Beranda / Pernikahan / Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa / Bab 41 Temani Aku Tidur Malam Ini

Share

Bab 41 Temani Aku Tidur Malam Ini

Penulis: XENA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kenzo menatap tajam pada istri pertamanya. Kebahagiaan yang didapatkannya bersama dengan istri keduanya hanya bertahan dalam hitungan menit saja. Bahkan senyuman Kenzo pun musnah seketika.

'Please, Serena. Jangan ganggu aku untuk saat ini. Jika kamu bersikap seperti ini, maka perampas kebahagiaanku yang sebenarnya adalah kamu, istriku sendiri,' batinnya seraya menatap penuh amarah padanya.

Luna merasakan aura pertengkaran antara sepasang suami istri tersebut. Dia berusaha melepaskan tangannya yang sedang digandeng oleh sang suami. Akan tetapi, Kenzo tidak mau melepaskannya. Pria beristri dua tersebut semakin erat menggandeng tangan istri keduanya.

Hal itu tidak luput dari perhatian istri pertamanya. Serena menatap bengis pada tangan suami dan madunya.

'Brengsek! Berani-beraninya kalian bersikap romantis di hadapanku!' batinnya mengumpat marah.

Luna menundukkan kepalanya. Dia tidak mau menjadi sasaran amarah dari istri pertama suaminya. Terlebih lagi tatapan wanita tersebut seolah i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 42 Memanjakan Sang Suami

    Setelah mendengar cerita lengkap dari pelayan wanita yang memberitahukan tentang sikap suaminya pada sang madu, Serena bertambah marah. Pasalnya, sang suami belum juga datang ke kamar mereka setelah beberapa jam dia menunggu."Brengsek! Dasar wanita udik! Wanita tidak tahu diri! Akan aku beri pelajaran kau!" Umpatan demi umpatan mengiringi langkah kaki sang nyonya rumah yang dikuasai oleh amarahnya. Tanpa berpikir panjang, dia pergi ke area kamar pelayan wanita untuk menjemput sang suami.Kedua kakinya berhenti di depan pintu sebuah kamar yang terdapat pada ujung lorong di antara deretan kamar pelayan. Dadanya bergerak naik turun, seiring dengan nafasnya yang menggebu karena amarahnya.Dengan kekuatan amarah yang terkumpul di tangannya, Serena mengetuk pintu kamar tersebut dengan sangat keras. Layaknya orang yang sedang menagih hutang, dia pun berteriak memanggil nama sang suami."Kenzo!" serunya sembari mengetuk pintu kamar madunya."Keluarlah, Ken!""Cepatlah keluar! Aku tahu kamu

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 43 Karma

    Istri pertama Kenzo menangkap basah sang suami sedang dimanjakan oleh istri keduanya. Sang nyonya tersebut marah besar. Pasalnya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana cara madunya menyenangkan suami mereka. Bahkan dia melihat sendiri bagaimana reaksi sang suami ketika sedang dimanjakan oleh istri keduanya."Cepat keluar dari sini, Ken!" serunya dengan kemarahan yang menggebu-gebu.Sama tak saja sang suami bergegas memakai celananya. Sedangkan Luna, istri keduanya merasa sangat malu di hadapan istri pertama suaminya. Bahkan beberapa pelayan berlarian melihat untuk melihatnya. Mereka semua sangat terkejut melihat pelayan wanita yang mendapatkan perlakuan khusus dari majikannya sedang dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh moleknya."Lihatlah. Itu benar-benar Luna, bukan?" tanya seorang pelayan sedang berkasak-kusuk di belakang Serena."Dasar wanita tidak tahu malu.""Berani-beraninya dia merayu dan menggoda tuannya.""Tidak kusangka dia sejahat itu."

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 44 Saling Menyerang

    Semalaman Luna merenung memikirkan perkataan wanita tua yang menjadi kepala pelayan di rumah mewah itu. "Apa aku benar-benar mencintainya?" tanyanya sembari meletakkan tangan kanannya pada dada.Beberapa saat dia terdiam, mencoba menyelami perasaannya. Hati dan pikirannya mengatakan hal yang sama. Dia mencintai Kenzo Matteo, pria yang menikahinya karena perjanjian kontrak. "Bolehkah aku mengejar cintaku?""Bolehkah aku meminta hakku sebagai seorang istri, sama seperti Nyonya Serena?"Tiba-tiba saja dia melihat bayangan wanita tua yang menjadi kepala pelayan dan dipanggil nenek oleh Kenzo. Sang nenek tersenyum, seraya menganggukkan kepalanya seolah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Luna. Di sebelah sang nenek, tersenyumlah seorang pria tampan yang membuat jantung Luna menjadi tidak menentu. "Kenapa tidak? Kamu memang istriku, meskipun yang kedua. Tapi, kamu mempunyai hak yang sama seperti Serena."Tanpa sadar bibir Luna melengkung ke atas. Dua orang tersebut mendukungnya, sehin

