Home / Romansa / Pesona Janda Penakluk CEO / Rentenir Datang Lagi

Share

Rentenir Datang Lagi

last update Last Updated: 2023-06-17 12:30:59

Pria bermata musang tersebut merogoh sesuatu dari kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu yang sontak membuat kedua bola mata Clarissa melebar sempurna.

Dan—

Lembaran uang dengan nominal cukup tinggi di lempar dengan tidak etis ke depan wajah perempuan 23 tahun tersebut.

"Apa yang kamu lakukan?" desis Sasa tak percaya.

"Ini uang, untuk kamu dan anak itu!" ujar Anggara dengan wajah pongahnya. Seolah ingin menunjukkan pada Clarissa, jika dia bukan lagi Anggara yang dulu. Yang cuma bisa mengemis uang darinya.

Sasa hanya menatap dingin ke arah pria berkulit eksotis tersebut. Hatinya semakin meradang karena direndahkan seperti ini oleh mantan suaminya.

"Kamu bilang, selama kita menikah, aku tidak pernah bisa menafkahi kamu bukan? Jadi gunakan uang itu untuk membeli kebutuhan kalian!" Usai berkata demikian, Anggara memilih beranjak dari hadapan Clarissa. Meninggalkan perempuan itu terpaku di tempatnya dengan sorot mata yang tampak ingin membunuhnya.

Clarissa juga bisa mendengar bagaimana ayah dari bayinya itu tertawa terbahak-bahak, puas meremehkan dirinya. Begitu mobil mewah Anggara pergi, Clarissa menatap lembaran uang yang berceceran di atas tanah. Ia merasa tak sudi untuk mengambilnya, tapi— disisi lain, ia butuh uang itu untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Apalagi saat ini ia belum mendapatkan pekerjaan yang cocok.

Sambil menggigit bibirnya sendiri, Clarissa mulai memunguti uang tersebut. Perasaan hancur dan sakit hati, merasa direndahkan seperti ini, tapi sekali lagi, dia tak punya pilihan. Ia harus tetap hidup dan bertahan, demi anak semata wayangnya.

***

Saat tiba di kontrakannya, Clarissa sudah disambut oleh dua orang pria berbadan kekar dengan jaket kulit yang berwajah cukup garang. Membuat perempuan itu terkejut dan penasaran kenapa dua orang itu ada di sini.

"Kalian ini siapa?" tanya perempuan berkemeja putih yang masih menggendong anaknya tersebut, ingin tahu.

"Kamu istrinya Anggara kan?" Bukannya menjawab pertanyaan Clarissa, salah satu dari orang-orang itu malah balik bertanya. Dengan nada sengit dan tak bisa biasa. "Mana Anggara? Dia janji mau bayar hutang hari ini."

DEG!

Clarissa syok berat. "Apalagi ini, Ya Tuhan?" pikirnya frustrasi.

"Hutang apa? Aku tidak tahu menahu soal hutang Anggara!" jawab Sasa apa adanya. Karena memang dia benar-benar tidak tahu kalau suaminya itu memiliki hutang kepada orang lain.

"Alasan! Kamu ini istrinya! Mana mungkin kamu tidak tahu kalau Anggara tidak punya hutang?!" bentak salah satu dari mereka dengan suara yang meninggi. Membuat Clarissa tersentak kecil karenanya.

"Asal kamu tahu, Anggara punya utang 10 juta pada kami, dan dia janji akan membayarnya hari ini! Tapi dia malah menghilang dan tidak muncul," terang para pria berkulit gelap tersebut sambil menunjuk-nunjuk wajah Clarissa.

"Tapi aku sama sekali ti—"

"AAAKHH!!" Salah satu rentenir itu memotong ucapan Clarissa dan kembali berkata, "Kita tidak mau tahu, kamu harus bayar hutang Anggara! Kalau tidak kamu akan saya jebloskan ke penjara!" ancamnya dengan mata melotot, tampak tidak main-main atas perkataannya.

