Darel menghadiri pernikahan Misya dengan Damon. Darel pernah mengenal Damon karena mereka sama-sama pengusaha. Dia diundang oleh Damon, bahkan peristiwa berdarah saat pernikahan merekapun Darel melihatnya karena dia tercatat sebagai tamu undangan saat itu.Dia sudah melepas Misya dengan ikhlas karena Misya memang tidak tulus mencintainya. Darel masih bersama Yuna, setelah memiliki tiga anak ternyata Darel masih memiliki keinginan untuk menikah lagi.Setelah kembali pada Yuna, Darel tetap tidak bisa menerima kekurangan Yuna. Dimatanya Yuna bukanlah istri idamannya, dibandingkan dengan yang lain Yuna terhitung bukan istri yang berkelas.Banyak sekali kekurangan Yuna menurut Darel, apalagi Yuna tidak bisa membuatnya bertahan disisinya. Darel memang bukan laki-laki yang pandai bersyukur. Kini dia juga mendekati lagi seorang gadis yang menurutnya lebih menggairahkan dibanding dengan Yuna.Yuna tidak bisa mengurus penampilannya, tanpa dia sadari kini semakin menumpuk lemaknya. Kian lama tub
Kania menatap undangan pernikahan Feri dan Arum yang baru saja dia terima. Kabar yang dia dengar Arum kini sedang berbadan dua sehingga Feri harus menikahinya.Terdengar tarikan nafas yang panjang dari Kania, ternyata saudara tirinya kini berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya selama ini. Feri memang sudah diincarnya sejak pacaran dengan Kania.Kenyataan ini membuat Kania bingung, dia harus merasa senang atau sedih. Tapi yang jelas kini dia tidak perlu lagi menghindari Feri, kalaupun Feri memaksa dia harus menolaknya dengan tegas.Ayah Kania meminta Kania untuk pulang menghadiri pernikahan mereka. Tentu saja Kania menolaknya mentah-mentah, lagi pula itu memang keinginan Arum dan ibu tirinya agar dia merasa sakit hati melihat pernikahan mereka yang akan digelar dengan mewah menurut berita yang Kania dengar.Kania tentu saja malas, dia hanya mengatakan pada ayahnya kalau dia akan mengusahakan datang dengan catatan tidak janji. Apalagi untuk melihat kebahagiaan mereka. Biarlah dia d
Arum sudah tidak sabar menanti hari pernikahannya, dia tidak peduli Kania mau datang atau tidak. Yang penting acaranya yang sudah dibuat semewah mungkin berjalan dengan lancar sesuai dengan harapannya.Ibu kandung Arum menatap bangga anaknya yang bisa menggantikan posisi Kania dihati Feri. Arum melakukan tugasnya dengan baik sesuai keinginannya. "Rum, nanti kalau sudah menikah harus tetap menjaga penampilanmu agar Feri tidak pergi ninggalin kamu! "Arum mengangguk sambil tersenyum, dia tau ibunya bukan hanya menginginkan Feri jadi menantunya saja, tetapi juga kekayaan ayah Feri yang tidak akan habis tujuh turunan.Keinginan ibu Arum bukannya tanpa alasan. Selama ini sebelum menikah dengan ayahnya Kania, dia mengalami penderitaan cukup lama karena masalah kekurangan ekonomi bersama suami pertamanya.Arum sebenarnya bukan anak kandung ayahnya Kania. Namun ibunya berupaya untuk mendapatkan pengakuan dari ayahnya Kania. Jadi Arum sebenarnya memang tidak ada hubungan darah sama sekali deng
Subroto mengernyitkan keningnya melihat Vani malah balik bertanya padanya. "Hari ini Arum menikah dengan Feri, dan pestanya sedang berlangsung." Mata Vani langsung membola mendengar Arum sedang menikah. "Lalu, kenapa mas Broto ada disini. Bukankah seharusnya mas Broto mendampingi Arum? " Subroto akhirnya menceritakan jika dia seharusnya menemui investor yang akan mengadakan kerjasama dengannya hari ini. Mirna yang membujuknya agar menemui investor tersebut. Tiba-tiba tawa Vani langsung menggema ketika ternyata Broto suami temannya yang lugu itu masih belum menyadari kalau dia sudah ditipu Mirna istrinya. "Mas Broto.. Mas Broto, kamu itu polos atau bodoh sih! Maaf loh ya, aku ngomong gini karena kamu memang kebangetan polosnya! " Subroto masih menatap bingung ke arah Vani, "Maksud kamu apa Vani? Aku jadi bingung? " Vani masih tertawa meskipun tidak sekeras tadi. Sambil menatap iba pada suami Mirna, "Maaf ya mas, terus kalau mas Broto ke sini siapa yang menjadi walinya Arum? "
