Kania menatap undangan pernikahan Feri dan Arum yang baru saja dia terima. Kabar yang dia dengar Arum kini sedang berbadan dua sehingga Feri harus menikahinya.Terdengar tarikan nafas yang panjang dari Kania, ternyata saudara tirinya kini berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya selama ini. Feri memang sudah diincarnya sejak pacaran dengan Kania.Kenyataan ini membuat Kania bingung, dia harus merasa senang atau sedih. Tapi yang jelas kini dia tidak perlu lagi menghindari Feri, kalaupun Feri memaksa dia harus menolaknya dengan tegas.Ayah Kania meminta Kania untuk pulang menghadiri pernikahan mereka. Tentu saja Kania menolaknya mentah-mentah, lagi pula itu memang keinginan Arum dan ibu tirinya agar dia merasa sakit hati melihat pernikahan mereka yang akan digelar dengan mewah menurut berita yang Kania dengar.Kania tentu saja malas, dia hanya mengatakan pada ayahnya kalau dia akan mengusahakan datang dengan catatan tidak janji. Apalagi untuk melihat kebahagiaan mereka. Biarlah dia d
Arum sudah tidak sabar menanti hari pernikahannya, dia tidak peduli Kania mau datang atau tidak. Yang penting acaranya yang sudah dibuat semewah mungkin berjalan dengan lancar sesuai dengan harapannya.Ibu kandung Arum menatap bangga anaknya yang bisa menggantikan posisi Kania dihati Feri. Arum melakukan tugasnya dengan baik sesuai keinginannya. "Rum, nanti kalau sudah menikah harus tetap menjaga penampilanmu agar Feri tidak pergi ninggalin kamu! "Arum mengangguk sambil tersenyum, dia tau ibunya bukan hanya menginginkan Feri jadi menantunya saja, tetapi juga kekayaan ayah Feri yang tidak akan habis tujuh turunan.Keinginan ibu Arum bukannya tanpa alasan. Selama ini sebelum menikah dengan ayahnya Kania, dia mengalami penderitaan cukup lama karena masalah kekurangan ekonomi bersama suami pertamanya.Arum sebenarnya bukan anak kandung ayahnya Kania. Namun ibunya berupaya untuk mendapatkan pengakuan dari ayahnya Kania. Jadi Arum sebenarnya memang tidak ada hubungan darah sama sekali deng
Subroto mengernyitkan keningnya melihat Vani malah balik bertanya padanya. "Hari ini Arum menikah dengan Feri, dan pestanya sedang berlangsung." Mata Vani langsung membola mendengar Arum sedang menikah. "Lalu, kenapa mas Broto ada disini. Bukankah seharusnya mas Broto mendampingi Arum? " Subroto akhirnya menceritakan jika dia seharusnya menemui investor yang akan mengadakan kerjasama dengannya hari ini. Mirna yang membujuknya agar menemui investor tersebut. Tiba-tiba tawa Vani langsung menggema ketika ternyata Broto suami temannya yang lugu itu masih belum menyadari kalau dia sudah ditipu Mirna istrinya. "Mas Broto.. Mas Broto, kamu itu polos atau bodoh sih! Maaf loh ya, aku ngomong gini karena kamu memang kebangetan polosnya! " Subroto masih menatap bingung ke arah Vani, "Maksud kamu apa Vani? Aku jadi bingung? " Vani masih tertawa meskipun tidak sekeras tadi. Sambil menatap iba pada suami Mirna, "Maaf ya mas, terus kalau mas Broto ke sini siapa yang menjadi walinya Arum? "
