Share

Sebentar lagi

Penulis: Queen Mikayla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-25 22:50:41

Seminggu kemudian, Betran duduk di ruang tamu dengan kepala tertunduk. Rumah yang dulu megah kini mulai kehilangan kilau kemewahannya. Beberapa barang berharga sudah dijual untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Ia menghela napas berat, memijat pelipisnya, sementara Veronica duduk di sofa lain, menatapnya tajam dengan ekspresi penuh kekecewaan.

“Aku masih nggak habis pikir, Betran,” kata Veronica dingin, memecah keheningan. “Bagaimana bisa kamu gagal seperti ini? Kita kehilangan segalanya, dan kamu bahkan nggak tahu siapa yang menjatuhkan kita!”

“Berhenti menyalahkan aku, Veronica,” jawab Betran dengan nada datar, tapi matanya menyimpan kemarahan. “Aku sudah bilang, aku sedang mencari tahu siapa dalang di balik semua ini. Tapi ini nggak mudah. Kita berhadapan dengan perusahaan terbesar di negeri ini. Perusahaan Chandra bukan lawan yang main-main.”

“Omong kosong!” Veronica membalas dengan suara tinggi. “Kamu ini kepala keluarga, Betran! Kamu seharusnya punya kontrol atas situasi i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Sebentar lagi

    Hari itu, Aluna bangun lebih pagi dari biasanya. Udara dingin menusuk, tapi ia tetap menyibukkan diri di dapur, menyiapkan sarapan untuk keluarga Betran seperti biasanya. Pikirannya tenang meski tubuhnya terasa lelah. Dua bulan terakhir, Betran, Veronica, dan Kania semakin sering melampiaskan frustrasi mereka padanya. Tapi Aluna sudah kebal. Baginya, ini hanya permainan waktu. “Aluna!” suara tajam Kania menggema dari arah ruang makan. “Kenapa kopiku belum datang juga?” Aluna buru-buru menuangkan kopi ke cangkir porselen, lalu membawanya ke meja makan dengan langkah tenang. “Maaf, Mom, ini kopinya.” Kania memandangnya dengan tatapan mencela. “Lama sekali! Kamu pikir aku punya waktu seharian untuk menunggu?” “Maaf, Mom,” jawab Aluna dengan nada rendah. Veronica yang duduk di sisi Kania menatap Aluna dari ujung kepala hingga kaki. “Lihat dirimu. Penampilanmu makin lusuh saja. Kalau kamu masih mau tinggal di rumah ini, setidaknya berpenampilan layak.” Aluna hanya menunduk, men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Undangan

    Malam itu, rumah keluarga Betran terasa sedikit berbeda. Suara bel pintu yang nyaring memecah keheningan. Aluna yang sedang mencuci piring segera mengeringkan tangannya dan bergegas ke depan untuk membuka pintu. Seorang pria berpakaian rapi berdiri di sana dengan sebuah amplop elegan di tangannya. “Selamat malam. Ini ada undangan untuk keluarga Betran,” katanya sambil tersenyum sopan. Aluna mengangguk kecil dan mengambil undangan itu. “Terima kasih, Pak.” Setelah pria itu pergi, Aluna menutup pintu dan melangkah perlahan ke ruang tamu, di mana Kania dan Veronica sedang duduk. Betran baru saja keluar dari ruang kerjanya dengan wajah kusut. “Apa itu?” tanya Veronica sambil menatap amplop di tangan Aluna. “Undangan. Tadi ada tamu yang mengantar,” jawab Aluna, menyerahkan amplop itu kepada Kania. Kania membuka amplop tersebut dengan ekspresi penasaran. Ia mengeluarkan kartu undangan berwarna hitam dengan aksen emas, tampak sangat mewah. Matanya membesar saat membaca isi undang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Nona Muda

    Ketika Veronica, Betran, dan Kania sudah berangkat lebih dulu, rumah terasa sepi. Aluna berdiri di depan cermin kamar kecilnya, memandang bayangannya. Malam ini adalah malam besar. Semuanya akan berubah. Ia menarik napas panjang, memastikan dirinya tetap tenang. Ponselnya tiba-tiba bergetar. Nama Kaisar muncul di layar. Ia segera menjawab. “Kamu sudah siap, sayang?” Suara Kaisar terdengar dalam dan lembut di seberang. “Sudah,” jawab Aluna singkat, tapi penuh keyakinan. “Bagus,” kata Kaisar. “Sebentar lagi mereka akan sampai. Jangan gugup. Malam ini adalah pembalasanmu. Semua yang sudah mereka lakukan padamu akan terbalas.” “Terima kasih, Kaisar. Tanpa kamu, aku mungkin masih terjebak di neraka itu,” balas Aluna, suaranya terdengar penuh emosi. “Lupakan itu. Malam ini kamu akan berdiri sebagai dirimu yang sebenarnya. Ingat, aku menunggumu di acara itu.” Aluna mengangguk, meskipun Kaisar tidak bisa melihatnya. “Aku akan segera ke sana.” Tak lama setelah telepon ditutup,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Siapa Pemilik Perusahaan Chandra?

