Share

Apakah Itu Benar?

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 22:53:34

Setelah kepulangan Monica, Nina dan Reza duduk berdua. Terlihat Nina begitu gelisah melihat pernikahan putrinya yang kedua. Ada rasa takut jika Monica gagal untuk kedua kalinya.

"Apa ini karma bagiku, Bang. Anak kita Monica sedang ada masalah lagi." Reza yang mendengar penuturan istrinya langsung merangkul Nina.

"Tidak ada karma sayang, tidak boleh berpikir begitu," jawab Reza yang menenangkan istrinya.

"Tapi kenapa Monic bertemu dengan orang yang hampir sama, orang tua mana yang tidak sedih."

"Sayang, tetaplah berprasangka Baik, abang yakin Aksen itu pria yang Baik, meski dia ada kekurangan sampai saat ini belum ada keturunan."

"Terus mengapa Brayen masih mengganggu Monica, dia memperkeruh suasana lagi."

"Maksudnya?" tanya Reza penasaran. Dia melepas rangkulan Nina karena penasaran keadaa Monica.

"Brayen masih menyebar berita yang tidak benar, Monica cerita dia titip pesan pada Mona."

"Titip pesan apa, Bund?" kembali Reza bertanya.

"Agar Monica berhati-hati dengan Aksen, tidak mu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Shanna Shan
aku suka sangat2
goodnovel comment avatar
Nina Widodo
lama update nya.jadi ga tambung ceritanya udah lupa
goodnovel comment avatar
Humaira
seru sekaliii
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Lelah Dengan Pikiran Ini

    "Maafkan aku, Bang." "Aku yang salah, bukan kamu," jawabnya."Jangan terlalu baik," balasku polos."Hm, apa aku berlebihan? Aku merasa justru jahat padamu," jawab Aksen."Itu yang membuatku ragu padamu." Sayangnya ucapan itu hanya bisa kuungkapkan di dalam hati. Selama perjalanan pikiranku masih tak jelas. Semua seperti berkelana di pikiranku. Apa aku ragu dengan Aksen? Entahlah, tapi jujur hatiku dilema dibuat olehnya. Sesampai di rumah, Aksen tak henti menggodaku. Seperti orang yang sedang dilanda kasmaran. Aku akui dia memang pandai merayu, justru yang menjadi masalah adalah hati ini yang masih tak tenang.“Apa istri abang mau datang bulan? Moodnya terlihat kacau sekali,” ucap Aksen yang terus menggodaku.“Sepertinya,” jawabku yang ikut menggodanya. Sebagai wanita yang memiliki suami, tentu aku berharap memiliki keturunan. Namun, kenyataannya belum ada tanda-tanda aku hamil. "Apa kita bulan madu lagi?" tanya Aksen yang duduk di sampingku."Kita ke Bali," jawabnya sambil tidur

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Pesona Istri Dari Desa   Jujur, Aku Takut!

    Bangun tidur aku tidak melihat Aksen di sampingku, di ruang tamu pun tidak ada. Sepertinya tidurku begitu nyenyak sampai tidak tahu kemana perginya Aksen.“Dimana Aksen?” tanyaku penasaran kepada asisten yang stay di rumah.Jangan tanya berapa banyak pengawalan di rumah ini. Walau sudah terbiasa dengan pengawalan ketika bersama daddy dan bunda. Namun, aku rasa Aksen semakin berlebihan belakangan ini. Apakah ini yang namanya posesif? “Maksudnya tuan Aksen?” tanya asistennya, sengaja dia perjelas agar aku memanggil Aksen dengan sebutan tuan. Makin aneh kurasa!“Hooh,” jawabku sedikit ketus."Dimana tuanmu?" tanyaku lagi. Aku juga heran kenapa sikapku ikut berubah. Apa karena pikiranku sudah teracuni dengan sikap Aksen yang palying victim?"I ...itu, Nyonya.""Itu kenapa?" tanyaku balik."Aksen kemana?" tanyaku lagi.Terlihat sekali asistennya sedikit panik. Semakin ke sini aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada Aksen. Tidak Aksen, tidak pula Brayen. Apa sesulit ini mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Pesona Istri Dari Desa   Apa Aku Salah?

