Niat baik memang harus disegerakan, demikian pula dengan pernikahan Edy dan Kania. Saat ini sudah terlihat kesibukan di rumah Subroto karena sebentar lagi akan ada acara lamaran.Netra Arum menyipit saat melihat keramaian di rumah yang pernah dia tempati selama ini. Rupanya akan ada acara di sana. Arum mengajak ayahnya untuk melihat acara tersebut, namun Pardi menolaknya karena harus bekerja.Hari ini ternyata Feri juga mendengar berita lamaran Edy kepada Kania. Meskipun awalnya dia merasa marah dan tidak terima, karena dia masih mencintai Kania."Sialan, kenapa jadi begini. Awas kamu Kania, aku tidak akan membiarkanmu bahagia dengan orang lain! "Kania sendiri sedang berdebar menanti kedatangan Edy dan keluarganya. Sampai akhirnya terlihat rombongan yang dibawa keluarga Edy untuk melamar Kania dengan membawa seserahan."Silahkan masuk bapak dan ibu, mari..jangan sungkan." Bi Parni menyambut tamu-tamu tersebut hingga akhirnya acarapun dimulai. Acara lamaran berjalan lancar sesuai deng
Arga terpaku menatap undangan yang baru saja dia terima dari bi Parni. Tadi sore bi Parni mengantarkan undangan pernikahan Kania dengan Edy. "Mas Arga, nanti hadir ya di acara nikahannya Kania." Calon suaminya ternyata seorang polisi. Terdengar tarikan nafas berat dari Arga, ada rasa sedikit kehilangan darinya.Namun ini memang yang dia inginkan. Tapi kenapa ada rasa sakit dihatinya. Setelah Kania kini akan menjadi istri seorang polisi. Arga tersenyum getir, ternyata nasib baik mengikuti Kania.Gadis yang sudah dia campakkan malah dapat jodoh yang membuatnya merasa minder. Arga belum bisa memutuskan untuk datang atau tidak ke acara tersebut.Tadi dia juga melihat Intan pergi bersama Jay. Kelihatannya mereka sangat bahagia, mungkin mereka juga akan menikah seperti Kania. Arga bergegas menjalankan motornya karena hari ini dia janji akan menemui Nino ditempat bermain anak-anak.Saat tiba di sana ternyata Nino belum datang, namun netranya menangkap seseorang yang dia kenal. "Apa benar itu
Dyara mengikuti kemauan Alea mencari makanan yang disukai anak semata wayangnya. Baru saja mereka duduk dan memesan makanan tiba-tiba Arga melintas sambil menggandeng Nino."Ayaah, aku mau makan di sini." Rengek Nino kepada Arga. "Ooh boleh, mau gabung dengan Alea ngga? " Netra Arga menatap Dyara dan Alea dengan penuh harap.Dyara hanya tersenyum, "Boleeh, sini Nino ganteeng ikut bareng Alea ya..! Arga menarik nafasnya lega. Tadinya dia khawatir Dyara menolaknya, duh sudah kebayang wajah memelas Nino nantinya.Nino tersenyum cerah, " Horee.. Makasih tante Cantik, aku jadi bisa makan bareng Alea dong..! " Dyara hanya terkekeh melihat kehebohan Nino bersama Alea. Arga benar-benar menikmati kebagiaan Nino saat ini, ditatapnya anak semata wayangnya yang semakin ganteng. Seandainya dia masih bersama Ica mungkin Nino juga sebahagia ini."Arga, kenapa jadi melamun? Itu Nino minta sesuatu. Coba kamu liat, kasian anakmu tuh! " Dyara menyadarkan dari lamunannya. Bergegas Arga mendekati Nino dan
Dyara masih menatap foto Farel dengan sedih. Pertemuannya dengan Arga kembali mengingatkannya pada Farel. Sampai kini Farel belum pernah menghubunginya lagi. Terakhir kali Dyara yang menghubungi Farel saat tiba-tiba perasaannya tidak enak.Dyara terbangun dari tidurnya karena dia memimpikan Farel. Biasanya jika hal itu terjadi Farel berada dalam kesulitan. Makanya Dyara langsung menghubungi Farel, dan ternyata benar jika saat itu Farel sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja."Assalamu' alaikuuum, " Terdengar salam panggilan dari seberang. "Wa'alaikum salaam." Hati Farel berdebar saat mendengar suara orang yang dia rindui selama ini."Kamu ada dimana sekarang? Apakah kamu baik-baik saja?" Pertanyaan Dyarapun menyadarkannya. Spontan Farel menjawab sambil menahan rasa sakit ditubuhnya. "Aku sedang berada ditempat Dokter Dodi, aku sakit Dyara.""Hah.. Kamu sakit apa? Malam-malam begini kamu ke sana dengan siapa? " Terdengar suara khawatir dari seberang sana. Malam ini memang sudah puku
