Joandra mulai mengungkapkan sedikit dari rencana yang sudah disusunnya. Dia tak ingin menunda terlalu lama dan ingin segera meresmikan dan membuat semua orang tahu jika Jessica memang adalah miliknya. Terlebih setelah melihat ada pria dan itu kepala sekolah, serta anak sekolahan yang terlihat mulai dekat dan terlihat menyukai istri cantiknya itu.
Jessica terdiam saat melihat keseriusan Joandra.
“Ok. Baiklah. Nanti setelah semua urusan di sini selesai Jessica baru akan kembali ke kontrakan.”
Akhirnya Jessica langsung mengambil keputusan. Dia memang harus menjiarahi makam ibu mertuanya, terlebih dia sudah menikah secara sah dengan Joandra.
“Ayo kita mandi,” tawar Joandra sekali lagi.
“Tapi Sayang jangan macam-macam lagi ya. Janji?!” kata Jessica dengan wajah paniknya.
“Iya, paling cuma satu macam saja kok,” jawab Joandra sambil terkekeh.
“Sayang?!”
“Iya Honey, iya.
“Ya ampun, Sayang PD banget. Belum tentu juga seperti itu kan?”“Jelas itu kenyataannya, Honey. Kita harus punya anak yang banyak biar anak-anak kita ada banyak saudara dan nggak kesepian seperti aku dan Tiffany. Oh iya, minggu depan Tiffany akan pulang, saat itu nanti baru kita adakan acara resepsi pernikahan kita ya Honey.”“Oh, oke. Terserah Sayang saja.”“Jadi bagaimana? Honey mau kita punya anak berapa?” tanya Joandra kembali mengulang pembahasan tadi.“Ih, Sayang,” sungut Jessica dengan wajahnya yang semakin memerah.“Mungkin 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan sudah cukup ya. Atau Honey mau lebih? Aku sih oke oke saja, terserah jika Honey mau 10 atau 20 anak aku juga bersedia,” ujar Joandra lagi mengungkapkan isi hatinya dan menjabarkannya dengan panjang lebar.“Astaga, Sayang?! Kenapa kamu begitu berlebihan. Papa dan Mama sudah benar loh, 2 anak cukup kan
“Wah, begitu sangat bagus. Bukankah semakin cepat Acara ini diselesaikan akan semakin baik, dan kalian bisa melakukan perjalanan bulan madu secepatnya juga.”Kakek Raharja berkata dengan raut wajahnya yang terlihat sangat bahagia. Dia sudah melihat dengan jelas siapa Joandra yang sebenarnya. Lagi pula, tak ada orang yang bisa membantunya selama ini selain Joandra. Dan kini Kakek Raharja sudah menerima dengan baik segalanya tentang Joandra, terlebih cucunya Jessica yang sudah membuat dirinya terselamatkan sampai hari ini. Kakek Raharja sangat mensyukuri itu.“Baiklah kalau begitu. Malam ini Resepsinya akan digelar, dan semuanya diundang dengan segala hormat ke Acara kami. Joandra dan Jessica tak akan ke rumah Ibu lagi karena saat ini Ibu juga sudah ada di sini. Jika semuanya setuju, Joandra akan mendatangkan Tim Make-up Artist ke sini untuk membantu kalian bersiap sore ini. Tapi jika tidak juga tidak masalah sama sekali—,” ujar Joandra lang
“Maksud Ibu apa? Claudia kan sudah membuat jadwal dengan Dokter itu. Sangat sulit membuat janji temu degannya, Ibu. Dan waktu Claudia memang pukul 5 sore nanti,” jelas Claudia di seberang sana juga ikut tak sabar. “Memangnya kenapa?”Ya, Claudia memang sedang memanfaatkan ibunya untuk rencana supernya yang tak boleh gagal kali ini. Jika saja ada ibunya, semuanya pasti akan lebih gampang dan dia jelas akan menang! Dan hari ini dia sudah melakukan janji dengan ibunya untuk bertemu di sebuah rumah sakit.“Malam ini Joandra dan Jessica akan melangsungkan resepsi pernikahan mereka. Dan kamu harus tahu, mereka sudah melaksanakan Akad semalam!"Madam Donna berkata dengan suara panik dan lantangnya, membuat Claudia tercekat di seberang sana. “Bagaimana kita mengatasi masalahmu kalau kita tak bergerak dengan lebih cepat. Jangan sampai mereka keburu mengelar resepsi pernikahan mereka!”“A-apa?! Bukankah mereka sedang
“Ayo.”Joandra menggandeng tangan Jessica dan mereka berdua mulai berjalan ke arah tangga untuk turun ke bawah.Tuan Andi mengembangkan senyumnya melihat putri bungsunya yang ternyata bisa memiliki seorang suami seperti Joandra. Tak di sangka putri kecilnya yang sejak dulu selalu dikucilkan dan hidup penuh penderitaan akhirnya akan menemukan hari cerah penuh pelangi seperti saat ini.“Ayah,” panggil Joandra dan Jessica bersamaan ketika mereka sudah tiba di bawah tangga.Tuan Andi mengembangkan kedua lengannya dan langsung mendekap tubuh kedua makhluk yang sedang berbahagia itu. Rasa haru penuh bahagia membuat tuan Andi tak henti mengucap syukurnya.“Langgeng sampai maut memisahkan. Jangan pernah terkecoh oleh keadaan. Cinta yang kuat dan sejati akan selalu menemukan badai penuh ujian.”Tuan Andi membisikkan beberapa patah kata untuk membekali putri bungsunya dan menantu terhebatnya. Tuan Andi sudah p
