Feri tidak bisa berkutik, tangannya langsung diborgol polisi saat itu juga. Kedua orangtuanya berteriak histeris hingga mengagetkan warga disekitarnya. "Saya tidak melakukannya pak, Kania itu memang perempuan murahan. Dia yang ngga bener pak!" Teriakan dari Feri juga ikut meramaikan suasana kacau dirumahnya."Sebaiknya nanti anda jelaskan saja dikantor polisi! " Kedua polisi itu tidak menggubris teriakan Feri dan kedua orangtuanya. Mereka terus menggiring Feri untuk masuk ke mobil. Wajah Feri memerah dan hanya bisa tertunduk malu.Arum yang sedang dalam perjalanan pulang terperanjat melihat keramaian di rumah ibu mertuanya. Arum mengernyitkan keningnya, ada beberapa pertanyaan yang kini muncul dibenaknya. Hingga netranya bertatapan dengan Feri secara tidak sengaja."Mas Feri..!! Arum menutup mulutnya dan berteriak tertahan. Dia kaget melihat suaminya bersama dua orang berseragam polisi. Arum masih kebingungan sedangkan Feri hanya membuang mukanya.Arum bergegas ke rumah mertuanya kare
Edy senyum-senyum sendiri menatap foto Kania dari ponselnya. Kejadian kemarin dirumah Om Broto tidak akan pernah dilupakannya. Karena dia melakukan ciuman pertama bersama Kania untuk pertama kali.Edy segera menghubungi Kania, "Kamu sedang apa sayang? " Ponselnya langsung dipindah ke video call agar bisa menatap wajah yang sedang dirindukannya. Kania tersenyum melihat Edy sedang menatapnya penuh rasa rindu. Padahal baru kemarin mereka bertemu."Eh, aku lagi beres-beres nyiapin makan siang untuk ayah. Kamu lagi ngga sibuk mas, kok bisa main ponsel? "Edy lagi-lagi tersenyum melihat kekasihnya sedang menyiapkan makanan untuk ayahnya. "Aku boleh ke sana ngga jadi laper nih pengen ikutan makan juga? "Kania terlihat mengangguk, "Iya boleh, ke sini aja mas. Kita makan bareng-bareng." Tentu saja Edy segera mematikan ponselnya segera ke tempat Kania.Sedangkan di tempat lain, Feri hanya menatap jatah makannya di sel sambil menelan ludahnya. Dia sama sekali tidak berselera melihat makanan yan
Tangisan pilu Arum terdengar di kamar inapnya. Kini dia tidak memiliki siapa-siapa lagi. Saat Edy memberitahu keberadaan Mirna sekarang. Ibunya kini sedang ditahan polisi karena mencoba menghabisi nyawa Kania.Arum tidak menyangka jika hidupnya hancur seketika setelah Kania kembali ke rumahnya. Edy hanya terdiam dan tidak bisa berkata apapun, "Maaf mbak, saya kesini hanya menjalankan tugas. Semoga mbak Arum sabar ya! "Pardi yang mendengar anaknya masuk rumah sakit segera menemuinya. "Ya Allah Arum, bagaimana ini bisa terjadi? " Pardi tidak menyadari jika saat ini ada sepasang mata yang sedang menatap dirinya.Arum kembali menangis dipelukan ayahnya. "Ayah dengar kamu masuk rumah sakit, kenapa nak? " Dengan penuh perhatian Pardi menelisik keadaan Arum.Tangisan Arum semakin pecah, "Ibu yah, ibu ditahan polisi dan aku juga kehilangan anak dalam perutku!" Pardi tersentak kaget, "Kok bisa ibumu ditahan polisi? Kali ini ibumu berbuat apalagi Rum?"Edy yang melihat mereka menjelaskan kondi
