Share

Dilema

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 06:00:00

Dokter Rayyandra tidak membalas pertanyaanku. Namun, tangannya memaksaku mengmbil kartu namanya. Pandangannya terus ke Daddy dan bunda. Aku jadi penasaran dengan dokter Rayyandra ini.

Dia kembali ke tempat duduknya. Sementara aku menuju mobil. Daddy dan bunda sudah masuk lebih dulu. Suasana kembali hening. Daddy mengajarkan jika bunda kambuh, kami tidak boleh terlalu cerewet biarkan bunda mengendalikan emosinya terlebih dahulu. Itu yang selalu diajarkan bunda. Mobil melaju dengan keheningan. Daddy terus memeluk bunda yang air matanya terus mengalir tanpa henti. Kasih sayang seorang ibu sambung meski anak sambungnya telah tiada masih dirindukan.

"Dokter itu bilang apa, nak?" tanya bunda tiba-tiba.

"Bunda diminta ke prakteknya untuk diperiksa."

"Dia dokter kejiwaan, Shaka?" tanya Daddy.

"Iya, Dad." Aku hanya menjawab dengan singkat.

Daddy terlihat berpikir.

"Bunda, jangan sedih. Bagaimana Shaka mau punya istri jika bunda sedih terus," u

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ognindi Wingky
kl ku bil Emaknya saka LEEEBAAAY tingkat dewa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Antara Ana dan Alifa

    Cukup lama aku berfikir di kamar, wajah dokter Ana yang begitu rupawan membuatku tidak bisa tidur. Wajah yang begitu adem kurasa sungguh langka melihat wanita seperti dia. Namun, mengapa baru pertama kali sudah dicampakkan begitu saja olehnya.Namun, foto Alifa juga tak kalah menarik membuatku tidak tenang. Mengapa dia hadir setelah kami melamar dokter Ana. Bagaimana jika dokter Ana menerima lamaranku. Ah, rasanya dilema.Bunda datang ke kamarku. Dia duduk di tepi ranjang. Aku merasa bunda saat ini lebih tenang dari sebelumnya."Kepikiran dokter Ana, nak?" Tanya bunda.Aku hanya tersenyum, bahagia rasanya bunda berbicara dari hati ke hati seperti dulu. Walau aku belum berani cerita tentang Alifa. Meski hatiku sebenarnya lebih cenderung ke Alifa karena sadar diri dengan status dokter Ana."Bunda sehat?" tanyaku balik."Sehat seperti yang Shalat lihat. Entah mengapa setelah melihat dokter itu bunda seperti sehat kembali," jawabnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Pesona Istri Dari Desa   Pertemuan dengan Alifa

    Berangkat ke kantor dengan perasaan tidak menentu. Bunda yang ingin segera melihatku menikah sungguh membuatku terus memikirkannya. Dalam pikiranku hanya satu, ingin melihat bunda sehat, itu saja.Apa dulu daddy merasakan hal yang sama ketika akan menikah dengan bunda? Jujur pusing aku memikirkan semua ini. Memikirkan wanita saja membuat kepalaku begitu mumet. Apalagi ditambah kehadiran Alifa yang membuatku semakin dilema.Sampai di kantor aku langsung membuka laporan untuk meeting hari ini. Kami akan bertemu dengan beberapa perusahaan untuk membicarakan mega proyek. Di kantor memang aku seperti arjunanya. Banyak karyawan perempuan yang ingin memikatku. Sayangnya aku tidak tertarik sama sekali. Entah mengapa aku lebih menyukai pekerjaan daripada rasa yang tidak menentu. Namun, Ana? Lalu kehadiran Alifa membuat konsentrasiku pudar."Tumben telat," ucap sekertaris sekaligus sahabatku waktu kuliah. Aku memilih sekertaris laki-laki agar tidak canggung ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Pesona Istri Dari Desa   Karyawan Bar-Bar

