Rasa hati Jessica begitu sesak. Semuanya memang seperti sebuah mimpi. Terjadi begitu saja dan membuat segala mimpi indahnya langsung hancur seketika. Dan tentu saja semua itu sama seperti yang dialami oleh Joandra sendiri.
Malam menjelang. Joandra yang sudah seharian menyibukkan dirinya dengan berbagai pekerjaannya di luar sana pulang setelah jam menunjukkan hampir pukul 9 malam.
Ini kali pertama Joandra pulang selarut ini dan tak seperti biasanya. Dan Jessica bersyukur karena dia tak berjanji ikut pulang bersama ayahnya sore tadi, karena dia memang belum pamit dengan Joandra.
Ketika mendengar suara telapak sepatu yang berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu, Jessica yang sedang duduk di atas sofa lantai bawah itu langsung berdiri dan segera berjalan. Dia sudah menunggu kepulangan Joandra begitu lama, sehingga suara tapak sepatu yang sangat keras itu membuatnya begitu gugup adanya.
Joandra berjalan dengan langkahnya yang cepat, dan terus berjalan ke arah
“Iya, ini Kakek, Joandra. Apa benar pernikahan kalian dibatalkan lagi? Benar begitu?”Terdengar pertanyaan Kakek Raharja yang terdengar tak percaya. Apa lagi selama ini dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Joandra mencintai cucunya Jessica.Joandra terdiam sejenak. Ya, bagaimana bisa dia menyembunyikan jika hubungannya memang sudah tak baik-baik saja dengan keluarga Jessica sendiri. Sebenarnya, saat ini Joandra merasa begitu pusing dan binggung terlebih semua hartanya juga sudah diatas namakan pada Jessica sebagiannya. Dan jika Jessica kembali dimanfaatkan oleh ibunya yang sangat tamak itu, tak mustahil Jessica akan meminta bagian harta kekayaan yang sudah dilimpahkannya itu. Dan jika Jessica menikah dengan Kenrick, artinya secara tak langsung uangnya itu akan diberikannya pada saudara tirinya itu?!“Joandra, apa kamu masih ada di sana?”Tak mendengar jawaban membuat Kakek Raharja segera memanggil nama Jo
Ketika dia akan berjalan keluar dari dalam kamar itu, entah bagaimana matanya melihat ke arah meja rias, yang merangkap meja belajar yang biasanya digunakan oleh Jessica selama ini.Sebuah surat terlihat tergeletak di atas meja itu. Joandra segera berjalan mendekat, lalu dengan cepat juga mengambil dan merobek sampul surat itu.Selembar kertas putih terlihat penuh dengan tulisan di dalam sana. Dan itu adalah tulisan tangan istri kecilnya yang selama ini sudah sangat dikenalnya.(Sayang ... maafin Jessica untuk semua kejadian ini. Tapi, kamu sudah salah paham terhadapku, Sayang. Selama ini, tak sekali pun hati ini pernah mendua apa lagi berniat untuk bermain di belakangmu. Tak ada cinta untuk pria mana pun selain untukmu dan Ayah. Tapi, jika Abang memang sudah mengambil keputusan seperti ini, Jessica akan menerimanya. Jessica pergi karena Jessica menghormati apa yang Abang inginkan, dan itu juga karena Jessica benar-benar mencintaimu
Madam Donna terdiam dan membatin senang. Begitu mengetahui jika suaminya dan Jessica tak lagi tinggal di kediaman Joandra, dia merasa sungguh lega dan senang luar biasa. Artinya Joandra akan sendirian, dan itu membuat Claudia memiliki kesempatan.Joandra seakan tersadar dari kekeliruannya. Tak seharusnya dia mengatakan semua itu.“Joan pamit dulu, Ibu.”Mengetahui jika Jessica tak ada di sana, Joandra segera pergi sebelum ibu mertuanya itu merencanakan sesuatu. Dia tahu jika ibu mertuanya itu sangatlah licik. Dan kesalahannya tadi kembali membuat hatinya semakin merasa tak tenang.‘Bagaimana jika Ibu meminta Kent mencari keberadaan Jessica ?! Atau ... jangan bilang Jessica memang tinggal dengan Kent?! Ah. itu mustahil. Tidak mungkin!’Joandra yang kalut merasa kepalanya terus berdenyut-denyut. Rasa panik dan khawatirnya itu bercampur dengan perasaan takut. Dan itu membuat kepalanya terasa semakin berat.“R
“Betapa tak bisa diharapkannya kita berdua ini. Mencari nona muda saja kita tak bisa. Jika sampai besok melibatkan kepolisian, aku pikir itu sangat beresiko,” ujar Ricko lemah semangat, sambil terus menyetir mobilnya dengan keadaan yang sudah terlihat kelelahan, karena sudah seharian ini mereka menelusuri jalanan kota Metropolitan itu.“Jadi kita harus bagaimana?” Leonal juga bertanya dengan nada tak bersemangat. Merasa kesal sendiri karena sudah beberapa hari mencari masih juga tak bisa menemukan jejak nona muda mereka.“Entahlah.”“Kenapa Nona Muda sangat pintar bersembunyi. Dan ini sudah yang kedua kalinya.”“Makanya jangan menganggap remeh Nona Muda. Meski kecil tapi sangat bernyali dan tak pernah takut,” ujar Ricko yang ternyata mengagumi wanita kecil milik tuan presdirnya yang selama ini terlihat sangat tangguh di matanya.“Tak seperti mantanmu si tukang selingkuh itu kan? Suda
