Home / Young Adult / Pesona Istri Presdir Posesif / 051 || Penjelasan Ivander

Share

051 || Penjelasan Ivander

Author: Diva
last update Last Updated: 2025-01-31 14:24:59

"Ivander, nggak ada yang ngajarin kamu buat jadi bajingan!"

Brak'

Prank'

William menendang meja kaca di depannya dengan kasar hingga pecah. Dia begitu emosi mendengar ucapan putranya yang dia didik dengan baik sejak kecil.

Ivander terjengkit kaget, dia reflek berdiri menghindari pecahan dari meja kaca yang berserakan. Dia menarik napas panjang untuk menghadapi amukan William dengan tenang.

"Maaf."

Hanya satu kata itu yang bisa diucapkan oleh Ivander. Dia merasa bersalah sebelumnya, meskipun kebrengsekannya ini membuat dia bisa mengikat Anindya untuk menjadi miliknya seorang.

"Kenapa kamu nggak bisa nahan diri dari godaan perempuan murahan itu, Ivander?"

William yang kini berdiri berhadapan dengan Ivander dengan wajah penuh emosi. Dia tidak menyangka, Ivander dengan mudah termakan godaan perempuan arogan seperti Anindya.

Mendengar ucapan William, wajah Ivander mengeras seketika. Ucapan William yang mengira Anindya yang menggoda dirinya, kenyataannya tidak seperti itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pesona Istri Presdir Posesif   052 || Lokasi Syuting

    "Cut!"Daren berteriak menginterupsi Anindya dan beberapa kru lainnya untuk menghentikan syuting sementara. Ada beberapa adegan yang tidak sesuai dengan script. Anindya mengusap kasar wajahnya, dia tampak tidak fokus dengan syuting hari ini. Ini bukan sekali dua kali, Anindya salah adegan. Daren bangkit dari posisi duduknya, dia menarik tungkai kakinya mendekati Anindya yang berdiri di samping Arkan— aktor yang menjadi pemeran utama dalam novel."Nindy, kamu ada masalah apa? Kenapa kamu keliatan nggak fokus dari tadi?" Anindya menggeleng sambil menarik napas panjang. Dia menatap para kru lainnya penuh rasa bersalah, sebelum akhirnya dia mendongak menatap Daren yang lebih tinggi darinya. "Maaf, aku punya sedikit masalah. Tapi, nggak papa aku bisa lanjutin syuting hari ini." Anindya tersenyum tak enak pada Daren, dia merasa tidak profesional hari ini. Karena, masalah pribadinya semalam dengan Ivander terbawa pada syuting sehingga beberapa kali dia melakukan adegan selalu salah. "K

    Last Updated : 2025-01-31
  • Pesona Istri Presdir Posesif   053 || Adik Ipar?

    "Jadi, ini alasan kamu nggak fokus saat syuting tadi, Nindy?" Anindya mengangguk atas pertanyaan Daren. "Aku terus mikirin ini dari semalem. Kalo waktu bisa diulang, aku nggak mungkin lakuin kesalahan yang sama lagi, Daren." "Sayangnya, semua udah terjadi nggak bisa diulang lagi. Jadiin semua ini sebagai pajaran dalam hidup kamu, Nindy." Daren memberikan nasihat agar Anindya tidak mengulang kesalahan yang sama. Daren orang yang berpikir logis, meskipun sebagian keluarga besar menyalahkan keluarga Danendra atas kematian George Alessandro. Daren tidak, dia menganggap kematian Kakek merupakan takdir yang tak bisa dihindari. Tidak ada yang tahu soal kematian di dunia ini. Kematian selalu hadir secara tiba-tiba, mengejutkan semua orang untuk berduka atas kehilangan seseorang yang mereka sayangi. "Kamu tau semua ini dari mana, Nindy?" Daren tahu, jika Anindya mengetahui ini dari keluarganya. Namun, jawaban yang keluar dari mulut Anindya membuat Daren terkejut. "Ivander, sema

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   054 || Dijemput Oleh Zico