    Apa aku salah?"Mau kemana?" tanya Aksen yang wajahnya berubah lebih kalem. Aku mundur teratur, menarik napas tidak percaya jika wajah Aksen tadi kurasa begitu menyeramkan. Apa dia memiliki dua kepribadian?"Aku mau keluar, Bang. Bosan di rumah terus.""Ponselnya mati?" tanyanya lagi. Dia bahkan tahu jika aku tidk membawa ponsel. Dengan spontan, aku sengaja mencari ponsel di dalam tas dengan adegan seperti orang kelupaan."Ponselnya ternyata kelupaan, Bang," balasku sembari tersenyum. "Lalu supir di luar?" tanyanya kembali. Duuh, bagaimana lagi, nih."Katanya dari abang Shaka," sambungnya."Iya, abang Shaka memintaku ke rumah kak Gendhis. Aku terima saja karena bosan di rumah." Alasanku tidak jelas, semoga dia tidak curiga."Kalau gitu aku ikut, ya, aku temani.""Abang baru pulang, pasti capek," jawabku tidak mau kalah.Aksen diam sejenak, entah dia pulang karena aku mau keluar atau memang waktunya pulang. Mengapa aku jadi bergidik ngeri. Rasa takut menjalar di tubuhku."Mita ambilk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Pesona Istri Dari Desa   Tidak Mungkin

    “Baik, Bang,” jawabku singkat.Tatapan kami sempat beradu, ya Allah benar-benar meresahkan. Apa dia sengaja pamer bahwa dia baik-baik saja. “Alhamdulillah,” jawabnya. Aku dan abang Brayen benar-benar kikuk. Astagfirullah, ini tidak boleh terjadi, aku harus menata hatiku. Walau bagaimana pun aku sudah memiliki suami.“Silahkan duduk, Dek,” ucap abang Shaka.Aku pun duduk ditempat yang disediakan. Sebenarnya ingin kutanyakan bagaimana kabar Arvian. Namun, kutahan karena abang Shaka sepertinya langsung ke intinya.“Kita jangan terlalu lama di sini, karena Aksen pasti akan menyusul ke sini jika Monica terlalu lama.”Abang Shaka segera membuka pertemuan walau aku terus menunduk karena merasa diperhatikan oleh abang Brayen. Tatapannya bahkan menyentuh sampai di dasar yang paling dalam di hatiku. “Ini mengenai misi kita sebagai anak daddy dan bunda,” kata abang Shaka. Maksudnya? apa ini ada kaitannya dengan Aksen? Atau kami mau adakan surprise dengan daddy? Ya Allah kenapa hatiku tak ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Pesona Istri Dari Desa   Menjalankan Misi

    Rasanya tidak percaya mendengar kenyataan ini. Menjadi istri kedua Aksen? Sulit, ini terlalu sulit bagiku. Tanpa pamitan, aku keluar dari room meeting ini. Kak Gendhis sempat menahanku, tapi aku tak peduli. Semua rasa menjadi satu di hatiku. Lebih tepatnya rasa tidak percaya jika Aksen selama ini berkhianat.Sesampai di loby aku dikejutkan dengan kehadiran Aksen yang sudah menungguku diluar. Seperti biasa tampilannya benar-benar casual. “Sayang ….” Dia langsung berlari memelukku. Kulihat abang Brayen mundur melihatku yang dipeluk Aksen. “Are you okay?” tanya Aksen lagi. Aku hanya mengangguk, untung saja aku menghapus air mata sebelum ke loby. Kalau tidak Aksen pasti lebih curiga.“Ada masalah?” tanyanya lagi.Kalau dulu memang aku baper mendengar Aksen merayuku seperti ini. Namun, kali ini aku merasa seperti bersama penghianat yang sedang mulai bereaksi. Entah apa motifnya sampai menjadikanku yang kedua. Aku bahkan mengira aku wanita yang paling beruntung di dunia ini. Nyatanya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Pesona Istri Dari Desa   Sakit Sekali menerima kenyataan ini

