Share

Pesona Janda Penakluk CEO
Pesona Janda Penakluk CEO
Penulis: CH. Blue Lilac

Aku Ingin Bercerai

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-17 12:18:16

"Mari kita bercerai!"

Clarissa Andari seketika membeku. Perempuan 23 tahun yang sedang memberikan susu pada bayinya itu seperti kehilangan jantungnya usai mendengarkan penuturan Sang suami.

"Aku sudah jenuh menjalani rumah tangga bersama kamu."

Perempuan berkuncir satu itu berbalik, menatap syok ke arah pria yang sedang duduk di atas sofa usang mereka, sambil menghisap batang tembakau di sela jarinya.

"Bercerai? Omong kosong apa itu?" Dengan nada gemetar, perempuan cantik berkulit putih yang akrab dipanggil Sasa tersebut menghampiri suaminya. "Kamu bercanda kan?"

Tak langsung menjawab pertanyaan istrinya, pria bernama Anggara Wibisono itu, justru menghembuskan asap di mulutnya sambil terus memasang wajah santai tak berdosa. "Jangan berlebihan begitu!" ujarnya saat melihat wajah tegang Clarissa.

"Tunggu dulu! Kamu tidak serius 'kan?" tanya Clarissa sekali lagi, dia benar-benar tidak menyangka kalau paginya akan diawali dengan pernyataan super mengejutkan dari Anggara.

"Aku serius— aku ingin kita berpisah." Sambil memutar-mutar ujung putung rokoknya di atas asbak, pria berahang tegas tersebut kembali mengulang ucapannya.

"Tapi kenapa?"

"Simpel. Karena kamu sudah tidak menarik lagi," jawab pria berkulit tan tersebut tanpa merasa berdosa. Ia bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Clarissa yang tampak shock atas ucapannya. "Sejak kamu hamil dan melahirkan, kamu sudah tidak cantik lagi di mataku. Kamu juga terlalu sibuk mengurusi anak itu sampai mengabaikanku."

Clarissa tercengang mendengar rentetan kalimat yang keluar dari mulut seorang Anggara Wibisono. Bagaimana mungkin ia diceraikan hanya karena kurang menarik pasca melahirkan? Bukankah itu alasan yang tidak masuk akal?

"Anggara, aku mohon jangan bercanda!" Perempuan berambut gelap itu meraih lengan suaminya, meminta lelaki tersebut agar mau menghadapnya. Menatap lekat matanya, mencari tahu keseriusan dari apa yang Angga ucapkan.

"Mana bisa kamu menceraikan aku hanya karena hal tersebut. Apalagi, selama ini aku tidak pernah mengabaikan kamu, tidak pernah melupakan kewajibanku sebagai istri kamu," tutur Sasa mulai terisak. Beruntung suaranya tak sampai membangunkan bayi mungil yang berada dalam gendongannya.

"Sudah kubilang, kalau aku serius!" Anggara langsung menampik tangan putih istrinya, enggan disentuh oleh wanita yang belum genap dua tahun dia nikahi. "Sejak anak itu lahir, kamu tidak pernah memberikan aku uang. Kamu tidak kembali bekerja, dan hanya bersantai-santai di rumah."

Lagi, kata-kata Anggara kembali menohok relung batin seorang Clarissa Andari. Bagaimana bisa suaminya itu menuduhnya bersantai-santai di rumah, bahkan waktu untuk tidur saja ia selalu kekurangan hanya demi menjalankan kewajibannya sebagai ibu dan istri.

"Mencari uang itu bukan tugas utamaku, Anggara. Tapi kamu— kamu kan kepala rumah tangga di sini? Lantas, kenapa kamu justru menyalahkanku?" Dia menatap nyalang ke arah Anggara, tak habis pikir. "Selama ini, hanya aku yang terus mencari nafkah, sedangkan kamu—"

Anggara yang kesal setelah mendengar ucapan Sasa tersebut lantas menggebrak meja di depannya lalu berdiri sambil menunjuk-nunjuk Sang istri. "Kenapa kamu bilang seperti itu sekarang? Kamu kan tahu aku sudah berusaha mencari pekerjaan ke manapun, tapi belum juga mendapatkan posisi yang sesuai." Suara pria berkaos oblong itu makin meninggi seolah menunjukkan betapa kesalnya dia.