"Aku tidak punya uang sebanyak itu untuk membayarnya, dan lagi itu urusan kalian sama Anggara. Tagih saja sama dia!"

PLAAAKK!

Kesal dengan sikap Clarissa yang berani melawannya, membuat pria berjambang itu naik pitam. Ia langsung menampar Clarissa hingga membuat wanita itu oleng dan terjatuh. Tidak hanya itu, mereka juga mengambil paksa tas milik perempuan 23 tahun tersebut dan mengacak-acak isinya. Mengambil uang Sasa dan handphone milik wanita itu.

Clarissa berusaha mengambil kembali barang miliknya, namun usahanya sia-sia karena kalah tenaga. Belum lagi bayinya yang menangis keras akibat terkejut.

"Anggap saja ini sebagai uang muka. Seminggu lagi, kami ke sini untuk mengambil uang itu. Kalau sampai uangnya tidak ada, kami bisa ambil anak kamu itu dan menjualnya ke pasar gelap!" ancam salah satu DC tersebut sambil menunjuk-nunjuk kening Sasa.

Secara reflek, wanita itu memeluk putranya sambil menggelengkan kepalanya. Tak mau anaknya diambil oleh orang-orang brengsek itu karena Anggara gagal membayar hutangnya.

Clarissa tidak tahu lagi, kenapa takdir begitu kejam untuknya. Apa belum cukup cobaan bertubi-tubi datang padanya akhir-akhir ini. Kenapa Tuhan sangat ingin menyiksanya.

Perempuan itu mencoba bangkit dan menenangkan tangis anaknya. Ini sangat sulit baginya. Bagaimana bisa dia mendapatkan banyak uang dalam waktu satu minggu. Dan ia juga tidak tahu di mana harus mencari Anggara, padahal pria itu yang harusnya bertanggungjawab atas semuanya.

Perempuan berambut sebahu itu menghapus air matanya, dan hendak masuk ke dalam saat seseorang menepuk pundaknya.

Ia berbalik, dan menemukan sosok wanita cantik dengan kulit putih dan make up yang sedikit mencolok. Clarissa memanggil wanita itu, Gita Maharani. Tetangga samping kontrakannya yang terkenal tertutup.

"Mbak, Gita? Ada perlu apa?" tanya Sasa ingin tahu. Ia mencoba untuk berbicara dengan normal walaupun ia masih merasa syok atas kejadian yang baru saja menimpanya.

"Kamu sedang butuh uang ya?" Tanpa basa-basi, perempuan bertanktop hitam dan celana pendek di atas lutut tersebut, langsung mengutarakan isi hatinya. Membuat Sasa semakin heran dengan pertanyaan tiba-tiba itu.

"Kamu butuh pekerjaan tidak? Untuk melunasi hutang-hutang suami kamu?"

"Mbak, ada lowongan pekerjaan ya?" tanya Clarissa penasaran sekaligus senang. Seandainya wanita di depannya ini punya info tentang lowongan pekerjaan yang bisa dia datangi, jelas Sasa akan sangat berterima kasih untuk hal tersebut. "Saya benar-benar butuh pekerjaan, Mbak. Barang kali Mbak bisa bantu." Clarissa sangat bersemangat. Mendadak beban di pundaknya serasa sedikit berkurang.

Wanita cantik berambut pendek itu tersenyum senang mendengar semangat seorang Clarissa. Ia memperhatikan penampilan Sasa dari atas sampai bawah. Memindainya tanpa terkecuali.

Ia melipat kedua tangannya di depan dada, merasa puas dengan penampilan Sasa. Sedikit polesan dan make up, pasti akan membuat Sasa jauh lebih cantik nantinya.

"Tapi ini pekerjaannya agak 'berat' tapi gajinya juga lumayan..." Gita menatap Sasa sekali lagi, memastikan kalau perempuan itu tidak bisa mundur atau pergi setelah ia menjelaskan apa pekerjaan yang dia maksud. "Dan lagi, ini juga harus punya penampilan menarik agar bisa bekerja di sini."

