Share

Ipar Keterlaluan

Author: Aililea (din din)
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nenek Agni mengamati Alina dan Dani yang sama-sama terdiam, tentu saja dia tahu kondisi keduanya.

Nenek Agni melihat Alina yang sedikit menunduk hingga membuat Nenek Agni tak senang dengan pertanyaan Sasmita. Dia menoleh pada menantunya. “Kedua orang tua mereka sudah meninggal,” jawab Nenek Agni.

Semua orang terkejut karena justru Nenek Agni yang menjawab pertanyaan Sasmita.

“Meski begitu, mereka ini hebat. Bisa kuliah sampai lulus, lalu bekerja dengan baik walaupun tanpa orang tua. Bukankah mereka perlu diberi apresiasi? Di luar sana banyak yang putus asa karena tidak punya orang tua, tapi Alina dan Dani sangat hebat bisa menjalani hidup bersama dan saling menguatkan menghadapi kehidupan yang sulit. Bukankah begitu?”

Nenek Agni menggenggam telapak tangan Alina lagi dan menatap Alina hangat, menguatkan Alina agar tidak merasa sedih mengingat orang tuanya.

Alina mengangguk sambil memulas senyum. Dia terharu karena Nenek Agni membelanya.

Dulu Nenek Agni pernah bertanya-tanya soal oran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Nunung Mulyani
bener Alina hrs tegas
goodnovel comment avatar
Nita Machmud
tgu kelanjutanya,makin seru
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
penasaran sama yg didepan toilet
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Si Mahal Senyum

    Alina sangat terkejut ketika melihat Sasmita ada di depan toilet. Alina mencoba tersenyum tetapi dibalas dengan tatapan datar dari mertuanya itu. Alina mendadak cemas, dia takut kalau Sasmita mendengar apa yang dikatakan Karin. Dia tidak ingin ada masalah dengan keluarga Aksa, tetapi melihat Sasmita yang diam menatapnya sekarang ini, mungkinkah mertuanya tidak mendengar perdebatannya dengan Karin? Jika mendengar, sudah pasti Sasmita akan mengamuk karena dihina Karin, bukan? “Mama mau ke toilet? Saya ke ruangan dulu,” ucap Alina dengan senyum canggung karena sikap Sasmita sangat berbeda daripada saat di ruangan tadi. Alina memberi jalan agar Sasmita bisa masuk toilet, dia sendiri hendak bergegas kembali, tetapi langkahnya terhenti karena Sasmita menghadangnya. Alina menatap bingung pada Sasmita, tetapi tidak berani bertanya. “Sebaiknya kamu jaga sikap selama menjadi istri Aksa,” ucap Sasmita penuh penekanan untuk memperingatkan Alina, dia menatap datar pada menantunya itu. Kedua

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menyalahkan Alina

    Di salah satu perusahaan milik RDJ Group, anak cabang perusahaan Aksa. Marsha dipanggil bagian HRD. “Mulai hari ini, kamu diberhentikan dari perusahaan. Kontrak kerjamu tinggal enam bulan, jadi kami akan memberikan kompensasi atas pemecatan yang dilakukan.” Marsha sangat syok mendengar ucapan kepala HRD. “Pak, Anda bercanda, ‘kan? Bukankah seharusnya saya mendapat perpanjangan kontrak, tapi kenapa malah dipecat?” tanya Marsha tak percaya. Pak Adi, kepala HRD, menatap Marsha lalu menggelengkan kepala. “Tidak sama sekali,” jawab pria berbadan gempal itu. “Ini surat pemecatanmu.” Marsha membaca surat pemecatan itu, lalu menatap pada Pak Adi lagi. “Ini tidak masuk akal. Kenapa tiba-tiba saya dipecat, saya merasa tidak melakukan kesalahan apa pun,” ucap Marsha membela diri, dia yakin ini hanya sebuah kesalahan. “Aku hanya menjalankan keputusan atasan.” Pak Adi tidak mau banyak berkomentar. “Atasan mana? Saya tidak terima dipecat seperti ini?!” tanya Marsha geram dan mulai naik pita