Mirna melotot melihat kedatangan Pardi di rumahnya. Wajahnya terlihat panik melihat mantan suaminya kini sudah ada didepannya. Pardi tersenyum menyeringai melihat mantan istrinya terlihat gelisah."Selamat malam pak Broto, maaf saya mengganggu istirahat bapak. Bolehkah saya mengajak bapak keluar sebentar? Ada yang ingin saya sampaikan kepada bapak.""Tidak, suami saya tidak boleh kemana-mana dia masih lelah dan baru saja pulang! " Mirna dengan tegas menolak permintaan Pardi. Mirna sudah ketakutan, dia khawatir jika Pardi akan membongkar rahasianya selama ini.Hal ini tentu saja membuat Subroto keheranan. "Maaf kalau boleh tau, siapa bapak ini. Saya tidak mengenal bapak jadi kenapa saya harus ikut dengan bapak? "Mendengar pertanyaan suaminya, Mirna semakin tegang."Brengsek, ngapain sih dia kesini bikin aku takut aja! " Mirna memaki Pardi dalam hatinya. "Sudahlah Mas ngga usah diladeni kan Mas Broto juga ngga kenal dia! "Broto mengangguk mengikuti kemauan istrinya, namun saat langkahn
Subroto kini sudah tau semua tentang kelicikan Mirna, dia masih kebingungan dengan langkah berikutnya yang harus dia ambil. Kini yang ada dalam pikirannya hanyalah Kania putri kandungnya.Dia merasa bersalah selama ini karena membuat Kania selalu tertekan dengan sikap pilih kasihnya, dan sampai kini dia tidak tau dimana Kania sekarang. Saat tiba di rumah dia melihat Mirna dan Arum sedang menunggu kedatangannya."Mas Broto, akhirnya kamu pulang juga. Tadi aku keluar sama Arum mencari kamu tapi ngga ketemu. Pardi ngomong apa aja sama kamu mas? " Mirna langsung memberondong Broto dengan banyak pertanyaan yang membuat Broto semakin muak melihat tingkah istrinya."Hari ini juga kamu dan anakmu silahkan keluar dari rumahku. Dan kamu Mirna, aku talak kamu Mirna binti Yakub. Sejak hari ini dan seterusnya aku bebaskan kamu, dan sekarang kamu bukan lagi istriku! "Mirna tersentak tidak percaya mendengar kata-kata suaminya. Dia mematung kaku menatap tajam suaminya begitu juga dengan Arum matany
Kania terkejut mendapat telfon dari ayahnya. Selama ini ayahnya jarang sekali menghubunginya, "Halo ayah..! " Belum selesai Kania bicara, terdengar suara ayahnya yang bergetar, "Kania, pulanglah nak! Ayah merindukanmu. Ayah juga minta maaf padamu! "Kania terhenyak mendengar kata-kata ayahnya. "Ada apa ayah, kenapa ayah menangis? Apa yang terjadi ayah, bukankah hari ini pernikahan Arum dan Feri? " Subroto terdiam mendengar pertanyaan Kania, hatinya benar-benar merasa sakit."Pulanglah Nia, ayah menunggumu di rumah, mereka sudah ayah usir tadi malam. " Kania tersentak mendengar kata-kata ayahnya, "Maksud ayah bagaimana? Kenapa mereka sampai ayah usir?""Sudahlah Nia, ayah tidak bisa menceritakan semuanya ditelfon. Sebaiknya kamu segera pulang dan ajak bibimu juga ya!" Broto segera mengakhiri telfonnya. Kini dia sedang duduk termenung diruang tamunya. Hari ini semua sisa-sisa pesta kemarin sudah dibersihkan semuanya.Subroto ingin saat Kania datang tidak ada tanda-tanda sudah diadakan p
Jawaban Mirna membuat kaget kedua orangtua Feri, ibu Feri yang dari tadi sudah geram akhirnya membalas kata-kata Mirna, "Lah gimana ngga hamil, wong nyodorin diri kok, mana ada kucing yang nolak disodori ikan asin !! "Kini terjadi perang mulut antara mereka, sedangkan muka Arum entah sudah seperti apa karena dihina ibu mertuanya habis-habisan. Hatinya kini semakin terluka. Bayangan akan dihidup senang dan bahagia kini hilang sudah, yang dia hadapi kini hanya hinaan dan kesedihan.Feri sebagai suaminya juga tidak membelanya sama sekali. Sedangkan ibunya malah semakin memperkeruh suasana. Arum hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya, dia pikir dengan mengambil posisi Kania dihati Feri akan membuatnya bangga.Ternyata semakin banyak hinaan yang dia terima, kini tidak ada lagi tempat untuk mengadu. Dulu ayah Broto selalu ada untuknya, apapun yang dia inginkan selalu dikabulkan. Kini jangankan mengadu, bertemupun mungkin Ayah sambungnya tidak akan sudi.Arum kini berpikir untuk menemui