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 45 Membujuk Suami

    Keluar dari dalam kamar mandi, Kenzo sudah memakai piyama lengkap. Dia berjalan menuju cermin sembari mengusap-usap rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk. 'Kenapa dia melihatku seperti itu? Aku sudah berlama-lama di dalam kamar mandi, seharusnya dia sudah tidur saat ini. Apa dia ingin mengajakku ribut lagi?' batinnya seraya melirik ke arah sang istri.Serena memperhatikan semua gerakan sang suami, dia menunggu kesempatan untuk bisa melakukan aksi yang sudah direncanakannya. Senyumnya mengembang tatkala pria yang sedang diperhatikannya, kini sedang sibuk merapikan rambutnya. Perlahan dia turun dari ranjang, dan mengendap-endap menghampirinya.Sang suami terkesiap merasakan ada sesuatu yang melingkar di pinggangnya. Dari cermin dia melihat tangan seorang wanita yang sedang memeluknya dari belakang. 'Apa yang sedang kamu rencanakan, Serena?' tanyanya dalam hati.Serena mengeratkan pelukannya, berharap sang suami mengatakan sesuatu padanya. Akan tetapi, Kenzo berpura-pura untu

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 46 Semua Karena Dia

    "Lancang sekali dia!""Sok cantik!""Wanita tidak tahu diri!""Apa yang dilihat Tuan Kenzo dari dia?""Benar. Pasti ada yang tidak beres."Luna mendengar semua ucapan dari para pelayan wanita yang sengaja menyindirnya. Kali ini dia masa bodoh dengan semua yang didengarnya, sehingga membuat mereka bertambah kesal dan semakin gencar menyerangnya.Memang benar Luna bersikap layaknya wanita tangguh, tapi dalam hatinya merasakan sakit yang kuar biasa. Ingin rasanya menangis seperti biasanya. Akan tetapi, dia tidak ingin memperlihatkan kerapuhannya pada orang-orang yang meremehkannya. 'Tenang Luna. Biarkan saja mereka berkata apa pun tentang dirimu. Yang terpenting kamu tidak melakukan kesalahan. Kamu hanya melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri dari Dokter Kenzo,' batin Luna menguatkan dirinya.Di rumah sakit, Kenzo terngiang akan sikap sang istri kedua yang membuatnya tercengang. Selama beberapa hari kenal dengannya, tidak pernah satu kali pun dia melihat istri keduanya seberani pag

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 47 Kebingungan Seorang Suami

    "Apa sudah tidak ada lagi pasien yang harus saya periksa?" tanya Dokter Kenzo pada asisten perawatnya. "Sudah tidak ada, dok. Pasien juga sudah dokter kunjungi semua," jawab perawat senior dengan sopan."Baiklah. Saya akan pulang sekarang. Tolong jaga pasien VIP dengan baik. Jika terjadi sesuatu, segera hubungi saya," tutur sang dokter dengan tegas.Perawat senior tersebut menganggukkan kepalanya dan menyetujui perintah sang dokter. Hari Kenzo terasa berat. Dia merasakan lelah hati dan pikirannya. Jika mengenai pasien dan rumah sakit, dia tidak pernah mengeluh sedikit pun. Bahkan seorang Dokter Kenzo Matteo bisa melakukan operasi berkali-kali dalam waktu seharian dan dalam durasi waktu yang cukup lama di dalam ruang operasi yang dipimpinnya. Namun, saat ini dia merasakan lelah sejak kedatangan sang istri beberapa jam yang lalu. Serena mengabarkan tentang sikap Luna yang menentangnya dan semua pelayan di kediaman mereka. Bahkan wanita yang baru beberapa hari tinggal di rumah tersebu

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 48 Resiko Menjadi Istri Kedua

