Beranda / Romansa / Pesona Istri yang Dikhianati / Siapa Pemilik Perusahaan Chandra?

Share

Siapa Pemilik Perusahaan Chandra?

Penulis: Queen Mikayla
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 07:46:31

Ruang utama gedung mulai dipenuhi tamu-tamu terhormat dari berbagai perusahaan besar. Para pengusaha tampak berbincang satu sama lain, sebagian membicarakan bisnis, sebagian lagi sibuk berspekulasi. Siapa sebenarnya CEO perusahaan Chandra? Sosok misterius yang mampu menguasai pasar Indonesia dan menjadikan perusahaan itu nomor satu, bahkan secara global.

Kaisar Amartha berdiri tenang di salah satu sudut ruangan. Matanya sesekali mengawasi situasi, tapi ia tetap membisu, tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Beberapa pengusaha besar mencoba menghampirinya untuk berbasa-basi, namun ia hanya menanggapi seadanya. Kaisar tahu, perhatian malam ini bukan untuknya, melainkan untuk Aluna.

Sementara itu, Aluna masuk ke ruang utama dengan langkah anggun. Gaun hitam panjang yang ia kenakan, dipadukan dengan kalung berlian, membuatnya terlihat memukau. Namun, saat Betran, Veronica, dan Kania melihatnya, mereka langsung menunjukkan reaksi yang berbeda.

Veronica menatap Aluna dengan tatapan penuh kebe
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Tidak Mungkin

    "Tidak mungkin dia!" Veronica hampir berteriak, suaranya bergema di aula yang sempat hening setelah pengumuman tadi. Wajahnya merah padam, matanya membelalak ke arah panggung tempat Aluna berdiri. "Itu bohong, ini pasti lelucon murahan!"Betran yang duduk di samping Veronica hanya bisa menggeleng pelan, meskipun wajahnya sama terkejutnya. "Nggak mungkin... Aluna? Pemilik Chandra Grup? Tidak masuk akal. Dia cuma—" Betran menahan kata-katanya, terlalu bingung untuk melanjutkan.Kania, yang biasanya dingin dan penuh wibawa, tampak kehilangan kendali. "Ini pasti ada kesalahan! Mana mungkin seorang perempuan seperti dia—pembantu rendahan yang kita angkat dari jalanan—bisa memiliki perusahaan sebesar itu?! Apa dia sedang bermain sandiwara?!"Di atas panggung, Aluna hanya berdiri tenang, memandang ketiganya dengan senyum miris yang menyimpan begitu banyak emosi. Kaisar, yang berdiri di sisinya, hanya mengangguk kecil, memberinya isyarat untuk tetap tenang.Aluna membawa mikrofon ke bibirnya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kamu istriku

    “Kalian harus tahu, Aluna masih istriku!” teriak Betran, suaranya menggema di aula yang penuh dengan para tamu. Semua mata langsung tertuju pada Betran, yang berdiri dengan wajah memerah, entah karena malu, marah, atau putus asa. Aluna, yang sudah hampir mencapai pintu keluar, berhenti melangkah. Dia menoleh perlahan, senyum tipis menghiasi wajahnya. Sorot matanya tajam, seperti pedang yang siap menembus siapa saja yang berani mendekat. “Ya, Tuan Betran,” jawabnya dengan nada dingin, “Tapi sekarang aku adalah mantan istrimu.” Ruangan menjadi hening. Tamu-tamu mulai berbisik-bisik, mencoba mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajah Betran semakin tegang, tapi dia tidak mau menyerah. “Aluna, dengar aku,” katanya dengan nada yang lebih rendah, tapi tetap penuh tekanan. “Kita belum resmi bercerai. Anak itu... anak yang kau kandung... dia tetap anakku!” Senyum Aluna semakin tipis, nyaris penuh ejekan. “Betul,” balasnya santai. “Anak ini memang anakmu. Tapi setelah dia lahir, kit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Ssh...