"Tapi kamu terlalu lama menganggur, Angga! Bahkan setahun terakhir hanya aku yang mencari uang! Sedangkan kamu hanya menodongku saja tanpa mau mencari pekerjaan baru! Kamu terlalu memilih!" tandas Sasa dengan raut tak percaya.

Ia selalu berjuang seorang diri saat hamil, bekerja hingga larut tanpa kenal lelah demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan suaminya hanya bersantai di rumah sambil memainkan game atau pergi nongkrong dengan teman-temannya. Bahkan sering mengambil uang yang sengaja dia sisihkan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dan sekarang, pria itu mengatakan jika dia tidak bisa menghasilkan uang karena tidak bekerja? Bukankah itu sangat kelewatan?

"Kalau kamu tidak mau aku mintai uang, ya sudah kita bercerai saja seperti yang aku katakan tadi? Bukankah itu ide yang bagus?" Anggara terlihat masih keukeh dengan pendiriannya. Sama sekali tak memikirkan nasib anak dan istrinya. "Aku bisa kok, cari wanita yang lebih menarik, lebih cantik, dan punya banyak uang dibandingkan kamu!" lanjutnya penuh rasa bangga. Seolah tidak peduli lagi dengan perasaan wanita yang diajaknya bicara.

"Kamu keterlaluan!" desis Clarissa lirih, air matanya sudah membasahi pipinya. Tak tahan dengan segala hinaan dari Sang suami. "Selama ini, aku sudah berkorban banyak untuk kamu, tapi ini balasan kamu?"

"Huh! Sudah! Jangan berlebihan!" Pria bermata tajam itu menatap kesal ke arah Sasa, dia sudah sangat ingin menyudahi hubungan di antara mereka. Merasa muak dengan kehidupannya yang biasa-biasa saja tanpa ada perubahan. Dia ingin hidup nyaman dan banyak uang. Terlebih setelah anak mereka lahir, dia makin merasa sulit walau hanya sekedar untuk tidur. Setiap hari ia harus mendengar bayinya yang menangis tanpa kenal waktu. Membuatnya sakit kepala.

"Aku ingin bercerai. Dan aku tidak akan merubah keputusanku!" Usai mengatakan hal tersebut, Anggara kemudian pergi, meninggalkan Clarissa yang tampak tak rela melihatnya pergi. Mengabaikan panggilan Sasa yang menyuruhnya untuk kembali dan merubah keputusannya. Namun sayangnya, pemuda 25 tahun tersebut sama sekali tidak menggubrisnya.

Clarissa tertegun. Hatinya hancur seketika itu juga. Tidak menyangka, akan mengalami hal seburuk ini. Merasa syok sekaligus hancur atas apa yang tengah dia alami.

Ia tidak mau bercerai. Ia tak mau menyandang status janda yang pastinya akan dicemooh oleh banyak orang. Yang akan selalu dicap jelek oleh warga sekitar. Dia tidak mau itu terjadi. Mungkin Anggara itu bukan suami yang baik, tapi dia terlanjur mencintai pria tersebut.

"Oeek... Oeeek... Oeeek..."

Clarissa langsung menghapus air mata di wajahnya begitu mendengar suara tangis anaknya. Ia yang sempat terguncang atas kejadian barusan, langsung fokus pada Sang anak. Mengayun bayi yang masih belum genap berusia 2 bulan tersebut dan menenangkannya.

"Cup-cup, sayang— Ibu di sini, jangan menangis, um—" Clarissa mencoba menenangkan anak laki-lakinya tersebut. Mengayunnya sembari memberikan susu dari dalam botol. Padahal dia sendiri tidak mampu menahan lelehan bening yang terus membasahi pipinya. "Anak Ibu pintar, cup-cup..." Perempuan berpakaian dress selutut itu mengecup kening Sang bayi. Berusaha untuk membuat anaknya berhenti menangis.

