Share

Ku Ingin Pisah

Abang Brayen langsung mundur, sementara daddy menarik tanganku untuk masuk mobil.

"Ingat, dia bukan muhrimmu!" tegas daddy lagi.

"Siap, Dad. Jangan marah gitu."

"Jangan cari kesempatan kembali sama dia," sambung daddy lagi.

Selama perjalanan aku terus menitikkan air mata. Aku justru sama sekali tidak mengingat abang Brayen. Dipikiranku hanya Aksen, tidak menyangka gagal untuk kedua kalinya. Aku yakin tidak ada wanita yang ingin gagal apalagi ini untuk kedua kalinya. Mengapa masalah asmara aku selalu gagal, semesta sepertinya tidak berpihak padaku. Rasanya sangat menyakitkan harus menerima kenyataan in. Aksen yang kuharapkan, nyatanya juga berkhianat.

“Keluarkan saja tangismu, Nak.”

“Daddy ….”

“Menangislah, jika itu yang membuatmu tenang.” Pecah juga tangisku di dalam mobil, daddy hanya menenangkanku. Sesak rasanya, sangat sesak.

“Maafkan putrimu ini, Dad.”

“Daddy yang minta maaf, Nak.”

“Daddy yang memaksamu menikah dengannya. Ini salah daddy, Nak.”

"Daddy tidak pernah salah, mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Elis Yuningsihl
penasarannya terlalu lama
goodnovel comment avatar
Fakhrul Rhyah
lanjut terus, bikin cerita yg lebih seru
goodnovel comment avatar
Humaira
belum up thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status