Share

Terimakasih

Bab 48

"Iya nanti kita bicara lagi ya Bang! Jangan cengeng gini deh. Aku jadi bingung. Abang tidur dulu, istirahat di kamar, nanti kita ke tempat papi agar pikiran kita sedikit terbuka kalau cerita sama orang tua."

Aku beranjak hendak beberes rumah, tapi kembali Bang Linggom menahannya. Dia kembali memelukku dengan sangat erat. Menciumi wajahku berulangkali lalu dengan perlahan mencium bibir ini dengan sangat lembut.

"Abang selalu merindukanmu Sayang. Abang tidak mau kau jauh dariku, temani aku tidur di kamar," bisiknya lembut di telingaku.

Gemuruh di dadaku berdebar tidak beraturan. Sudah lama aku tidak merasakan denyar-denyar seperti ini. Bukan berarti cinta hilang ataupun pudar, tapi kerasnya kehidupan, masalah demi masalah yang datang, membuat kemesraan di antara kami suami istri jadi seperti terabaikan. Beruntung saat ini anak-anak ada di rumah papi, sehingga ada waktu buat kami berdua untuk saling menyalurkan kerinduan setelah hampir tiga Minggu berpisah.

Ciuman Bang Linggom di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status