***

TOK! TOK! TOK!

Clarissa mencoba untuk menidurkan bayinya di atas ranjang, saat ia mendengar suara ketukan pintu yang amat kencang. Jelas sekali kalau tamunya tersebut sangat tidak sabaran.

TOK! TOK! TOK!

"Iya, tunggu sebentar!" teriak Sasa sembari berjalan ke depan.

Dengan sedikit terburu, ia menuju pintu utama guna mengecek siapa yang datang. Dan begitu membuka pintu, yang dia dapati adalah suara sentakan kasar dari seseorang.

"HEY! KENAPA LAMA SEKALI SIH BUKA PINTUNYA?"

Bab terkait

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Terancam Diusir

    Dengan sedikit terburu, Clarissa berlari menuju pintu utama guna mengecek siapa yang datang. Dan begitu membuka bidang datar itu, yang dia dapati adalah sosok wanita berwajah garang yang berdiri angkuh di depannya."HEY! KENAPA LAMA SEKALI SIH BUKA PINTUNYA?"Clarissa reflek memejamkan matanya, saat suara sentakan yang cukup keras tersebut memecah gendang telinganya. Suara dari Sang pemilik kontrakan, tempat dia tinggal."I-ibu? Ada perlu apa ya?" Pertanyaan bodoh sebenarnya. Namun Clarissa nekad melontarkannya sebagai bahan untuk sekedar basa-basi."Pakai bertanya lagi? Ya untuk menagih uang kontrakan kamu!" sergah wanita 40 tahunan bertubuh tambun itu. Jangan lupakan make up tebalnya yang selalu menjadi ciri khas si pemilik kontrakan. "Kamu sudah menunggak hampir 2 bulan ya!""Maaf, Bu— tapi saya, belum ada uang," jawab perempuan itu lirih. Wajahnya menunduk, merasa tak enak hati. Ia tahu, Sang pemilik kontrakan pasti akan mempertanyaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kamu Selingkuh?

    Namun baru saja ia mencapai ambang pintu, ia melihat pemandangan yang makin menyayat hatinya. Hingga ia nyaris tak bisa berkata-kata dan hanya bergeming dengan ekspresi tak percaya."A—Anggara? Kamu..." Dengan ekspresi wajah kaget, Sasa menghampiri suaminya. Di mana sosok pria itu tengah berdiri di samping seorang wanita muda nan cantik dengan penampilan kasual yang menarik. Dari ujung kaki hingga rambut wanita di samping Anggara, tampak sekali jika sosok tersebut bukanlah wanita dari golongan biasa-biasa saja."Mumpung kamu di sini, sekalian aku akan memperkenalkan kamu padanya!" Dengan penuh rasa bangga, pemuda 25 tahun tersebut memperkenalkan Clarissa pada sosok di sampingnya, "Namanya Denada Maheswari, dia adalah kekasihku yang baru."DEG!Hal bodoh macam apa itu? Kekasih? Apa Clarissa tidak salah dengar?"Jadi sebenarnya Nada ini seorang janda, suaminya meninggal beberapa bulan lalu dan dia mewarisi banyak harta dari mendiang suaminy

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Putus Asa

    Dengan putus asa Clarissa menyeret kakinya menuju dapur. Tak ada lagi harapan, masa depannya hancur tidak bersisa. Ia yang dari sejak lama sudah merasa sebatang kara, kini tak punya lagi sosok yang akan mendampingi dirinya. Bahkan Tuhan saja, seolah tak mau bersamanya.Perempuan berambut sepunggung tersebut mengambil sebilah pisau yang terletak di kabinet dapur. Raut wajahnya terkesan datar, dan sorot matanya tampak kosong tak bercahaya.Setetes cairan bening, jatuh membasahi pipinya, saat ia mulai mengarahkan pisau tersebut tepat ke lehernya. Mungkin, dengan mengakhiri hidupnya, semua masalah dan kesedihan yang tengah dia rasakan akan usai.Perempuan cantik itu memejamkan matanya, bersiap untuk mati sekarang juga. Namun belum sempat itu terjadi, suara tangisan Sang bayi, menyentak kewarasan seorang Clarissa Andari.PRAANG"Ukh..." Pisau di tangannya terjatuh. Bibirnya terkatup rapat menahan suara isakan. Air mata Clarissa menetes semakin