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Dimata-matai

    Saat siang hari.Di bahu jalan dekat butik Alina, ada mobil sport merah terparkir cukup lama di sana. Mobil itu milik Karissa, wanita itu duduk diam di mobil sambil memperhatikan butik Alina.Setelah memergoki Aksa bersama seorang wanita, Karissa langsung menyelidiki siapa wanita yang bersama Aksa itu. Semua informasi soal wanita itu sudah Karissa dapatkan.“Kenapa Kak Aksa mau bersama wanita miskin?” Karissa masih tidak terima tempo hari Aksa menggandeng tangan seorang wanita.Setelah melihat penampilan wanita itu yang sangat jauh berbeda dengan dirinya maupun Aksa, Karissa makin tak percaya jika Aksa mau dekat-dekat dengan wanita miskin itu.Wanita miskin itu tidak selevel dengan dirinya, bahkan dengan Aksa.Dari dalam mobil, tatapan Karissa terus tertuju ke butik. “Jangan-jangan wanita itu yang menggoda Kak Aksa. Apalagi kulihat Kak Aksa waktu itu terlihat tidak senang. Benar, sepertinya begitu, tidak akan kubiarkan jika dia berani merayu Kak Aksa.”Karissa larut dalam pikirannya s

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gara-gara Lampu

    Saat sore hari. Ilham sedang merapikan meja saat Aksa keluar dari ruangan dan sudah berganti kemeja polos biasa. “Anda sudah mau pulang, Pak?” tanya Ilham berbasa-basi. Aksa menatap datar pada Ilham. Bibir Ilham langsung tertutup rapat melihat tatapan Aksa. Bukankah seharusnya sudah tahu jawabannya, tetapi tetap saja Ilham iseng bertanya. Ilham langsung menyusul di belakang Aksa ketika melihat atasannya itu sudah berjalan lebih dulu menuju lift. “Untuk rapat besok, apa kamu sudah atur jadwalnya?” tanya Aksa sambil memasukkan satu tangan di saku celana ketika menunggu lift terbuka. “Sudah, Pak. Bahkan saya sudah memberitahu tempat dan waktunya pada asisten Pak Restu,” jawab Ilham karena Aksa dan klien bernama Pak Restu itu memang akan melakukan akad kerjasama. Aksa mengangguk mendengar penjelasan Ilham. Aksa dan Ilham turun ke basement bersama, lalu keduanya pulang secara terpisah. Jika dulu Aksa akan selalu pulang dikawal Ilham, tetapi sekarang jelas berbeda. ** Aks

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Butuh ke Psikolog

    Alina masih merasakan jantungnya berdegup dengan cepat. Bagaimana bisa dia tidak hati-hati sampai membahayakan keselamatannya. Jika tidak ada Aksa, mungkin Alina sekarang hanya bisa merintih di ranjang. Alina sedang memasak makan malam, tapi pikirannya terus membayangkan kejadian tadi. Mungkin bukan saat dirinya hampir jatuh, tetapi lebih pada saat Aksa menangkap dan menggendongnya.Wajah Alina mendadak panas. Dia buru-buru mematikan kompor karena menganggap api yang membuat wajahnya merona.“Apa yang kamu pikirkan?” Alina menggeleng pelan menyadarkan dirinya sendiri.Setelah menyiapkan makan malam. Alina memanggil Aksa seperti biasa tetapi kali ini dia kabur lebih dulu sebelum Aksa keluar dari kamar.Aksa keluar dari kamar setelah Alina memanggil. Dia melihat Alina yang berjalan setengah berlari menuju ruang makan, membuat dahinya berkerut melihat tingkah Alina.Aksa pergi ke ruang makan lalu menarik kursi yang berhadapan dengan Alina. “Makanlah, nanti makanannya keburu dingin,” uc

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Cemburu?

    Alina baru saja selesai bersiap-siap untuk pergi ke butik seperti biasa. Saat baru saja keluar dari kamar, Alina berpapasan dengan Aksa yang berjalan dari arah dapur.Keduanya diam saling tatap, Alina kembali merasa canggung karena kejadian semalam ditambah pembahasan perkara uang belanja.Aksa menatap datar pada Alina, saat akan berjalan lebih dulu ke arah ruang tamu, Alina mencegah Aksa.“Dasimu kurang rapi,” ucap Alina.Aksa menurunkan pandangan dan baru menyadari jika yang dikatakan Alina benar.“Biar aku rapikan,” kata Alina lalu meraih dasi Aksa.Aksa melirik ke tangan Alina yang sedang merapikan ikatan dasinya. “Biasanya aku mengikat dasi Dani, karena istrinya tidak bisa mengikat dasi,” ucap Alina tiba-tiba teringat pada Dani.Aksa masih diam memperhatikan, lalu Alina menjauhkan tangan setelah selesai.“Sudah,” ucap Alina, “soal uang belanja, akan kugunakan sebaik mungkin, walaupun tidak aku pakai, setidaknya bisa ditabung. Jadi jangan merasa kesal,” ujar Alina lagi lalu terse