Arum baru menyadari ternyata polisi tadi yang ada dirumah Kania, adalah orang yang sama mendatanginya dan memberitahu perbuatan ibunya yang ingin menghabisi nyawa Kania."Apakah mereka memang bersekongkol ingin menjebloskan ibu ke penjara? " Sepanjang perjalanan Arum terus memikirkannya hingga tanpa terasa mereka sudah tiba di Mall yang ingin dituju."Ayah, tadi liat ngga polisi yang ada di rumah Kania?" Pardi hanya memgernyit dia kemudian menggeleng."Ngga, memangnya kenapa Rum?" Arum hanya menggeleng, dia kembali fokus melihat-lihat baju-baju yang sedang promo.Bi Parni baru saja turun dari ojeg yang dinaikinya dari terminal menuju rumah kakaknya Mas Broto. Dia tergesa-gesa masuk ingin mengetahui kondisi keponakannya.Sepanjang perjalanannya tadi pikirannya hanya tertuju pada keponakannya Kania. "Assalamu 'alaikuuum..! " Bi Parni berteriak mengucapkan salam. Dari dalam rumah sontak Kania berlari membuka pintu untuk bibinya.Bi Parni langsung memeluk erat Kania, dan Kania langsung men
Niat baik memang harus disegerakan, demikian pula dengan pernikahan Edy dan Kania. Saat ini sudah terlihat kesibukan di rumah Subroto karena sebentar lagi akan ada acara lamaran.Netra Arum menyipit saat melihat keramaian di rumah yang pernah dia tempati selama ini. Rupanya akan ada acara di sana. Arum mengajak ayahnya untuk melihat acara tersebut, namun Pardi menolaknya karena harus bekerja.Hari ini ternyata Feri juga mendengar berita lamaran Edy kepada Kania. Meskipun awalnya dia merasa marah dan tidak terima, karena dia masih mencintai Kania."Sialan, kenapa jadi begini. Awas kamu Kania, aku tidak akan membiarkanmu bahagia dengan orang lain! "Kania sendiri sedang berdebar menanti kedatangan Edy dan keluarganya. Sampai akhirnya terlihat rombongan yang dibawa keluarga Edy untuk melamar Kania dengan membawa seserahan."Silahkan masuk bapak dan ibu, mari..jangan sungkan." Bi Parni menyambut tamu-tamu tersebut hingga akhirnya acarapun dimulai. Acara lamaran berjalan lancar sesuai deng
Arga terpaku menatap undangan yang baru saja dia terima dari bi Parni. Tadi sore bi Parni mengantarkan undangan pernikahan Kania dengan Edy. "Mas Arga, nanti hadir ya di acara nikahannya Kania." Calon suaminya ternyata seorang polisi. Terdengar tarikan nafas berat dari Arga, ada rasa sedikit kehilangan darinya.Namun ini memang yang dia inginkan. Tapi kenapa ada rasa sakit dihatinya. Setelah Kania kini akan menjadi istri seorang polisi. Arga tersenyum getir, ternyata nasib baik mengikuti Kania.Gadis yang sudah dia campakkan malah dapat jodoh yang membuatnya merasa minder. Arga belum bisa memutuskan untuk datang atau tidak ke acara tersebut.Tadi dia juga melihat Intan pergi bersama Jay. Kelihatannya mereka sangat bahagia, mungkin mereka juga akan menikah seperti Kania. Arga bergegas menjalankan motornya karena hari ini dia janji akan menemui Nino ditempat bermain anak-anak.Saat tiba di sana ternyata Nino belum datang, namun netranya menangkap seseorang yang dia kenal. "Apa benar itu
Dyara mengikuti kemauan Alea mencari makanan yang disukai anak semata wayangnya. Baru saja mereka duduk dan memesan makanan tiba-tiba Arga melintas sambil menggandeng Nino."Ayaah, aku mau makan di sini." Rengek Nino kepada Arga. "Ooh boleh, mau gabung dengan Alea ngga? " Netra Arga menatap Dyara dan Alea dengan penuh harap.Dyara hanya tersenyum, "Boleeh, sini Nino ganteeng ikut bareng Alea ya..! Arga menarik nafasnya lega. Tadinya dia khawatir Dyara menolaknya, duh sudah kebayang wajah memelas Nino nantinya.Nino tersenyum cerah, " Horee.. Makasih tante Cantik, aku jadi bisa makan bareng Alea dong..! " Dyara hanya terkekeh melihat kehebohan Nino bersama Alea. Arga benar-benar menikmati kebagiaan Nino saat ini, ditatapnya anak semata wayangnya yang semakin ganteng. Seandainya dia masih bersama Ica mungkin Nino juga sebahagia ini."Arga, kenapa jadi melamun? Itu Nino minta sesuatu. Coba kamu liat, kasian anakmu tuh! " Dyara menyadarkan dari lamunannya. Bergegas Arga mendekati Nino dan