    "Laura, kenapa kamu harus kembali?" Suara Daren tampak panik saat ini. Panggilan telpon dari nomor tidak dikenal tadi langsung dia akhiri tanpa membalas sapaan dari seorang wanita di sebrang sana. Daren mengusap wajahnya kasar, dia harus mencegah kepulangan Laura ke kota Pandora. Wanita itu sedang berada di kota Swinden mengurus bisnisnya sebagai seorang perancang perhiasan yang begitu terkenal. Laura Grizella— seorang wanita karir yang sudah sukses di usia muda. Di umurnya yang menginjak usia 26 tahun, Laura sudah begitu terkenal sebagai perancang perhiasan yang selalu menghasilkan model perhiasan yang bukan hanya indah, tapi memiliki makna yang mendalam. Namun, bukan itu yang menjadi masalah bagi Daren. Melainkan, Laura yang begitu tergila-gila dengan Ivander. Wanita itu sempat dijodohkan oleh William dengan Ivander, tapi Ivander sangat menolak mentah-mentah perjodohan itu. Sampai terjadi perdebatan antara William dan Ivander yang disebabkan oleh keluarga Laura yang tak terim

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   055 || Laura Grizzela

    "Ivander, aku kangen banget sama kamu!" Wanita cantik dengan dress merah yang membungkus tubuh molek bagai gitar spanyol itu berjalan memasuki ruangan Ivander. Kaki jenjangnya yang terbalut sepatu high heels dengan warna senada dengan dress-nya itu mendekati Ivander yang duduk di kursi kebesarannya. Laura Grizella, tersenyum lebar dengan kedua mata berbinar cerah saat menatap wajah tampan Ivander. Dia segera memeluk Ivander dari belakang dengan kedua tangan yang melingkar di leher Ivander.Laura meletakan dagunya pada bahu Ivander. "Apakah kamu kangen sama aku, Ivander?" Laura berbisik sensual tepat pada telinga Ivander. Ivander dengan kasar menyingkirkan kedua lengan Laura pada lehernya. "Jangan menyentuh saya dengan tangan kotormu!" Tidak memperdulikan decakan Laura, yang kini berdiri di samping tubuhnya. Laura menatap Ivander dengan tatapan sedih mendengar ucapan pria itu. "Kamu nggak kangen aku, Ivan? Aku aja kangen banget sama kamu. Maaf, ya aku baru bisa nemuin kamu

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   056 || Peringatan Ivander

    "Ivander, kamu, kok, kasar banget sama aku?" Laura nyaris saja terjatuh jika saja dirinya tidak sigap memegangi ujung meja Ivander. Ini pertama kalinya, Ivander berbuat kasar seperti ini padanya. Biasanya hanya tutur kata saja yang kasardan tatapan yang selalu tajam kala menatap dirinya. "Laura, dengar! Ini terakhir kalinya kamu muncul di hadapan saya! Kamu paham?" Ivander mengusap pahanya yang baru saja di duduki oleh Laura, dia menunjukan secara jelas di depan Laura bahwa dirinya jijik atas tingkah murahan Laura beberapa saat yang lalu. "Nggak bisa, Ivan! Aku cinta sama kamu, aku nggak bakal biarin kamu nikah sama wanita lain!" Laura tidak bisa membayangkan jika nanti Ivander bersanding dengan wanita lain. Laura yang sudah menunggu Ivander selama tiga tahun ini, lalu wanita lain yang mendapatkan Ivander. Hati Laura jelas hancur melihat Ivander menjadi milik wanita lain. Hanya Laura yang pantas bersanding dengan Ivander, hanya Laura yang bisa mendapatkan Ivander. Tidak

    Last Updated : 2025-02-02
  • Pesona Istri Presdir Posesif   057 || Kelelahan Yang Berkepanjangan

    "Udah tidur, sayang?" Ivander mengetikan sebuah pesan untuk Anindya di sebrang sana. Dia segera mengirim pesan tersebut pada Anindya. Ivander tersenyum tipis kala membuka foto profil Anindya, yang tampak cantik menggunakan dress biru dengan rambut tergerai indah. Wanita itu nyaris membuat Ivander gila setiap harinya, sikapnya yang begitu cuek saat berhadapan dengannya. Lima menit kemudian, sebuah pesan balasan dari Anindya masuk. Dengan cepat Ivander membuka pesan dari Anindya, tapi senyumnya langsung luntur kala membaca pesan yang dikirimkan oleh Anindya. My Love Aku baru selesai telpon Lingga, ini baru mau tidur Lingga? Pikiran Ivander kini mendadak buruk membayangkan Anindya dan Lingga baru saja melakukan panggilan telpon. Dia sangat yakin jika Anindya masih menyimpan perasaan pada Lingga, dia takut jika Anindya kembali pada Lingga nantinya. Ivander Alessandro Ngapain telpon Lingga malem-malem? Setelah mengetikan balasan pesan untuk Anindya. Ivander melempar

    Last Updated : 2025-02-03
  • Pesona Istri Presdir Posesif   058 || Mual?