    Selama perjalanan, jantungku berdetak lebih kencang. Perasaanku tak tenang, memikirkan pernikahanku yang diujung tanduk. Gagal kedua kalinya rasanya begitu menyakitkan."Tenangkan dirimu, semua cerita selalu ada hikmahnya,” ucap daddy menenangkanku.“Sayangnya cerita hidup Monica tidak seperti wanita yang lain, Dad. Penuh drama.”“Di luar sana masih banyak yang belum beruntung, Nak.”Jika bisa aku ingin menjadi orang yang beruntung dalam semua hal, aku cemburu melihat pasangan yang begitu harmonis dan awet sampai maut memisahkan. “Dad, apa teman-teman daddy juga seperti Monica?”“Maksudnya?” tanya daddy yang terdengar heran.“Apakah anak teman daddy banyak yang kayak Monica? Bukannya cerita orang kaya selalu menarik, Dad?”“Siapa bilang cerita mereka selalu indah. bBeberapa dari mereka justru memikirkan perasaan nomor sekian, lebih tepatnya sebagian dari mereka sibuk dengan bisnis, kurang bersyukur, jadi ada saja yang selalu gagal di tengah jalan.”Hidup memang seperti itu, ketika m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Juga Berhak Bahagia

    “Sayang?!” Aksen memanggilku. Nampak sekali wajahnya yang terkejut. Sementara abang Brayen melepas pelukanku.“Jangan panggil aku sayang tuan Aksen!”Mata Aksen berkaca-kaca, dia mendekat. Namun, langsung kutahan.“Jangan mendekatiku! urus istrimu itu!” Kembali aku berteriak karena Aksen ingin mendekatiku."Hebat kamu membohongiku selama setahun ini!"Dia kembali mendekat. Cuih, dia seolah tak bersalah."Satu langkah kamu mendekatiku, kupastikan akan memviralkan kamu bersama istrimu!" kembali aku berteriak, bisa-bisanya mereka membohongiku. Lebih ingin muntah rasanya mengingat aku datang ke pernikahan Olive yanh ternyata adik ipar dari Aksen.Amarahku memuncak. Aku memang lemah, tapi bukan berarti dia bisa semaunya membohongiku. Aksen langsung mundur teratur melihatku yang berteriak."Tenangkan dirimu sayang, kita bisa bicarakan baik-baik."“Baik-baik kamu bilang?""Lebih baik kamu diam. Jangan bicara apapun lagi denganku!"“Sayang ….”“Stop tuan Aksen, aku benci kamu panggil sayang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Ku Ingin Pisah

    Abang Brayen langsung mundur, sementara daddy menarik tanganku untuk masuk mobil."Ingat, dia bukan muhrimmu!" tegas daddy lagi."Siap, Dad. Jangan marah gitu.""Jangan cari kesempatan kembali sama dia," sambung daddy lagi.Selama perjalanan aku terus menitikkan air mata. Aku justru sama sekali tidak mengingat abang Brayen. Dipikiranku hanya Aksen, tidak menyangka gagal untuk kedua kalinya. Aku yakin tidak ada wanita yang ingin gagal apalagi ini untuk kedua kalinya. Mengapa masalah asmara aku selalu gagal, semesta sepertinya tidak berpihak padaku. Rasanya sangat menyakitkan harus menerima kenyataan in. Aksen yang kuharapkan, nyatanya juga berkhianat. “Keluarkan saja tangismu, Nak.”“Daddy ….”“Menangislah, jika itu yang membuatmu tenang.” Pecah juga tangisku di dalam mobil, daddy hanya menenangkanku. Sesak rasanya, sangat sesak. “Maafkan putrimu ini, Dad.”“Daddy yang minta maaf, Nak.”“Daddy yang memaksamu menikah dengannya. Ini salah daddy, Nak.”"Daddy tidak pernah salah, mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status