarkan fitnahannya.“M-maksud Kakak apa? Jessica t
Terlambat. Iptu Arman dengan Leonal sudah berada tepat di belakang mereka berdua saat ini, karena Ricko ternyata juga sudah menceburkan dirinya ke dalam kolam untuk membantu tuan presdirnya.“Kalian berdua mau lari ke mana?!”Terdengar suara Iptu Mario berseru kencang. Bersamaan dengan itu, Iptu Mario bersama Leonal langsung mencekal kedua tangan Claudia dan juga Siska dengan cepat.Iptu Mario langsung memborgol tangan Claudia dan lalu memborgol tangan Siska yang juga sudah tidak bisa berkutik sama sekali.Semua para tamu terlihat langsung berlari keluar ketika melihat kasak-kusuk yang sudah terjadi di depan sana, termasuk Madam Donna, Benny, dan tuan Andi juga. Dan begitu mereka keluar ke depan sana, mata Madam Donna langsung membelalak ketika melihat tangan putri kesayangannya telah diborgol sedemikian rupa.“Ini ada apa?”“Apa yang terjadi?!&rd
Tidak. Joandra tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Tapi pandangan yang menghunus itu membuat Iptu Mario segera menyeret kedua wanita itu pergi bersama dengan anggotanya.Madam Donna tak berani bersuara. Mulut wanita paruh baya yang biasanya itu selalu berkicau bagaikan burung murai itu tidak bertanya atau bahkan memohon untuk putri sulungnya saat ini. Ya, Madam Donna melihat dengan jelas semuanya. Dan sinar tajam mata Joandra barusan seakan memperingatkannya bahwa saat ini putri sulungnya itu sedang dalam keadaan yang tidak akan terselamatkan lagi.Joandra segera berdiri sambil membopong tubuh Jessica yang masih terus terbatuk-batuk. Kedua mata gadis kecilnya itu masih terpejam begitu erat.Sepertinya saat ini gadisnya itu sedang menahan rasa sakit yang sangat, yang sudah membuat tubuhnya merasa begitu tak nyaman.Benny maju ingin membantu Joandra menggendong Jessica ketika matanya melihat ada noda darah dari lengan atas bagian kiri mantan adik iparnya yang sudah terlihat begitu
Joandra yang sejak tadi sudah menahan rasa kesalnya terhadap abang iparnya itu, langsung bergerak cepat memegang tangan Jessica dan menepis lengan Benny yang sejak tadi terus memegang lengan gadis pujaan hatinya itu. Selama menjadi adik ipar pria itu, Joandra belum pernah melihat kebaikan Benny terhadap Jessica. Dan keadaan saat ini membuat perasaan Joandra menjadi galau sendiri. Meski Joandra tahu Benny adalah abang dari Jessica, tapi dia tetap tak bisa terima ada tangan pria lain yang memegang gadisnya.“I-iya. Lagian Jessica nggak kenapa-napa. J-Jessica hanya lelah dan ingin istirahat saja.”“Beneran kamu nggak kenapa-napa? Abang benar mengkhawatirkanmu.”Kembali Benny berkata dengan nada pelannya sambil mengusap kening Jessica, membuat kening Joandra mengkerut hebat.“Apa-apaan kamu? Sejak kapan kamu mengkhawatirkan Jessica seperti ini?!” kesal Joandra menahan lengannya agar tak menonjok pria yang dulu dan nantinya
“Jess? Kamu kenapa?!” seru Joandra setelah dia berlari ke arah toilet, dan melihat gadis kecilnya sedang berkumur di sana.Jessica yang mendengar suara Joandra segera menoleh ke arah pria tersebut. Melihat wajah Jessica yang basah Joandra spontan menyambar beberapa helai tissue dari kotak tissue yang ada di sana dan langsung mengelap mulut gadis kecilnya.Joandra lalu memencet tombol closet dan kembali melihat ke arah Jessica.“Kenapa bisa muntah? Apa Jessica baik-baik saja?” tanpa Joandra panik sambil memegang lengan Jessica.“Gak tau juga Bang. Rasanya mual aja. Tapi sekarang nggak lagi,” ujar Jessica pelan sambil berjalan keluar, karena saat ini Joandra sudah mengambil alih botol infus yang tadi dipegangnya.“Kalau begitu aku akan panggilkan Dokter ke sini,” Joandra berkata cemas.“Nggak perlu. Abang tolong ambilkan air hangat boleh? Tenggorokan Jessica terasa sakit,” ujar Jessic