    "Nindy, kamu pucat sekali." Daren tampak khawatir melihat wajah Anindya yang pucat. Dia menghampiri Anindya setelah meletakan tas ransel miliknya dengan asal. Dia baru saja menginjakan kaki di lokasi syuting langsung panik melihat Anindya yang kondisinya kurang sehat seperti ini. Anindya yang sedang menyesap teh hangat yang diberikan oleh salah satu kru. Menoleh pada Daren dengan senyum tipis yang menghiasi wajah pucatnya. Pertama kali Anindya datang ke lokasi syuting, dia langsung disambut dengan berbagai macam pertanyaan dan para kru saat melihat wajah pucatnya. Pak Antony selaku sopir kediaman keluarga Danendra yang mengantar dirinya tadi, mencegah dirinya untuk turun dan meminta Anindya untuk kembali ke rumah saat melihat kondisi Anindya yang begitu buruk. Anindya menolak permintaan Anthony, bahkan dia mencegah Antony yang ingin mengabari Kanaya di rumah. Dia tidak ingin membuat wanita yang sudah melahirkan dirinya itu panik mendengar keadaan Anindya sekarang. Kanaya tad

    Last Updated : 2025-02-04
  • Pesona Istri Presdir Posesif   059 || Pingsan

    "Sakit sekali," ringis Anindya sambil memegangi kepalanya yang terasa pening. Huek! Huek! Anindya terus memuntahkan cairan pada wastafel. Dia meletakan tangan pada pinggiran wastafel sebagai tumpuan tubuhnya agar tidak terjatuh. Pasalnya kedua kakinya begitu lemas untuk menopang kedua tubuhnya. Kepalanya pusing, perutnya terus bergejolak membuat dirinya mual dan ingin terus muntah, wajahnya pucat pasi. Rambut panjang Anindya tampak lepek terkena keringat. Keadaan wanita itu tampak kacau pagi ini. Setelah puas mengeluarkan cairan dari dalam mulutnya, Anindya membasuh wajahnya dengan air menggunakan kedua tangannya. Dia membasahi sedikit rambutnya yang lepek sudah seperti orang terkena penyakit tips. Dia menatap pantulan dirinya di depan cermin. "Aku nggak biasanya kaya gini!" gumam Anindya sambil menutup air kerannya. Anindya memutuskan untuk keluar menemui Daren yang sejak tadi berteriak di luar kamar mandi. Menanyai keadaan Anindya dengan suara panik. Anindya be

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Pesona Istri Presdir Posesif   122 || Siaran Televisi

    "Pandora — Dunia hiburan kota Pandora kembali dihebohkan dengan kabar menghilangnya Lingga Aditama, mantan sutradara ternama yang terseret dalam skandal perselingkuhan dengan aktris papan atas, Melani Adisti." ‎ Ivander mengambil duduk di samping sang istri yang tengah fokus menatap layar televisi. ‎"Setelah skandal mereka terungkap ke publik sebulan lalu, keduanya secara resmi dipecat dari agensi masing-masing akibat pelanggaran kontrak dan pencemaran nama baik institusi. Pemecatan tersebut langsung menjadi sorotan publik dan media hiburan." Ivander yang semula terkejut. Kini terlihat sangat santai, dia menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Matanya menatap istrinya dari samping, mengabaikan siaran berita pagi ini di televisi. ‎ "‎Namun kini, perhatian publik kembali tertuju pada kasus ini. Lingga Aditama dilaporkan menghilang sejak tujuh hari yang lalu. Keluarga menyatakan bahwa sejak pekan lalu, Lingga tidak dapat dihubungi sama sekali." Anindya menoleh pada Iva

  • Pesona Istri Presdir Posesif   121 || Kopi Buatan Anindya

    "Sayang, urusan semalam bener-bener mendadak. Jadi, mereka terpaksa hubungin aku buat bahas masalah perusahaan." Ivander mengambil duduk di samping sang istri, dia menarik pelan dagu Anindya agar menatapnya. "Udah, ya jangan marah lagi. Aku bener-bener minta maaf." Ivander membujuk Anindya dengan nada lembut, berharap istrinya akan luluh dengan bujukannya. Tidak semudah itu, Anindya masih saja kesal dengan Ivander yang meninggalkan dirinya semalaman. Entahlah, dirinya masih tidak mengerti kenapa harus sekesal ini. Padahal, tidak ada yang dirugikan sama sekali. Hanya karena dirinya menahan rasa penasaran sambil menunggu kembalinya Ivander dan berakhir ketiduran. Itu yang membuat Anindya misah-misuh sejak bangun tidur. Beruntung suaminya itu saat dirinya terbangun pagi tadi sudah berada di sisinya tengah memeluk tubuhnya dengan hangat. Jika, tidak ada Ivander di sisinya. Mungkin Anindya semakin marah besar pada Ivander. "Sayang, kita baru menikah tiga hari. Masa udah r