"Memang apa pekerjaannya Mbak? Kelihatannya sulit sekali persyaratannya?" Perempuan berwajah cantik itu sedikit minder dengan syarat yang Gita sampaikan. Dia tidak yakin apakah akan masuk ke salah satu syarat yang diajukan. "Soalnya aku takut tidak terima karena sudah nikah dan punya anak Mbak."

Gita tampak menimbang-nimbang. Memasang raut berpikir yang membuat Clarissa Andari merasa was-was. Tapi kemudian, ia mendekati perempuan beranak satu tersebut dan berbisik pelan di cuping telinga Clarissa.

Dan apa yang sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya.

"Mbak... Bilang apa tadi?"

***

Related chapters

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Tawaran Dita

    Dan sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya."Mbak... Bilang apa tadi?"Gita tersenyum misterius, sementara Clarissa hanya bisa tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar."Kamu butuh uang banyak dalam waktu cepat kan? Hanya dengan bekerja seperti 'itu' kami bisa mendapatkan banyak uang."Tapi jadi wanita panggilan— aku tidak bisa melakukannya, Mbak." Sasa terlihat enggan menerima ajakan Gita. Dia memang butuh uang, tapi tidak dengan menjadi pekerja malam. Mungkin akan mudah untuknya mendapatkan uang yang banyak. Tapi, tetap saja itu sangat bertentangan dengan dirinya. Terlebih dia seorang ibu sekarang. Mana mungkin dia membiayai anaknya dengan uang haram semacam itu.Gita agak kecewa mendengar keputusan Clarissa. Bagaimana pun juga, perempuan muda di depannya ini punya tubuh dan wajah yang akan sangat 'laku' dikalangan para pria. "Kamu yakin? Ini hanya sebentar saja kok, setidaknya sampai hutang kamu lunas. Lagip

    Last Updated : 2023-07-08
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Gara-gara Anak Sakit

    "Tidak bisa, Bu. Kita harus memantau kondisi bayi, Ibu setidaknya untuk dua hari ini.""Tapi biayanya—""Biar aku saja yang bayar semua biaya rumah sakit Baby Al."Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut. Dan lagi-lagi dia hanya bisa membelalakkan matanya saat melihat sosok Gita Maheswari berjalan menghampiri mereka."Dokter tolong tangani baby Al dengan baik. Urusan biaya biar saya yang urus." Perempuan bertubuh langsing itu kembali menekankan ucapannya, yang dibalas anggukan mantap oleh Sang dokter. Sedangkan Clarissa hanya bisa bengong. Meloading semua yang terjadi.***"Terima kasih, Mbak sudah membantuku dan baby Al. Jujur, aku bingung sekali tadi mau cari pinjaman ke mana." Sasa kini duduk berdampingan bersama dengan Gita. Di deretan kursi ruang tunggu. Baby Al sedang tidur di kamar inapnya. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di luar agar tidak menganggu tidur bayi mungil tersebut.Gita tak langsung membalas. Dia lebih memilih menega

    Last Updated : 2023-07-09
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Terpaksa Jadi Wanita Malam

    "Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga

    Last Updated : 2023-07-10
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kapan Kamu Menikah?

    Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa

    Last Updated : 2023-07-13
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jadi Wanita Penghibur