Dyara mulai bingung dengan sikap Farel padanya. Namun Dyara sendiri memang masih menyimpan rasa untuk Farel, rasanya sulit sekali untuk melupakan kebersamaan yanh pernah mereka lalui."Brakk..! " Tiba-tiba terdengar pintu rumah dibanting. Aku saling perpandangan dengan Mama, kami melihat Syena masuk dengan wajah memerah. Saat ini aku memang sedang berada di rumah Mama."Kamu kenapa sih, datang-datang marah? Dyara melotot melihat kelakuan adiknya. " Aku sebel banget sama Ridwan kak, heran deh seharian ngelayap bukannya cari kerjaan malah ngelayap ke rumah teman-temannya! "Dyara hanya menggelengkan kepalanya dan melirik Mama yang terlihat terpancing dengan sikap Syena. "Apa Mama bilang! Dari dulu mama ngga suka kamu menikah dengannya, kamu malah ngeyel! "Syena hanya diam tidak menjawab omongan Mama. "Aku mau pulang kerja bukannya jemput aku malah katanya sedang sibuk dengan teman-temannya!" Mama lagi-lagi tersenyum sinis."Kamu sendiri yang memilih dia, sebaiknya kamu tinggal sendiri
Ridwan sebenarnya pendiam dan tidak terlalu suka berkumpul dengan keluarganya. Sebagai anak bungsu dirumahnya, Ridwan memang sangat dimanja oleh orangtuanya.Dulu kakak Ridwan memang bertetangga dengan Mama bahkan mama sangat akrab dengannya dan memanggilnya adik. Hubungan mereka murni karena antar tetangga memang saling membutuhkan dan saling membantu.Mama memang supel dilingkungan tempat tinggalnya, bahkan Mama juga sering membantu tetangga yang sering kesulitan ekonomi dengan meminjamkan uang tapi tidak dengan riba ya. Mama tidak pernah menambahi atau meminta lebihan dari uang yang sering dipinjam tetangganya.Hubungan mereka mulai renggang saat Ridwan ternyata bersitegang dengan keluarganya masalah warisan yang menurutnya pembagiannya sama sekali tidak adil baginya. "Bagianku mana bu, masa aku dapatnya paling sedikit dari pada mereka! "Ayah Ridwan sudah terlihat melotot tidak senang, mendengar permintaan anak bungsunya. "Ridwan, kami sudah membagi sesuai dengan ketentuan agama.
Syena menelan ludahnya kebingungan. Kini dia sudah malas untuk mencari pekerjaan lagi. Setiap bekerja selalu saja bermasalah, hal ini membuatnya enggan. Hingga akhirnya Syena kembali menjalin hubungan dengan teman semasa SMAnya.Ada beberapa orang yang mulai mendekati Syena setelah mengetahui status Syeana sudah sendiri. Namun hanya satu orang yang membuat Syena betah berlama-lama dengannya. Arkan memang pandai mengambil hati Syena.Sayangnya status Arkan saat itu sudah memiliki istri. Mama sudah berulangkali mengingatkan Syena agar memikirkan kembali hubungannya dengan Arkan. Mengingat Arkan sudah dua kali menikah.Pernikahan pertama Arkan mendapatkan seorang anak laki-laki. Istri Arkan ternyata sering sakit-sakitan penyebab utama itulah yang akhirnya membuat istri Arkan menghembuskan nafasnya yang terakhir.Akhirnya dia meninggalkan Arkan dan putranya selama-lamanya. Hati Arkan pilu karena doa istrinyalah Arkan berhasil mendapatkan pekerjaan di sebuah BUMN.Karena putranya masih kec
Syena mulai menceritakan tentang hubungan dirinya dengan Arkan."Aku hamil kak! " DUARR..!! Dyara melotot tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Syena. Tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir Dyara. Dia benar-benar shock, tidak pernah dia sangka jika Syena benar-benar berani melakukannya. Syena masih menunggu reaksi Dyara. Kakaknya yang satu ini memang dikenal sangat penyabar dan jarang sekali marah. Sehingga dia hanya berani berterus-terang pada Dyara. Dyara hanya terpaku menatap adiknya, hubungannya dengan Arkan ternyata sudah melewati batas. Entah apa yang akan terjadi jika mamanya tau tentang kehamilan Syena. "Kamu benar-benar sudah gila Syena, kamu ngga ingat sama penyakit yang mama derita sekarang? " Setelah kasus penjualan rumah gara-gara hutang Syena dan Ridwan mantan suaminya ke bank kini dia berulah dan hamil diluar nikah. Dyara hanya menatap tajam ke arah Syena, kini dia yakin mama bisa ambruk dengan masalah bertubi-tubi yang diberikan Syena kepad