    Di dalam mobil yang melaju dengan tenang di bawah gemerlap lampu kota, suasana terasa begitu hangat di dalam kabin. Kaisar memeluk Aluna erat, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Tubuh Aluna terasa nyaman dalam pelukan pria itu, membuatnya merasa aman, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Kaisar menatap Aluna dalam-dalam. “Aku tahu ini perjalanan panjang,” katanya lembut. “Aku akan terus sabar menunggu, sampai kau benar-benar menjadi milikku sepenuhnya. Aku tidak akan terburu-buru.”Aluna menunduk, senyumnya mengembang pelan. Ada rasa hangat yang menjalari hatinya, mendengar janji tulus dari pria yang telah menjadi tempatnya bersandar. Ia tidak menjawab, hanya mengangguk kecil. Namun, senyum di bibirnya sudah cukup menjelaskan perasaannya.Melihat senyum itu, Kaisar tidak bisa lagi menahan diri. Dengan lembut, tangannya mengangkat dagu Aluna, membuat mata mereka bertemu. “Aku mencintaimu, Aluna,” bisiknya, sebelum bibirnya mendekat.Tanpa peduli bahwa di kursi depan asistenny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jangan ceraikan aku

    Di ruang tamu rumah Betran, suasana tegang terasa. Kania duduk di sofa dengan ekspresi penuh amarah dan frustrasi. Ia memandangi Betran yang hanya diam, seolah tak peduli dengan kata-katanya. Di sudut ruangan, Veronica berdiri dengan wajah merah, dadanya naik turun menahan emosi. “Apa kau tidak mengerti, Betran?” Kania akhirnya memecahkan keheningan, suaranya melengking. “Kalau Aluna benar-benar menceraikanmu, kita semua akan jatuh miskin! Perusahaan itu milik keluarganya. Kau pikir dia akan membiarkan kita hidup nyaman setelah kau mempermalukannya seperti itu?”Betran memijat pelipisnya, mencoba meredam sakit kepala yang mulai menyerang. “Mommy, aku sudah berusaha bicara dengannya. Aluna tidak mau mendengarkan apa pun.”“Berusaha? Itu yang kau sebut berusaha?” Kania mendelik tajam. “Kau hanya duduk diam dan membiarkan dia menghancurkan semuanya! Kau suaminya, Betran. Kau harus bertindak tegas! Pergi temui dia, mohon, rayu, apa pun! Jangan biarkan dia mengajukan gugatan cerai!”“Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jangan harap kembali

    Beberapa hari kemudian.Di ruang kerjanya yang tertata rapi, Aluna memandangi layar laptop sambil memegang perutnya yang sedang berbadan dua. Meski ingin sepenuhnya fokus pada kehamilan, tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan membuatnya tetap aktif bekerja di balik layar. Kaisar, kepala divisi operasional, dan Marsha, asistennya, berdiri di depan mejanya, menjelaskan laporan mingguan.“Semua berjalan lancar, Aluna,” kata Kaisar dengan nada optimis. “Target kuartal ini sudah hampir tercapai, dan saya yakin kita bisa melampaui ekspektasi.”Marsha mengangguk setuju. “Betul, Bu. Bahkan beberapa klien besar mulai menunjukkan minat untuk memperpanjang kontrak mereka.”Aluna tersenyum tipis, merasa sedikit lega. “Bagus. Saya ingin kalian tetap memantau perkembangan ini. Kalau ada kendala, segera laporkan pada saya.”“Siap, Aluna,” jawab Kaisar.Mereka berdua kemudian undur diri, meninggalkan Aluna menikmati sejenak ketenangan.Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Ketukan di pin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kehilangan segalanya

    Betran masuk ke rumah dengan wajah penuh penyesalan. Ia melepas jasnya dengan kasar, melemparkannya ke sofa. Namun, sebelum ia bisa duduk, Veronica sudah muncul dari dapur dengan ekspresi penuh kemarahan. "Bagus, kamu akhirnya pulang," Veronica memulai, suaranya penuh sindiran. "Dari mana saja? Dari memohon cinta Aluna lagi? Kamu pikir aku bodoh, Betran?" Betran menghela napas berat. "Aku tidak ingin ribut, Veronica. Aku lelah." "Lelah?" Veronica tertawa sinis. "Lelah karena dikejar rasa bersalah? Karena kau tidak cukup puas menghancurkan hidupku? Aku kehilangan perusahaan Martin gara-gara kau, Betran! Dan sekarang kau mau mengejar Aluna lagi?" Betran berbalik menatap Veronica dengan mata penuh amarah. "Aku tidak pernah memintamu ikut campur dalam urusan bisnis Martin! Kau yang membuat keputusan bodoh itu, Veronica! Jangan salahkan aku atas kehancuranmu sendiri." "Keputusan bodoh?" Veronica mendekat, suaranya naik satu oktaf. "Semua yang aku lakukan adalah demi kita! Demi me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kenapa?