Dyara masih menatap foto Farel dengan sedih. Pertemuannya dengan Arga kembali mengingatkannya pada Farel. Sampai kini Farel belum pernah menghubunginya lagi. Terakhir kali Dyara yang menghubungi Farel saat tiba-tiba perasaannya tidak enak.Dyara terbangun dari tidurnya karena dia memimpikan Farel. Biasanya jika hal itu terjadi Farel berada dalam kesulitan. Makanya Dyara langsung menghubungi Farel, dan ternyata benar jika saat itu Farel sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja."Assalamu' alaikuuum, " Terdengar salam panggilan dari seberang. "Wa'alaikum salaam." Hati Farel berdebar saat mendengar suara orang yang dia rindui selama ini."Kamu ada dimana sekarang? Apakah kamu baik-baik saja?" Pertanyaan Dyarapun menyadarkannya. Spontan Farel menjawab sambil menahan rasa sakit ditubuhnya. "Aku sedang berada ditempat Dokter Dodi, aku sakit Dyara.""Hah.. Kamu sakit apa? Malam-malam begini kamu ke sana dengan siapa? " Terdengar suara khawatir dari seberang sana. Malam ini memang sudah puku
Kegigihan Irgi mendekati Cristal patut diacungi jempol. Oscar senang melihat adiknya kini mulai merespon kehadiran Irgi. Mendapat sambutan yang cukup baik dari Cristal tentu saja membuat Irgi semakin semangat membuat Cristal jatuh cinta padanya.Akhirnya setelah sekian lama berjuang Irgi mendapatkan apa yang dia inginkan. Cristal menerima cintanya dan mau dijadikan kekasihnya. Bahkan mereka juga akhirnya menjalani hubungan dengan serius.Perjalanan cinta mereka diakhiri dengan pernikahan, rupanya jodoh Cristal akhirnya dengan Irgi. Cristal juga mencoba untuk melepas bayangan masa lalunya. Dia juga tidak akan mengganggu lagi rumah tangga Aldo yang sudah bahagia bersama keluarganya.Sedangkan Arga kini mulai menata hidupnya bersama Lisda meskipun ternyata Lisda mengalami masalah di rahimnya. Bagi Arga tidak menjadi masalah karena dia juga sudah memiliki Nino.Dyara sahabat Arga akhirnya terus hidup bersama Arsya dan Alea putrinya. Dia tidak bisa meninggalkan Alea meskipun tidak mencinta
Ica merasa lega setelah kepergian Cristal, begitu juga dengan Aldo. Sedangkan Cristal pulang dengan wajah ditekuk, dia benar-benar geram karena semua rencananya digagalkan oleh Nino.Cristal tidak menyangka kalau Nino ternyata ada di situ, awalnya Cristal pikir Nino sedang bersama Arga. "Kamu sudah pulang Cristal? " Suara Bariton Oscar terdengar menyapanya. Mata Cristal membelalak melihat Oscar ada di rumah."Sejak kapan kakak ada di sini? " Oscar tersenyum mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh dari Cristal. "Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen bahagia adikku! "Cristal terhenyak, tubuhnya langsung luruh di kursi. "Aku ngga tau kak, pernikahanku dengan Aldo sepertinya belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini. "Kini Oscar yang melotot tidak terima, "Memangnya kenapa lagi si Aldo itu? Bikin ulah lagi ya. Sekarang apa dia mundur lagi membatalkan pernikahan karena alasan perempuan itu lagi? "Cristal mengangguk tegas, "Aku benci d