    Alifa begitu lancar menyampaikan persentasinya. Terlihat sekali ambisinya untuk mendapatkan proyek ini. Namun, satu hal yang dia belum paham bahwa dalam bisnis kita juga harus melihat peluang dari lawan kita. Itu yang aku pelajari beberapa tahun terakhir ini. Kecerdasan dan ketangkasan harus nomor satu."Persentasi yang dilakukan oleh ibu Alifa memang sangat menarik. Namun, satu hal yang dia belum tampilkan bahawa lokasi project disana itu bisa dikatakan rawan banjir dan longsor. Selain view yang menarik kita harus survey lokasi dulu dan saya sendiri pernah ke lokasi tersebut dan menanyakan langsung ke warga bahwa posisi disana seringkali banyak tragedi alam. Harusnya ibu Alifa dan pimpinan melihat langsung dan menanyakan ke warga bagaimana lokasi tersebut."Alifa dan bosnya diam. Dia kalah satu langkah padahal dari segi semuanya kurasa dia terbaik pada pertemuan kali ini."Itulah yang menyebabkan saya memilih Sembalun sebagai tempat pembangunan hotel karena Dad

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Pesona Istri Dari Desa   Si Gendis

    "Kamu beneran mau nikah dengan bos ini? kalau dia masih muda, bagaimana?" tanya si Arya. Perutnya terus dipegang. Pengen namplok ini orang dia ikut mengerjaiku."Iya, tapi sayangnya bosnya botak, kecil, hitam kayak gitu siapa mau," bisiknya. Ya Allah ini anak polos atau bagaimana. Perusahaan sebesar ini dia tidak tahu siapa bosnya."Umurmu berapa tahun?" tanya si Arya lagi. Jangan tanya wajah si Gendis ini, dia begitu manis dan mata sipitnya mirip artis Korea Song Hye Kyo."Masih 23 aku baru lulus kuliah, sayangnya aku tidak seberuntung mereka yang punya orang tua lengkap, aku hidup sebatang kara yang sangat sulit cari uang," jawabnya."Tenang saja, ada pangeran yang akan mendengar keluhanmu.""Tak meski pangeran, karena di drama korea sudah biasa aku lihat pangeran-pangeran yang tampan," jawabnya dengan polos. Astaga, kenapa pula aku mendengar ini gadis. Si Arya juga bisa-bisanya dia meladeni ini gadis."O, ya, lalu kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Pesona Istri Dari Desa   Mumet

    Setelah adegan lempar penghapus, aku kembali berkutat ke laporan. Si Gendis benar-benar hiburan bagiku. Syukurnya dia tidak menyadari kalau tidak, aku juga tidak yakin dia malu sendiri. Ponsel berdering, Monica menelponku. "Bang, jam berapa pulang?" tanyanya. Tumben-tumbennya dia menanyakanku pulang, biasanya ini anak cuek sekali. "Banyak sekali kerjaan, dek. Malam kayaknya." "Pulang sore. Titik." Idiih, ini anak pemaksaan sekali. "Kerjaan masih banyak dek, masak abang tinggalkan." "Pokoknya abang pulang sore paling lama jam enam," jawabnya. Dia langsung menutup ponselnya. Kek bayi saja ini anak. Aku melihat ditanganku, sebentar lagi salat ashar. Jam kantor berakhir pukul 16. 30. Aku harus bereskan pekerjaan sampai sore agar tidak kena omelan oleh Monica. ***Kali ini aku memilih salat ashar di mushola perusahaan. Salah satu hal yang tidak pernah aku tinggalkan adalah salat lima waktu, itu dulu pesan bunda. Mau seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Pesona Istri Dari Desa   Cari Calon Istri

    Setelah berbisik tanpa merasa bersalah, si Gendis berlalu begitu saja. Dia meninggalkanku dengan Ana di halte. Kurasa rumahnya anak itu dekat sini hingga tak perlu memerlukan kendaraan lagi, dia santai pulang berjalan kaki."Katanya abang tidak punya kenalan, tapi wanita yang tadi?" tanyanya."Dia bukan siapa-siapa Ana, aku bertemu di bis, tapi dia memang karyawan di kantor. Cuma dia tidak tahu jika aku ....." Aku menjeda ucapanku."Tidak tahu jika abang bosnya 'kan," ucapnya sambil tersenyum. Baru pertama kali kulihat dia begitu manis."Begitulah ....""Yang kayak begitu bisanya bisa dijadikan pasaanga." Aku mendengar itu seperti kata-kata penolakan olehnya. Penolakan agar aku segera mencari yang lain.Hingga Irwan datang membuyarkan pembicaraan kami."Tuan, mobil sudah saya siapkan, apa kita langsung pulang? Nona Monica menelponku bertanya tuan ada dimana," jelas Irwan begitu sopan."Mau ikut, Ana?" tanyaku."Aku ada p

