Share

Ssh...

Penulis: Queen Mikayla
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-02 18:06:57

Di dalam mobil yang melaju dengan tenang di bawah gemerlap lampu kota, suasana terasa begitu hangat di dalam kabin. Kaisar memeluk Aluna erat, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Tubuh Aluna terasa nyaman dalam pelukan pria itu, membuatnya merasa aman, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan.

Kaisar menatap Aluna dalam-dalam. “Aku tahu ini perjalanan panjang,” katanya lembut. “Aku akan terus sabar menunggu, sampai kau benar-benar menjadi milikku sepenuhnya. Aku tidak akan terburu-buru.”

Aluna menunduk, senyumnya mengembang pelan. Ada rasa hangat yang menjalari hatinya, mendengar janji tulus dari pria yang telah menjadi tempatnya bersandar. Ia tidak menjawab, hanya mengangguk kecil. Namun, senyum di bibirnya sudah cukup menjelaskan perasaannya.

Melihat senyum itu, Kaisar tidak bisa lagi menahan diri. Dengan lembut, tangannya mengangkat dagu Aluna, membuat mata mereka bertemu. “Aku mencintaimu, Aluna,” bisiknya, sebelum bibirnya mendekat.

Tanpa peduli bahwa di kursi depan asistenny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jangan ceraikan aku

    Di ruang tamu rumah Betran, suasana tegang terasa. Kania duduk di sofa dengan ekspresi penuh amarah dan frustrasi. Ia memandangi Betran yang hanya diam, seolah tak peduli dengan kata-katanya. Di sudut ruangan, Veronica berdiri dengan wajah merah, dadanya naik turun menahan emosi. “Apa kau tidak mengerti, Betran?” Kania akhirnya memecahkan keheningan, suaranya melengking. “Kalau Aluna benar-benar menceraikanmu, kita semua akan jatuh miskin! Perusahaan itu milik keluarganya. Kau pikir dia akan membiarkan kita hidup nyaman setelah kau mempermalukannya seperti itu?”Betran memijat pelipisnya, mencoba meredam sakit kepala yang mulai menyerang. “Mommy, aku sudah berusaha bicara dengannya. Aluna tidak mau mendengarkan apa pun.”“Berusaha? Itu yang kau sebut berusaha?” Kania mendelik tajam. “Kau hanya duduk diam dan membiarkan dia menghancurkan semuanya! Kau suaminya, Betran. Kau harus bertindak tegas! Pergi temui dia, mohon, rayu, apa pun! Jangan biarkan dia mengajukan gugatan cerai!”“Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Jangan harap kembali

    Beberapa hari kemudian.Di ruang kerjanya yang tertata rapi, Aluna memandangi layar laptop sambil memegang perutnya yang sedang berbadan dua. Meski ingin sepenuhnya fokus pada kehamilan, tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan membuatnya tetap aktif bekerja di balik layar. Kaisar, kepala divisi operasional, dan Marsha, asistennya, berdiri di depan mejanya, menjelaskan laporan mingguan.“Semua berjalan lancar, Aluna,” kata Kaisar dengan nada optimis. “Target kuartal ini sudah hampir tercapai, dan saya yakin kita bisa melampaui ekspektasi.”Marsha mengangguk setuju. “Betul, Bu. Bahkan beberapa klien besar mulai menunjukkan minat untuk memperpanjang kontrak mereka.”Aluna tersenyum tipis, merasa sedikit lega. “Bagus. Saya ingin kalian tetap memantau perkembangan ini. Kalau ada kendala, segera laporkan pada saya.”“Siap, Aluna,” jawab Kaisar.Mereka berdua kemudian undur diri, meninggalkan Aluna menikmati sejenak ketenangan.Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Ketukan di pin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kehilangan segalanya

    Betran masuk ke rumah dengan wajah penuh penyesalan. Ia melepas jasnya dengan kasar, melemparkannya ke sofa. Namun, sebelum ia bisa duduk, Veronica sudah muncul dari dapur dengan ekspresi penuh kemarahan. "Bagus, kamu akhirnya pulang," Veronica memulai, suaranya penuh sindiran. "Dari mana saja? Dari memohon cinta Aluna lagi? Kamu pikir aku bodoh, Betran?" Betran menghela napas berat. "Aku tidak ingin ribut, Veronica. Aku lelah." "Lelah?" Veronica tertawa sinis. "Lelah karena dikejar rasa bersalah? Karena kau tidak cukup puas menghancurkan hidupku? Aku kehilangan perusahaan Martin gara-gara kau, Betran! Dan sekarang kau mau mengejar Aluna lagi?" Betran berbalik menatap Veronica dengan mata penuh amarah. "Aku tidak pernah memintamu ikut campur dalam urusan bisnis Martin! Kau yang membuat keputusan bodoh itu, Veronica! Jangan salahkan aku atas kehancuranmu sendiri." "Keputusan bodoh?" Veronica mendekat, suaranya naik satu oktaf. "Semua yang aku lakukan adalah demi kita! Demi me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Kenapa?

