Share

Tidak Sadar Diri

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 06:19:18

Hari berikutnya. Karissa pergi ke rumah Aksa setelah beberapa hari ini sibuk dengan pekerjaannya. Dia sengaja datang ke rumah Aksa saat masih pagi karena siang nanti masih ada pemotretan.

Karissa sudah sampai di depan gerbang, lalu ada satpam yang menghampirinya.

“Mau ketemu Pak Aksa, Non?” tanya satpam yang sudah hafal dengan Karissa.

“Iya,” jawab Karissa, “dia belum ke kantor, kan?” tanya Karissa balik.

“Sebenarnya Tuan sudah lama tidak pulang ke rumah ini,” jawab satpam.

Dahi Karissa berkerut halus mendengar jawaban satpam. Apa maksudnya tidak pulang?

“Apa dia bilang tinggal di mana?” tanya Karissa lagi.

Satpam menggeleng menjawab pertanyaan Karissa.

Karissa berpikir jika Aksa mungkin tinggal bersama kedua orang tuanya. Dia akhirnya memutuskan pergi ke rumah orang tua Aksa.

Saat sampai di rumah orang tua Aksa, Karissa bertemu dengan Sasmita yang sedang merawat tanaman yang ada di depan teras.

“Karissa.” Sasmita tampak begitu senang melihat kedatangan Karissa.

“Bibi.” Senyum Kariss
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Owoh Lee Lea
bunuh aja dia marsha,aku dukung kamu masuk penjara..........
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
wahhh Marsha main fisik sekarang awas nyesel km ya marsha
goodnovel comment avatar
Wida
dihh Marsha gula6
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tak Nyaman Di Hati

    Saat sore hari. Aksa bersiap pulang lebih awal dari biasanya.Ilham masih ada di ruangan Aksa. Dia melihat atasannya itu baru saja mengganti baju, tetapi kali ini tidak tanya apakah Aksa mau pulang atau tidak karena takut salah bicara.Seharian ini Aksa sudah bersikap seperti biasa, jadi Ilham berusaha sebisa mungkin tidak membuat Aksa kesal lagi atau harinya terasa mencekam seperti kemarin.“Laporan tadi kirim ke alamat emailku, biar aku cek di rumah,” ucap Aksa sambil merapikan kemejanya.“Baik, Pak.” Ilham mengiakan tanpa berkomentar.Aksa memandang Ilham yang tumben tidak cerewet seperti biasa.“Kalau semua sudah dirapikan, kamu bisa pulang,” ucap Aksa lagi lalu pergi meninggalkan ruangan.Ilham lega, sangat bersyukur hari ini bisa dilewati dengan aman dan terkendali.Aksa pergi ke basement, lalu mengemudikan mobil meninggalkan perusahaan. Dia pulang melewati jalan tempat butik Alina berada, lalu melihat Alina yang juga kebetulan sedang mengunci pintu butik. Aksa menekan klakson a

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pemikiran Masing-masing

    Aksa memandang pada Alina yang sedang berjalan menuju lift. Dia menyadari jika Alina terlihat lesu, tetapi kenapa? Apa karena dahinya luka?Aksa melihat di layar ponsel nama Karissa terpampang di sana, tetapi dia tidak menjawab panggilan itu dan memilih menolaknya. Lalu Aksa malah menghubungi seseorang.“Ya.” Suara pria terdengar dari seberang panggilan.Aksa langsung bicara begitu mendengar suara orang kepercayaannya itu. “Retas keamanan Cctv di butik Alia, aku ingin tahu apa yang terjadi di butik itu hari ini. Aku kirimkan alamatnya!”“Baik.”Setelah mendengar balasan dari seberang panggilan, Aksa lalu mengakhiri panggilan dan mengirimkan alamat butik milik Alina berada. Aksa tahu kalau di butik Alina terpasang Cctv.Aksa turun dari mobil lalu masuk lift menuju ke lantai unit apartemennya berada. Saat baru saja masuk, Aksa melihat Alina yang duduk di ruang makan sedang mengobati dahinya. Sepertinya Alina tidak menyembunyikan lagi memar di dahi karena Aksa sudah melihatnya.Aksa tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Di PHP