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Pesona Istri Dari Desa   Dilema

    Malam ini aku tidak bisa tidur nyenyak memikirkan ucapan bunda. Beginilah nasib jomlo sepanjang masa. Sebenarnya bukan tidak mau pacaran, tapi sangat merepotkan kurasa yang namanya jatuh cinta ini. Apalagi kebanyakan dari mereka hanya melihat apa yang aku punya, bukan apa yang sedang dirasakan. Mungkin dari segi harta aku bisa berikan. Namun, bagaimana dengan hatiku apa aku bisa membahagiakannya. Gendis? Wanita itu jujur bukan list kriteriaku. Dia terlalu bar-bar menurutku. ***Pagi menyapa membuatku lebih semangat untuk bekerja. Kali ini aku harus mencari pendapat si Arya. Jika kepepet berarti aku harus menemui si Gendis. Gadis yang sebenarnya bukan list kriteriaku. "Bang, pagi amat?" tanya Monica yang heran melihatku. Bukan apa-apa aku hanya ingin menghindari bunda dan daddy yang akan banyak pertanyaannya dengan gadis yang kusuka, padahal kenyataan orangnya tidak ada. "Shaka, kalau bisa makan siang di rumah. Daddy sudah hubungi Arya agar pekerjaanmu hari

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Pesona Istri Dari Desa   Pertemuan dengan Dokter Ana

    Kutinggalkan si Toni dan Gendis yang terus menatapku tidak percaya. Sisanya Arya yang akan membereskan. Semua menatapku dengan senyum memgembang karena si Toni hanya akan tinggal kenangan.Aku kembali meilhat di pergelangan tangan masih jam 11 siang. Secepatnya aku harus segera membereskan pekerjaan ini. Namun, lagi-lagi ada saja yang menganggu. "Kalau lihat tuan Shaka tadi persis adegan drama korea, seru!" Siapa lagi yang teriak kalau bukan si Arya. "Memang si botak itu harus diberi pelajaran. Trending saat ini semua jadi tau CEO nya adalah Shaka Adytama." Si Arya ceramah panjang kali lebar.Selama ini aku memang tidak pernah mengumumkan diri. Aku juga hanya pakai nama Adytama ketika di perusahaan, Shaka hanya untuk orang-orang tertentu ini guna kestabilan perusahaan karena aku masih muda bagi kalangan bisnis. Hanya beberapa orang yang tahu, aku juga malas jika banyak yang tahu siapa aku. Yang sedikit saja banyak yang cari perhatian apalagi lebih banyak lagi."Arya, apa benar kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Dasar Aneh

    Aku tak henti tersenyum hingga tak terasa kami sampai rumah. Benar-benar tidak bisa diprediksi itu orang. Bisa-bisanya dia berubah dalam sekejap. Dasar aneh!"Kamu kenapa, Nak? Wajahmu bersemu merah," ucap bunda. Wajah herannya tidak bisa disembunyikan."Mungkin dari pesan yang dibaca," balas daddy. Bisa-bisanya mereka ikut usil. Astagfirullaah Aku pun sendiri bingung dengan tingkah anehku."Apa, iya, dari Brayen? Bukannya tadi dia sedang berduka," sambung bunda lagi."Kamu kayak tidak tahu aja anak nakal itu, dia akan mengejar sampai dapat," balas daddy."Hooh, kayak abang, sih." Eh, kok mereka sekarang yang berdebat."Sudah sampai, Bund. Ayo kita masuk, Monica sudah lapar, apalagi lihat bunda dan Daddy berdebat makin buat Monica lapar." Mau bagaimana lagi, Daddy sama abang Brayen itu memiliki kemiripan. Itu tidak bisa dipungkiri jika mereka berdua susah ditebak.Aku hanya bisa menggelengkan kepala mengingat tingkah unik abang Brayen yang kurasa aneh. Entah mengapa jiwa usilku ngin