  • Pesona Istri Presdir Posesif   120 || Rasa Kesal Anindya

    "Kamu semalam pulang jam berapa, Ivan?" Di dalam dapur villa yang luas dan minimalis, suasana hangat dan nyaman memenuhi ruangan. Dinding kaca besar menghadap langsung ke laut, memberikan pemandangan yang sempurna untuk memulai hari. Lantai kayu berwarna terang terasa hangat saat Ivander melangkah, sementara Anindya tengah mempersiapkan sarapan di meja marmer yang mengkilap. Dapur yang dipenuhi dengan peralatan modern dan rak terbuka berisi berbagai macam rempah dan bahan makanan segar, memberikan kesan mewah namun tetap terasa santai. Di atas meja, terdapat satu cangkir kopi hitam pekat yang mengepul, aroma kopi yang khas menyebar memenuhi udara. Di sebelahnya, roti panggang yang masih hangat diletakkan di atas piring, dengan selai buah segar dan mentega yang meleleh perlahan. "Sekitar jam sepuluh. Maaf, ya kamu sampai ketiduran nungguin aku." Ivander mendekat pada sang istri. Dia mengusap surai panjang Anindya yang kini duduk di meja makan bersiap memulai sarapan paginya. Di

  • Pesona Istri Presdir Posesif   119 || Penjelasan Lingga

    "Apakah benar ini kediaman Pak Rizhar?" Salah seorang petugas polisi mendekati salah satu warga yang berkerumun mengelilingi rumah Rizhar. Rumah yang menjadi tujuannya pagi ini untuk mencari keberadaan Lingga, setelah mendapat laporan dari Marisa kemarin atas kehilangan putranya selama hampir satu Minggu. Petugas polisi melacak ponsel Lingga sore itu juga, dan ternyata ponsel Lingga berada di daerah Solora. Tepatnya berada di salah satu kediaman rumah warga di daerah Solora, pagi ini juga polisi segera menuju kediaman Rizhar lokasi ponsel Lingga berada. "Benar, Pak. Tapi, sudah hampir satu Minggu ini saya nggak liat keberadaan Rizhar. Rumahnya juga terkunci, bahkan beberapa hari ini terlihat sepi. Biasanya ada orang nongkrong di depan rumahnya." Salah satu warga bernama Nina itu menjawab apa yang dia ketahui dalam beberapa hari ini. Pasalnya, Nina merupakan tetangga dekat Rizhar. Rumah Nina berada tepat di samping rumah Rizhar. Rumah Rizhar itu tidak pernah sepi setiap

  • Pesona Istri Presdir Posesif   118 || Dendam Lingga

    "Dasar bajingan!" Dengan penuh Geraman, Lingga mengumpati Ivander Meskipun takut pada Ivander, Lingga dan Rizhar tetap menyimpan marah pada Ivander. Belum selesai rasa kesal mereka terhadap kemunculan Ivander, suara mesin lain yang lebih bising mendekat dari arah yang sama. Jaguar XJ, dengan desain yang tajam dan elegan, melesat melewati mereka seperti bayangan hitam. Dalam mobil tersebut, Lingga bisa melihat sekilas Zico di kursi pengemudi dan Bima di sebelahnya, wajah mereka tertutup oleh bayangan lampu kabin. Lingga merasakan darahnya mendidih. Kedua mobil itu melaju dengan angkuh, meninggalkan jejak debu yang naik ke udara malam. Mereka tidak hanya melewati Lingga dan Rizhar—mobil-mobil itu seperti simbol ejekan atas ketidakberdayaan mereka. Tapi Lingga tahu bahwa mereka tidak punya pilihan. Membalas dendam sekarang berarti membuka diri terhadap bahaya yang lebih besar. "Liat aja nanti. Hidup kalian akan hancur sebelum kalian menghancurkanku!" Lingga meantap penuh dendam pa

