Share

Butuh ke Psikolog

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-24 10:18:45

Alina masih merasakan jantungnya berdegup dengan cepat. Bagaimana bisa dia tidak hati-hati sampai membahayakan keselamatannya. Jika tidak ada Aksa, mungkin Alina sekarang hanya bisa merintih di ranjang.

Alina sedang memasak makan malam, tapi pikirannya terus membayangkan kejadian tadi. Mungkin bukan saat dirinya hampir jatuh, tetapi lebih pada saat Aksa menangkap dan menggendongnya.

Wajah Alina mendadak panas. Dia buru-buru mematikan kompor karena menganggap api yang membuat wajahnya merona.

“Apa yang kamu pikirkan?” Alina menggeleng pelan menyadarkan dirinya sendiri.

Setelah menyiapkan makan malam. Alina memanggil Aksa seperti biasa tetapi kali ini dia kabur lebih dulu sebelum Aksa keluar dari kamar.

Aksa keluar dari kamar setelah Alina memanggil. Dia melihat Alina yang berjalan setengah berlari menuju ruang makan, membuat dahinya berkerut melihat tingkah Alina.

Aksa pergi ke ruang makan lalu menarik kursi yang berhadapan dengan Alina.

“Makanlah, nanti makanannya keburu dingin,” uc
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
ya sana pergi Aksa mungkin otakmu geser dikit............
goodnovel comment avatar
vieta_novie
yok brkt...biar tau apa yg terjadi dgn dirimu..paling ntar si dokter bakal geleng² kepala liat kelakuan Aksa....ciri² nya mengarah ke orang yg mulai jatuh cinta... xixixixi..
goodnovel comment avatar
Wida
dokter cinta Aksa BKN psikolog
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Cemburu?

    Alina baru saja selesai bersiap-siap untuk pergi ke butik seperti biasa. Saat baru saja keluar dari kamar, Alina berpapasan dengan Aksa yang berjalan dari arah dapur.Keduanya diam saling tatap, Alina kembali merasa canggung karena kejadian semalam ditambah pembahasan perkara uang belanja.Aksa menatap datar pada Alina, saat akan berjalan lebih dulu ke arah ruang tamu, Alina mencegah Aksa.“Dasimu kurang rapi,” ucap Alina.Aksa menurunkan pandangan dan baru menyadari jika yang dikatakan Alina benar.“Biar aku rapikan,” kata Alina lalu meraih dasi Aksa.Aksa melirik ke tangan Alina yang sedang merapikan ikatan dasinya. “Biasanya aku mengikat dasi Dani, karena istrinya tidak bisa mengikat dasi,” ucap Alina tiba-tiba teringat pada Dani.Aksa masih diam memperhatikan, lalu Alina menjauhkan tangan setelah selesai.“Sudah,” ucap Alina, “soal uang belanja, akan kugunakan sebaik mungkin, walaupun tidak aku pakai, setidaknya bisa ditabung. Jadi jangan merasa kesal,” ujar Alina lagi lalu terse

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hari Menyeramkan

    Selama perjalanan ke butik. Aksa dan Alina sama-sama diam.Sesekali Alina melirik pada Aksa yang fokus menyetir. Alina sendiri bingung dan mendadak merasa bersalah karena Aksa tidak senang setiap kali bertemu Bima.Ya, Alina sadar diri jika sudah tak lajang, ditatap oleh pria lain tentu bisa membuat pasangannya kesal. Tetapi, memangnya Aksa menganggapnya benar-benar istri? Mereka hanya tinggal bersama, bukan hidup bersama, kan? Mereka tak mencampuri urusan satu sama lain, bahkan mungkin jika ada wanita yang mendekati Aksa, Alina juga akan diam. Lalu, kenapa Aksa harus sekesal itu pada Bima? Padahal Alina tidak melakukan apa-apa.Akhirnya mobil Aksa sampai di depan butik. Alina turun dari mobil, tetapi sebelum pergi dia sempat membungkuk agar bisa memandang Aksa yang ada di dalam.“Nanti sore mau makan apa? Aku akan memasaknya sebelum kamu pulang?” tanya Alina hanya sekadar untuk mencairkan suasana, mengalah agar apa pun yang membuat Aksa kesal bisa segera hilang.Aksa tak menjawab per

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Salah Siapa?