  • Pesona Istri Dari Desa   Kau Tak Akan Terganti

    "Maksudnya?" tanya daddy memperjelas."Dokter Brayen baru saja menangani operasi besar, kemungkinan tidak mengaktifkan ponselnya," jawab dokter yang jaga di depan IGD."Syukurlah ...." Bunda ikut lega karena prasangka dari Arvian tidak benar.Sekarang aku yang panik karena ponselku terus bergetar karena pesan dari abang Brayen. Ya Allah, habis aku setelah ini."Arvian cari ayah dulu, Opa," kata Arvian."Iya, cucu eyang yang panikan," balas bunda. Dari masalah ini kami jadi paham jika Arvian selama ini menyimpan luka yang tidak kami sadari. Dia begitu menyanyangi ayahnya-Abang Brayen."Mon kamu mau kemana?" tanya bunda yang melihatku berbalik arah, sebenarnya mau kabur karena pesan yang kukirim pada abang Brayen pasti akan ditagih."Pulang, Bund.""Oh ....""Ayo kita pulang, biarkan Arvian bersama ayahnya," balas daddy."Abang tidak menemui anak nakalnya." Bunda ternyata iseng juga sama daddy. Melihat daddy salah tingkah membuat aku ikut tertawa juga. Lucu ekspresi daddy."Bunda iseng

  • Pesona Istri Dari Desa   Bikin Panik!

    "Maksudmu diantar Brayen?" tanya bunda dengan penuh senyuman. Kenapa bunda bahagia? Daddy juga tidak terlihat marah. Apa aku tidak salah lihat, sementara Arvian balik dan tidak berucap. Aneh kulihat oang-orang."Iya, Bund. Dia maksa mau antar pulang," balasku jujur."Tapi kamu mau," balas daddy menatapku."Dipaksa, Dad." "Bilang saja kamu bahagia diantar oleh si anak nakal itu," sambung daddy. Kenapa aku bahagia mendengar omelan daddy. Anak nakal itu seperti ungkapan kerinduan."Abang gak marah?" tanya bunda heran. Jangankan bunda, aku pun sangat heran."Kita sudah cukup tua untuk sakit hati, biarkan mereka yang menentukan apa yang terbaik bagi mereka." Ha? Apa aku gak salah dengar daddy Reza mengatakan hal tersebut."Wow, menyala abang Reza," sahut bunda. Ada yang menghangat di hatiku, ini tidak mimpi 'kan? semua seperti mendukung kami bersama."Jangan senyum-senyum sendiri, Mon," sambung daddy.Tu kan, semua isi pikiranku hanyalah khayalan semata. Aku tetap sadar diri agar tidak te

  • Pesona Istri Dari Desa   Jujurlah

    Ternyata abang Brayen tidak mau menyerah, dia mengikutiku dari belakang. Tanpa ragu dia bahkan menarik tanganku ke mobilnya. Aku yang ingin melepas diri, kalah dengan tangannya yang begitu kekar. "Biar nanti mobilnya diantar pak sopir saja," katanya enteng."Apa semua wanita begini menyusahkan," katanya lagi. Dia nampak sebal melihat Nugroho mendekatiku. Wajah cemburunya tidak bisa di sembunyikan."Mau kemana?" tanyaku spontan."Aku antar pulang, Daddy sudah menunggumu sejak tadi.""Maksudnya?" apa benar daddy menungguku. Darimana dia tahu. Bisa saja ini hanya akal-akalanya saja agar bisa mendekatiku."Kenapa heran begitu, bukannya kami berdua sama-sama tukang intip," balasnya sambil terkekeh.Dengan santainya dia menyetir, aku dibuat bingung sendiri dengan tingkahnya. Walau entah mengapa ada yang terasa hangat di hatiku. "Singkirkan pikiranmu bisa mencari laki-laki yang lain selain aku," katanya lagi. Kali ini nada bicaranya lebih intens. Ada ketegangan di wajahnya seperti sangat s

  • Pesona Istri Dari Desa   Beri Aku Kesempatan

    Dia terus menatapku membuatku salah tingkah. Dengan entengnya dia minum kopi yang aku pesan. Benar-benar meresahkan. Aku hanya bisa menunduk, tidak berani menatap wajahnya."Sejak kapan dokter Monica bisa minum kopi?" tanyanya lagi. Aku hanya bisa menunduk, tak kuat hanya sekedar memandangnya. Apa rasa ini tumbuh kembali? Mengingat dia jauh lebih fresh, serta hidupnya kulihat lebih teratur."Kenapa tidak berani memandangku?" tanyanya dengan santai. Cemilan yang bahkan kupesan ikut serta dia makan. Aku terus menarik napas agar bisa mengendalikan diri."Apa kerjaan dokter yang dikatakan hebat ini suka ngintip?" tanyaku. Aku tak mau kalah."Kalau bisa aku akan mengintipmu setiap saat, Sayang." Duh, kenapa dia menatapku seperti itu.Aku bangkit dan beranjak dari tempat duduk, tapi abang Brayen langsung menahanku. Mata kami beradu, dia bahkan menatapku dengan lekat."Mau kemana?" tanyanya."Mau kembali ke rumah sakit, gara-gara kalian hidupku tidak tenang, tidak daddy, anda pun demikian.