    Ruangan perawatan terasa sunyi, hanya terdengar suara isak tangis Veronica yang semakin menjadi. Ia memeluk selimut rumah sakit erat-erat, tubuhnya gemetar, dan matanya memerah. Rasa sakit fisik bercampur dengan beban emosional yang seolah menghancurkan segalanya.“Kenapa ini semua terjadi padaku?” Veronica memukul-mukul kasur dengan lemah, air matanya terus mengalir. “Aku kehilangan segalanya... bayi ini, rahimku... dan sekarang Betran... Betran pasti akan meninggalkanku!” jeritnya, seolah berteriak pada dirinya sendiri.Suster yang mendengar suara keras itu masuk ke ruangan. “Ibu Veronica, tolong tenangkan diri Anda. Kondisi Anda masih lemah,” ujar suster dengan lembut.“Lemah?” Veronica mendongak dengan mata penuh kebencian. “Aku sudah kehilangan semuanya! Tidak ada yang peduli apakah aku hidup atau mati!” Suster mencoba menenangkan Veronica, tetapi tangisannya semakin histeris. “Semua orang akan meninggalkanku... aku tahu itu! Tidak ada lagi yang tersisa!” jeritnya sambil menggen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Karma mungkin

    Di dalam kamar besar mansion mereka, Aluna sedang duduk di sofa sambil memandangi layar laptop. Tangannya dengan lembut mengusap perutnya yang mulai terlihat membesar. Meskipun dunia sudah tahu bahwa ia adalah pewaris tunggal Chandra Group, Aluna memilih untuk tetap bekerja di balik layar, menghindari sorotan media yang terus memburunya.Kaisar masuk ke kamar membawa nampan berisi makanan ringan dan segelas susu hangat. "Sudah kubilang, tidak ada pekerjaan hari ini," ucap Kaisar sambil meletakkan nampan di atas meja. Ia duduk di samping Aluna, menyentuh pundaknya dengan lembut.Aluna tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. "Aku hanya memastikan laporan terakhir dari tim marketing. Tidak lama lagi produk baru kita akan diluncurkan. Aku ingin semuanya sempurna."Kaisar menggeleng pelan. "Aku tahu kamu sangat perfeksionis, tapi kamu juga perlu istirahat. Kamu sedang hamil, Aluna. Semua orang di perusahaan tahu bahwa kamu tetap bekerja keras, bahkan dari balik layar."A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Veronica benar-benar gila

    Hari demi hari berlalu dengan suasana yang kian suram di kehidupan Betran. Setelah insiden histeris yang dialami Veronica, dokter menyarankan agar ia dirawat intensif di rumah sakit jiwa. Keputusan itu berat bagi Betran, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Mental Veronica kian memburuk, bahkan tidak lagi mengenali kenyataan. Veronica kini menghabiskan hari-harinya di kamar putih tanpa jendela, sering kali berbicara sendiri sambil memeluk perutnya. “Bayiku akan baik-baik saja… kau akan lihat, Betran. Kita akan jadi keluarga bahagia…” kalimat itu terus diulanginya, seolah menjadi mantra yang menahan pikirannya dari kehancuran total.Di Ruang Direktur Rumah Sakit Jiwa“Veronica akan membutuhkan waktu lama untuk pulih, jika itu memungkinkan,” ujar seorang psikiater yang duduk di hadapan Betran. Betran mengangguk lemah, wajahnya tak lagi memancarkan kebanggaan yang dulu selalu ia tunjukkan. “Lakukan apa pun yang perlu, Dok. Aku hanya ingin dia tidak menderita lagi…” Psikiater itu menata

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Aku mohon....