    Ruangan perawatan terasa sunyi, hanya terdengar suara isak tangis Veronica yang semakin menjadi. Ia memeluk selimut rumah sakit erat-erat, tubuhnya gemetar, dan matanya memerah. Rasa sakit fisik bercampur dengan beban emosional yang seolah menghancurkan segalanya.“Kenapa ini semua terjadi padaku?” Veronica memukul-mukul kasur dengan lemah, air matanya terus mengalir. “Aku kehilangan segalanya... bayi ini, rahimku... dan sekarang Betran... Betran pasti akan meninggalkanku!” jeritnya, seolah berteriak pada dirinya sendiri.Suster yang mendengar suara keras itu masuk ke ruangan. “Ibu Veronica, tolong tenangkan diri Anda. Kondisi Anda masih lemah,” ujar suster dengan lembut.“Lemah?” Veronica mendongak dengan mata penuh kebencian. “Aku sudah kehilangan semuanya! Tidak ada yang peduli apakah aku hidup atau mati!” Suster mencoba menenangkan Veronica, tetapi tangisannya semakin histeris. “Semua orang akan meninggalkanku... aku tahu itu! Tidak ada lagi yang tersisa!” jeritnya sambil menggen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Karma mungkin

    Di dalam kamar besar mansion mereka, Aluna sedang duduk di sofa sambil memandangi layar laptop. Tangannya dengan lembut mengusap perutnya yang mulai terlihat membesar. Meskipun dunia sudah tahu bahwa ia adalah pewaris tunggal Chandra Group, Aluna memilih untuk tetap bekerja di balik layar, menghindari sorotan media yang terus memburunya.Kaisar masuk ke kamar membawa nampan berisi makanan ringan dan segelas susu hangat. "Sudah kubilang, tidak ada pekerjaan hari ini," ucap Kaisar sambil meletakkan nampan di atas meja. Ia duduk di samping Aluna, menyentuh pundaknya dengan lembut.Aluna tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. "Aku hanya memastikan laporan terakhir dari tim marketing. Tidak lama lagi produk baru kita akan diluncurkan. Aku ingin semuanya sempurna."Kaisar menggeleng pelan. "Aku tahu kamu sangat perfeksionis, tapi kamu juga perlu istirahat. Kamu sedang hamil, Aluna. Semua orang di perusahaan tahu bahwa kamu tetap bekerja keras, bahkan dari balik layar."A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 114

    Aluna turun dari mobil dengan wajah lelah. Hari ini benar-benar panjang, ditambah pikirannya masih kacau setelah berbicara dengan Kaisar. Begitu melangkah masuk ke dalam mansion, ia langsung disambut oleh babysitter yang terlihat panik. "Nyonya Aluna, Baby Alva rewel sejak tadi. Susah makan, susah minum susu juga," ujar babysitter itu cemas. Aluna mengerutkan kening. "Kenapa? Apa dia demam?" Babysitter menggeleng. "Tidak demam, tapi terus menangis. Saya sudah mencoba berbagai cara, tapi tetap saja dia menolak makan." Tanpa menunggu lebih lama, Aluna segera menuju kamar Baby Alva. Sesampainya di sana, ia melihat putranya yang masih terisak di tempat tidur. Wajahnya tampak lelah, matanya sembab karena menangis. "Sayang, Mama di sini," ujar Aluna lembut, segera mengangkat tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Baby Alva mengusap matanya dengan tangan mungilnya, kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Aluna. "Ada apa, hm?" Aluna membelai rambutnya pelan. "Kenapa tidak mau maka

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 113

    Aluna mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum membuka topik yang sejak tadi mengganggu pikirannya. “Kaisar, sebenarnya ada hal lain yang ingin aku bicarakan,” ujar Aluna dengan nada serius. Kaisar mengangkat alis, memusatkan perhatiannya pada Aluna. “Apa itu, Aluna?” “Perusahaanku, Chandra Grup, sedang dalam masalah.” Aluna menyerahkan laporan yang sudah ia siapkan di dalam tasnya. “Ada penurunan signifikan dalam pasar penjualan kita. Setelah diselidiki, ada kejanggalan. Tampaknya seseorang mencoba merusak reputasi perusahaan dari dalam.” Kaisar membuka laporan itu, membaca dengan seksama. Wajahnya berubah serius. “Ini bukan sekadar kejatuhan pasar biasa. Tampaknya ada sabotase.” “Itulah yang aku khawatirkan,” Aluna mengangguk. “Aku sudah meminta tim investigasi internal, tapi hasilnya nihil. Sepertinya mereka yang terlibat sangat pandai menutupi jejak.” Kaisar menatapnya dalam. “Aku akan mencoba membantu menyelidiki. Mungkin dari sisi lain, kita bisa me