  • Pesona Istri Dari Desa   Suka Ngintip?

    "Apa tidak salah dokter mau bekerja sama dengan hospital group, mengingat Perusahaan Adytama salah satu perusahaan terbesar di kota ini.""Tidak masalah, Bu. Yang punya kan daddy saya, sementara saya baru merintis." "Oh, baiklah."Ini bukan sekali dua kali ketika pertemuan mereka terlihat heran, tapi sebenarnya aku sengaja membuka identitasku di depan dokter Ika karena aku melihat dia membuka identitasnya waktu berkenalan. Sebagai pembisnis daddy selalu mengajarkan untuk tidak boleh terlihat lemah. Apalagi seperti orang yang heran dengan kekayaan atau kesuksesan orang lain, meski kita terlihat sederhana, tetapi harus tetap untuk menjaga pembawaan diri agar disegani oleh rival. Ini yang aku pegang, ketika menemukan sosok seperti dokter Ika, maka aku pun tidak boleh menunjukkan kelemahan di hadapan dia."Mari kita mulai, Dok," sambungnya.Setelah panjang lebar kami berkomunikasi akhirnya kami menemukan kesimpulan. Kami juga sepakat membangun kerja sama kedepannya. Fokus dengan tujuan,

  • Pesona Istri Dari Desa   Apa Aku Orang Yang Beruntung?

    Semalaman aku berpikir keras, amarah daddy masih nampak jelas di depanku. Kurasa itu sangat wajar, orang tua mana yang mau melihat anaknya susah untuk kedua kalinya. Aku pun heran bahkan sekian tahun berganti mengapa harus dia? Mengapa dia masih bertahta padahal kesalahannya begitu fatal. Harusnya aku menyadari bahwa dinding diantara kami begitu tinggi dan kokoh, bahkan aku sadar di kehidupan kedua pun tak ada yang merestui hubungan kami. "Monica, bunda boleh masuk?" tanya bunda yang sedang mengetuk pintu kamarku. "Boleh, Bund. Monica tidak menguncinya."Bunda masuk lalu mengajakku bicara, nampak sekali bunda terlihat cemas melihatku. Apakah aku terus yang akan membuat hatinya terluka? Tanpa berbicara pun, bunda paham dengan apa yang aku rasakan. "Apa ucapan daddy mengganggumu?" tanya bunda. "Gak, Bund. Menurutku itu hal wajar sebagai orang tua. Aku pun sebagai orang tua akan bersikap demikian jika membuat hati anakku sakit.""Apa susah bagimu melupakan cinta pertamamu?" tanya b

  • Pesona Istri Dari Desa   Sepertinya Tak ada Harapan

    Ada hangat dalam hati ini yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, setidaknya aku punya harapan bersamanya lagi tanpa merebut dia dari Aksen. Setitik asa mulai terlihat untuk mengulang kembali di masa depan bersamanya. Wajahnya bahkan senyumnya begitu candu bagiku. Aku rasa ini yang dinamakan cinta yang berbalik padaku, wanita yang pernah menjadi adik angkatku itu membuat hidupku berubah drastis. Apa aku serakah dengan perasaan ini? Walau jujur aku bahagia bisa melihatnya lebih dekat tanpa takut dia milik orang lain."Kenapa melamun begitu?" tanya Aksen tiba-tiba sudah ada di rumah sakit.Dia memang laki-laki tak terduga, kadang aku berpikir kenapa ada laki-laki sebaik dia. Meski aku pernah berkelahi dengannya tak sedikit pun dia membalas, dia justru selalu membantuku dalam diam. Hatinya seluas samudera yang kadang membuatku malu sendiri. Walau jujur aku heran dia belum memiliki keturunan bersama Monica."Sejak kapan di Indo?" tanyaku balik."Sudah seminggu ini," balasnya."Kenapa

DMCA.com Protection Status