Share

Terancam Diusir

last update Last Updated: 2023-06-17 12:21:12

Dengan sedikit terburu, Clarissa berlari menuju pintu utama guna mengecek siapa yang datang. Dan begitu membuka bidang datar itu, yang dia dapati adalah sosok wanita berwajah garang yang berdiri angkuh di depannya.

"HEY! KENAPA LAMA SEKALI SIH BUKA PINTUNYA?"

Clarissa reflek memejamkan matanya, saat suara sentakan yang cukup keras tersebut memecah gendang telinganya. Suara dari Sang pemilik kontrakan, tempat dia tinggal.

"I-ibu? Ada perlu apa ya?" Pertanyaan bodoh sebenarnya. Namun Clarissa nekad melontarkannya sebagai bahan untuk sekedar basa-basi.

"Pakai bertanya lagi? Ya untuk menagih uang kontrakan kamu!" sergah wanita 40 tahunan bertubuh tambun itu. Jangan lupakan make up tebalnya yang selalu menjadi ciri khas si pemilik kontrakan. "Kamu sudah menunggak hampir 2 bulan ya!"

"Maaf, Bu— tapi saya, belum ada uang," jawab perempuan itu lirih. Wajahnya menunduk, merasa tak enak hati. Ia tahu, Sang pemilik kontrakan pasti akan mempertanyakan pembayaran uang sewa, tapi dia benar-benar tidak memiliki uang untuk sekarang ini. Ia sudah tidak kerja sejak bayinya lahir, dan suami yang harusnya bertanggung jawab atas kehidupan mereka, justru meminta berpisah dan kini pergi entah ke mana.

"HAAH!" Wanita bertubuh berisi itu memukul pintu di depannya, membuat Sasa tersentak kecil karena kaget. "Alasan saja! Setiap ditagih selalu bilang tidak punya uang-tidak punya uang! Kamu mau saya usir?!" Wanita itu terlihat geram, bosan dengan alasan Clarissa yang itu-itu saja. Semenjak memiliki anak, keluarga ini jadi sering menunggak.

"Ma-maafkan saya, Bu. Saya memang sedang tidak pegang uang sama sekali, tapi sa-saya janji, saya akan segera melunasi biaya kontrakan bulan depan." Clarissa tidak memiliki ide lain, ia hanya bisa meminta maaf dan memohon pengertian dari si pemilik kontrakan.

"Halah! Dasar kamu ini!" Wanita bergincu merah tersebut mengibaskan tangannya di depan wajah Clarissa, "pokoknya, kalau sampai bulan depan kamu belum juga bayar! Siap-siap kamu angkat kaki dari rumah ini!"

Perempuan berkulit putih itu hanya bisa mengangguk. Mengiyakan permintaan Sang pemilik. Ia kembali masuk ke dalam rumahnya begitu wanita tadi menghilang dari hadapannya.

Sungguh, hari ini menjadi hari yang buruk bagi Clarissa. Cobaan seolah bertubi-tubi menimpa hidupnya. Sosok berambut gelap itu menghapus air matanya, mencoba untuk tegar. Selalu percaya, jika setelah badai pasti ada matahari yang bersinar cerah. Dia tidak boleh putus asa dan terus larut dalam kesedihan.

***

Clarissa Andari adalah sosok yang kuat. Dia juga cerdas dan mandiri. Hanya saja nasibnya tak begitu mujur. Sejak kecil ia harus kehilangan orang tuanya. Tinggal bersama Paman dan Bibinya yang sering memperalatnya. Memorotinya dan memperlakukannya tak layak.

Saat usianya 20 tahun, dia pergi merantau ke kota X. Berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dari sebelumnya, dan sekaligus menjauhi paman dan bibinya yang terus menjadikannya sebagai ATM berjalan. Dan saat itulah, ia bertemu dengan suaminya, Anggara Wibisono.

Pemuda yang dia pikir bisa membuatnya bahagia, pemuda yang dia pikir akan memberikan banyak cinta untuknya. Ternyata hanya benalu dalam hidupnya. Dia tak jauh berbeda dengan paman dan bibinya. Malas bekerja, dan hanya bersantai di rumah.