  • Pesona Istri Presdir Posesif   117 || Tengah Hutan

    "Kapok aku nggak mau berurusan sama Ivander lagi!" Suara Rizhar terdengar penuh penyesalan. Seandainya hari itu dia menolak ajakan Lingga untuk menculik Anindya, bahkan dia secara tidak langsung menjadi penyebab Anindya mengalami keguguran. "Kenapa kamu nggak bilang kalo mantan istri kamu itu udah punya suami kaya iblis itu!" lanjut Rizhar menyalahkan Lingga yang sejak tadi diam berjalan tertatih di sampingnya. Dengan langkah berat keduanya terus menyusuri lahan luas yang terbentang di depan mereka. Pepohonan kering di sekitar danau menciptakan bayangan menakutkan di bawah cahaya bulan yang redup. Angin malam yang dingin menusuk kulit mereka, membawa aroma hutan yang lembap dan asing. "Aku nggak tau kalo Anindya saat itu lagi hamil." Lingga menjawab dengan napas yang memburu. "Aku pikir nggak akan terjadi apapun kalo aku merkosa Anindya saat itu. Karena, mau gimanapun Anindya itu mantan istri aku."

  • Pesona Istri Presdir Posesif   116 || Sabotase Zico

    "Tutup mulut, dengan begitu hidup kalian berdua aman." Ivander menatap mereka berdua yang telah bebas dari rantai besi yang selama ini membelenggu. "Saya bisa menghancurkan hidup kalian kapan saja jika hal ini bocor. Paham?" Lingga dan Rizhar berdiri di depan Ivander, tubuh mereka lemah dan gemetar. Keduanya tampak kehilangan kekuatan setelah seminggu menerima siksaan fisik tanpa henti. Kaki mereka terasa seperti jelly, nyaris tak mampu menahan bobot tubuhnya sendiri setelah terbelenggu dan tak bergerak terlalu lama. Rizhar mengangguk ketakutan. Wajah pria bertato itu terlihat pucat, mencerminkan rasa takut yang mendalam terhadap Ivander. Pria itu, dengan tatapan dingin tanpa emosi, telah menunjukkan bahwa ia tak memiliki rasa iba sedikit pun. Semua siksaan, dari pukulan hingga tendangan, dilakukan tanpa ekspresi—seolah teriakan mereka adalah sesuatu yang tak pernah sampai ke telinganya. "Saya berjanji tidak akan bicara tentang ini. Tolong lepaskan saya," suara Rizhar bergetar, me

  • Pesona Istri Presdir Posesif   115 || Bukti Kejahatan Lingga

    "Dengar, ya, Lingga. Saya akan lepasin kamu malam ini juga, tapi jangan pernah katakan apa yang telah terjadi padamu selama hampir satu minggu ini." Ivander melipatkan kedua tangan di depan dada. Di samping pria itu, Bima berdiri dengan jaket kulit berwarna hitam menggunakan topi hitam, kaca mata hitam, dan juga masker berwarna hitam. Bima selalu menggunakan pakaian serba hitam selama hampir seminggu menyiksa Lingga dan juga Rizhar, dia rela menginap di gudang eksekusi milik Ivander.Saat menyiksa Lingga, Bima tidak pernah mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Mulutnya diam, tapi tangan dan kakinya tidak. Rasanya begitu puas setiap kali mendengar teriakan penuh kesakitan dari Lingga, tubuh kekar pria itu dipenuhi oleh luka-luka dan juga memar bekas pukulan besi yang dilayangkan oleh dirinya. "Nggak bisa kaya gini! Apa yang kamu dan anak buahmu lakukan itu udsh keterlaluan. Kamu nyulik dan nyiksa saya sama Rizhar, saya nggak mungkin diem aja." Lingga dengan suara lemah melayan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   114 || Pria Sampah

    "Bajingan kaya kamu nggak layak untuk hidup." Ivander dengan tak berperasaan menendang Lingga yang tengah memejamkan kedua matanya di sisi Rizhar. Lingga dan juga Rizhar lagi dan lagi mendapatkan pukulan dari anak buah Ivander, serangan yang diberikan oleh anak buah Ivander membuat Lingga pingsan. Sedangkan Rizhar masih menahan kesadarannya sambil menahan sakit. Lingga yang terkejut dengan tendangan keras Ivander, reflek membuka matanya. Dinding yang catnya sudah pudar dilapisi oleh jamur menjadi hal pertama kali yang Lingga lihat selama beberapa hari terakhir berada di tempat ini. Ivander mendorong dada bidang Ivander, kaki Ivander yang terbalut sneakers itu menekan dada Lingga sampai pria itu terdorong ke belakang. Punggungnya menempel pada tiang besi yang terpasang rantai yang melingkar di kedua tangan Lingga. Napas Lingga terasa sesak, dia mencoba meraup udara segar untuk mengurangi rasa sesak pada rongga dadanya yang penuh. Tangan Lingga mencengkeram kaki Ivander yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status