    "Hentikan. Aku sedang lelah saat ini. Jadi, aku tidak ingin melakukannya sekarang," ujar Kenzo sambil melepaskan tangan sang istri dari belalai miliknya.Rasa kesal memenuhi hati Serena. Pasalnya dia tidak pernah mendapatkan penolakan dari siapa pun, tak terkecuali sang suami. Kini dia merasakan malu yang berujung pada kekesalannya. Akan tetapi, sekelebat bayangan Luna yang sedang melakukan hal serupa, malah disambut hangat oleh sang suami. 'Brengsek! Apa ini semua karena wanita udik sialan itu?!' batinnya mengumpat marah.Tentu saja dia tidak terima dengan perlakuan sang suami padanya. Terlebih lagi dia merasa seolah dikalahkan oleh pesona istri muda suaminya. Seorang Serena tidak pernah dikalahkan oleh wanita mana pun. Apalagi wanita udik seperti Luna yang menurutnya sangat jauh di bawahnya."Apa bukan karena alasan lainnya?" tanya Serena yang merasa tidak terima dengan penolakan dari sang suami.Kenzo yang telah berada di depan cermin rias, kini melihat sang istri melalui cermin t

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 49 Tamu Tak Diundang

    "Selamat pagi!" Seruan dari arah pintu membuat Kenzo dan kedua istrinya menoleh ke arah sumber suara. "Carla?! Kenapa kamu berada di sini?" tanya Kenzo yang terlihat tidak suka mendapati saudara tirinya berada di rumahnya. "Surprise!" seru wanita tersebut dengan sumringah. Kenzo mencebik kesal melihat anak dari istri papanya. Dari dulu Kenzo tidak pernah suka dengan hadirnya anak tiri papanya. Meskipun mereka berbeda jenis, tapi Kenzo merasa iri dengan kedekatan Carla dengan Damian, papa kandung Kenzo. Apalagi Carla yang suka bermanja-manja dan suka mencari perhatian dari sang papa tirinya, sehingga Kenzo seperti tersisih dari keluarganya. 'Apa dia datang ke negara ini untuk mengambil alih harta kakek?' batinnya seraya menatap bengis pada saudari tirinya. 'Tidak. Aku tidak akan membiarkannya. Aku harus segera mendapatkan keturunan, agar semua harta kakek menjadi milikku. Tidak ada satu pun yang boleh didapatkan Carla,' sambungnya dalam hati, sembari mengepalkan kedua tang

Bab terbaru

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 105 Morning Sickness

    Kenzo masih terngiang pertanyaan yang diberikan oleh sang nenek padanya. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan bisa menyembunyikan istri keduanya di dalam kamar tamu yang dikhususkan untuk kakeknya ketika berkunjung ke rumahnya. "Sayang, kenapa diam? Apa ada masalah?" tanya Serena ketika melihat sang suami sedang duduk melamun di kursi kerja dalam ruangannya.Seketika Kenzo tersadar. Dia tersenyum pada sang istri, berusaha untuk mengalihkan perhatiannya. "Tidak. Aku hanya tidak sabar menunggu hasil pemeriksaan kehamilanmu tadi," jawabnya sambil berdiri dari duduknya. Sang dokter berjalan menghampiri istrinya yang sedang duduk di sofa. Dia duduk di sebelah istri pertamanya yang baru saja melakukan beberapa tes kehamilan di rumah sakit tersebut.Serena bergeser sehingga duduknya merapat dengan suaminya. Kemudian, dia bersandar pada tubuh sang suami, dan meletakkan kepalanya pada pundak suaminya."Aku juga tidak sabar menggendong bayi kita," ucapnya sambil tersenyum.Kenzo tersenyum get

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 104 Kamar Rahasia

    Serena terdiam melihat isi dalam salah satu kamar tamu yang dimasukinya. Dia sama sekali tidak menyangka jika bisa menemukan semua itu di kamar tersebut. Perlahan kakinya melangkah menghampiri ranjang yang ada di sana."Apa semua ini nyata?" gumamnya sembari melihat apa yang ada di hadapannya.Perlahan tangannya bergerak menyentuh barang-barang yang ada di atas ranjang. Matanya berkaca-kaca ketika memegang beberapa baju bayi dan perlengkapan bayi yang tertata rapi di sana. "Ternyata Kenzo meletakkan semuanya di sini. Aku pikir dia sudah membuang semua barang-barang ini," gumam Serena seraya tersenyum bahagia, seolah sedang menemukan sesuatu yang berharga. Setelah itu pandangannya beralih pada ranjang bayi yang berada di dekat ranjang tersebut. Dia beranjak dari duduknya, dan menghampirinya. Matanya berbinar melihat mainan yang tergantung di atas ranjang bayi itu.Tanpa sadar tangannya menyentuh mainan tersebut, sehingga bergerak dan mengeluarkan suara musik. Sama seperti dahulu, Ser