    Alina belum tidur. Dia masih duduk diam di atas ranjang sambil memeluk bantal. Suasana hatinya begitu buruk, tetapi dia tidak tahu apa yang membuatnya begitu tak senang.“Buat apa aku kesal? Bukankah kalau Aksa mau berhubungan dengan siapa pun, bukan hakku marah? Hak dia juga mau dekat dengan siapa? Tapi kenapa aku harus sebal?”Alina menggelembungkan kedua pipi. Dia kesal pada dirinya sendiri, kenapa dia harus merasa tidak nyaman? Padahal dia sadar jika tak bisa melarang atau mengatur masalah pribadi Aksa? Ada apa dengan pemikirannya?Alina masih bingung dengan pikirannya sendiri, sampai beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu. Alina memandang ke pintu, lalu kembali terdengar suara ketukan yang membuat Alina akhirnya membuka pintu. Dia melihat Aksa berdiri di hadapannya dengan wajah datar yang membuat mood Alina semakin memburuk.“Kamu mau mengambil sesuatu?” tanya Alina dengan wajah muram.“Tidak,” jawab Aksa.Dahi Alina berkerut. Kalau tidak mau ambil sesuatu, lalu ken

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Akibat Membuat Masalah

    Siang hari berikutnya. Aksa duduk di ruang kerjanya sambil menatap ke layar ponsel. Dia sedang mengawasi rekaman kamera Cctv di butik Alina.Aksa hanya ingin memastikan tidak ada masalah lagi. Dia sekarang sedang melihat Alina yang duduk di kursi sambil menggoreskan pensil di kertas.Aksa malah seperti penguntit sekarang, dia mengawasi istrinya tanpa sepengetahuan Alia? Bagaimana jadinya kalau Alina tahu? Aksa tidak peduli, karena dia hanya ingin memastikan Alina aman. Tetapi kenapa? Kenapa Aksa peduli? Aksa mendadak aneh dengan pemikirannya sendiri.Saat Aksa masih fokus ke ponsel. Ilham masuk ruangan tanpa mengetuk pintu, asisten pribadi Aksa itu berjalan dengan ekspresi wajah panik.“Ada apa?” tanya Aksa keheranan.“Ada masalah,” jawab Ilham ketika sudah berdiri di depan meja Aksa.Ekspresi wajah Aksa langsung berubah serius.“Masalah apa?” tanya Aksa.“Saya baru saja mendapat info kalau cabang RDJ Group dibilang menjiplak proposal perusahaan lain,” ucap Ilham dengan wajah panik.Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Diminta Menjauh

    Marsha benar-benar frustasi. Kenapa dia sangat susah sekali mendapat pekerjaan. Dia keluar dari perusahaan itu dengan wajah kesal, lalu berhenti melangkah dan diam sejenak. Marsha memikirkan sesuatu. Dia akhirnya pergi dari perusahaan itu menuju ke perusahaan lain untuk meminta bantuan agar mendapat pekerjaan.Marsha menemui salah satu petinggi sebuah perusahaan yang dikenalnya.“Untuk apa kamu ke sini? Apa kamu sudah gila menemuiku di sini?” tanya pria yang ternyata manager sebuah perusahaan yang tampak takut hingga menoleh ke kanan dan kiri.“Saya butuh pekerjaan,” jawab Marsha penuh harap.Pria itu mengerutkan alis mendengar jawaban Marsha. “Lalu?”“Ya, saya mau minta tolong Anda memberi saya pekerjaan di sini. Saya yakin Anda bisa melakukannya,” ucap Marsha penuh percaya diri.“Kamu gila? Kamu menemuiku karena ingin meminta pekerjaan? Kamu sepertinya tidak waras!” Marsha terkejut malah dikatai seperti itu.“Memangnya saya salah? Saya hanya butuh pekerjaan, masa Anda tidak bisa b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Semua Gila