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 112

    Aluna duduk di kursi kerjanya dengan wajah tegang. Sudah seminggu berlalu sejak terakhir kali ia mencoba menemui Kaisar di rumah sakit, namun selalu gagal. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan, tapi tetap saja bayangan Kaisar terus muncul di kepalanya. "Asisten," panggil Aluna dengan suara tegas. Seorang wanita muda bernama Siska segera masuk ke dalam ruangannya, membawa setumpuk dokumen.Ya, sudah tiga hari ini Aluna mengganti asistennya. Asisten sebelumnya sedang cuti beberapa bulan, tugasnya ia serahkan pada Siska, sepupunya. "Ada perkembangan dari laporan yang aku minta?" tanya Aluna, menyandarkan punggungnya ke kursi. Siska mengangguk, meletakkan beberapa lembar kertas di meja. "Setelah saya dan tim melakukan penyelidikan, kami menemukan adanya kejanggalan dalam pasar." Aluna mengambil laporan itu dan mulai membacanya dengan seksama. Dahinya mengernyit. "Penjualan turun drastis di beberapa wilayah utama, terutama yang sebelumnya menjadi pasar terbesar kita

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 111

    Aluna melangkah dengan cepat memasuki lobi rumah sakit, dadanya berdebar kencang. Setelah mendengar kabar bahwa Kaisar—atau sekarang dikenal sebagai Raja—sudah dipindahkan dari ICU ke ruang rawat biasa, ia tak bisa lagi menahan diri untuk menemuinya. Namun, baru saja ia hendak menuju lift, langkahnya terhenti ketika seseorang berdiri menghadangnya. “Jangan harap kau bisa menemuinya,” suara dingin Ratu menyentak telinga Aluna. Aluna menatap wanita itu dengan tajam. Ia tahu sejak awal Ratu bukan wanita sembarangan, tapi tak disangka, Ratu bisa sekejam ini. “Aku datang bukan untuk bertengkar, aku hanya ingin melihatnya,” ucap Aluna, mencoba menahan emosinya. Ratu menyilangkan tangan di dadanya. “Tidak perlu. Dia sudah punya aku. Dia tidak butuh kau lagi.” Aluna tersenyum miring. “Raja adalah Kaisar, bukan?” tanyanya tegas. Ratu mendengus. “Lalu?” “Kaisar adalah tunanganku,” lanjut Aluna, tatapannya semakin tajam. Ratu terkekeh sinis. “Benar, dia memang Kaisar. Tapi kau

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 110

    Beberapa hari berlalu. Raja terbaring tak berdaya di ruang ICU rumah sakit. Meski matanya terpejam dan tubuhnya lemah, ada perasaan yang menggelora dalam dirinya. Ingatannya yang hilang perlahan kembali, seperti sepotong puzzle yang mulai tersusun. Ketika perlahan matanya terbuka, rasa sakit di kepalanya terasa amat perih. Ia mengerjapkan mata, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang begitu terang. Sensasi itu seolah mengingatkan dirinya pada kejadian beberapa hari lalu, kecelakaan yang menyebabkan semuanya menjadi kacau. Raja menatap langit-langit rumah sakit, mencoba mengingat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan, bayangan-bayangan dalam memorinya yang hilang kini mulai muncul kembali. Sosok dirinya—Kaisar Amartha—muncul dalam pikirannya, begitu jelas dan begitu nyata. "Aku... Kaisar Amartha," gumamnya pelan, kebingungan dan kebahagiaan bercampur dalam hatinya. Namun, perasaan itu tak bisa bertahan lama. Di tengah kebingungannya, ia mendengar suara langkah kak