Cristal benar-benar terkejut dengan perubahan Aldo. Dia masih shock setelah menerima jawaban dari Aldo. Cristal segera menyambar kunci mobilnya, dia tau pasti ada yang tidak beres dengan pekerjaan paranormal yang dia percaya untuk mengganggu ketenangan keluarga Aldo."Loh Cristal, kamu mau kemana sore-sore begini sebentar lagi mau magrib, pamali anak gadis keluar rumah. Apalagi kamu sebentar lagi mau menikah! " Mama Cristal setengah berteriak untuk melarang anaknya pergi.Tapi Cristal tidak menjawabnya, dia terus melangkah mengabaikan permintaan mamanya. Dia langsung masuk ke mobilnya untuk mendatangi paranormal tersebut. Dia tidak mau Aldo lepas darinya untuk yang kedua kalinya.Kali ini dia tidak akan diam saja. Dia ingin kembali membuat Aldo tergila-gila padanya. Namun sesampainya di sana yang terlihat adalah bendera kuning di ujung gang tempat tinggal paranormal itu.Cristal melihat anak paranormal yang pernah dikenalkan padanya sedang sibuk mengeluarkan kursi bersama seorang tet
Ica menatap tajam suaminya, dia ingin mendengar jawaban Aldo. Baginya tiada maaf jika berurusan dengan pengkhianatan. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi."Ica tersenyum sinis, "Aku hanya memberikan kesempatan satu kali saja mas. Jika mas tidak memanfaatkan kesempatan itu maka aku yang akan mundur." Kata-kata tegas Ica membuat Aldo tersentak."Sayang, apa maksudmu? Kita sudah memiliki dua anak lalu kamu akan meninggalkan aku? " Ica terkekeh pelan, "Kamu pikir aku tidak berani melakukannya mas, bagiku seorang laki-laki yang sudah berselingkuh dia tidak akan melakukannya hanya sekali, jika dia memiliki kesempatan pasti dia akan melakukannya lagi."Aldo lagi-lagi terhenyak, "Aku sendiri bingung sayang, kenapa aku melakukannya. Padahal aku sangat mencintaimu. " Kini Ica yang curiga dengan kata-kata Aldo. "Apa maksudmu mas? "Aldo kini terlihat bingung, " Aku tidak mencintai Cristal dari dulu. Tapi sekarang aku bingung karena mulai ingin didekatnya terus. Sampai akhirnya
Kania mulai disibukkan dengan acara pernikahan ayahnya dengan ibu Suci. Dia mulai bisa menerima Edy kembali secara perlahan. Meskipun belum bisa sepenuhnya namun Kania berusaha demi Ghania.Tidak disangka Feri juga akhirnya bisa menerima kenyataan kalau Kania sekarang sudah menjadi istri Edy dan kembali bersatu setelah rumah tangga mereka sempat diganggu oleh Arum.Kini Arum dan Pardi harus menjalani hukuman mereka karena perbuatan mereka sendiri. Sedangkan Arga masih mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Lisda agar tidak bercerai kembali.Nino hanya bisa mendukung keputusan ayahnya. Dia juga tidak mau ikut campur karena khawatir ayahnya terluka lagi. Meskipun akhirnya Lisda kembali ke rumah namun dia masih curiga dengan hubungan Arga dengan Mona.Hingga suatu saat Lisda bertemu dengan Mona yang sedang menggandeng laki-laki lain di sebuah restoran saat dia sedang makan dengan Nino. Netranya menatap lekat ke arah Mona, hingga Nino curiga dengan pandangan ibu sambungnya.Nino hany
Edy menatap lekat wajah Kania, berkali-kali dia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia mengkhianati rumah tangganya hanya demi seorang Arum?"Kania, maafkan aku? Maaf kalau selama ini aku menyakitimu dengan menikahi Arum. Maaf karena aku sudah mengabaikanmu dan Ghania. Bolehkah aku memintamu dengan sangat agar kita bisa kembali lagi bersama seperti dulu? "Kania hanya menatap Edy dengan keraguan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena semua ini mungkin takdir yang harus kujalani. Meskipun aku tak mau tapi aku harus menerimanya. Aku masih belum bisa memberikan jawaban atas permintaanmu, karena hatiku masih belum sembuh mas! "Edy hanya termangu mendengar jawaban dari Kania. Tutur kata yang disampaikan Kania benar-benar menyentuh hatinya yang terdalam, bahkan dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Kali ini dia harus menerima keputusan Kania, meskipun hatinya tidak rela.Demi menyatukan kembali keutuhan rumah tangganya, Edy lagi-lagi harus menekan egonya. Dia tidak mau dijauhi oleh K