“Awas kalau kamu sampai gagal lagi! Dan untuk kalian berdua, aku harap kalian itu harus hati-hati. Jangan sampai semua ini bocor. Jika sampai semua rencana kalian ini tercium dan terendus oleh pihak yang berwajib, kalian tanggung sendiri akibatnya!” kecam Kenrick yang seakan tak ingin terlibat di dalamnya.Kenrick berkata sambil berdiri dari duduknya, dan lalu langsung melangkah pergi dari sana. meninggalkan Claudia yang sedang tersenyum bersama sekutunya.Dia adalah Gibran. Ya, Gibran Wagendes yang sebenarnya sudah akan bebas dari tahanannya akibat uang yang sudah disogok oleh ayahnya, tapi sebelum waktunya tiba dia sudah bisa berkeliaran bebas saat ini karena mendapatkan jaminan dari Kenrick tentunya.Entah sudah berapa banyak uang yang Kenrick keluarkan untuk misinya dalam mendapatkan Jessica. Awalnya dia sengaja ingin merampas apa yang menjadi milik Joandra, tapi siapa sangka akhirnya dia terperangkap dan terpanjara oleh rencananya itu sendiri. P
“M—maaf Tuan Presdir. Tapi, kami memang sudah berusaha keras. Rasanya hampir tidak ada jalan dan gang kecil serta seluruh perumahan-perumahan hingga pinggiran kota yang terlewatkan. Benar-benar sudah tak ada jalan yang belum kami lewati Tuan Presdir, tapi kami tak melihat Nona Muda sama sekali. Apa mungkin ... Nona Muda sudah terbang ke Luar Negeri Tuan Presdir?” tanya Leonal di ujung penjelasannya barusan.Joandra terdiam setelah mendengarkan penjelasan dari Leonal terlebih ketika mendengar pertanyaan di ujung perkataannya itu. Sebenarnya Joandra pun sudah tahu bagaimana kinerja dua orang kepercayaannya selama ini, dan itu sebenarnya tak perlu diragukannya lagi.“Tidak mungkin. Pasportnya ada denganku.”Joandra bergumam pelan ketika dia mengingat jika dia tak memberikan pasport milik Jessica kala itu, dan mengingat hal itu membuat Joandra sedikit tenang. Meski buku nikah istrinya itu sudah diserahkannya, tapi sampai hari ini Joandr
Tuan Andi terlihat terkejut besar, hanya saja dia berusaha untuk bersikap normal. Tidak ingin membuat keadaan itu menjadi kacau akibat kepanikannya sendiri.“Joandra?! K-kenapa kamu ada sini, Nak?” tanya tuan Andi sambil mengarahkan tubuhnya ke arah Joandra yang saat ini sedang menatapnya dengan pandangan tak percaya.Tanpa menjawab, Joandra segera mengambil belanjaan dari kedua tangan ayah mertuanya. Dia tidak menyangka pertemuannya ini akan melihat ayah mertuanya hidup susah seperti ini, bahkan sampai harus berbelanja sendirian dengan usianya yang seharusnya tak lagi melakukan pekerjaan berat.Saat tinggal dirumahnya saja, ayah mertuanya itu tak pernah melakukan sesuatu apa pekerjaan. Bahkan makan saja semuanya sudah dipersiapkan, dan nasi pun langsung ada di depan mata. Joandra tak tega melihat ayah mertuanya itu mengangkat beban berat dan cukup banyak seperti itu.“Nggak apa-apa, Nak. Ayah bisa membawanya,” ujar tuan Andi berus
“Joan tahu Ayah. Makanya Joandra mohon dengan sangat dengan Ayah, tolong ajak Jessica pulang ke rumah kita, ya? Joandra tidak bisa hidup tanpa kalian di sana. Rasanya hidup Joandra tidak ada artinya sama sekali.”Joandra kini sudah memegang tangan ayah mertuanya, menggenggamnya dengan erat. Memohon dengan sangat agar ayah mertuanya itu akan pulang ke Residence mewahnya itu lagi, karena dia pun tak merasa pernah mengusir kekasih pujaan hatinya itu. Padahal saat itu dia hanya meminta agar istrinya itu keluar dari kamarnya. Tapi, Joandra sadar mungkin perkataannya memang terlalu kasar.Jika saat ini ayah mertuanya itu setuju untuk pulang, tentu saja otomatis Jessica juga akan pulang kembali ke kediamannya.Tuan Andi tak tahu apa Joandra sedang berdrama atau tidak. Pria itu masih sangat muda. Dia tampan dan seorang Triliuner ternama. Tapi, untuk apa dia melakukan itu semuanya jika memang dia tidak benar-benar mencintai purtri bungsunya itu? Apa lag
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl