Kania terkejut mendapat telfon dari ayahnya. Selama ini ayahnya jarang sekali menghubunginya, "Halo ayah..! " Belum selesai Kania bicara, terdengar suara ayahnya yang bergetar, "Kania, pulanglah nak! Ayah merindukanmu. Ayah juga minta maaf padamu! "Kania terhenyak mendengar kata-kata ayahnya. "Ada apa ayah, kenapa ayah menangis? Apa yang terjadi ayah, bukankah hari ini pernikahan Arum dan Feri? " Subroto terdiam mendengar pertanyaan Kania, hatinya benar-benar merasa sakit."Pulanglah Nia, ayah menunggumu di rumah, mereka sudah ayah usir tadi malam. " Kania tersentak mendengar kata-kata ayahnya, "Maksud ayah bagaimana? Kenapa mereka sampai ayah usir?""Sudahlah Nia, ayah tidak bisa menceritakan semuanya ditelfon. Sebaiknya kamu segera pulang dan ajak bibimu juga ya!" Broto segera mengakhiri telfonnya. Kini dia sedang duduk termenung diruang tamunya. Hari ini semua sisa-sisa pesta kemarin sudah dibersihkan semuanya.Subroto ingin saat Kania datang tidak ada tanda-tanda sudah diadakan p
Jawaban Mirna membuat kaget kedua orangtua Feri, ibu Feri yang dari tadi sudah geram akhirnya membalas kata-kata Mirna, "Lah gimana ngga hamil, wong nyodorin diri kok, mana ada kucing yang nolak disodori ikan asin !! "Kini terjadi perang mulut antara mereka, sedangkan muka Arum entah sudah seperti apa karena dihina ibu mertuanya habis-habisan. Hatinya kini semakin terluka. Bayangan akan dihidup senang dan bahagia kini hilang sudah, yang dia hadapi kini hanya hinaan dan kesedihan.Feri sebagai suaminya juga tidak membelanya sama sekali. Sedangkan ibunya malah semakin memperkeruh suasana. Arum hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya, dia pikir dengan mengambil posisi Kania dihati Feri akan membuatnya bangga.Ternyata semakin banyak hinaan yang dia terima, kini tidak ada lagi tempat untuk mengadu. Dulu ayah Broto selalu ada untuknya, apapun yang dia inginkan selalu dikabulkan. Kini jangankan mengadu, bertemupun mungkin Ayah sambungnya tidak akan sudi.Arum kini berpikir untuk menemui
Feri tidak bisa berkutik, tangannya langsung diborgol polisi saat itu juga. Kedua orangtuanya berteriak histeris hingga mengagetkan warga disekitarnya. "Saya tidak melakukannya pak, Kania itu memang perempuan murahan. Dia yang ngga bener pak!" Teriakan dari Feri juga ikut meramaikan suasana kacau dirumahnya."Sebaiknya nanti anda jelaskan saja dikantor polisi! " Kedua polisi itu tidak menggubris teriakan Feri dan kedua orangtuanya. Mereka terus menggiring Feri untuk masuk ke mobil. Wajah Feri memerah dan hanya bisa tertunduk malu.Arum yang sedang dalam perjalanan pulang terperanjat melihat keramaian di rumah ibu mertuanya. Arum mengernyitkan keningnya, ada beberapa pertanyaan yang kini muncul dibenaknya. Hingga netranya bertatapan dengan Feri secara tidak sengaja."Mas Feri..!! Arum menutup mulutnya dan berteriak tertahan. Dia kaget melihat suaminya bersama dua orang berseragam polisi. Arum masih kebingungan sedangkan Feri hanya membuang mukanya.Arum bergegas ke rumah mertuanya kare
Edy senyum-senyum sendiri menatap foto Kania dari ponselnya. Kejadian kemarin dirumah Om Broto tidak akan pernah dilupakannya. Karena dia melakukan ciuman pertama bersama Kania untuk pertama kali.Edy segera menghubungi Kania, "Kamu sedang apa sayang? " Ponselnya langsung dipindah ke video call agar bisa menatap wajah yang sedang dirindukannya. Kania tersenyum melihat Edy sedang menatapnya penuh rasa rindu. Padahal baru kemarin mereka bertemu."Eh, aku lagi beres-beres nyiapin makan siang untuk ayah. Kamu lagi ngga sibuk mas, kok bisa main ponsel? "Edy lagi-lagi tersenyum melihat kekasihnya sedang menyiapkan makanan untuk ayahnya. "Aku boleh ke sana ngga jadi laper nih pengen ikutan makan juga? "Kania terlihat mengangguk, "Iya boleh, ke sini aja mas. Kita makan bareng-bareng." Tentu saja Edy segera mematikan ponselnya segera ke tempat Kania.Sedangkan di tempat lain, Feri hanya menatap jatah makannya di sel sambil menelan ludahnya. Dia sama sekali tidak berselera melihat makanan yan
Tangisan pilu Arum terdengar di kamar inapnya. Kini dia tidak memiliki siapa-siapa lagi. Saat Edy memberitahu keberadaan Mirna sekarang. Ibunya kini sedang ditahan polisi karena mencoba menghabisi nyawa Kania.Arum tidak menyangka jika hidupnya hancur seketika setelah Kania kembali ke rumahnya. Edy hanya terdiam dan tidak bisa berkata apapun, "Maaf mbak, saya kesini hanya menjalankan tugas. Semoga mbak Arum sabar ya! "Pardi yang mendengar anaknya masuk rumah sakit segera menemuinya. "Ya Allah Arum, bagaimana ini bisa terjadi? " Pardi tidak menyadari jika saat ini ada sepasang mata yang sedang menatap dirinya.Arum kembali menangis dipelukan ayahnya. "Ayah dengar kamu masuk rumah sakit, kenapa nak? " Dengan penuh perhatian Pardi menelisik keadaan Arum.Tangisan Arum semakin pecah, "Ibu yah, ibu ditahan polisi dan aku juga kehilangan anak dalam perutku!" Pardi tersentak kaget, "Kok bisa ibumu ditahan polisi? Kali ini ibumu berbuat apalagi Rum?"Edy yang melihat mereka menjelaskan kondi
Arum baru menyadari ternyata polisi tadi yang ada dirumah Kania, adalah orang yang sama mendatanginya dan memberitahu perbuatan ibunya yang ingin menghabisi nyawa Kania."Apakah mereka memang bersekongkol ingin menjebloskan ibu ke penjara? " Sepanjang perjalanan Arum terus memikirkannya hingga tanpa terasa mereka sudah tiba di Mall yang ingin dituju."Ayah, tadi liat ngga polisi yang ada di rumah Kania?" Pardi hanya memgernyit dia kemudian menggeleng."Ngga, memangnya kenapa Rum?" Arum hanya menggeleng, dia kembali fokus melihat-lihat baju-baju yang sedang promo.Bi Parni baru saja turun dari ojeg yang dinaikinya dari terminal menuju rumah kakaknya Mas Broto. Dia tergesa-gesa masuk ingin mengetahui kondisi keponakannya.Sepanjang perjalanannya tadi pikirannya hanya tertuju pada keponakannya Kania. "Assalamu 'alaikuuum..! " Bi Parni berteriak mengucapkan salam. Dari dalam rumah sontak Kania berlari membuka pintu untuk bibinya.Bi Parni langsung memeluk erat Kania, dan Kania langsung men
Niat baik memang harus disegerakan, demikian pula dengan pernikahan Edy dan Kania. Saat ini sudah terlihat kesibukan di rumah Subroto karena sebentar lagi akan ada acara lamaran.Netra Arum menyipit saat melihat keramaian di rumah yang pernah dia tempati selama ini. Rupanya akan ada acara di sana. Arum mengajak ayahnya untuk melihat acara tersebut, namun Pardi menolaknya karena harus bekerja.Hari ini ternyata Feri juga mendengar berita lamaran Edy kepada Kania. Meskipun awalnya dia merasa marah dan tidak terima, karena dia masih mencintai Kania."Sialan, kenapa jadi begini. Awas kamu Kania, aku tidak akan membiarkanmu bahagia dengan orang lain! "Kania sendiri sedang berdebar menanti kedatangan Edy dan keluarganya. Sampai akhirnya terlihat rombongan yang dibawa keluarga Edy untuk melamar Kania dengan membawa seserahan."Silahkan masuk bapak dan ibu, mari..jangan sungkan." Bi Parni menyambut tamu-tamu tersebut hingga akhirnya acarapun dimulai. Acara lamaran berjalan lancar sesuai deng
Arga terpaku menatap undangan yang baru saja dia terima dari bi Parni. Tadi sore bi Parni mengantarkan undangan pernikahan Kania dengan Edy. "Mas Arga, nanti hadir ya di acara nikahannya Kania." Calon suaminya ternyata seorang polisi. Terdengar tarikan nafas berat dari Arga, ada rasa sedikit kehilangan darinya.Namun ini memang yang dia inginkan. Tapi kenapa ada rasa sakit dihatinya. Setelah Kania kini akan menjadi istri seorang polisi. Arga tersenyum getir, ternyata nasib baik mengikuti Kania.Gadis yang sudah dia campakkan malah dapat jodoh yang membuatnya merasa minder. Arga belum bisa memutuskan untuk datang atau tidak ke acara tersebut.Tadi dia juga melihat Intan pergi bersama Jay. Kelihatannya mereka sangat bahagia, mungkin mereka juga akan menikah seperti Kania. Arga bergegas menjalankan motornya karena hari ini dia janji akan menemui Nino ditempat bermain anak-anak.Saat tiba di sana ternyata Nino belum datang, namun netranya menangkap seseorang yang dia kenal. "Apa benar itu