    “Apa?”Alina sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan Bima. Bagaimana bisa Bima bicara seperti itu? Dari mana Bima tahu?“Itu benar?” tanya Bima lagi memastikan.Alina menarik napas panjang lalu mengembuskannya pelan.“Sudah cukup, lebih baik kamu berhenti sampai di sini. Tidak usah dan jangan lagi mengurusi urusanku karena kamu tidak berhak atas itu!” Alina bicara dengan nada penegasan.Alina tidak habis pikir, kenapa Bima sangat suka mencampuri urusannya? Siapa dia sampai sibuk menginterogasi hidupnya?“Aku hanya peduli padamu,” ucap Bima.“Peduli? Aku tidak butuh itu,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sangat Pasrah

    Aksa baru saja menutup berkas yang ada di meja. Dia menengok pada arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah jam pulang, Aksa tidak pernah lagi melewatkan jam pulang setelah dirinya menikah.Saat akan berdiri untuk mengganti pakaiannya. Ponsel Aksa berdering dan nama Bams terpampang di layar.“Ada apa?” tanya Aksa begitu menjawab panggilan itu.“Saya melihat istri Anda diganggu seorang pria lalu tiba-tiba wanita yang sebelumnya mengganggunya datang dan menamparnya.”Bola mata Aksa langsung membulat mendengar ucapan Bams. Lagi? Bagaimana bisa Alina terus dianiaya? Dan, siapa pria yang dimaksud?Jika wanita yang menampar adalah Marsha, berarti pria yang dimaksud adalah Bima. Tanpa Aksa sada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Seperti Preman Saja

    Alina sangat terkejut mendengar ucapan Aksa. Kenapa suaminya itu sedikit-sedikit mau menyingkirkan orang? Dulu Bima, sekarang Marsha. Apa Aksa ini preman sampai berkata seperti itu dengan mudah?“Tidak usah, aku akan mengatasinya,” ucap Alina yang tak ingin Aksa terlibat dan terkena masalah karenanya.“Mengatasi apa? Mengatasi agar Marsha bisa semakin menganiayamu?” tanya Aksa tak habis pikir karena Alina sangat lemah, baginya.Alina memanyunkan bibir mendengar ucapan Aksa. “Kamu galak sekali?”Aksa menatap datar saat mendengar ucapan Alina.“Aku benar-benar tidak apa-apa. Lagi pula sudah biasa menghadapi Marsha yang begitu. Dulu di kampus lebih parah, dia nangis-nangis mohon bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Susah Tidur

    Jia dan Daniel saling pandang, sampai akhirnya Jia tersenyum lalu mengambil cangkir kopi untuk Daniel dan memberikan pada pria itu.“Minumlah,” ucap Jia.Daniel mengangguk. Dia menyesap kopi buatan Jia.Jia menatap pada Daniel yang sedang minum, hingga terbesit pertanyaan yang membuatnya penasaran.“Dan, kita sudah menjadi suami-istri, apa aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Jia.Daniel baru saja selesai minum. Dia menatap pada Jia, lalu meletakkan cangkir di meja.“Tanya saja,” jawab Daniel.“Jangan tersinggung, ya. Aku hanya mau tanya tanpa bermaksud apa-apa,” ujar Jia.Daniel mengangguk-angguk.“Apa penyebab kamu mandul?” tanya Jia dengan sangat hati-hati.Daniel terkejut mendengar pertanyaan Jia, tetapi dia sudah berjanji untuk menjawab.“Itu karena sperma yang dihasilkan tidak bagus, bahkan terlalu sedikit,” jawab Daniel dengan senyum getir di wajah.Jia melihat Daniel yang malu, mungkin karena jawaban itu sangat pribadi untuk Daniel. Namun, mereka sudah suami istri, sudah sewajar

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Genk Huru-hara

    Acara pernikahan Jia dan Daniel diadakan sederhana bersama keluarga. “Mama, dedeknya kok belum bisa main baleng? Kan sudah besal ini?” tanya Arlo seraya menunjuk pada anak Kaira.Alina dan Kaira menoleh bersamaan mendengar suara aduan Arlo. Mereka memandang pada anak Kaira yang ada di stroller.“Dek Disya belum bisa kalau lari-lari, terus sekarang Dek Disya ngantuk. Tuh lagi minum susu,” ujar Kaira menjelaskan karena putrinya anteng seraya minum susu dari dot.“Ah, nggak asyik. Padahal Alo mau main sama dedek. Nanti kalau dedeknya Alo kelual, pokoknya halus main, nggak boleh bobok.” Setelah mengatakan itu, Arlo berlari menyusul Anya yang sedang bermain ayunan.Alina dan Kaira sampai terkejut bersamaan, dua wanita itu sampai menggeleng pelan dengan tingkah Arlo.“Lama-lama sifat anak itu seperti ayahnya. Kalau menginginkan sesuatu, harus didapat. Keras kepala dan susah sekali diaturnya,” ucap Kaira.“Nunggu punya pawang,” balas Alina.“Dih, sekecil itu. Kayaknya kamu harus ekstra saba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pernikahan Daniel