Feri tidak bisa berkutik, tangannya langsung diborgol polisi saat itu juga. Kedua orangtuanya berteriak histeris hingga mengagetkan warga disekitarnya. "Saya tidak melakukannya pak, Kania itu memang perempuan murahan. Dia yang ngga bener pak!" Teriakan dari Feri juga ikut meramaikan suasana kacau dirumahnya."Sebaiknya nanti anda jelaskan saja dikantor polisi! " Kedua polisi itu tidak menggubris teriakan Feri dan kedua orangtuanya. Mereka terus menggiring Feri untuk masuk ke mobil. Wajah Feri memerah dan hanya bisa tertunduk malu.Arum yang sedang dalam perjalanan pulang terperanjat melihat keramaian di rumah ibu mertuanya. Arum mengernyitkan keningnya, ada beberapa pertanyaan yang kini muncul dibenaknya. Hingga netranya bertatapan dengan Feri secara tidak sengaja."Mas Feri..!! Arum menutup mulutnya dan berteriak tertahan. Dia kaget melihat suaminya bersama dua orang berseragam polisi. Arum masih kebingungan sedangkan Feri hanya membuang mukanya.Arum bergegas ke rumah mertuanya kare
Kegigihan Irgi mendekati Cristal patut diacungi jempol. Oscar senang melihat adiknya kini mulai merespon kehadiran Irgi. Mendapat sambutan yang cukup baik dari Cristal tentu saja membuat Irgi semakin semangat membuat Cristal jatuh cinta padanya.Akhirnya setelah sekian lama berjuang Irgi mendapatkan apa yang dia inginkan. Cristal menerima cintanya dan mau dijadikan kekasihnya. Bahkan mereka juga akhirnya menjalani hubungan dengan serius.Perjalanan cinta mereka diakhiri dengan pernikahan, rupanya jodoh Cristal akhirnya dengan Irgi. Cristal juga mencoba untuk melepas bayangan masa lalunya. Dia juga tidak akan mengganggu lagi rumah tangga Aldo yang sudah bahagia bersama keluarganya.Sedangkan Arga kini mulai menata hidupnya bersama Lisda meskipun ternyata Lisda mengalami masalah di rahimnya. Bagi Arga tidak menjadi masalah karena dia juga sudah memiliki Nino.Dyara sahabat Arga akhirnya terus hidup bersama Arsya dan Alea putrinya. Dia tidak bisa meninggalkan Alea meskipun tidak mencinta
Ica merasa lega setelah kepergian Cristal, begitu juga dengan Aldo. Sedangkan Cristal pulang dengan wajah ditekuk, dia benar-benar geram karena semua rencananya digagalkan oleh Nino.Cristal tidak menyangka kalau Nino ternyata ada di situ, awalnya Cristal pikir Nino sedang bersama Arga. "Kamu sudah pulang Cristal? " Suara Bariton Oscar terdengar menyapanya. Mata Cristal membelalak melihat Oscar ada di rumah."Sejak kapan kakak ada di sini? " Oscar tersenyum mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh dari Cristal. "Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen bahagia adikku! "Cristal terhenyak, tubuhnya langsung luruh di kursi. "Aku ngga tau kak, pernikahanku dengan Aldo sepertinya belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini. "Kini Oscar yang melotot tidak terima, "Memangnya kenapa lagi si Aldo itu? Bikin ulah lagi ya. Sekarang apa dia mundur lagi membatalkan pernikahan karena alasan perempuan itu lagi? "Cristal mengangguk tegas, "Aku benci d