    "Mbak, aku tidak mau ikut! Aku tidak mau pergi ke sana lagi!""Mana bisa begitu, Sasa! Sudah ada 2 orang malam ini yang antre buat tidur sama kamu! Kamu tidak bisa menolaknya begitu saja!""Tapi Mbak— Aku capek banget! Daripagi baby Al rewel terus, dan—"Gita melotot tajam ke arah Sasa. Lalu mendudukkan perempuan itu di depan meja rias miliknya. Setiap hari saat ia datang untuk menjemput Sasa, selalu ada saja alasan yang ibu beranak satu itu ucapkan. Membuat dia kesal."Kamu tidak akan bisa menolak perintahku!" Dengan tegas Gita berucap demikian. "Kamu itu aset buatku, karena kamu pelanggan di klub tempat itu jadi makin banyak! Toh, kamu juga senangkan karena bisa menghasilkan banyak uang!" terang Gita dengan suara meninggi sedikit frustrasi."Aku juga sudah bilang ke Mbak, kalau aku akan berhenti setelah hutang-hutangku lunas. Dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" Perempuan 23 tahun itu tak mau kalah. Dia sudah bertekad untuk menyudahi hal kotor ini karena

    Last Updated : 2023-07-14
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jangan Lari!

    Clarissa berjalan secepat mungkin menuju ke parkiran. Mencari taksi dan kabur dari tempat ini. Sudah cukup ia melakukan hal nista seperti sekarang. Walaupun belum lama, namun tetap saja dia harus lepas dari jerat dunia malam seperti ini.Mata perempuan berkulit putih itu berbinar senang saat melihat sebuah taksi berjalan ke arahnya. Ia mengangkat tangannya, hendak mencegat kendaraan tersebut. Namun belum sempat itu terjadi, seseorang lebih dahulu menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya menjauh dari lokasi."Mau ke mana kamu?""Mm—mbak Gita?" Tubuh perempuan itu menggigil gemetaran melihat sosok Gita yang tampak murka kepadanya. Dari ekspresi wajah perempuan itu, terkesan jika dia sedang tidak bisa untuk santai."Kamu mau kabur?" sentak wanita berambut pendek itu dengan suara meninggi. Dia sudah terlanjur emosi karena sikap Clarissa yang seenaknya. Membuat dia nyaris kehilangan pelanggan terbaik di klubnya. "Berani sekali kamu?"Sasa yang berusaha melepaskan

    Last Updated : 2023-07-15
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Patner Tidur

    "Aku ingin kamu— menjadi partner tidurku!"DEGClarissa kehabisan kata-kata, tadinya dia pikir Lucas adalah orang yang berbeda. Dia ikhlas membantunya tanpa mengharapkan imbalan yang macam-macam. Tapi saat mendengar penuturan pemuda berkemeja hitam tersebut, sontak saja membuat Sasa syok dan tak tahu lagi harus bagaimana."Anggap saja uang yang tadi adalah uang untuk membayar 'jasa' kamu," ujar Lucas sambil menatap lekat ke arah Clarissa. Perempuan yang hanya bisa tercengang syok dengan ucapannya barusan."Tidur denganku?""Yup. Bukankah memang itu pekerjaan kamu?"Clarissa merasa harga dirinya hancur sudah. Ia tidak menyangka, Lucas memandangnya tak jauh berbeda dengan pria-pria lainnya "Kenapa wajah kamu pucat begitu? Jangan bilang kalau kamu akan menolaknya?" Ia menatap perempuan di depannya dengan intens. Jujur saja, Clarissa terlihat cantik di matanya. Apalagi saat bola mata bulatnya memandangnya balik."Aku bisa mengganti semua uang kamu, tapi

    Last Updated : 2023-07-16
  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kamu Mau Apa?

    Clarissa sedikit bingung dengan kemunculan mobil sedan hitam mewah yang berhenti di depannya. Apa orang itu mengenalnya? Atau mereka pernah bertemu? Begitulah pikir perempuan yang sedang menggendong bayinya tersebut.Ia berdiri, mengamati sosok siapa di balik kemudi. Dan bola matanya reflek melebar begitu kaca mobil diturunkan. "Lu-Lucas?"Pemuda yang dimaksud tampak menyeringai sembari melambaikan tangan tanpa dosa. Sedangkan Clarissa benar-benar tidak menyangka, jika pria itu akan muncul di depannya siang bolong begini.Kabur. Itulah yang Sasa pikirkan. Dia tidak mau membuat masalah dengan pemuda itu. Sialnya, tak ada tanda-tanda kalau bus akan datang. Dan jalan satu-satunya yang bisa perempuan 23 tahun tersebut lakukan, adalah berjalan menjauhi Lucas."Hey! Mau ke mana kamu?" Sialnya, Lucas turun dari mobil dan mengejarnya. Pemuda dengan setelan jas lengkap tersebut tak terima ditinggal kabur begitu saja oleh Clarissa. "Clarissa! Tunggu!"GOTCHA! Akhirnya, pem

    Last Updated : 2023-07-17

Latest chapter

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kamu Mau Apa?