    Saat malam hari. Arlo berada di kamar bersama Alina dan Aksa. Alina memang selalu berusaha menemani Arlo sebelum tidur, agar putranya tidak merasa kesepian atau terabaikan.“Ini dedeknya?” tanya Arlo saat melihat foto USG yang Alina berikan.“Iya,” jawab Alina.“Kok kecil sekali?” tanya Arlo seraya mengamati foto USG itu.Aksa dan Alina menahan senyum.“Iya, kan masih di dalam perut. Kalau nanti sudah keluar, dedeknya bisa besar kayak Arlo,” jawab Alina menjelaskan.Arlo mengangguk-angguk. Lalu tangan mungilnya menyentuh perut Alina.“Dedek cepat keluar, ya. Biar bisa main sama Alo.” Setelah mengatakan itu, Arlo mencium perut Alina.Alina dan Aksa saling pandang dengan seulas senyum di wajah. Mereka bersyukur karena Arlo menerima kehamilan itu dan tidak iri sama sekali.“Sekarang tidur, ya.” Alina menarik selimut. Dia dan Aksa mau berbaring di samping Arlo.“Alo mau bobok sendili,” ucap Arlo.Alina terkejut, tetapi menjelaskan, “Iya, nanti bobok sendiri. Sekarang biarkan mama dan Papa

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kalau Tega

    Aksa mengantar Alina ke rumah sakit. Dia memang meluangkan waktu menemani Alina memeriksakan kandungan karena tak mau melewatkan momen melihat tumbuh kembang calon bayi mereka.“Janinnya tumbuh sangat baik. Berat dan ukurannya sangat pas dengan usianya, jenis kelaminnya--” Dokter ingin menyebutkan jenis kelamin janin Alina, tetapi langsung dicegah.“Jangan sebutkan, Dok. Biar menjadi kejutan,” potong Alina.“Padahal aku mau tahu, Al.” Aksa sudah semangat menunggu, tetapi Alina malah menolak.“Tidak usah, pokoknya biar kejutan,” kekeh Alina.Aksa melirik pada dokter yang tersenyum.“Baiklah, saya tidak akan menyebutkan jenis kelaminnya,” ujar dokter itu.Aksa menatap kecewa pada Alina, padahal dia sudah sangat antusias.Alina hanya menahan senyum melihat suaminya kecewa.“Ingat ya, Bu Alina. Makan apa pun yang Anda mau, tidak usah memantang apa pun, selama yang dimakan bagus untuk pertumbuhan janin. Mungkin makanan kemasan, beralkohol, dan fast food saja yang saya larang,” ujar dokter p

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menyayangi Semua

    Aksa mengusap perut Alina yang lumayan besar. Seperti sudah menjadi rutinitasnya setiap malam harus menyentuh perut sang istri sebelum dia beristirahat.“Jam berapa ini? Kamu baru mau tidur?” Alina terbangun karena sentuhan Aksa.Alina sudah tidur lebih dulu karena Aksa berkata ingin menyelesaikan pekerjaan.“Tidurlah lagi, maaf kalau mengganggumu,” ucap Aksa lalu membetulkan selimut untuk menutupi tubuh Alina.Alina merangsek ke pelukan saat Aksa sudah berbaring. Dia memeluk suaminya meski sekarang terhalang perut yang agak besar.“Jangan terlalu capek bekerja, Aksa. Aku tidak mau punya suami dengan tampang tua, mata cekung karena kebanyakan begadang, padahal anak-anaknya masih kecil,” seloroh Alina seraya memejamkan mata.Aksa menahan tawa. Ada saja ucapan istrinya ini yang mampu membuat semua rasa lelah dan beban pikirannya hilang.“Tenang saja, aku akan perawatan melebihimu kalau sampai terlihat tua,” balas Aksa seraya memeluk Alina, tak lupa kecupan hangat juga didaratkan di keni