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 103 Tidak Bisa Menahan

    "Sayang, bangun. Sudah pagi," bisik Luna di telinga sang suami. Kenzo hanya diam, tanpa bergerak atau pun merespon dengan kata-kata. Kedua matanya masih terpejam, layaknya orang yang masih sibuk di alam mimpinya. "Apa dia masih tidur?" gumamnya sambil menatap kagum pada wajah tampan pria yang ada di hadapannya. Tanpa sadar tangannya menyentuh wajah suaminya. Wajah tampan yang bak pahatan sempurna itu, membuat Luna tidak bisa menahan keinginannnya. Jari tangannya bergerak menyusuri lekuk wajah sang suami, layaknya sedang menggambar pada sebuah kanvas. Kenzo sebisa mungkin menahan gerakan jemari lentik sang istri yang bergerak halus dari alis, hidung, dan berakhir di bibir. Lagi-lagi dia tidak bisa menahan keinginannya. Bibir pink alami milik sang suami membuatnya terpesona, sehingga ingin merasakan kembali sentuhan kenyal dari bibir tersebut. Perlahan wajah Luna bergerak mendekati wajah suaminya, seolah se

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 102 Antara Percaya dan Tidak

    Ranjang di kamar tersebut berantakan. Kain berwarna putih yang menutupi ranjang tersebut menjadi kusut, sehingga membuat Serena berpikiran buruk pada si pemilik kamar dan suaminya. Kemudian dia melihat piring dan gelas bekas yang sudah kosong."Apa-apaan ini?!" ujarnya sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Apa yang sudah mereka lakukan?!" sambungnya dengan menatap marah pada ranjang yang ada di hadapannya.Matanya kembali menyusuri kamar berukuran kecil yang sangat anti untuk dimasukinya. Dia kembali kesal, karena tidak menemukan apa yang dicarinya. Dengan kemarahan yang telah merajai hatinya, Serena keluar dari kamar tersebut untuk mencari suaminya.Pikirannya kalut, bayangan antara madunya bersama dengan sang suami yang sedang bersenang-senang dalam kamar tersebut, senantiasa mengganggunya. Terlebih lagi si pemilik kamar dan juga suaminya tidak ada dalam kamar yang didatanginya."Ke mana mereka sebenarnya?""Apa mereka berdua sedang bersama?"Pertanyaan-pertanyaan itu han

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 101 Di Dalam Kamar

    "Tuan, kamarnya sudah siap. Apa ada hal lain lagi yang perlu saya bantu?" tanya seorang wanita dengan suara serak khas nenek-nenek.Kenzo menoleh ke arah sumber suara, dan tersenyum pada sosok wanita tua yang sedang berdiri di depan pintu."Terima kasih, Nek. Setelah Luna menghabiskan semua makanan, buah-buahan dan susunya, saya akan membawanya ke sana.""Ke mana?" tanya Luna penasaran.Kenzo tersenyum pada sang istri, dan menyuapkan makanan yang ada di piring."Habiskan dulu makanannya. Setelah itu, aku akan memberitahukan sesuatu padamu," tutur Kenzo yang dengan telaten menyuapi sang istri.Wanita tua tersebut berjalan menghampiri mereka, dan menunduk tepat di samping tuannya yang sudah dianggap cucunya sendiri."Apa Nenek perlu membawakan semua pakaian Luna ke kamar yang akan ditempatinya?" bisik sang nenek di telinga Kenzo.Luna memperhatikan mereka berdua yang terlihat seolah sedang menyembunyikan sesuatu. "Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya sembari menatap suaminya dan

