Share

Seratus Sepuluh

Aku tak berniat melepaskan pegangan tanganku pada tangan Queena, tak peduli jika Om Wisnu akan melihat semua yang terjadi saat ini.

"Abang Nata, tolong lepaskan. Papa akan marah jika melihatnya," pinta Queena.

"Aku sudah tak peduli lagi pada apapun, jika memang semua harus berakhir sekarang maka hari ini adalah saatnya," jawabku.

Seperti apa yang dikatakan Mama, jika jodoh pasti akan bersama, maka hari ini akan kupastikan Queena jodohku atau bukan.

Tak lama berselang, sudah berdiri di hadapan kami Om Wisnu dengan pandangan mata menatap pada kami berdua. Melihat dengan tajam padaku yang tengah memegang pergelangan tangan putrinya.

"Ngapain di sini?" tanya Om Wisnu dengan suara rendah. Kupikir dia akan meledak-ledak seperti malam itu.

"Queen yang mengajak Abang Nata bertemu di sini," jawab quina.

Aku menatap tak percaya pada jawaban gadis itu. Dia membelaku?

"Jangan berdua-duaan saja itu tak baik, apalagi kalian berlawanan jenis. Tak peduli sebaik apapun seorang lelaki, dia tetapla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Fida adja
ceritanya seru tp pas POV Nata, aq bacanya sambil mikir keras ya. setahu aq kalo saudaraan sepupu begini ga boleh nikah kalo dalam dunia nyata, yah mungkin ini dlm novel. jadi bacanya berasa gitu gitu aja
goodnovel comment avatar
Shinta Apple
dari banyak novel aku baca smape tamat ini novel paling aku suka.
goodnovel comment avatar
Mohd Razali Samsudin
Wisnu masih tetap egois ya... Jarang dia Mengalah Kalo dibandingkan dgn Mas Hanan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status