    Clarissa sedikit bingung dengan kemunculan mobil sedan hitam mewah yang berhenti di depannya. Apa orang itu mengenalnya? Atau mereka pernah bertemu? Begitulah pikir perempuan yang sedang menggendong bayinya tersebut.Ia berdiri, mengamati sosok siapa di balik kemudi. Dan bola matanya reflek melebar begitu kaca mobil diturunkan. "Lu-Lucas?"Pemuda yang dimaksud tampak menyeringai sembari melambaikan tangan tanpa dosa. Sedangkan Clarissa benar-benar tidak menyangka, jika pria itu akan muncul di depannya siang bolong begini.Kabur. Itulah yang Sasa pikirkan. Dia tidak mau membuat masalah dengan pemuda itu. Sialnya, tak ada tanda-tanda kalau bus akan datang. Dan jalan satu-satunya yang bisa perempuan 23 tahun tersebut lakukan, adalah berjalan menjauhi Lucas."Hey! Mau ke mana kamu?" Sialnya, Lucas turun dari mobil dan mengejarnya. Pemuda dengan setelan jas lengkap tersebut tak terima ditinggal kabur begitu saja oleh Clarissa. "Clarissa! Tunggu!"GOTCHA! Akhirnya, pem

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Patner Tidur

    "Aku ingin kamu— menjadi partner tidurku!"DEGClarissa kehabisan kata-kata, tadinya dia pikir Lucas adalah orang yang berbeda. Dia ikhlas membantunya tanpa mengharapkan imbalan yang macam-macam. Tapi saat mendengar penuturan pemuda berkemeja hitam tersebut, sontak saja membuat Sasa syok dan tak tahu lagi harus bagaimana."Anggap saja uang yang tadi adalah uang untuk membayar 'jasa' kamu," ujar Lucas sambil menatap lekat ke arah Clarissa. Perempuan yang hanya bisa tercengang syok dengan ucapannya barusan."Tidur denganku?""Yup. Bukankah memang itu pekerjaan kamu?"Clarissa merasa harga dirinya hancur sudah. Ia tidak menyangka, Lucas memandangnya tak jauh berbeda dengan pria-pria lainnya "Kenapa wajah kamu pucat begitu? Jangan bilang kalau kamu akan menolaknya?" Ia menatap perempuan di depannya dengan intens. Jujur saja, Clarissa terlihat cantik di matanya. Apalagi saat bola mata bulatnya memandangnya balik."Aku bisa mengganti semua uang kamu, tapi

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jangan Lari!

    Clarissa berjalan secepat mungkin menuju ke parkiran. Mencari taksi dan kabur dari tempat ini. Sudah cukup ia melakukan hal nista seperti sekarang. Walaupun belum lama, namun tetap saja dia harus lepas dari jerat dunia malam seperti ini.Mata perempuan berkulit putih itu berbinar senang saat melihat sebuah taksi berjalan ke arahnya. Ia mengangkat tangannya, hendak mencegat kendaraan tersebut. Namun belum sempat itu terjadi, seseorang lebih dahulu menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya menjauh dari lokasi."Mau ke mana kamu?""Mm—mbak Gita?" Tubuh perempuan itu menggigil gemetaran melihat sosok Gita yang tampak murka kepadanya. Dari ekspresi wajah perempuan itu, terkesan jika dia sedang tidak bisa untuk santai."Kamu mau kabur?" sentak wanita berambut pendek itu dengan suara meninggi. Dia sudah terlanjur emosi karena sikap Clarissa yang seenaknya. Membuat dia nyaris kehilangan pelanggan terbaik di klubnya. "Berani sekali kamu?"Sasa yang berusaha melepaskan