    Ruang utama gedung mulai dipenuhi tamu-tamu terhormat dari berbagai perusahaan besar. Para pengusaha tampak berbincang satu sama lain, sebagian membicarakan bisnis, sebagian lagi sibuk berspekulasi. Siapa sebenarnya CEO perusahaan Chandra? Sosok misterius yang mampu menguasai pasar Indonesia dan menjadikan perusahaan itu nomor satu, bahkan secara global.Kaisar Amartha berdiri tenang di salah satu sudut ruangan. Matanya sesekali mengawasi situasi, tapi ia tetap membisu, tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Beberapa pengusaha besar mencoba menghampirinya untuk berbasa-basi, namun ia hanya menanggapi seadanya. Kaisar tahu, perhatian malam ini bukan untuknya, melainkan untuk Aluna.Sementara itu, Aluna masuk ke ruang utama dengan langkah anggun. Gaun hitam panjang yang ia kenakan, dipadukan dengan kalung berlian, membuatnya terlihat memukau. Namun, saat Betran, Veronica, dan Kania melihatnya, mereka langsung menunjukkan reaksi yang berbeda.Veronica menatap Aluna dengan tatapan penuh kebe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Tidak Mungkin

    "Tidak mungkin dia!" Veronica hampir berteriak, suaranya bergema di aula yang sempat hening setelah pengumuman tadi. Wajahnya merah padam, matanya membelalak ke arah panggung tempat Aluna berdiri. "Itu bohong, ini pasti lelucon murahan!"Betran yang duduk di samping Veronica hanya bisa menggeleng pelan, meskipun wajahnya sama terkejutnya. "Nggak mungkin... Aluna? Pemilik Chandra Grup? Tidak masuk akal. Dia cuma—" Betran menahan kata-katanya, terlalu bingung untuk melanjutkan.Kania, yang biasanya dingin dan penuh wibawa, tampak kehilangan kendali. "Ini pasti ada kesalahan! Mana mungkin seorang perempuan seperti dia—pembantu rendahan yang kita angkat dari jalanan—bisa memiliki perusahaan sebesar itu?! Apa dia sedang bermain sandiwara?!"Di atas panggung, Aluna hanya berdiri tenang, memandang ketiganya dengan senyum miris yang menyimpan begitu banyak emosi. Kaisar, yang berdiri di sisinya, hanya mengangguk kecil, memberinya isyarat untuk tetap tenang.Aluna membawa mikrofon ke bibirnya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kamu istriku

    “Kalian harus tahu, Aluna masih istriku!” teriak Betran, suaranya menggema di aula yang penuh dengan para tamu. Semua mata langsung tertuju pada Betran, yang berdiri dengan wajah memerah, entah karena malu, marah, atau putus asa. Aluna, yang sudah hampir mencapai pintu keluar, berhenti melangkah. Dia menoleh perlahan, senyum tipis menghiasi wajahnya. Sorot matanya tajam, seperti pedang yang siap menembus siapa saja yang berani mendekat. “Ya, Tuan Betran,” jawabnya dengan nada dingin, “Tapi sekarang aku adalah mantan istrimu.” Ruangan menjadi hening. Tamu-tamu mulai berbisik-bisik, mencoba mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajah Betran semakin tegang, tapi dia tidak mau menyerah. “Aluna, dengar aku,” katanya dengan nada yang lebih rendah, tapi tetap penuh tekanan. “Kita belum resmi bercerai. Anak itu... anak yang kau kandung... dia tetap anakku!” Senyum Aluna semakin tipis, nyaris penuh ejekan. “Betul,” balasnya santai. “Anak ini memang anakmu. Tapi setelah dia lahir, kit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Ssh...