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Manja dan Dimanja

    Beberapa minggu waktu berjalan dengan cepat. Alina berada di studionya sedang mempersiapkan untuk fitting gaun Jia. Alina sudah memiliki studionya sendiri di tengah kota, dia juga mempekerjakan beberapa karyawan studio juga penjahit untuk membantunya.“Mama.” Arlo datang dan langsung berlari menghampiri Alina.Arlo baru saja pulang sekolah dijemput Jia sekalian.“Daniel belum datang?” tanya Jia.“Belum, dia bilang ada rapat dadakan, jadi mungkin akan terlambat datang,” jawab Alina.Jia mengangguk-angguk paham.“Mau mulai sekarang?” tanya Alina.Jia mengangguk. Dia ikut Alina masuk ke ruang fitting gaun, sedangkan anak-anak bermain di playground yang memang disiapkan di salah satu ruangan di studio itu.“Perutmu sudah kelihatan besar,” kata Jia.Alina melirik ke perutnya, lalu membalas, “Iya, sudah dua puluh minggu juga, kan.”Alina memberikan gaun yang dirancangnya tetapi belum selesai sempurna karena masih butuh pendapat Jia.Jia mengganti bajunya, lalu setelahnya dia berdiri di dep

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Waktu Mengubah Segalanya

    Siang itu Mirza dan Sasmita datang ke kamar inap Nenek Agni setelah menemui dokter. Mereka berkumpul untuk membahas soal kondisi Nenek Agni.“Kami sudah berkonsultasi dengan dokter fisioterapi untuk pemulihan kondisi Mama agar lekas sembuh mengingat ada pergeseran tulang di punggung,” ujar Mirza.“Mama harus sembuh dan sehat seperti sedia kala,” timpal Sasmita.Nenek Agni menatap bergantian pada Aksa dan yang lain, lalu membalas, “Tentu saja aku harus sembuh. Aku masih mau melihat cicit keduaku.”Mirza dan Sasmita terkesiap, mereka secara spontan langsung menatap pada Alina.Alina tersenyum kecil, lalu berkata, “Aku sedang hamil, Ma, Pa.”Sasmita langsung menghampiri Alina, bahkan memeluk wanita itu dengan penuh rasa bahagia.“Selamat, ya. Mama sangat senang mendengarnya,” ucap Sasmita seraya mengusap punggung Alina.“Terima kasih, Ma. Doakan aku sehat sampai melahirkan,” balas Alina.“Tentu, tentu saja.” Sasmita melepas pelukan, senyum kabahagiaan tak bisa disembunyikan dari wajahnya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saling Menyayangi

    Aksa masih terjaga setelah meminta Alina untuk istirahat lebih dulu. Dia tidak bisa tenang sampai melihat Nenek Agni bangun. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Aksa melihat Nenek Agni mulai membuka mata.“Nek.” Aksa berdiri dari duduknya, lalu menunggu Nenek Agni membuka mata dengan sempurna.“Kamu di sini,” ucap Nenek Agni dengan suara lemah.Aksa menggenggam tangan Nenek Agni agar merasakan keberadaannya karena kelopak mata wanita tua itu belum terbuka sempurna.“Iya, aku di sini.”Nenek Agni mengembuskan napas panjang. Dia mencoba menatap pada Aksa, sampai akhirnya melihat wajah sang cucu.“Bagaimana bisa Nenek jatuh?” tanya Aksa mencoba mengajak bicara agar sang nenek bisa sadar sepenuhnya.Aksa melihat Nenek Agni meringis kesakitan saat akan bergerak, membuat Aksa mencegah agar Nenek Agni tidak menggerakkan tubuh lebih dulu.“Mau kupanggilkan dokter?” tanya Aksa.Nenek Agni menggeleng. Wanita tua itu akhirnya hanya terlentang karena punggungnya sakit.“Nenekmu ini sudah sanga

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status