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Rentenir Datang Lagi

    Pria bermata musang tersebut merogoh sesuatu dari kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu yang sontak membuat kedua bola mata Clarissa melebar sempurna.Dan—Lembaran uang dengan nominal cukup tinggi di lempar dengan tidak etis ke depan wajah perempuan 23 tahun tersebut."Apa yang kamu lakukan?" desis Sasa tak percaya."Ini uang, untuk kamu dan anak itu!" ujar Anggara dengan wajah pongahnya. Seolah ingin menunjukkan pada Clarissa, jika dia bukan lagi Anggara yang dulu. Yang cuma bisa mengemis uang darinya.Sasa hanya menatap dingin ke arah pria berkulit eksotis tersebut. Hatinya semakin meradang karena direndahkan seperti ini oleh mantan suaminya."Kamu bilang, selama kita menikah, aku tidak pernah bisa menafkahi kamu bukan? Jadi gunakan uang itu untuk membeli kebutuhan kalian!" Usai berkata demikian, Anggara memilih beranjak dari hadapan Clarissa. Meninggalkan perempuan itu terpaku di tempatnya dengan sorot mata yang tampak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Tawaran Dita

    Dan sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya."Mbak... Bilang apa tadi?"Gita tersenyum misterius, sementara Clarissa hanya bisa tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar."Kamu butuh uang banyak dalam waktu cepat kan? Hanya dengan bekerja seperti 'itu' kami bisa mendapatkan banyak uang."Tapi jadi wanita panggilan— aku tidak bisa melakukannya, Mbak." Sasa terlihat enggan menerima ajakan Gita. Dia memang butuh uang, tapi tidak dengan menjadi pekerja malam. Mungkin akan mudah untuknya mendapatkan uang yang banyak. Tapi, tetap saja itu sangat bertentangan dengan dirinya. Terlebih dia seorang ibu sekarang. Mana mungkin dia membiayai anaknya dengan uang haram semacam itu.Gita agak kecewa mendengar keputusan Clarissa. Bagaimana pun juga, perempuan muda di depannya ini punya tubuh dan wajah yang akan sangat 'laku' dikalangan para pria. "Kamu yakin? Ini hanya sebentar saja kok, setidaknya sampai hutang kamu lunas. Lagip

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Gara-gara Anak Sakit

    "Tidak bisa, Bu. Kita harus memantau kondisi bayi, Ibu setidaknya untuk dua hari ini.""Tapi biayanya—""Biar aku saja yang bayar semua biaya rumah sakit Baby Al."Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut. Dan lagi-lagi dia hanya bisa membelalakkan matanya saat melihat sosok Gita Maheswari berjalan menghampiri mereka."Dokter tolong tangani baby Al dengan baik. Urusan biaya biar saya yang urus." Perempuan bertubuh langsing itu kembali menekankan ucapannya, yang dibalas anggukan mantap oleh Sang dokter. Sedangkan Clarissa hanya bisa bengong. Meloading semua yang terjadi.***"Terima kasih, Mbak sudah membantuku dan baby Al. Jujur, aku bingung sekali tadi mau cari pinjaman ke mana." Sasa kini duduk berdampingan bersama dengan Gita. Di deretan kursi ruang tunggu. Baby Al sedang tidur di kamar inapnya. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di luar agar tidak menganggu tidur bayi mungil tersebut.Gita tak langsung membalas. Dia lebih memilih menega

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Terpaksa Jadi Wanita Malam

    "Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kapan Kamu Menikah?

    Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13

Bab terbaru

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kamu Mau Apa?