Tapi sialnya, dia terlalu mencintai pria itu. Tak ingin kehilangannya, karena berpikir cuma pemuda itu saja yang dia miliki di dunia ini. Namun setelah Sang suami menjatuhkan talak tadi pagi, ia merasa sangat kehilangan dunianya. Tujuan hidupnya.

"Baby, kalau kamu sudah besar nanti, Ibu harap kamu jadi anak yang pintar, sehat, dan mandiri, ya!" Sambil mengusap pipi lembut Sang anak, Sasa berujar demikian. Menaruh banyak harapan dan doa untuk putra satu-satunya.

"Semoga kamu selalu bahagia, dan di kelilingi dengan orang-orang baik, jangan seperti Ibu, oke..." Meskipun anaknya tidak akan bisa mengerti apa yang dia bicarakan, namun Clarissa terus saja berbicara tentang banyak hal.

Sampai akhirnya, matanya tidak sengaja melihat ke arah jarum jam di dinding kamarnya.

"Sudah pukul 10 malam? Tapi— Anggara belum juga pulang," gumam Sasa pada dirinya sendiri. Perempuan itu turun dari atas ranjang dan berjalan ke luar. Melalui jendela kamarnya, ia melihat ke arah luar halaman rumahnya. Tidak ada tanda-tanda suaminya itu akan pulang ke rumah. Dan hal tersebut membuatnya semakin gelisah.

"Apa— Anggara bersungguh-sungguh akan menceraikanku? Apa dia tidak akan pulang lagi ke sini?" Perempuan berambut sepunggung itu menggigit bibir bawahnya. Ia mendadak merasa gundah. Ia benar-benar tak siap menyandang status sebagai single parents.

Bahkan membayangkannya pun tidak.

Tubuh perempuan itu merosot ke bawah. Terduduk lemas hanya dengan memikirkan apa yang terjadi padanya selanjutnya. Ia sangat hancur sekarang ini. Cukup lama ia menangis sendirian di posisinya. Meratapi nasibnya yang malang.

Sampai tak berselang lama kemudian, terdengar suara ketukan dari arah pintu. Di sana, ia mendapati sosok Sang suami yang tengah berada di balik pintu.

Senyum di wajahnya sontak terkembang, melihat kehadiran pemuda yang dia tunggu.

"Anggara— aku senang sekali kamu pulang." Ia meraih tangan suaminya, berniat merangkulnya. "Aku lega sekali."

Buru-buru, Anggara menampik tangan Sang istri. Enggan dipeluk seperti itu. "Kamu jangan GR, aku pulang bukan untuk kamu?"

"Maksud kamu apa? Kamu— tidak benar-benar ingin menceraikanku kan?" tanya Sasa sambil mengikuti langkah suaminya.

Anggara tak menggubris perkataan perempuan yang dua tahun lebih muda darinya tersebut. Lebih memilih mengambil tas ransel di bawah kasur dan membuka lemari baju. Pria itu lebih mengambil pakaian miliknya, lalu menaruhnya di dalam tas.

"Kamu mau ke mana? Kumohon jangan tinggalkan aku!" Melihat Sang suami mulai mengemasi barang-barangnya tentu saja membuat Clarissa semakin cemas. "Anggara, aku mohon jangan ceraikan aku!" pintanya sambil terisak. Ia sangat tidak siap menjadi janda.

"Ish! Berisik! Kamu ini tuli atau bagaimana? Aku akan tetap menceraikan kamu! Tidak peduli apa kata kamu!" Ia mendorong tubuh Clarissa yang sedang menghalanginya untuk membereskan bajunya. Hingga tubuh mungil perempuan itu oleng dan nyaris jatuh.

"Anggara— aku mohon sama kamu... Jangan seperti ini! Lihat anak kita, Angga— Dia sangat membutuhkan sosok seorang Ayah!"

"Geez! Aku tidak peduli. Mau kamu jadi janda, mau anak itu tidak punya Ayah, aku tidak mau tahu!" Anggara menatap tajam ke arah Clarissa, rahangnya mengeras dan ekspresi wajahnya terlihat sangat marah. Kesal karena perempuan di depannya terlalu banyak bicara. Hingga tega, mendorong perempuan itu hingga jatuh di atas lantai.