Mirna melotot melihat kedatangan Pardi di rumahnya. Wajahnya terlihat panik melihat mantan suaminya kini sudah ada didepannya. Pardi tersenyum menyeringai melihat mantan istrinya terlihat gelisah."Selamat malam pak Broto, maaf saya mengganggu istirahat bapak. Bolehkah saya mengajak bapak keluar sebentar? Ada yang ingin saya sampaikan kepada bapak.""Tidak, suami saya tidak boleh kemana-mana dia masih lelah dan baru saja pulang! " Mirna dengan tegas menolak permintaan Pardi. Mirna sudah ketakutan, dia khawatir jika Pardi akan membongkar rahasianya selama ini.Hal ini tentu saja membuat Subroto keheranan. "Maaf kalau boleh tau, siapa bapak ini. Saya tidak mengenal bapak jadi kenapa saya harus ikut dengan bapak? "Mendengar pertanyaan suaminya, Mirna semakin tegang."Brengsek, ngapain sih dia kesini bikin aku takut aja! " Mirna memaki Pardi dalam hatinya. "Sudahlah Mas ngga usah diladeni kan Mas Broto juga ngga kenal dia! "Broto mengangguk mengikuti kemauan istrinya, namun saat langkahn
Subroto kini sudah tau semua tentang kelicikan Mirna, dia masih kebingungan dengan langkah berikutnya yang harus dia ambil. Kini yang ada dalam pikirannya hanyalah Kania putri kandungnya.Dia merasa bersalah selama ini karena membuat Kania selalu tertekan dengan sikap pilih kasihnya, dan sampai kini dia tidak tau dimana Kania sekarang. Saat tiba di rumah dia melihat Mirna dan Arum sedang menunggu kedatangannya."Mas Broto, akhirnya kamu pulang juga. Tadi aku keluar sama Arum mencari kamu tapi ngga ketemu. Pardi ngomong apa aja sama kamu mas? " Mirna langsung memberondong Broto dengan banyak pertanyaan yang membuat Broto semakin muak melihat tingkah istrinya."Hari ini juga kamu dan anakmu silahkan keluar dari rumahku. Dan kamu Mirna, aku talak kamu Mirna binti Yakub. Sejak hari ini dan seterusnya aku bebaskan kamu, dan sekarang kamu bukan lagi istriku! "Mirna tersentak tidak percaya mendengar kata-kata suaminya. Dia mematung kaku menatap tajam suaminya begitu juga dengan Arum matany
Kania terkejut mendapat telfon dari ayahnya. Selama ini ayahnya jarang sekali menghubunginya, "Halo ayah..! " Belum selesai Kania bicara, terdengar suara ayahnya yang bergetar, "Kania, pulanglah nak! Ayah merindukanmu. Ayah juga minta maaf padamu! "Kania terhenyak mendengar kata-kata ayahnya. "Ada apa ayah, kenapa ayah menangis? Apa yang terjadi ayah, bukankah hari ini pernikahan Arum dan Feri? " Subroto terdiam mendengar pertanyaan Kania, hatinya benar-benar merasa sakit."Pulanglah Nia, ayah menunggumu di rumah, mereka sudah ayah usir tadi malam. " Kania tersentak mendengar kata-kata ayahnya, "Maksud ayah bagaimana? Kenapa mereka sampai ayah usir?""Sudahlah Nia, ayah tidak bisa menceritakan semuanya ditelfon. Sebaiknya kamu segera pulang dan ajak bibimu juga ya!" Broto segera mengakhiri telfonnya. Kini dia sedang duduk termenung diruang tamunya. Hari ini semua sisa-sisa pesta kemarin sudah dibersihkan semuanya.Subroto ingin saat Kania datang tidak ada tanda-tanda sudah diadakan p
Jawaban Mirna membuat kaget kedua orangtua Feri, ibu Feri yang dari tadi sudah geram akhirnya membalas kata-kata Mirna, "Lah gimana ngga hamil, wong nyodorin diri kok, mana ada kucing yang nolak disodori ikan asin !! "Kini terjadi perang mulut antara mereka, sedangkan muka Arum entah sudah seperti apa karena dihina ibu mertuanya habis-habisan. Hatinya kini semakin terluka. Bayangan akan dihidup senang dan bahagia kini hilang sudah, yang dia hadapi kini hanya hinaan dan kesedihan.Feri sebagai suaminya juga tidak membelanya sama sekali. Sedangkan ibunya malah semakin memperkeruh suasana. Arum hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya, dia pikir dengan mengambil posisi Kania dihati Feri akan membuatnya bangga.Ternyata semakin banyak hinaan yang dia terima, kini tidak ada lagi tempat untuk mengadu. Dulu ayah Broto selalu ada untuknya, apapun yang dia inginkan selalu dikabulkan. Kini jangankan mengadu, bertemupun mungkin Ayah sambungnya tidak akan sudi.Arum kini berpikir untuk menemui