    Di dalam mobil yang melaju dengan tenang di bawah gemerlap lampu kota, suasana terasa begitu hangat di dalam kabin. Kaisar memeluk Aluna erat, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Tubuh Aluna terasa nyaman dalam pelukan pria itu, membuatnya merasa aman, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Kaisar menatap Aluna dalam-dalam. “Aku tahu ini perjalanan panjang,” katanya lembut. “Aku akan terus sabar menunggu, sampai kau benar-benar menjadi milikku sepenuhnya. Aku tidak akan terburu-buru.”Aluna menunduk, senyumnya mengembang pelan. Ada rasa hangat yang menjalari hatinya, mendengar janji tulus dari pria yang telah menjadi tempatnya bersandar. Ia tidak menjawab, hanya mengangguk kecil. Namun, senyum di bibirnya sudah cukup menjelaskan perasaannya.Melihat senyum itu, Kaisar tidak bisa lagi menahan diri. Dengan lembut, tangannya mengangkat dagu Aluna, membuat mata mereka bertemu. “Aku mencintaimu, Aluna,” bisiknya, sebelum bibirnya mendekat.Tanpa peduli bahwa di kursi depan asistenny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jangan ceraikan aku

    Di ruang tamu rumah Betran, suasana tegang terasa. Kania duduk di sofa dengan ekspresi penuh amarah dan frustrasi. Ia memandangi Betran yang hanya diam, seolah tak peduli dengan kata-katanya. Di sudut ruangan, Veronica berdiri dengan wajah merah, dadanya naik turun menahan emosi. “Apa kau tidak mengerti, Betran?” Kania akhirnya memecahkan keheningan, suaranya melengking. “Kalau Aluna benar-benar menceraikanmu, kita semua akan jatuh miskin! Perusahaan itu milik keluarganya. Kau pikir dia akan membiarkan kita hidup nyaman setelah kau mempermalukannya seperti itu?”Betran memijat pelipisnya, mencoba meredam sakit kepala yang mulai menyerang. “Mommy, aku sudah berusaha bicara dengannya. Aluna tidak mau mendengarkan apa pun.”“Berusaha? Itu yang kau sebut berusaha?” Kania mendelik tajam. “Kau hanya duduk diam dan membiarkan dia menghancurkan semuanya! Kau suaminya, Betran. Kau harus bertindak tegas! Pergi temui dia, mohon, rayu, apa pun! Jangan biarkan dia mengajukan gugatan cerai!”“Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Tangkap pelakunya

    Aluna duduk di tepi ranjang rumah sakit, menggenggam tangan Kaisar yang terbaring dengan tubuh penuh luka. Matanya sembap karena menangis tanpa henti sejak tadi malam. Selang-selang infus dan alat bantu pernapasan membuat sosok Kaisar terlihat begitu lemah, jauh berbeda dari pria tangguh yang selama ini menjadi pelindungnya. “Kaisar…” bisik Aluna dengan suara serak, nyaris tidak terdengar. “Bangunlah, aku butuh kamu. Kamu yang selalu bilang akan melindungiku, tapi kenapa sekarang malah seperti ini?” Air matanya kembali mengalir deras, membasahi pipinya. Seorang dokter masuk ke ruangan dengan langkah pelan, diikuti oleh seorang perawat. Mereka memeriksa kondisi Kaisar tanpa banyak bicara, memberikan pandangan penuh simpati kepada Aluna sebelum keluar lagi. Aluna mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha mengumpulkan keberanian. Pikirannya berkecamuk, tetapi satu hal yang pasti: ia tidak akan membiarkan orang yang menyakiti Kaisar lolos begitu saja. ****Di ruang keluarga mansion,

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Tidak akan aku biarkan

    Esok nya, Kaisar baru saja selesai menghadiri sebuah rapat penting di salah satu vila pribadinya di luar kota. Hari itu, untuk pertama kalinya, ia memutuskan untuk tidak membawa bodyguard. Kaisar bukan orang yang sembarangan, tetapi kadang-kadang ia merasa terlalu banyak pengawalan membuatnya kehilangan privasi. Saat mobilnya melaju di jalanan sepi menuju kota, dua SUV hitam mendadak memotong jalannya. Sopir Kaisar panik, mencoba mundur, tetapi dari belakang sudah muncul mobil lain yang memblokir. Dalam hitungan detik, pintu mobil Kaisar dibuka secara paksa oleh beberapa pria bertopeng. Salah satunya adalah Roy. “Kaisar Amartha, akhirnya aku bisa bertemu langsung denganmu,” Roy berkata dengan nada mengejek, wajahnya tak ditutupi topeng. Kaisar menatap Roy dengan tenang meskipun keadaan jelas berbahaya. “Apa yang kau inginkan?” tanyanya dingin. Roy tersenyum sinis. “Hanya sedikit waktu dan perhatianmu, Tuan Besar. Tapi jangan khawatir, kami akan membawamu ke tempat yang nyaman untu

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Haruskah melakukan itu?