Cristal benar-benar terkejut dengan perubahan Aldo. Dia masih shock setelah menerima jawaban dari Aldo. Cristal segera menyambar kunci mobilnya, dia tau pasti ada yang tidak beres dengan pekerjaan paranormal yang dia percaya untuk mengganggu ketenangan keluarga Aldo."Loh Cristal, kamu mau kemana sore-sore begini sebentar lagi mau magrib, pamali anak gadis keluar rumah. Apalagi kamu sebentar lagi mau menikah! " Mama Cristal setengah berteriak untuk melarang anaknya pergi.Tapi Cristal tidak menjawabnya, dia terus melangkah mengabaikan permintaan mamanya. Dia langsung masuk ke mobilnya untuk mendatangi paranormal tersebut. Dia tidak mau Aldo lepas darinya untuk yang kedua kalinya.Kali ini dia tidak akan diam saja. Dia ingin kembali membuat Aldo tergila-gila padanya. Namun sesampainya di sana yang terlihat adalah bendera kuning di ujung gang tempat tinggal paranormal itu.Cristal melihat anak paranormal yang pernah dikenalkan padanya sedang sibuk mengeluarkan kursi bersama seorang tet
Ica menatap tajam suaminya, dia ingin mendengar jawaban Aldo. Baginya tiada maaf jika berurusan dengan pengkhianatan. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi."Ica tersenyum sinis, "Aku hanya memberikan kesempatan satu kali saja mas. Jika mas tidak memanfaatkan kesempatan itu maka aku yang akan mundur." Kata-kata tegas Ica membuat Aldo tersentak."Sayang, apa maksudmu? Kita sudah memiliki dua anak lalu kamu akan meninggalkan aku? " Ica terkekeh pelan, "Kamu pikir aku tidak berani melakukannya mas, bagiku seorang laki-laki yang sudah berselingkuh dia tidak akan melakukannya hanya sekali, jika dia memiliki kesempatan pasti dia akan melakukannya lagi."Aldo lagi-lagi terhenyak, "Aku sendiri bingung sayang, kenapa aku melakukannya. Padahal aku sangat mencintaimu. " Kini Ica yang curiga dengan kata-kata Aldo. "Apa maksudmu mas? "Aldo kini terlihat bingung, " Aku tidak mencintai Cristal dari dulu. Tapi sekarang aku bingung karena mulai ingin didekatnya terus. Sampai akhirnya
Kania mulai disibukkan dengan acara pernikahan ayahnya dengan ibu Suci. Dia mulai bisa menerima Edy kembali secara perlahan. Meskipun belum bisa sepenuhnya namun Kania berusaha demi Ghania.Tidak disangka Feri juga akhirnya bisa menerima kenyataan kalau Kania sekarang sudah menjadi istri Edy dan kembali bersatu setelah rumah tangga mereka sempat diganggu oleh Arum.Kini Arum dan Pardi harus menjalani hukuman mereka karena perbuatan mereka sendiri. Sedangkan Arga masih mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Lisda agar tidak bercerai kembali.Nino hanya bisa mendukung keputusan ayahnya. Dia juga tidak mau ikut campur karena khawatir ayahnya terluka lagi. Meskipun akhirnya Lisda kembali ke rumah namun dia masih curiga dengan hubungan Arga dengan Mona.Hingga suatu saat Lisda bertemu dengan Mona yang sedang menggandeng laki-laki lain di sebuah restoran saat dia sedang makan dengan Nino. Netranya menatap lekat ke arah Mona, hingga Nino curiga dengan pandangan ibu sambungnya.Nino hany
Edy menatap lekat wajah Kania, berkali-kali dia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia mengkhianati rumah tangganya hanya demi seorang Arum?"Kania, maafkan aku? Maaf kalau selama ini aku menyakitimu dengan menikahi Arum. Maaf karena aku sudah mengabaikanmu dan Ghania. Bolehkah aku memintamu dengan sangat agar kita bisa kembali lagi bersama seperti dulu? "Kania hanya menatap Edy dengan keraguan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena semua ini mungkin takdir yang harus kujalani. Meskipun aku tak mau tapi aku harus menerimanya. Aku masih belum bisa memberikan jawaban atas permintaanmu, karena hatiku masih belum sembuh mas! "Edy hanya termangu mendengar jawaban dari Kania. Tutur kata yang disampaikan Kania benar-benar menyentuh hatinya yang terdalam, bahkan dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Kali ini dia harus menerima keputusan Kania, meskipun hatinya tidak rela.Demi menyatukan kembali keutuhan rumah tangganya, Edy lagi-lagi harus menekan egonya. Dia tidak mau dijauhi oleh K