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 100 Ketulusan Hati

    Luna memegang tangan suaminya yang sedang menyentuh wajahnya. "Jangan ambil anakku!" serunya dengan mata terpejam.Seketika Kenzo terhenyak, dan memegang tangan sang istri yang masih dalam kondisi matanya terpejam. "Sayang, ada apa?" tanyanya dengan lembut."Pergi!" seru Luna seraya menarik tangannya dari genggaman suaminya.Namun, Kenzo tidak menyerah begitu saja. Dia tidak terima diperlakukan seperti itu oleh istri keduanya yang kini telah mempunyai tempat tersendiri dalam hatinya. Kenzo meraih kembali tangan sang istri, dan memegangnya dengan sangat erat. "Pergi dari sini!" seru Luna kembali dengan mata terpejam, sembari berusaha melepaskan tangannya dari genggaman suaminya."Sayang, ini aku, Kenzo, suamimu!" ucap Kenzo dengan tegas, berusaha untuk menyadarkan sang istri.Mendengar nama sang suami, Luna semakin memberontak. Dia tidak hanya berusaha untuk melepaskan tangannya, tapi dia juga berusaha untuk menyingkirkan sang suami yang semakin menempel padanya."Pergi!""Jangan ga

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 99 Jangan Ambil Anakku

    "Tidurlah. Istirahatkan tubuh dan pikiranmu," tutur Carla sambil menyelimuti Luna yang terbaring di ranjangnya.Luna memaksakan senyumnya, dan memegang tangan Carla yang selimutnya. "Terima kasih, Carla. Kamu selalu ada untukku, meskipun aku tahu jika kamu tidak memihak ku," ucap Luna dengan lemah."Apa maksudmu, Luna?!" tanya Carla dengan menunjukkan ekspresi marahnya.Luna memaksakan senyumnya yang terlihat sangat lemah. Wanita yang sedang hamil itu menggeleng lemah, seolah tidak bertenaga.Carla menghela nafasnya melihat istri kedua saudara tirinya yang terlihat begitu menyedihkan. Dia duduk di tepi ranjang, dan memegang tangan Luna."Aku tidak memihak siapa pun. Tidak memihak Serena atau pun kamu. Aku hanya memihak pada kebenaran," tuturnya dengan serius.Luna hanya diam, tidak berkomentar apa pun untuk menanggapi perkataan saudara tiri suaminya. Dia tidak memiliki banyak tenaga untuk melakukan apa pun saat ini. Yang bisa dilakukannya hanyalah memejamkan matanya."Kamu harus ber

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 98 Dua Garis Merah

    Kenzo berdiri mematung, dan menatap tidak percaya pada istri pertamanya. Mata Serena yang berbinar seolah memberitahukan pada semua orang bahwa betapa bahagianya dia saat ini."Sayang! Kenapa kamu diam saja?" tanya Serena sambil berjalan menghampirinya.Luna pun merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Hatinya bergejolak. Ada rasa takut yang membuat air matanya menetes dengan sendirinya.'Bagaimana ini? Bagaimana jika Nyonya Serena benar-benar hamil? Apa aku dan bayi yang ada dalam kandunganku ini akan ditendang dari sini? Apa Dokter Kenzo akan membuang kami?' "Hamil? Benarkah kamu sedang hamil, Serena?" tanya Carla dari tempatnya berdiri.Serena berdiri di hadapan suaminya. Dia memutar badannya untuk menghadap orang yang telah bertanya padanya."Benar, Carla. Aku sedang hamil. Di sini, ada anak kami. Bayi ini adalah hasil dari buah cintaku dan Kenzo," jawabnya sembari mengusap lembut perutnya, dan tersenyum pada saudara tiri suaminya.Kemudian dia kembali membalikkan badann

  • Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa   Bab 97 Aku Hamil

    Kenzo meraih tubuh istri kecilnya, dan membawanya dalam pelukan. Hatinya sungguh sakit melihat sang istri yang sedang mengandung, sedang bersedih hingga memerlukan bantuan seorang psikiater. "Sayang, tenanglah. Kamu baik-baik saja. Ada aku yang akan selalu menemanimu. Lebih baik sekarang kita pulang, agar kamu bisa beristirahat dan kesehatanmu bisa pulih kembali," tutur Kenzo sambil memeluk erat sang istri.Carla menatap iba pada istri kedua saudara tirinya yang sudah dianggap sebagai adiknya. Terlebih lagi di saat dia melihat wanita yang dipanggil Luna dengan panggilan ibu. 'Aku harus bersyukur dengan keadaanku. Meskipun kedua orang tuaku berpisah, aku masih mempunyai keluarga Matteo yang sangat baik padaku,' batinnya yang bisa merasakan kerasnya kehidupan Luna.Kenzo mendorong kursi roda yang dinaiki oleh istri keduanya. Dalam pikirannya saat ini bagaikan benang kusut yang belum bisa diurai olehnya. Butuh waktu dan kesabaran ekstra untuk mengurainya, agar bisa kembali lurus sepert

DMCA.com Protection Status