"Angga— Aku mohon jangan pergi! ANGGA!" Sasa yang melihat suaminya berjalan ke arah pintu keluar langsung berdiri dari posisi terjatuhnya barusan. Buru-buru mengejar pria berkulit bak madu tersebut tidak pergi.

Namun baru saja ia mencapai ambang pintu, ia melihat pemandangan yang makin menyayat hatinya. Hingga ia nyaris tak bisa berkata-kata dan hanya bergeming dengan ekspresi tak percaya.

"A—Anggara? Kamu..."

***

Related chapters

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kamu Selingkuh?

    Namun baru saja ia mencapai ambang pintu, ia melihat pemandangan yang makin menyayat hatinya. Hingga ia nyaris tak bisa berkata-kata dan hanya bergeming dengan ekspresi tak percaya."A—Anggara? Kamu..." Dengan ekspresi wajah kaget, Sasa menghampiri suaminya. Di mana sosok pria itu tengah berdiri di samping seorang wanita muda nan cantik dengan penampilan kasual yang menarik. Dari ujung kaki hingga rambut wanita di samping Anggara, tampak sekali jika sosok tersebut bukanlah wanita dari golongan biasa-biasa saja."Mumpung kamu di sini, sekalian aku akan memperkenalkan kamu padanya!" Dengan penuh rasa bangga, pemuda 25 tahun tersebut memperkenalkan Clarissa pada sosok di sampingnya, "Namanya Denada Maheswari, dia adalah kekasihku yang baru."DEG!Hal bodoh macam apa itu? Kekasih? Apa Clarissa tidak salah dengar?"Jadi sebenarnya Nada ini seorang janda, suaminya meninggal beberapa bulan lalu dan dia mewarisi banyak harta dari mendiang suaminy

    Last Updated : 2023-06-17
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Putus Asa

    Dengan putus asa Clarissa menyeret kakinya menuju dapur. Tak ada lagi harapan, masa depannya hancur tidak bersisa. Ia yang dari sejak lama sudah merasa sebatang kara, kini tak punya lagi sosok yang akan mendampingi dirinya. Bahkan Tuhan saja, seolah tak mau bersamanya.Perempuan berambut sepunggung tersebut mengambil sebilah pisau yang terletak di kabinet dapur. Raut wajahnya terkesan datar, dan sorot matanya tampak kosong tak bercahaya.Setetes cairan bening, jatuh membasahi pipinya, saat ia mulai mengarahkan pisau tersebut tepat ke lehernya. Mungkin, dengan mengakhiri hidupnya, semua masalah dan kesedihan yang tengah dia rasakan akan usai.Perempuan cantik itu memejamkan matanya, bersiap untuk mati sekarang juga. Namun belum sempat itu terjadi, suara tangisan Sang bayi, menyentak kewarasan seorang Clarissa Andari.PRAANG"Ukh..." Pisau di tangannya terjatuh. Bibirnya terkatup rapat menahan suara isakan. Air mata Clarissa menetes semakin

    Last Updated : 2023-06-17
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Rentenir Datang Lagi

    Pria bermata musang tersebut merogoh sesuatu dari kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu yang sontak membuat kedua bola mata Clarissa melebar sempurna.Dan—Lembaran uang dengan nominal cukup tinggi di lempar dengan tidak etis ke depan wajah perempuan 23 tahun tersebut."Apa yang kamu lakukan?" desis Sasa tak percaya."Ini uang, untuk kamu dan anak itu!" ujar Anggara dengan wajah pongahnya. Seolah ingin menunjukkan pada Clarissa, jika dia bukan lagi Anggara yang dulu. Yang cuma bisa mengemis uang darinya.Sasa hanya menatap dingin ke arah pria berkulit eksotis tersebut. Hatinya semakin meradang karena direndahkan seperti ini oleh mantan suaminya."Kamu bilang, selama kita menikah, aku tidak pernah bisa menafkahi kamu bukan? Jadi gunakan uang itu untuk membeli kebutuhan kalian!" Usai berkata demikian, Anggara memilih beranjak dari hadapan Clarissa. Meninggalkan perempuan itu terpaku di tempatnya dengan sorot mata yang tampak