    Tidak terasa, Kehamilan Aluna sudah memasuki usia delapan bulan. Perutnya membesar, namun ia tetap terlihat anggun dengan balutan gaun rumah berwarna pastel yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Kaisar semakin perhatian. Dia selalu memastikan Aluna tidak kelelahan, bahkan mengatur jadwal pekerjaan Aluna agar tidak terlalu padat. Kaisar memandang perut Aluna dengan senyuman bangga. “Bagaimana hari ini? Bayi kecil kita sudah mulai menendang lagi?” Kaisar bertanya sambil duduk di samping Aluna di sofa besar. Aluna terkekeh kecil. “Bayi ini memang aktif. Setiap malam, dia seperti berlatih menari di perutku.” Kaisar menatap Aluna penuh kasih, lalu mengelus lembut perutnya. “Aku tahu dia bukan anak kandungku, tapi aku akan mencintainya sepenuh hati. Dia adalah anak kita, Aluna. Tidak ada yang bisa mengubah itu.” Senyuman Aluna menghangat. Ia merasa begitu bersyukur memiliki Kaisar di sisinya, seseorang yang tidak pernah mempermasalahkan masa lalu, melainkan fokus pada masa depan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Pesona Istri yang Dikhianati   Cari celah

    Kania duduk dengan raut wajah serius di depan Betran. Sejak kehilangan segala-galanya, hanya Kania, ibunya, satu-satunya orang yang masih bisa ia ajak bicara. Meskipun hidup Kania kini juga berantakan, ia tetap merasa ada kesempatan untuk kembali berdiri jika bisa memanfaatkan Aluna. “Betran, kau harus bangkit,” ucap Kania dengan suara penuh tekanan. “Kau tahu Aluna itu masih istri sahmu, kan? Sebelum dia melahirkan dan benar-benar bercerai, kau punya hak penuh atasnya.” Betran yang tengah meminum segelas alkohol menghentikan gerakannya. “Aku sudah mencoba, Mom. Aku sudah datang ke mansionnya. Tapi Aluna dingin seperti batu. Dia tidak akan memaafkanku.” Kania mendengus, menatap Betran dengan sinis. “Kau ini lemah sekali! Tentu saja dia tidak akan langsung menerima kalau kau hanya datang dan merengek. Kau harus punya rencana. Kau harus lebih pintar!” “Rencana apa?” Betran menatapnya dengan malas. “Kaisar Amartha selalu berada di sisinya. Lelaki itu sempurna, kaya, dan berkuasa.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Tangkap pelakunya

    Aluna duduk di tepi ranjang rumah sakit, menggenggam tangan Kaisar yang terbaring dengan tubuh penuh luka. Matanya sembap karena menangis tanpa henti sejak tadi malam. Selang-selang infus dan alat bantu pernapasan membuat sosok Kaisar terlihat begitu lemah, jauh berbeda dari pria tangguh yang selama ini menjadi pelindungnya. “Kaisar…” bisik Aluna dengan suara serak, nyaris tidak terdengar. “Bangunlah, aku butuh kamu. Kamu yang selalu bilang akan melindungiku, tapi kenapa sekarang malah seperti ini?” Air matanya kembali mengalir deras, membasahi pipinya. Seorang dokter masuk ke ruangan dengan langkah pelan, diikuti oleh seorang perawat. Mereka memeriksa kondisi Kaisar tanpa banyak bicara, memberikan pandangan penuh simpati kepada Aluna sebelum keluar lagi. Aluna mengusap wajahnya dengan kasar, berusaha mengumpulkan keberanian. Pikirannya berkecamuk, tetapi satu hal yang pasti: ia tidak akan membiarkan orang yang menyakiti Kaisar lolos begitu saja. ****Di ruang keluarga mansion,

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Tidak akan aku biarkan

    Esok nya, Kaisar baru saja selesai menghadiri sebuah rapat penting di salah satu vila pribadinya di luar kota. Hari itu, untuk pertama kalinya, ia memutuskan untuk tidak membawa bodyguard. Kaisar bukan orang yang sembarangan, tetapi kadang-kadang ia merasa terlalu banyak pengawalan membuatnya kehilangan privasi. Saat mobilnya melaju di jalanan sepi menuju kota, dua SUV hitam mendadak memotong jalannya. Sopir Kaisar panik, mencoba mundur, tetapi dari belakang sudah muncul mobil lain yang memblokir. Dalam hitungan detik, pintu mobil Kaisar dibuka secara paksa oleh beberapa pria bertopeng. Salah satunya adalah Roy. “Kaisar Amartha, akhirnya aku bisa bertemu langsung denganmu,” Roy berkata dengan nada mengejek, wajahnya tak ditutupi topeng. Kaisar menatap Roy dengan tenang meskipun keadaan jelas berbahaya. “Apa yang kau inginkan?” tanyanya dingin. Roy tersenyum sinis. “Hanya sedikit waktu dan perhatianmu, Tuan Besar. Tapi jangan khawatir, kami akan membawamu ke tempat yang nyaman untu

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Haruskah melakukan itu?