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hari Menyeramkan

    Selama perjalanan ke butik. Aksa dan Alina sama-sama diam.Sesekali Alina melirik pada Aksa yang fokus menyetir. Alina sendiri bingung dan mendadak merasa bersalah karena Aksa tidak senang setiap kali bertemu Bima.Ya, Alina sadar diri jika sudah tak lajang, ditatap oleh pria lain tentu bisa membuat pasangannya kesal. Tetapi, memangnya Aksa menganggapnya benar-benar istri? Mereka hanya tinggal bersama, bukan hidup bersama, kan? Mereka tak mencampuri urusan satu sama lain, bahkan mungkin jika ada wanita yang mendekati Aksa, Alina juga akan diam. Lalu, kenapa Aksa harus sekesal itu pada Bima? Padahal Alina tidak melakukan apa-apa.Akhirnya mobil Aksa sampai di depan butik. Alina turun dari mobil, tetapi sebelum pergi dia sempat membungkuk agar bisa memandang Aksa yang ada di dalam.“Nanti sore mau makan apa? Aku akan memasaknya sebelum kamu pulang?” tanya Alina hanya sekadar untuk mencairkan suasana, mengalah agar apa pun yang membuat Aksa kesal bisa segera hilang.Aksa tak menjawab per

    Last Updated : 2024-10-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Salah Siapa?

    [Nenek Agni bilang kalau sore ini mau datang untuk makan malam di apartemen. Bagaimana dengan kasur di ruang televisi, tidak mungkin ‘kan dibiarkan di sana, kalau Nenek Agni lihat, pasti akan jadi masalah.] Aksa buru-buru mengganti pakaiannya seperti tadi pagi setelah membaca pesan dari Alina, lalu keluar dari ruang kerja untuk segera pulang. “Anda mau ke mana?” tanya Ilham terkejut melihat Aksa pergi. Ilham panik karena Aksa tidak menjawab, mereka setelah ini ada janji bertemu Pak Restu, tetapi Aksa malah pergi dulu. “Aku harus kasih alasan apa pada Pak Restu?” Ilham menggaruk kepala karena bingung. ** Aksa meninggalkan perusahaan, tetapi sebelum pulang dia menjemput Alina di butik. Istrinya itu sudah menunggu di depan, sehingga saat Aksa datang, Alina langsung masuk mobil. “Apa pekerjaanmu sedang banyak? Maaf kalau menghubungi dadakan, karena aku juga bingung,” ucap Alina sambil memasang sabuk pengaman. Aksa menatap Alina yang meminta maaf kepadanya, padahal itu bukan salah

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Nikah Lagi?

    Aksa pulang agak larut. Dia menaiki anak tangga dengan rasa lelah yang begitu kentara di wajah. Saat masuk kamar sambil melonggarkan dasi, Aksa terkejut melihat Arlo belum tidur.Putranya duduk di atas ranjang menunggu Aksa pulang sambil melipat kedua tangan di depan dada, Arlo memasang wajah masam.“Ini sudah malam, kenapa belum tidur?” tanya Aksa sambil menghampiri Arlo.“Papa bohong,” amuk Arlo lalu memanyunkan bibir.Aksa menghela napas panjang. Dia tahu putranya merajuk sehingga Aksa segera mengangkat tubuh Arlo lalu memangkunya.“Katanya mau pulang cepat, kok malam?” Arlo semakin bersidekap dan memanyunkan bibir.“Maaf, kerjaan papa sangat banyak jadi harus lembur,” jawab Aksa sambil memeluk erat Arlo. Dia mencium kepala putranya itu sebagai tanda sayangnya.Meski Arlo sering merajuk kalau Aksa pulang larut, tetapi hal ini malah tidak membuat Aksa kesal. Dia malah merasa kalau seperti sedang diposesifin oleh putra sendiri sebagai ganti istrinya.“Besok, Alo mau ikut kelja, Alo n

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Arlo Radjasa

    Waktu cepat berlalu, tanpa terasa semua terlewati begitu saja. Hidup memang harus tetap berjalan dan di sinilah mereka pada akhirnya harus menjalani hari dengan kurangnya kasih sayang.Aksa masih tertidur pulas karena semalam harus begadang mengecek beberapa berkas. Dia masih hanyut dalam mimpi indah ketika mendengar suara bising dari luar.“Tuan kecil, jangan lari-larian!”“Mandiin bibi saja, ya.”“Nggak mau!”Terdengar suara pintu ditutup keras, langkah kaki kecil itu terdengar mendekat, sampai akhirnya ada pergerakan di ranjang yang membuat Aksa mengerutkan kening.Arlo Radjasa, bocah berumur tiga tahun itu naik ke ranjang lalu duduk di atas perut sang papa setelah berhasil menghindari kejaran pelayan yang ingin memandikannya. Arlo duduk diam sambil menunggu ayahnya membuka mata.Aksa menghela napas berat. Dia membuka mata dan melihat sang putra sudah duduk di atas perutnya.“Kenapa belum mandi?” tanya Aksa.Arlo hanya menggeleng sambil memasang wajah cemberut.Aksa menghela napas