Kania terlihat melirik sinis ke arah Edy. Sedangkan Edy benar-benar tidak menyangka kalau Arum yang selama ini selalu menunjukkan dirinya lemah dan tidak berdaya ternyata sekejam itu pada Kania.Arum benar-benar tidak bisa lagi berpura-pura selalu menjadi korban Kania. Selama ini Edy percaya kalau dia adalah orang yang selalu teraniaya oleh keluarga Broto. Kini dia melihat sendiri kenyataan di depan matanya."Maafkan aku Kania, maafkan karena selama ini mataku tidak bisa melihat kebenaran." Arum yang tadinya sudah menyangka kalau Edy akan memilihnya dari pada Kania, kini menunggu dengan dada berdebar penuh kecemasan."Hari ini aku sudah mendengar dan melihat permasalahannya. Aku hanya bisa berharap kamu memaafkan kebodohanku selama ini yang mau saja percaya dengan semua yang dikatakan Arum padaku. "Kedua mata Arum kini membola, dia yang awalnya sangat percaya diri kalau Edy akan memilihnya kini mulai kebingungan. Dihadapan Kania dan mertuanya Subroto akhirnya Edy menjatuhkan talak un
Pardi mulai tidak nyaman hidupnya, tatapan sinis menantunya kini dia dapatkan tanpa ampun. "Sebenarnya apa sih yang ada di otak ayah saat itu? Apakah ayah tidak memikirkan reputasi pekerjaanku? " Edy benar-benar geram mengetahui perbuatan ayah Arum yang membuatnya malu di kantor. "Edy, lihat mertuamu? Apa kamu sedang menuai apa yang kamu tanam Ed?" Rio meledeknya saat mereka bertemu kembali di tempat mereka biasa berkumpul. Edy merasa malu dan tidak punya muka untuk bertemu dengan teman-teman satu kantornya juga mereka yang tinggal didekat rumahnya. Pardi hanya terdiam mendengar pertanyaan Edy menantunya. Dia merasa bersalah telah mencoreng nama baik menantunya, bahkan Edy tidak sudi untuk membantunya mengeluarkan dirinya dari penjara. Dan akhirnya berita itu juga sampai ke telinga Arum. Bahkan Arum yang awalnya tidak percaya, kini ayahnya sudah ditemuinya di penjara membuat dia harus menerima kenyataan menyakitkan ini. "Ayah, ternyata ada sisi lain didiri ayah yang tidak pernah
Arga masih bingung menghadapi sikap Lisda yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah ini dikarenakan dia belum juga memiliki momongan setelah menikah dengannya? Mungkin dia khawatir dengan kondisi tubuhnya yang sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ke arah itu.Nino memperhatikan ayahnya yang sedang nonton TV tapi terlihat tidak fokus. Nino sebenarnya tidak mau mengganggu ayahnya, tapi karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya dia memberanikan diri menegur ayahnya."Apa ayah menyesal membiarkan mama Lisda pergi dari rumah?" Terlihat tatapan menyelidik dari Nino kepadanya, membuat dia jadi kikuk. "Ngga, ayah ngga mikirin itu. Memangnya kenapa No?""Nino ngga suka liat mama Lisda merajuk kaya gitu. Padahal kan, seharusnya itu tidak perlu terjadi. Dan semuanya bisa dibicarakan tanpa perlu menggunakan drama seperti tadi. "Arga hanya tersenyum menanggapi kata-kata Nino, dia tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini. Dia hanya tidak ingin mengalami kegagalan kembali dalam rumah ta