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Jadi Wanita Penghibur

    "Mbak, aku tidak mau ikut! Aku tidak mau pergi ke sana lagi!""Mana bisa begitu, Sasa! Sudah ada 2 orang malam ini yang antre buat tidur sama kamu! Kamu tidak bisa menolaknya begitu saja!""Tapi Mbak— Aku capek banget! Daripagi baby Al rewel terus, dan—"Gita melotot tajam ke arah Sasa. Lalu mendudukkan perempuan itu di depan meja rias miliknya. Setiap hari saat ia datang untuk menjemput Sasa, selalu ada saja alasan yang ibu beranak satu itu ucapkan. Membuat dia kesal."Kamu tidak akan bisa menolak perintahku!" Dengan tegas Gita berucap demikian. "Kamu itu aset buatku, karena kamu pelanggan di klub tempat itu jadi makin banyak! Toh, kamu juga senangkan karena bisa menghasilkan banyak uang!" terang Gita dengan suara meninggi sedikit frustrasi."Aku juga sudah bilang ke Mbak, kalau aku akan berhenti setelah hutang-hutangku lunas. Dan aku tidak akan melakukan hal itu lagi!" Perempuan 23 tahun itu tak mau kalah. Dia sudah bertekad untuk menyudahi hal kotor ini karena

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Kapan Kamu Menikah?

    Lucas reflek meletakkan alat makannya ke atas piring dengan sedikit kasar, tak delikan tajam yang langsung tertuju ke arah sang Mama. Dia begitu kesal dengan pertanyaan berulang yang dilontarkan oleh orang tuanya tersebut.Dia bosan harus menjawab pertanyaan itu hampir setiap hari. Mengenai pasangan. Istri. Pacar. Sungguh dia muak dengan hal-hal semacam itu."Aku berangkat dulu!" Dan satu-satunya hal yang bisa Lucas lakukan demi menolak pertanyaan Sang Mama, adalah dengan pergi dari sini. Ke kantor jauh lebih baik daripada harus dituntut ini dan itu oleh keluarganya."Tunggu, Lucas! Mama belum selesai bicara!" Rika tampak kesal karena pertanyaan selalu diabaikan dan dianggap angin lalu oleh anaknya."Sudah Ma, mungkin kakak memang sedang buru-buru," Sang adik, Rendra Ghurafa Sadewa memotong ucapan Mamanya. Pria 25 tahun dengan senyum khas itu memilih untuk menenangkan Sang Mama. "Mungkin juga kak Lucas bosan karena ditanya seperti itu. Hahaha," lanjutnya sambil tertawa mengejek."Apa

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Terpaksa Jadi Wanita Malam

    "Aku mau 'mencobanya' lebih dulu! Aku sudah tidak tahan."Sasa panik. Ia menggeleng lemah tanda menolak. Sungguh dia belum siap."Mana bisa seperti itu!"Pria yang sedang duduk di sofa tadi langsung berdiri, menarik pergelangan Sasa dan memeluknya. Tak rela pria gemuk itu yang akan meniduri Clarissa sendirian."Hey, aku dulu tadi yang memintanya! Kamu jangan seenaknya menyerobot!"Melihat situasi yang agak tidak kondusif, Gita reflek menyela. "Sudah-sudah! Begini saja, siapa yang membayar paling tinggi, akan bisa tidur lebih dahulu dengan Sasa.""Oke! Kalau begitu cara mainnya!" Mereka berlomba-lomba mengeluarkan dompet, mengambil kartu kredit masing-masing dan memamerkannya. Tak lupa menyebutkan nominal uang untuk membayar jasa Clarissa.Sedangkan perempuan itu hanya bisa pasrah dan menangis. Entah dia harus bangga atau malu karena hal ini. Beberapa pria di depannya sibuk berdebat untuk mendapatkan giliran pertama untuk tidur dengannya.***"Inga