    Last Updated : 2023-06-17
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Tawaran Dita

    Dan sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya."Mbak... Bilang apa tadi?"Gita tersenyum misterius, sementara Clarissa hanya bisa tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar."Kamu butuh uang banyak dalam waktu cepat kan? Hanya dengan bekerja seperti 'itu' kami bisa mendapatkan banyak uang."Tapi jadi wanita panggilan— aku tidak bisa melakukannya, Mbak." Sasa terlihat enggan menerima ajakan Gita. Dia memang butuh uang, tapi tidak dengan menjadi pekerja malam. Mungkin akan mudah untuknya mendapatkan uang yang banyak. Tapi, tetap saja itu sangat bertentangan dengan dirinya. Terlebih dia seorang ibu sekarang. Mana mungkin dia membiayai anaknya dengan uang haram semacam itu.Gita agak kecewa mendengar keputusan Clarissa. Bagaimana pun juga, perempuan muda di depannya ini punya tubuh dan wajah yang akan sangat 'laku' dikalangan para pria. "Kamu yakin? Ini hanya sebentar saja kok, setidaknya sampai hutang kamu lunas. Lagip

    Last Updated : 2023-07-08
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Gara-gara Anak Sakit

    "Tidak bisa, Bu. Kita harus memantau kondisi bayi, Ibu setidaknya untuk dua hari ini.""Tapi biayanya—""Biar aku saja yang bayar semua biaya rumah sakit Baby Al."Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut. Dan lagi-lagi dia hanya bisa membelalakkan matanya saat melihat sosok Gita Maheswari berjalan menghampiri mereka."Dokter tolong tangani baby Al dengan baik. Urusan biaya biar saya yang urus." Perempuan bertubuh langsing itu kembali menekankan ucapannya, yang dibalas anggukan mantap oleh Sang dokter. Sedangkan Clarissa hanya bisa bengong. Meloading semua yang terjadi.***"Terima kasih, Mbak sudah membantuku dan baby Al. Jujur, aku bingung sekali tadi mau cari pinjaman ke mana." Sasa kini duduk berdampingan bersama dengan Gita. Di deretan kursi ruang tunggu. Baby Al sedang tidur di kamar inapnya. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di luar agar tidak menganggu tidur bayi mungil tersebut.Gita tak langsung membalas. Dia lebih memilih menega

    Last Updated : 2023-07-09
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Terpaksa Jadi Wanita Malam

    "Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga

    Last Updated : 2023-07-10
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kapan Kamu Menikah?

    Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa

    Last Updated : 2023-07-13
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jadi Wanita Penghibur

    "Mbak, aku tidak mau ikut! Aku tidak mau pergi ke sana lagi!""Mana bisa begitu, Sasa! Sudah ada 2 orang malam ini yang antre buat tidur sama kamu! Kamu tidak bisa menolaknya begitu saja!""Tapi Mbak— Aku capek banget! Daripagi baby Al rewel terus, dan—"Gita melotot tajam ke arah Sasa. Lalu mendudukkan perempuan itu di depan meja rias miliknya. Setiap hari saat ia datang untuk menjemput Sasa, selalu ada saja alasan yang ibu beranak satu itu ucapkan. Membuat dia kesal."Kamu tidak akan bisa menolak perintahku!" Dengan tegas Gita berucap demikian. "Kamu itu aset buatku, karena kamu pelanggan di klub tempat itu jadi makin banyak! Toh, kamu juga senangkan karena bisa menghasilkan banyak uang!" terang Gita dengan suara meninggi sedikit frustrasi."Aku juga sudah bilang ke Mbak, kalau aku akan berhenti setelah hutang-hutangku lunas. Dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" Perempuan 23 tahun itu tak mau kalah. Dia sudah bertekad untuk menyudahi hal kotor ini karena

    Last Updated : 2023-07-14

Latest chapter

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kamu Mau Apa?