    Clarissa sedikit bingung dengan kemunculan mobil sedan hitam mewah yang berhenti di depannya. Apa orang itu mengenalnya? Atau mereka pernah bertemu? Begitulah pikir perempuan yang sedang menggendong bayinya tersebut.Ia berdiri, mengamati sosok siapa di balik kemudi. Dan bola matanya reflek melebar begitu kaca mobil diturunkan. "Lu-Lucas?"Pemuda yang dimaksud tampak menyeringai sembari melambaikan tangan tanpa dosa. Sedangkan Clarissa benar-benar tidak menyangka, jika pria itu akan muncul di depannya siang bolong begini.Kabur. Itulah yang Sasa pikirkan. Dia tidak mau membuat masalah dengan pemuda itu. Sialnya, tak ada tanda-tanda kalau bus akan datang. Dan jalan satu-satunya yang bisa perempuan 23 tahun tersebut lakukan, adalah berjalan menjauhi Lucas."Hey! Mau ke mana kamu?" Sialnya, Lucas turun dari mobil dan mengejarnya. Pemuda dengan setelan jas lengkap tersebut tak terima ditinggal kabur begitu saja oleh Clarissa. "Clarissa! Tunggu!"GOTCHA! Akhirnya, pem

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Patner Tidur

    "Aku ingin kamu— menjadi partner tidurku!"DEGClarissa kehabisan kata-kata, tadinya dia pikir Lucas adalah orang yang berbeda. Dia ikhlas membantunya tanpa mengharapkan imbalan yang macam-macam. Tapi saat mendengar penuturan pemuda berkemeja hitam tersebut, sontak saja membuat Sasa syok dan tak tahu lagi harus bagaimana."Anggap saja uang yang tadi adalah uang untuk membayar 'jasa' kamu," ujar Lucas sambil menatap lekat ke arah Clarissa. Perempuan yang hanya bisa tercengang syok dengan ucapannya barusan."Tidur denganku?""Yup. Bukankah memang itu pekerjaan kamu?"Clarissa merasa harga dirinya hancur sudah. Ia tidak menyangka, Lucas memandangnya tak jauh berbeda dengan pria-pria lainnya "Kenapa wajah kamu pucat begitu? Jangan bilang kalau kamu akan menolaknya?" Ia menatap perempuan di depannya dengan intens. Jujur saja, Clarissa terlihat cantik di matanya. Apalagi saat bola mata bulatnya memandangnya balik."Aku bisa mengganti semua uang kamu, tapi

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jangan Lari!

    Clarissa berjalan secepat mungkin menuju ke parkiran. Mencari taksi dan kabur dari tempat ini. Sudah cukup ia melakukan hal nista seperti sekarang. Walaupun belum lama, namun tetap saja dia harus lepas dari jerat dunia malam seperti ini.Mata perempuan berkulit putih itu berbinar senang saat melihat sebuah taksi berjalan ke arahnya. Ia mengangkat tangannya, hendak mencegat kendaraan tersebut. Namun belum sempat itu terjadi, seseorang lebih dahulu menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya menjauh dari lokasi."Mau ke mana kamu?""Mm—mbak Gita?" Tubuh perempuan itu menggigil gemetaran melihat sosok Gita yang tampak murka kepadanya. Dari ekspresi wajah perempuan itu, terkesan jika dia sedang tidak bisa untuk santai."Kamu mau kabur?" sentak wanita berambut pendek itu dengan suara meninggi. Dia sudah terlanjur emosi karena sikap Clarissa yang seenaknya. Membuat dia nyaris kehilangan pelanggan terbaik di klubnya. "Berani sekali kamu?"Sasa yang berusaha melepaskan

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jadi Wanita Penghibur

    "Mbak, aku tidak mau ikut! Aku tidak mau pergi ke sana lagi!""Mana bisa begitu, Sasa! Sudah ada 2 orang malam ini yang antre buat tidur sama kamu! Kamu tidak bisa menolaknya begitu saja!""Tapi Mbak— Aku capek banget! Daripagi baby Al rewel terus, dan—"Gita melotot tajam ke arah Sasa. Lalu mendudukkan perempuan itu di depan meja rias miliknya. Setiap hari saat ia datang untuk menjemput Sasa, selalu ada saja alasan yang ibu beranak satu itu ucapkan. Membuat dia kesal."Kamu tidak akan bisa menolak perintahku!" Dengan tegas Gita berucap demikian. "Kamu itu aset buatku, karena kamu pelanggan di klub tempat itu jadi makin banyak! Toh, kamu juga senangkan karena bisa menghasilkan banyak uang!" terang Gita dengan suara meninggi sedikit frustrasi."Aku juga sudah bilang ke Mbak, kalau aku akan berhenti setelah hutang-hutangku lunas. Dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" Perempuan 23 tahun itu tak mau kalah. Dia sudah bertekad untuk menyudahi hal kotor ini karena