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hanya Terlalu Mencintai

    Aksa masih di rumah sakit menunggu bayinya. Saat dia masih menunggu di luar karena jam jenguk bayi sudah habis, seorang perawat datang menghampiri Aksa.“Sore, Pak.”Aksa mengangguk membalas sapaan perawat.“Dokter sudah memberikan informasi kalau besok bayi Anda sudah diperbolehkan pulang. Karena ibunya meninggal, mungkin Anda harus mencari ibu susu, tidak harus menyusui langsung, tapi Anda bisa meminta stok ASI berlebih dari si ibu menyusui untuk putra Anda demi kesehatannya,” ujar perawat menjelaskan.“Apa itu baik? Kita tidak tahu apakah ASI yang dihasilkan bagus,” ujar Aksa ragu.“Sebenarnya kami punya usulan. Wanita ini baru saja melahirkan bayi laki-laki juga, jadi sepertinya tidak masalah jika Anda memakai ASI wanita itu untuk bayi Anda. Soal gizinya, Anda boleh ikut memantau asupan gizi wanita itu agar yakin, tentu dengan kesepakatan bersama juga,” ujar perawat memberi usul.Aksa mengangguk-angguk paham, lalu bertanya, “Apa rumah sakit bisa membantu menjadi perantara?”“Tentu

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Semua Kehilangan

    Dani memasukkan semua barangnya ke bagasi mobil dibantu Rizki. “Apa semuanya sudah kamu bawa?” tanya Restu memastikan saat Rizki menutup bagasi mobil.“Sudah, Paman. Aku hanya membawa barang-barang pentingku, selebihnya biar diurus pihak kebersihan. Kunci apartemen juga sudah aku titipkan pada Bams,” jawab Dani.Restu menepuk-nepuk punggung Dani, lalu berkata, “Semua akan baik-baik saja setelah ini. Ingatlah namamu sekarang sebagai Daniel Januarta.”Dani mengangguk-angguk.“Ayo!” ajak Restu agar mereka segera masuk mobil.Dani masuk mobil bersama Restu. Dia tidak menyangka pada akhirnya akan meninggalkan kota tempatnya tumbuh dengan susah dan senang bersama sang kakak.“Semua sudah aku atur, kamu tidak perlu mencemaskan apa pun lagi,” ucap Restu saat melihat Dani hanya diam.Dani menoleh pada Restu, lalu mengangguk. “Terima kasih, meski Paman datang terlambat. Tapi aku bersyukur memiliki Paman.”“Aku yang seharusnya minta maaf karena sudah terlambat tujuh belas tahun menemukan kalian

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bayi Laki-laki

    Hari itu langit tampak gelap dan terlihat begitu suram. Kabar meninggalnya Alina langsung diketahui banyak orang, sehingga beberapa rekan bisnis dan klien datang ke pemakaman untuk ikut berbela sungkawa. Jenazah itu langsung dimakamkan atas permintaan Dani, tanpa disemayamkan lebih dulu di rumah untuk menghindari perdebatan antara Aksa dan Dani.Aksa diam selama prosesi pemakaman berlangsung. Dia terus memandang pada liang-lahat yang menjadi pembaringan terakhir istrinya. Sampai detik ini, Aksa masih tidak percaya kalau istrinya sudah tiada, hatinya menolak itu.“Aku turut berduka cita,” ucap Restu menemui Aksa setelah prosesi pemakaman selesai. Dia menatap wajah pucat Aksa yang tidak kentara jika tak diperhatikan dengan seksama.Aksa mengangguk, tidak ada yang tahu bagaimana tatapan matanya sekarang karena tertutup kacamata hitam.“Bagaimana dengan bayimu?” tanya Restu.“Masih di rumah sakit karena masih mendapat perawatan intensif. Terima kasih Anda berkenan datang kemari,” jawab Ak