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Gara-gara Anak Sakit

    "Tidak bisa, Bu. Kita harus memantau kondisi bayi, Ibu setidaknya untuk dua hari ini.""Tapi biayanya—""Biar aku saja yang bayar semua biaya rumah sakit Baby Al."Clarissa menoleh ke sumber suara tersebut. Dan lagi-lagi dia hanya bisa membelalakkan matanya saat melihat sosok Gita Maheswari berjalan menghampiri mereka."Dokter tolong tangani baby Al dengan baik. Urusan biaya biar saya yang urus." Perempuan bertubuh langsing itu kembali menekankan ucapannya, yang dibalas anggukan mantap oleh Sang dokter. Sedangkan Clarissa hanya bisa bengong. Meloading semua yang terjadi.***"Terima kasih, Mbak sudah membantuku dan baby Al. Jujur, aku bingung sekali tadi mau cari pinjaman ke mana." Sasa kini duduk berdampingan bersama dengan Gita. Di deretan kursi ruang tunggu. Baby Al sedang tidur di kamar inapnya. Jadi mereka memutuskan untuk mengobrol di luar agar tidak menganggu tidur bayi mungil tersebut.Gita tak langsung membalas. Dia lebih memilih menega

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Tawaran Dita

    Dan sosok bercelana pendek itu reflek membelalakkan matanya saat tahu apa pekerjaan yang Gita tawarkan padanya."Mbak... Bilang apa tadi?"Gita tersenyum misterius, sementara Clarissa hanya bisa tercengang dengan apa yang baru saja dia dengar."Kamu butuh uang banyak dalam waktu cepat kan? Hanya dengan bekerja seperti 'itu' kami bisa mendapatkan banyak uang."Tapi jadi wanita panggilan— aku tidak bisa melakukannya, Mbak." Sasa terlihat enggan menerima ajakan Gita. Dia memang butuh uang, tapi tidak dengan menjadi pekerja malam. Mungkin akan mudah untuknya mendapatkan uang yang banyak. Tapi, tetap saja itu sangat bertentangan dengan dirinya. Terlebih dia seorang ibu sekarang. Mana mungkin dia membiayai anaknya dengan uang haram semacam itu.Gita agak kecewa mendengar keputusan Clarissa. Bagaimana pun juga, perempuan muda di depannya ini punya tubuh dan wajah yang akan sangat 'laku' dikalangan para pria. "Kamu yakin? Ini hanya sebentar saja kok, setidaknya sampai hutang kamu lunas. Lagip

  • Pesona Janda Penakluk CEO   Rentenir Datang Lagi

    Pria bermata musang tersebut merogoh sesuatu dari kantung celananya, dan mengeluarkan sesuatu yang sontak membuat kedua bola mata Clarissa melebar sempurna.Dan—Lembaran uang dengan nominal cukup tinggi di lempar dengan tidak etis ke depan wajah perempuan 23 tahun tersebut."Apa yang kamu lakukan?" desis Sasa tak percaya."Ini uang, untuk kamu dan anak itu!" ujar Anggara dengan wajah pongahnya. Seolah ingin menunjukkan pada Clarissa, jika dia bukan lagi Anggara yang dulu. Yang cuma bisa mengemis uang darinya.Sasa hanya menatap dingin ke arah pria berkulit eksotis tersebut. Hatinya semakin meradang karena direndahkan seperti ini oleh mantan suaminya."Kamu bilang, selama kita menikah, aku tidak pernah bisa menafkahi kamu bukan? Jadi gunakan uang itu untuk membeli kebutuhan kalian!" Usai berkata demikian, Anggara memilih beranjak dari hadapan Clarissa. Meninggalkan perempuan itu terpaku di tempatnya dengan sorot mata yang tampak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status