Kania terlihat melirik sinis ke arah Edy. Sedangkan Edy benar-benar tidak menyangka kalau Arum yang selama ini selalu menunjukkan dirinya lemah dan tidak berdaya ternyata sekejam itu pada Kania.Arum benar-benar tidak bisa lagi berpura-pura selalu menjadi korban Kania. Selama ini Edy percaya kalau dia adalah orang yang selalu teraniaya oleh keluarga Broto. Kini dia melihat sendiri kenyataan di depan matanya."Maafkan aku Kania, maafkan karena selama ini mataku tidak bisa melihat kebenaran." Arum yang tadinya sudah menyangka kalau Edy akan memilihnya dari pada Kania, kini menunggu dengan dada berdebar penuh kecemasan."Hari ini aku sudah mendengar dan melihat permasalahannya. Aku hanya bisa berharap kamu memaafkan kebodohanku selama ini yang mau saja percaya dengan semua yang dikatakan Arum padaku. "Kedua mata Arum kini membola, dia yang awalnya sangat percaya diri kalau Edy akan memilihnya kini mulai kebingungan. Dihadapan Kania dan mertuanya Subroto akhirnya Edy menjatuhkan talak un
Pardi mulai tidak nyaman hidupnya, tatapan sinis menantunya kini dia dapatkan tanpa ampun. "Sebenarnya apa sih yang ada di otak ayah saat itu? Apakah ayah tidak memikirkan reputasi pekerjaanku? " Edy benar-benar geram mengetahui perbuatan ayah Arum yang membuatnya malu di kantor. "Edy, lihat mertuamu? Apa kamu sedang menuai apa yang kamu tanam Ed?" Rio meledeknya saat mereka bertemu kembali di tempat mereka biasa berkumpul. Edy merasa malu dan tidak punya muka untuk bertemu dengan teman-teman satu kantornya juga mereka yang tinggal didekat rumahnya. Pardi hanya terdiam mendengar pertanyaan Edy menantunya. Dia merasa bersalah telah mencoreng nama baik menantunya, bahkan Edy tidak sudi untuk membantunya mengeluarkan dirinya dari penjara. Dan akhirnya berita itu juga sampai ke telinga Arum. Bahkan Arum yang awalnya tidak percaya, kini ayahnya sudah ditemuinya di penjara membuat dia harus menerima kenyataan menyakitkan ini. "Ayah, ternyata ada sisi lain didiri ayah yang tidak pernah
Arga masih bingung menghadapi sikap Lisda yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah ini dikarenakan dia belum juga memiliki momongan setelah menikah dengannya? Mungkin dia khawatir dengan kondisi tubuhnya yang sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ke arah itu.Nino memperhatikan ayahnya yang sedang nonton TV tapi terlihat tidak fokus. Nino sebenarnya tidak mau mengganggu ayahnya, tapi karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya dia memberanikan diri menegur ayahnya."Apa ayah menyesal membiarkan mama Lisda pergi dari rumah?" Terlihat tatapan menyelidik dari Nino kepadanya, membuat dia jadi kikuk. "Ngga, ayah ngga mikirin itu. Memangnya kenapa No?""Nino ngga suka liat mama Lisda merajuk kaya gitu. Padahal kan, seharusnya itu tidak perlu terjadi. Dan semuanya bisa dibicarakan tanpa perlu menggunakan drama seperti tadi. "Arga hanya tersenyum menanggapi kata-kata Nino, dia tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini. Dia hanya tidak ingin mengalami kegagalan kembali dalam rumah ta