    Dua hari kemudian, Betran berjalan keluar dari sebuah gedung perkantoran dengan wajah muram. Jasnya yang sudah lusuh menunjukkan betapa terpuruknya hidupnya sekarang. Lamaran kerjanya kembali ditolak. Sudah kali keempat dalam minggu ini. Ia tidak bisa lagi mengandalkan koneksi lamanya karena nama Betran telah masuk daftar hitam di hampir semua perusahaan besar, berkat kekuatan Chandra Grup. "Dasar Kaisar," gumam Betran dengan suara penuh amarah saat berjalan menuju mobilnya yang sudah tua. "Dia pikir dia siapa, mengatur seluruh dunia untuk menjatuhkanku? Ini belum selesai." Ia menyalakan mesin mobilnya dan melaju tanpa arah. Hatinya terus bergemuruh, penuh dengan rasa frustrasi dan dendam yang semakin membara. Di tengah perjalanan, teleponnya berdering. Ia mengangkatnya dengan malas tanpa melihat siapa yang menelepon. "Halo?" suaranya terdengar kasar. "Bagaimana hasilnya, Betran?" suara Kania terdengar di seberang. Betran menghela napas, mencoba menahan emosinya. "Ditolak l

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Ada apa lagi?

    Setelah kembali ke rumah, Kania melempar tasnya ke sofa dengan kasar. Wajahnya memerah, matanya berkilat penuh amarah. Langkah-langkahnya menghentak lantai, mempertegas betapa kesalnya dia. Tak lama, Betran muncul dari ruang kerjanya, mendengar kegaduhan yang dibuat oleh ibunya. "Ada apa lagi, Mom?" tanya Betran, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang meski dia tahu percakapan ini pasti tidak akan menyenangkan. Kania berbalik, menunjuk Betran dengan jari telunjuknya yang bergetar. "Kau tahu apa yang baru saja terjadi padaku, Betran? Kau tahu apa yang wanita itu—Aluna—lakukan padaku?" Betran menghela napas panjang, lalu duduk di sofa, mengusap wajahnya dengan tangan. "Mom, aku sedang sibuk. Jangan bawa masalah ini sekarang." "Sibuk?!" Kania memekik. "Aku dihina, dipermalukan oleh wanita itu, dan kau malah bilang kau sibuk? Kau ini anakku atau bukan, Betran?" Betran berdiri, mencoba menenangkan Kania. "Mom, duduklah dulu. Ceritakan apa yang terjadi." Kania menepis tangan

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Wajar saja

    Setelah Betran pergi, Kaisar mengajak Aluna ke taman. Angin sore berhembus lembut di sekitar taman yang dipenuhi bunga bermekaran. Aluna, yang kini sedang hamil besar, berjalan perlahan di samping Kaisar. Tangannya digenggam erat oleh pria itu, memberikan rasa aman dan nyaman. Kaisar selalu memastikan setiap langkahnya terasa ringan, sesekali menatapnya dengan penuh perhatian.“Kau ingin istirahat sebentar? Kita bisa duduk di bangku dekat air mancur itu,” tanya Kaisar sambil menunjuk sebuah bangku di bawah pohon rindang.“Boleh,” jawab Aluna sambil tersenyum kecil.Namun, belum sempat mereka mencapai bangku itu, langkah Aluna terhenti. Di depannya berdiri Kania, mantan mertuanya, yang kini tampak berbeda dari biasanya. Pakaian mahal yang dulu selalu dikenakan Kania telah tergantikan dengan gaun sederhana. Wajahnya menunjukkan kelelahan, tapi matanya tetap penuh tekad.“Aluna,” suara Kania bergetar. “Aku ingin bicara.”Aluna menatap Kania dengan dingin, mengangkat dagunya sedikit. “Ad