    Dua hari kemudian, Betran berjalan keluar dari sebuah gedung perkantoran dengan wajah muram. Jasnya yang sudah lusuh menunjukkan betapa terpuruknya hidupnya sekarang. Lamaran kerjanya kembali ditolak. Sudah kali keempat dalam minggu ini. Ia tidak bisa lagi mengandalkan koneksi lamanya karena nama Betran telah masuk daftar hitam di hampir semua perusahaan besar, berkat kekuatan Chandra Grup. "Dasar Kaisar," gumam Betran dengan suara penuh amarah saat berjalan menuju mobilnya yang sudah tua. "Dia pikir dia siapa, mengatur seluruh dunia untuk menjatuhkanku? Ini belum selesai." Ia menyalakan mesin mobilnya dan melaju tanpa arah. Hatinya terus bergemuruh, penuh dengan rasa frustrasi dan dendam yang semakin membara. Di tengah perjalanan, teleponnya berdering. Ia mengangkatnya dengan malas tanpa melihat siapa yang menelepon. "Halo?" suaranya terdengar kasar. "Bagaimana hasilnya, Betran?" suara Kania terdengar di seberang. Betran menghela napas, mencoba menahan emosinya. "Ditolak l

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Ada apa lagi?

    Setelah kembali ke rumah, Kania melempar tasnya ke sofa dengan kasar. Wajahnya memerah, matanya berkilat penuh amarah. Langkah-langkahnya menghentak lantai, mempertegas betapa kesalnya dia. Tak lama, Betran muncul dari ruang kerjanya, mendengar kegaduhan yang dibuat oleh ibunya. "Ada apa lagi, Mom?" tanya Betran, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang meski dia tahu percakapan ini pasti tidak akan menyenangkan. Kania berbalik, menunjuk Betran dengan jari telunjuknya yang bergetar. "Kau tahu apa yang baru saja terjadi padaku, Betran? Kau tahu apa yang wanita itu—Aluna—lakukan padaku?" Betran menghela napas panjang, lalu duduk di sofa, mengusap wajahnya dengan tangan. "Mom, aku sedang sibuk. Jangan bawa masalah ini sekarang." "Sibuk?!" Kania memekik. "Aku dihina, dipermalukan oleh wanita itu, dan kau malah bilang kau sibuk? Kau ini anakku atau bukan, Betran?" Betran berdiri, mencoba menenangkan Kania. "Mom, duduklah dulu. Ceritakan apa yang terjadi." Kania menepis tangan

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Wajar saja

    Setelah Betran pergi, Kaisar mengajak Aluna ke taman. Angin sore berhembus lembut di sekitar taman yang dipenuhi bunga bermekaran. Aluna, yang kini sedang hamil besar, berjalan perlahan di samping Kaisar. Tangannya digenggam erat oleh pria itu, memberikan rasa aman dan nyaman. Kaisar selalu memastikan setiap langkahnya terasa ringan, sesekali menatapnya dengan penuh perhatian.“Kau ingin istirahat sebentar? Kita bisa duduk di bangku dekat air mancur itu,” tanya Kaisar sambil menunjuk sebuah bangku di bawah pohon rindang.“Boleh,” jawab Aluna sambil tersenyum kecil.Namun, belum sempat mereka mencapai bangku itu, langkah Aluna terhenti. Di depannya berdiri Kania, mantan mertuanya, yang kini tampak berbeda dari biasanya. Pakaian mahal yang dulu selalu dikenakan Kania telah tergantikan dengan gaun sederhana. Wajahnya menunjukkan kelelahan, tapi matanya tetap penuh tekad.“Aluna,” suara Kania bergetar. “Aku ingin bicara.”Aluna menatap Kania dengan dingin, mengangkat dagunya sedikit. “Ad