    Clarissa sedikit bingung dengan kemunculan mobil sedan hitam mewah yang berhenti di depannya. Apa orang itu mengenalnya? Atau mereka pernah bertemu? Begitulah pikir perempuan yang sedang menggendong bayinya tersebut.Ia berdiri, mengamati sosok siapa di balik kemudi. Dan bola matanya reflek melebar begitu kaca mobil diturunkan. "Lu-Lucas?"Pemuda yang dimaksud tampak menyeringai sembari melambaikan tangan tanpa dosa. Sedangkan Clarissa benar-benar tidak menyangka, jika pria itu akan muncul di depannya siang bolong begini.Kabur. Itulah yang Sasa pikirkan. Dia tidak mau membuat masalah dengan pemuda itu. Sialnya, tak ada tanda-tanda kalau bus akan datang. Dan jalan satu-satunya yang bisa perempuan 23 tahun tersebut lakukan, adalah berjalan menjauhi Lucas."Hey! Mau ke mana kamu?" Sialnya, Lucas turun dari mobil dan mengejarnya. Pemuda dengan setelan jas lengkap tersebut tak terima ditinggal kabur begitu saja oleh Clarissa. "Clarissa! Tunggu!"GOTCHA! Akhirnya, pem

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Patner Tidur

    "Aku ingin kamu— menjadi partner tidurku!"DEGClarissa kehabisan kata-kata, tadinya dia pikir Lucas adalah orang yang berbeda. Dia ikhlas membantunya tanpa mengharapkan imbalan yang macam-macam. Tapi saat mendengar penuturan pemuda berkemeja hitam tersebut, sontak saja membuat Sasa syok dan tak tahu lagi harus bagaimana."Anggap saja uang yang tadi adalah uang untuk membayar 'jasa' kamu," ujar Lucas sambil menatap lekat ke arah Clarissa. Perempuan yang hanya bisa tercengang syok dengan ucapannya barusan."Tidur denganku?""Yup. Bukankah memang itu pekerjaan kamu?"Clarissa merasa harga dirinya hancur sudah. Ia tidak menyangka, Lucas memandangnya tak jauh berbeda dengan pria-pria lainnya "Kenapa wajah kamu pucat begitu? Jangan bilang kalau kamu akan menolaknya?" Ia menatap perempuan di depannya dengan intens. Jujur saja, Clarissa terlihat cantik di matanya. Apalagi saat bola mata bulatnya memandangnya balik."Aku bisa mengganti semua uang kamu, tapi

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jangan Lari!

    Clarissa berjalan secepat mungkin menuju ke parkiran. Mencari taksi dan kabur dari tempat ini. Sudah cukup ia melakukan hal nista seperti sekarang. Walaupun belum lama, namun tetap saja dia harus lepas dari jerat dunia malam seperti ini.Mata perempuan berkulit putih itu berbinar senang saat melihat sebuah taksi berjalan ke arahnya. Ia mengangkat tangannya, hendak mencegat kendaraan tersebut. Namun belum sempat itu terjadi, seseorang lebih dahulu menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya menjauh dari lokasi."Mau ke mana kamu?""Mm—mbak Gita?" Tubuh perempuan itu menggigil gemetaran melihat sosok Gita yang tampak murka kepadanya. Dari ekspresi wajah perempuan itu, terkesan jika dia sedang tidak bisa untuk santai."Kamu mau kabur?" sentak wanita berambut pendek itu dengan suara meninggi. Dia sudah terlanjur emosi karena sikap Clarissa yang seenaknya. Membuat dia nyaris kehilangan pelanggan terbaik di klubnya. "Berani sekali kamu?"Sasa yang berusaha melepaskan