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Cari celah

    Kania duduk dengan raut wajah serius di depan Betran. Sejak kehilangan segala-galanya, hanya Kania, ibunya, satu-satunya orang yang masih bisa ia ajak bicara. Meskipun hidup Kania kini juga berantakan, ia tetap merasa ada kesempatan untuk kembali berdiri jika bisa memanfaatkan Aluna. “Betran, kau harus bangkit,” ucap Kania dengan suara penuh tekanan. “Kau tahu Aluna itu masih istri sahmu, kan? Sebelum dia melahirkan dan benar-benar bercerai, kau punya hak penuh atasnya.” Betran yang tengah meminum segelas alkohol menghentikan gerakannya. “Aku sudah mencoba, Mom. Aku sudah datang ke mansionnya. Tapi Aluna dingin seperti batu. Dia tidak akan memaafkanku.” Kania mendengus, menatap Betran dengan sinis. “Kau ini lemah sekali! Tentu saja dia tidak akan langsung menerima kalau kau hanya datang dan merengek. Kau harus punya rencana. Kau harus lebih pintar!” “Rencana apa?” Betran menatapnya dengan malas. “Kaisar Amartha selalu berada di sisinya. Lelaki itu sempurna, kaya, dan berkuasa.

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Aku mohon....

    Tidak terasa, Kehamilan Aluna sudah memasuki usia delapan bulan. Perutnya membesar, namun ia tetap terlihat anggun dengan balutan gaun rumah berwarna pastel yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Kaisar semakin perhatian. Dia selalu memastikan Aluna tidak kelelahan, bahkan mengatur jadwal pekerjaan Aluna agar tidak terlalu padat. Kaisar memandang perut Aluna dengan senyuman bangga. “Bagaimana hari ini? Bayi kecil kita sudah mulai menendang lagi?” Kaisar bertanya sambil duduk di samping Aluna di sofa besar. Aluna terkekeh kecil. “Bayi ini memang aktif. Setiap malam, dia seperti berlatih menari di perutku.” Kaisar menatap Aluna penuh kasih, lalu mengelus lembut perutnya. “Aku tahu dia bukan anak kandungku, tapi aku akan mencintainya sepenuh hati. Dia adalah anak kita, Aluna. Tidak ada yang bisa mengubah itu.” Senyuman Aluna menghangat. Ia merasa begitu bersyukur memiliki Kaisar di sisinya, seseorang yang tidak pernah mempermasalahkan masa lalu, melainkan fokus pada masa depan m

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Veronica benar-benar gila

    Hari demi hari berlalu dengan suasana yang kian suram di kehidupan Betran. Setelah insiden histeris yang dialami Veronica, dokter menyarankan agar ia dirawat intensif di rumah sakit jiwa. Keputusan itu berat bagi Betran, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Mental Veronica kian memburuk, bahkan tidak lagi mengenali kenyataan. Veronica kini menghabiskan hari-harinya di kamar putih tanpa jendela, sering kali berbicara sendiri sambil memeluk perutnya. “Bayiku akan baik-baik saja… kau akan lihat, Betran. Kita akan jadi keluarga bahagia…” kalimat itu terus diulanginya, seolah menjadi mantra yang menahan pikirannya dari kehancuran total.Di Ruang Direktur Rumah Sakit Jiwa“Veronica akan membutuhkan waktu lama untuk pulih, jika itu memungkinkan,” ujar seorang psikiater yang duduk di hadapan Betran. Betran mengangguk lemah, wajahnya tak lagi memancarkan kebanggaan yang dulu selalu ia tunjukkan. “Lakukan apa pun yang perlu, Dok. Aku hanya ingin dia tidak menderita lagi…” Psikiater itu menata

  • Pesona Istri yang Dikhianati   Karma mungkin

    Di dalam kamar besar mansion mereka, Aluna sedang duduk di sofa sambil memandangi layar laptop. Tangannya dengan lembut mengusap perutnya yang mulai terlihat membesar. Meskipun dunia sudah tahu bahwa ia adalah pewaris tunggal Chandra Group, Aluna memilih untuk tetap bekerja di balik layar, menghindari sorotan media yang terus memburunya.Kaisar masuk ke kamar membawa nampan berisi makanan ringan dan segelas susu hangat. "Sudah kubilang, tidak ada pekerjaan hari ini," ucap Kaisar sambil meletakkan nampan di atas meja. Ia duduk di samping Aluna, menyentuh pundaknya dengan lembut.Aluna tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. "Aku hanya memastikan laporan terakhir dari tim marketing. Tidak lama lagi produk baru kita akan diluncurkan. Aku ingin semuanya sempurna."Kaisar menggeleng pelan. "Aku tahu kamu sangat perfeksionis, tapi kamu juga perlu istirahat. Kamu sedang hamil, Aluna. Semua orang di perusahaan tahu bahwa kamu tetap bekerja keras, bahkan dari balik layar."A

DMCA.com Protection Status