‘Hampir saja aku kembali membuatmu celaka, sayangku. Ada apa ini?! Mana mungkin Ibu dan sekutunya sudah merencanakan hal yang tak masuk akal ini? Ini benar-benar gila!’ Joandra membatin dengan perasaannya yang kini merasa bercampur aduk. Tidak yakin yang melakukan itu semuanya adalah ibu mertuanya dan Claudia, atau bahkan saudara tirinya sendiri. Tak mungkin mereka sekejam itu dan menginginkan kematiannya dan juga Jessica.Tak mungkin pula semua ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan ayahnya?! Bagaimana pun Joandra adalah satu-satunya putra kandungnya. Hal tersebut benar-benar tak bisa diterima oleh nalar Joandra sama sekali.Tampak 2 mobil bodyguard Joandra segera berkebutan menjegar pelaku, yang sudah membuat mata mereka semuanya mendelik dan panik yang tiada terkira karena dugaan tuan presdir mereka ternyata benar adanya. Untung saja feeling Joandra memang sangat baik sekali. Jika tidak ... maka hari ini pasti akan menjadi hari bahagia sekaligus duka
Sementara itu, di kediaman mewahnya tuan Dinata sedang terbatuk-batuk. Saat ini dia menyaksikan resepsi pernikahan putra semata wayangnya lewat televisi.Ya, ini adalah pernikahan Joandra yang begitu ternama. Saat ini, bahkan semua saluran televisi sedang sibuk menanyangkan siaran langsung dari Hotel ternama milik Joandra, di mana acara resepsi pernikahan termewah sedang berlangsung.Tuan Dinata mulai mengembangkan senyumannya saat melihat putranya terlihat begitu tampan dan sedang bersanding dengan wanita yang terlihat begitu anggun dan menawan. Mereka berdua terlihat sangat serasi dan lagi dengan keadaan Jessica usianya masih begitu muda. Menawan dan rupawan. Seperti seorang Raja yang sedang bersanding dengan Ratunya yang memiliki kecantikan tingkat Dewi.“Maafkan Papa tidak bisa hadir di acara pernikahanmu ini, Joandra.”Tuan Dinata bergumam pelan, dan lalu kembali terbatuk-batuk parah.Sudah 1 minggu belakangan ini, kondisi tuan Dinata terlihat semakin memprihatinkan. Tubuhnya mel
Joandra benar-benar hilang kesabaran melihat pemberitaan itu. Sebisanya dia menetralkan perasaannya yang meledak-ledak akibat berita yang tak benar itu.Setiba di kediamannya, malam sudah mulai merayap. Tengah malam menyapa tepat ketika mereka sudah masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Ya, tuan Andi tentu saja masih pulang ke kediaman Joandra seperti biasanya.Kenrick yang tak puas dengan pemberitaan panas yang mengalir lambat itu membayar sejumlah orang untuk meneruskannya hingga jutaan kali. Dan kini berita itu benar-benar Viral adanya. Seperti yang mereka harapkan, meski viralnya berita itu tak sesuai dengan waktu yang mereka inginkan.Malam ini Joandra sama sekali bisa memejamkan matanya meski jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 dini hari. Sementara itu, Jessica langsung tertidur lelap setelah mereka mandi bersama-sama sepulang tadi.Malam ini Joandra tak meminta haknya sama sekali. Selain melihat Jessica yang terus menguap dan terlihat
“Hmm?” Claudia menjawab acuh tak acuh. Bagaimana pun saat ini Gibran memang sudah seperti barang tak berguna untuknya. Tapi, meski demikian Claudia masih membutuhkan Gibran untuk memuluskan semua rencananya ke depannya.“Apa benar janin yang kamu kandung itu adalah anak Joandra? Bukankah kita ...?” ujar Gibran terpotong.“Jangan pernah berbicara sembarangan. Sebelum melakukannya denganmu waktu itu, aku sebenarnya sudah melakukannya beberapa kali dengan Joandra. Dan seperti kamu lihat sendiri, kandunganku ini sudah mulai menginjak 5 bulan.”Claudia segera menyela untuk menghentikan praduga Gibran. Kali ini Claudia benar-benar ingin bermain dengan lebih baik. Dia tak ingin melibatkan terlalu banyak orang, dan kali ini dia hanya butuh sang dokter yang akan memanipulasi segalanya, dan itu bukan Gibran atau pun ibunya sendiri.“Oh, jadi begitu? Saat itu kamu berbohong padaku? Kamu bilang aku yang pertama untukmu?” ujar Gibran dengan keningnya yang terlihat terangkat ke arah atas.“Iya. Saa