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 109

    Raja menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang setelah keluar dari rumah Raini. Pikirannya dipenuhi berbagai hal—tentang Aluna, Baby Alva, dan perasaannya yang semakin jelas. Ia tak menyadari sebuah truk besar di depannya tiba-tiba berhenti mendadak. “BRAK!” Benturan keras terdengar ketika mobil Raja menabrak bagian belakang truk. Kepalanya membentur setir dengan keras meskipun airbag terbuka. Darah segar mengalir di pelipisnya, tubuhnya lemas, dan kesadarannya mulai menghilang. Orang-orang di sekitar tempat kejadian segera berlari mendekat. “Panggil ambulans!” teriak seseorang. Tak lama kemudian, ambulans datang dan membawa Raja ke rumah sakit. Wajahnya penuh darah, dan kondisinya terlihat mengkhawatirkan. Saat tiba di rumah sakit, dokter langsung membawanya ke ruang operasi karena benturan di kepalanya cukup parah. *** Di ruang tunggu rumah sakit, Ratu mondar-mandir dengan wajah panik. Air matanya terus mengalir, tak bisa disembunyikan lagi. Ia menggenggam ponselnya erat

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 108

    Pukul 00:30Sussana terasa sangat sunyi, dan hanya suara detak jam yang terdengar di kamar Aluna. Dia terbangun karena suara tangisan Baby Alva. Dengan cepat, Aluna bangkit dari tempat tidur dan mendekati ranjang bayi yang ada di sudut kamarnya.“Alva sayang, kenapa?” Aluna menyentuh kening bayi itu, lalu ia terkejut mendapati kening Alva terasa sangat panas. “Astaga, panas sekali…” gumamnya panik.Ia langsung mengambil termometer dari laci samping tempat tidur. Tangannya sedikit gemetar saat memasukkan ujung termometer ke bawah ketiak Baby Alva yang masih menangis.“37,9°… Ini terlalu tinggi!” Suaranya mulai bergetar. Aluna segera mengambil ponselnya, menelepon babysitter yang tidur di kamar sebelah.“ Lina, tolong ke kamar saya sekarang juga! Alva demam tinggi,” katanya cepat.Tak sampai satu menit, babysitter yang bernama Lina muncul dengan wajah cemas. “Ya ampun, Nona. Panasnya tinggi sekali, ya? Kita harus membawanya ke rumah sakit.”“Saya setuju. Tolong siapkan tas bayi dan perl

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 107

    Malam itu, Mansion Aluna diterangi lampu-lampu taman yang temaram, memberikan suasana hangat meski hati Aluna terasa kacau. Ia tengah duduk di ruang keluarga, memangku Baby Alva yang tertidur lelap di pelukannya. Pandangannya terus tertuju pada wajah mungil itu, meskipun pikirannya melayang jauh. Tiba-tiba, suara bel pintu mengalihkan perhatian Aluna. Seorang pelayan datang dan membisikkan sesuatu. “Nona, Tuan Raja datang.”Jantung Aluna berdetak lebih cepat. Ia mencoba menenangkan dirinya, lalu menyerahkan Baby Alva kepada babysitter yang sudah menunggu. “Bawa Alva ke kamar, dan pastikan dia nyaman,” ucapnya.Setelah memastikan Baby Alva aman, Aluna berjalan ke ruang tamu. Di sana, Raja sudah berdiri, mengenakan setelan kasual namun tetap memancarkan wibawa. Sorot matanya langsung tertuju pada Aluna, seolah tidak ada yang lain di ruangan itu.“Tuan Raja,” sapa Aluna pelan, mencoba menjaga formalitas meskipun hatinya bergemuruh.“Aluna,” balas Raja, suaranya terdengar lebih lembut da

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Bab 106

    Pukul empat subuh, suasana di kamar terasa begitu sunyi hingga suara langkah kecil Ratu yang tergesa menuju kamar mandi terdengar jelas. Raja, yang biasanya tidur cukup lelap, langsung terbangun mendengar suara muntah dari dalam kamar mandi.“Ratu?” panggil Raja dengan nada penuh kekhawatiran. Ia bergegas menuju kamar mandi, membuka pintunya dan melihat istrinya yang terduduk lemas di lantai. Wajah Ratu pucat, keringat dingin membasahi dahinya.“Aku… mual,” gumam Ratu lemah, tangannya gemetar memegang wastafel untuk mencoba berdiri.Tanpa pikir panjang, Raja segera mengangkat tubuh Ratu dan membawanya kembali ke tempat tidur. “Tunggu di sini, aku akan panggil dokter,” kata Raja sambil meletakkan Ratu dengan hati-hati.“Tidak… tidak usah,” cegah Ratu, memegang lengan Raja dengan sisa tenaganya. “Aku tahu ini kenapa.”“Kamu tahu?” Raja mengernyit, bingung. “Maksudmu apa?”Ratu menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan kekuatannya. “Aku… aku terlambat haid. Coba kamu ambil tes kehamil

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status