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Cari celah

    Kania duduk dengan raut wajah serius di depan Betran. Sejak kehilangan segala-galanya, hanya Kania, ibunya, satu-satunya orang yang masih bisa ia ajak bicara. Meskipun hidup Kania kini juga berantakan, ia tetap merasa ada kesempatan untuk kembali berdiri jika bisa memanfaatkan Aluna. “Betran, kau harus bangkit,” ucap Kania dengan suara penuh tekanan. “Kau tahu Aluna itu masih istri sahmu, kan? Sebelum dia melahirkan dan benar-benar bercerai, kau punya hak penuh atasnya.” Betran yang tengah meminum segelas alkohol menghentikan gerakannya. “Aku sudah mencoba, Mom. Aku sudah datang ke mansionnya. Tapi Aluna dingin seperti batu. Dia tidak akan memaafkanku.” Kania mendengus, menatap Betran dengan sinis. “Kau ini lemah sekali! Tentu saja dia tidak akan langsung menerima kalau kau hanya datang dan merengek. Kau harus punya rencana. Kau harus lebih pintar!” “Rencana apa?” Betran menatapnya dengan malas. “Kaisar Amartha selalu berada di sisinya. Lelaki itu sempurna, kaya, dan berkuasa.

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Aku mohon....

    Tidak terasa, Kehamilan Aluna sudah memasuki usia delapan bulan. Perutnya membesar, namun ia tetap terlihat anggun dengan balutan gaun rumah berwarna pastel yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Kaisar semakin perhatian. Dia selalu memastikan Aluna tidak kelelahan, bahkan mengatur jadwal pekerjaan Aluna agar tidak terlalu padat. Kaisar memandang perut Aluna dengan senyuman bangga. “Bagaimana hari ini? Bayi kecil kita sudah mulai menendang lagi?” Kaisar bertanya sambil duduk di samping Aluna di sofa besar. Aluna terkekeh kecil. “Bayi ini memang aktif. Setiap malam, dia seperti berlatih menari di perutku.” Kaisar menatap Aluna penuh kasih, lalu mengelus lembut perutnya. “Aku tahu dia bukan anak kandungku, tapi aku akan mencintainya sepenuh hati. Dia adalah anak kita, Aluna. Tidak ada yang bisa mengubah itu.” Senyuman Aluna menghangat. Ia merasa begitu bersyukur memiliki Kaisar di sisinya, seseorang yang tidak pernah mempermasalahkan masa lalu, melainkan fokus pada masa depan m

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Veronica benar-benar gila

    Hari demi hari berlalu dengan suasana yang kian suram di kehidupan Betran. Setelah insiden histeris yang dialami Veronica, dokter menyarankan agar ia dirawat intensif di rumah sakit jiwa. Keputusan itu berat bagi Betran, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Mental Veronica kian memburuk, bahkan tidak lagi mengenali kenyataan. Veronica kini menghabiskan hari-harinya di kamar putih tanpa jendela, sering kali berbicara sendiri sambil memeluk perutnya. “Bayiku akan baik-baik saja… kau akan lihat, Betran. Kita akan jadi keluarga bahagia…” kalimat itu terus diulanginya, seolah menjadi mantra yang menahan pikirannya dari kehancuran total.Di Ruang Direktur Rumah Sakit Jiwa“Veronica akan membutuhkan waktu lama untuk pulih, jika itu memungkinkan,” ujar seorang psikiater yang duduk di hadapan Betran. Betran mengangguk lemah, wajahnya tak lagi memancarkan kebanggaan yang dulu selalu ia tunjukkan. “Lakukan apa pun yang perlu, Dok. Aku hanya ingin dia tidak menderita lagi…” Psikiater itu menata

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Karma mungkin

    Di dalam kamar besar mansion mereka, Aluna sedang duduk di sofa sambil memandangi layar laptop. Tangannya dengan lembut mengusap perutnya yang mulai terlihat membesar. Meskipun dunia sudah tahu bahwa ia adalah pewaris tunggal Chandra Group, Aluna memilih untuk tetap bekerja di balik layar, menghindari sorotan media yang terus memburunya.Kaisar masuk ke kamar membawa nampan berisi makanan ringan dan segelas susu hangat. "Sudah kubilang, tidak ada pekerjaan hari ini," ucap Kaisar sambil meletakkan nampan di atas meja. Ia duduk di samping Aluna, menyentuh pundaknya dengan lembut.Aluna tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. "Aku hanya memastikan laporan terakhir dari tim marketing. Tidak lama lagi produk baru kita akan diluncurkan. Aku ingin semuanya sempurna."Kaisar menggeleng pelan. "Aku tahu kamu sangat perfeksionis, tapi kamu juga perlu istirahat. Kamu sedang hamil, Aluna. Semua orang di perusahaan tahu bahwa kamu tetap bekerja keras, bahkan dari balik layar."A

DMCA.com Protection Status