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kapan Kamu Menikah?

    Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Terpaksa Jadi Wanita Malam

    "Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Gara-gara Anak Sakit

    "Tidak bisa, Bu. Kita harus memantau kondisi bayi, Ibu setidaknya untuk dua hari ini.""Tapi biayanya—""Biar aku saja yang bayar semua biaya rumah sakit Baby Al."Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut. Dan lagi-lagi dia hanya bisa membelalakkan matanya saat melihat sosok Gita Maheswari berjalan menghampiri mereka."Dokter tolong tangani baby Al dengan baik. Urusan biaya biar saya yang urus." Perempuan bertubuh langsing itu kembali menekankan ucapannya, yang dibalas anggukan mantap oleh Sang dokter. Sedangkan Clarissa hanya bisa bengong. Meloading semua yang terjadi.***"Terima kasih, Mbak sudah membantuku dan baby Al. Jujur, aku bingung sekali tadi mau cari pinjaman ke mana." Sasa kini duduk berdampingan bersama dengan Gita. Di deretan kursi ruang tunggu. Baby Al sedang tidur di kamar inapnya. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di luar agar tidak menganggu tidur bayi mungil tersebut.Gita tak langsung membalas. Dia lebih memilih menega

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Tawaran Dita

    Dan sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya."Mbak... Bilang apa tadi?"Gita tersenyum misterius, sementara Clarissa hanya bisa tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar."Kamu butuh uang banyak dalam waktu cepat kan? Hanya dengan bekerja seperti 'itu' kami bisa mendapatkan banyak uang."Tapi jadi wanita panggilan— aku tidak bisa melakukannya, Mbak." Sasa terlihat enggan menerima ajakan Gita. Dia memang butuh uang, tapi tidak dengan menjadi pekerja malam. Mungkin akan mudah untuknya mendapatkan uang yang banyak. Tapi, tetap saja itu sangat bertentangan dengan dirinya. Terlebih dia seorang ibu sekarang. Mana mungkin dia membiayai anaknya dengan uang haram semacam itu.Gita agak kecewa mendengar keputusan Clarissa. Bagaimana pun juga, perempuan muda di depannya ini punya tubuh dan wajah yang akan sangat 'laku' dikalangan para pria. "Kamu yakin? Ini hanya sebentar saja kok, setidaknya sampai hutang kamu lunas. Lagip

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Rentenir Datang Lagi

    Pria bermata musang tersebut merogoh sesuatu dari kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu yang sontak membuat kedua bola mata Clarissa melebar sempurna.Dan—Lembaran uang dengan nominal cukup tinggi di lempar dengan tidak etis ke depan wajah perempuan 23 tahun tersebut."Apa yang kamu lakukan?" desis Sasa tak percaya."Ini uang, untuk kamu dan anak itu!" ujar Anggara dengan wajah pongahnya. Seolah ingin menunjukkan pada Clarissa, jika dia bukan lagi Anggara yang dulu. Yang cuma bisa mengemis uang darinya.Sasa hanya menatap dingin ke arah pria berkulit eksotis tersebut. Hatinya semakin meradang karena direndahkan seperti ini oleh mantan suaminya."Kamu bilang, selama kita menikah, aku tidak pernah bisa menafkahi kamu bukan? Jadi gunakan uang itu untuk membeli kebutuhan kalian!" Usai berkata demikian, Anggara memilih beranjak dari hadapan Clarissa. Meninggalkan perempuan itu terpaku di tempatnya dengan sorot mata yang tampak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status