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menyalahkan

    Dokter menatap simpati pada semua orang yang sudah menunggu kabar darinya. Dalam sekali helaan napas dokter itu berucap, “Kami sudah berusaha sebisa kami, tapi maaf Bu Alina tidak selamat karena kehilangan banyak darah.”Dani mundur saat mendengar penjelasan dokter.Aksa begitu syok, sampai mencengkram baju dokter yang baru saja memberikan informasi tentang Alina.“Jangan membohongi kami. Dia tidak mungkin meninggal!” Aksa tidak bisa menerima begitu saja.Dani geram dengan sikap Aksa. Dia menarik lengan Aksa sampai melepas cengkraman dari dokter, lalu dalam sekali ayunan dia memukul wajah Aksa.Aksa terhuyung karena mendapat pukulan cukup keras dari Dani.“Semua salahmu! Kakakku pergi karenamu!” amuk Dani.Bams langsung menengahi agar tidak terjadi perkelahian di sana.Nenek Agni pingsan saat mendengar Alina meninggal. Mirza sampai menopang tubuh sang mama lalu mencoba membaringkan ke kursi selasar di sana.Semua orang di sana benar-benar terkejut dan terpukul, termasuk Sasmita yang m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bayinya Selamat

    Aksa menunggu dengan cemas di depan ruang operasi. Dia terus menatap ke pintu ruang operasi karena pikirannya sangat tidak tenang dan takut jika terjadi sesuatu pada Alina.“Bu Alina pasti baik-baik saja, Pak.” Bams mencoba menenangkan karena wajah Aksa begitu pucat.Aksa tak membalas ucapan Bams. Pikirannya terasa begitu kosong karena kecemasan yang sedang melandanya.Nenek Agni, Sasmita, dan Mirza datang begitu mendapat kabar soal Alina. Nenek Agni terlihat sangat panik saat melihat Aksa berdiri di depan ruang operasi.“Bagaimana kondisi Alina?” tanya Nenek Agni.Nenek Agni melihat Aksa yang hanya diam. Dia akhirnya menoleh pada Bams.“Apa sudah ada kabar dari dokter?” tanya Mirza pada Bams.“Bu Alina mengalami kontraksi dan ada pembukaan meski kehamilannya baru tujuh bulan. Dia juga mengalami beberapa masalah kesehatan, sehingga dokter mengambil keputusan untuk dilakukan cesar demi keselamatan bayi dan ibunya,” ujar Bams yang menjelaskan.Nenek Agni sangat terkejut. Dia ingin memar

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Prematur

    Hari itu. Aksa pergi ke kamar untuk bicara dengan Alina. Dia melihat Alina yang hanya duduk di atas ranjang dengan tatapan tertuju ke jendela.“Bagaimana kondisimu hari ini?” tanya Aksa mencoba mengajak Alina bicara setelah sekian lama mereka diam.Siang ini Alina sudah lebih tenang dari biasanya, sehingga Aksa memberanikan diri menemui dan berinteraksi dengan Alina.Namun, saat Aksa duduk di kursi yang berhadapan dengan Alina, tatapan istrinya begitu dingin padanya. “Apa kamu masih tidak mau mempertimbangkan hubungan kita? Setidaknya pikirkan anak kita,” ucap Aksa mencoba kembali membujuk.Alina tidak menjawab. Dia menatap lurus ke depan, memandang kosong pada sesuatu yang tak bisa dilihatnya, kebebasan.Aksa mengepalkan erat telapak tangan. Dia ingin memaksa Alina menerima karena bagaimanapun dia tidak akan melepaskan Alina. Namun, dia masih menyadari, kondisi Alina tidak memungkinkan untuk terus ditekan, membuat Aksa memilih pergi dari kamar itu.Setelah Aksa pergi, bulir kristal

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Keinginan Alina

    Restu sedang berada di ruang rapat bersama Aksa untuk membahas bisnis. Restu tetap melakukan kerjasama karena bagaimanapun Aksa belum tahu siapa dirinya.Saat sedang mendengarkan penjelasan dari staff Aksa, Restu mendapat pesan dari dokter yang memerika Alina.[Saya sudah menyampaikan pesan Anda pada Bu Alina.][Dia juga menitip pesan untuk Anda, Bu Alina berkata jika dia akan menunggu sampai melahirkan, tapi setelahnya ingin bebas bahkan jika perlu jauh dari Pak Aksa agar suaminya kehilangan dia sebagai balasan atas semua yang didapatnya. Dia ingin pergi jauh dari kehidupan Pak Aksa.]Restu diam sejenak membaca pesan itu, lalu kembali menatap pada Aksa yang duduk di seberangnya. Sebagai seorang paman, tentunya dia ingin yang terbaik untuk Alina dan tidak ingin rumah tangga Alina hancur. Namun, jika Alina sudah bertekad kuat, Restu juga tidak bisa berbuat apa-apa.Meski begitu, Restu menunggu sampai Alina melahirkan dan melihat apakah Alina berubah pikiran atau tidak.**Di rumah Nene

DMCA.com Protection Status