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jadi Wanita Penghibur

    "Mbak, aku tidak mau ikut! Aku tidak mau pergi ke sana lagi!""Mana bisa begitu, Sasa! Sudah ada 2 orang malam ini yang antre buat tidur sama kamu! Kamu tidak bisa menolaknya begitu saja!""Tapi Mbak— Aku capek banget! Daripagi baby Al rewel terus, dan—"Gita melotot tajam ke arah Sasa. Lalu mendudukkan perempuan itu di depan meja rias miliknya. Setiap hari saat ia datang untuk menjemput Sasa, selalu ada saja alasan yang ibu beranak satu itu ucapkan. Membuat dia kesal."Kamu tidak akan bisa menolak perintahku!" Dengan tegas Gita berucap demikian. "Kamu itu aset buatku, karena kamu pelanggan di klub tempat itu jadi makin banyak! Toh, kamu juga senangkan karena bisa menghasilkan banyak uang!" terang Gita dengan suara meninggi sedikit frustrasi."Aku juga sudah bilang ke Mbak, kalau aku akan berhenti setelah hutang-hutangku lunas. Dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" Perempuan 23 tahun itu tak mau kalah. Dia sudah bertekad untuk menyudahi hal kotor ini karena

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kapan Kamu Menikah?

    Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Terpaksa Jadi Wanita Malam

    "Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Gara-gara Anak Sakit

    "Tidak bisa, Bu. Kita harus memantau kondisi bayi, Ibu setidaknya untuk dua hari ini.""Tapi biayanya—""Biar aku saja yang bayar semua biaya rumah sakit Baby Al."Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut. Dan lagi-lagi dia hanya bisa membelalakkan matanya saat melihat sosok Gita Maheswari berjalan menghampiri mereka."Dokter tolong tangani baby Al dengan baik. Urusan biaya biar saya yang urus." Perempuan bertubuh langsing itu kembali menekankan ucapannya, yang dibalas anggukan mantap oleh Sang dokter. Sedangkan Clarissa hanya bisa bengong. Meloading semua yang terjadi.***"Terima kasih, Mbak sudah membantuku dan baby Al. Jujur, aku bingung sekali tadi mau cari pinjaman ke mana." Sasa kini duduk berdampingan bersama dengan Gita. Di deretan kursi ruang tunggu. Baby Al sedang tidur di kamar inapnya. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di luar agar tidak menganggu tidur bayi mungil tersebut.Gita tak langsung membalas. Dia lebih memilih menega

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Tawaran Dita

    Dan sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya."Mbak... Bilang apa tadi?"Gita tersenyum misterius, sementara Clarissa hanya bisa tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar."Kamu butuh uang banyak dalam waktu cepat kan? Hanya dengan bekerja seperti 'itu' kami bisa mendapatkan banyak uang."Tapi jadi wanita panggilan— aku tidak bisa melakukannya, Mbak." Sasa terlihat enggan menerima ajakan Gita. Dia memang butuh uang, tapi tidak dengan menjadi pekerja malam. Mungkin akan mudah untuknya mendapatkan uang yang banyak. Tapi, tetap saja itu sangat bertentangan dengan dirinya. Terlebih dia seorang ibu sekarang. Mana mungkin dia membiayai anaknya dengan uang haram semacam itu.Gita agak kecewa mendengar keputusan Clarissa. Bagaimana pun juga, perempuan muda di depannya ini punya tubuh dan wajah yang akan sangat 'laku' dikalangan para pria. "Kamu yakin? Ini hanya sebentar saja kok, setidaknya sampai hutang kamu lunas. Lagip

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Rentenir Datang Lagi

    Pria bermata musang tersebut merogoh sesuatu dari kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu yang sontak membuat kedua bola mata Clarissa melebar sempurna.Dan—Lembaran uang dengan nominal cukup tinggi di lempar dengan tidak etis ke depan wajah perempuan 23 tahun tersebut."Apa yang kamu lakukan?" desis Sasa tak percaya."Ini uang, untuk kamu dan anak itu!" ujar Anggara dengan wajah pongahnya. Seolah ingin menunjukkan pada Clarissa, jika dia bukan lagi Anggara yang dulu. Yang cuma bisa mengemis uang darinya.Sasa hanya menatap dingin ke arah pria berkulit eksotis tersebut. Hatinya semakin meradang karena direndahkan seperti ini oleh mantan suaminya."Kamu bilang, selama kita menikah, aku tidak pernah bisa menafkahi kamu bukan? Jadi gunakan uang itu untuk membeli kebutuhan kalian!" Usai berkata demikian, Anggara memilih beranjak dari hadapan Clarissa. Meninggalkan perempuan itu terpaku di tempatnya dengan sorot mata yang tampak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status