    [Nenek Agni bilang kalau sore ini mau datang untuk makan malam di apartemen. Bagaimana dengan kasur di ruang televisi, tidak mungkin ‘kan dibiarkan di sana, kalau Nenek Agni lihat, pasti akan jadi masalah.] Aksa buru-buru mengganti pakaiannya seperti tadi pagi setelah membaca pesan dari Alina, lalu keluar dari ruang kerja untuk segera pulang. “Anda mau ke mana?” tanya Ilham terkejut melihat Aksa pergi. Ilham panik karena Aksa tidak menjawab, mereka setelah ini ada janji bertemu Pak Restu, tetapi Aksa malah pergi dulu. “Aku harus kasih alasan apa pada Pak Restu?” Ilham menggaruk kepala karena bingung. ** Aksa meninggalkan perusahaan, tetapi sebelum pulang dia menjemput Alina di butik. Istrinya itu sudah menunggu di depan, sehingga saat Aksa datang, Alina langsung masuk mobil. “Apa pekerjaanmu sedang banyak? Maaf kalau menghubungi dadakan, karena aku juga bingung,” ucap Alina sambil memasang sabuk pengaman. Aksa menatap Alina yang meminta maaf kepadanya, padahal itu bukan salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Cicit

    Alina sibuk memasak lalu menghidangkan makanan di meja. Dia juga membersihkan seluruh ruangan secepat kilat tanpa bantuan siapa pun, bahkan Aksa.Aksa hanya melihat Alina yang sangat sibuk. Dia bertanya-tanya, bagaimana bisa Alina mengerjakan itu semua tanpa mengeluh sama sekali?“Akhirnya selesai,” ucap Alina begitu lega ketika melihat ruang makan hingga televisi bersih. Bahkan semua barang tertata rapi.Alina menoleh pada Aksa yang sejak tadi diam. Dia tidak meminta bantuan atau protes ketika suaminya itu hanya diam dan tak menawarkan diri untuk membantunya.“Apa menurutmu kita butuh tambahan buah? Kita hanya punya jeruk di rumah,” kata Alina saat mengecek ulang makanan yang ada di meja makan.“Tidak usah,” balas Aksa.Alina menoleh pada Aksa.“Nenek tidak makan buah banyak, lagi pula yang datang hanya dia, tidak perlu menyiapkan sesuatu secara berlebihan,” ujar Aksa dengan tatapan datarnya seperti biasa.Alina diam. Dia hanya ingin memberikan yang terbaik, apalagi ini pertama kalin

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Batu Sandungan

    Di unit apartemen Bima. Pria itu baru saja selesai mandi ketika mendengar suara bel pintu depan. Bima berjalan menuju pintu sambil mengusap rambut yang masih basah menggunakan handuk kecil, lalu saat melihat pada layar interkom, ekspresi wajah Bima berubah. Bima menatap tak senang saat melihat Marsha datang. Dia tidak ingin membuka, tetapi Marsha terus menekan bel yang bisa membuat tetangga apartemennya terganggu. Akhirnya Bima terpaksa membuka pintu.“Mau apa kamu ke sini?” tanya Bima sambil memasang wajah datar.Bukannya menjawab pertanyaan Bima, Marsha malah masuk begitu saja melewati pria itu.“Aku membawa makanan untukmu,” ucap Marsha saat sudah masuk apartemen Bima. Dia memang sering datang meski Bima mengabaikan.Bima sangat terkejut, tetapi tidak bisa mengelak.Marsha masuk dapur lalu mengambil piring dan membuka pembungkus makanan yang dibawanya.“Sudah kubilang jangan ke sini lagi,” ucap Bima sambil menatap Marsha yang sibuk sendiri.Marsha tak menggubris ucapan Bima, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sulit Dipahami

    Keesokan harinya. Aksa berangkat ke kantor seperti biasa. Dia baru saja masuk ruangan bersama Ilham yang siap membacakan jadwal Aksa hari ini.“Nanti jadwal bertemu dokter pukul dua siang,” kata Ilham sambil melihat jadwal Aksa. “Dokter? Dokter apa?” tanya Aksa dengan dahi berkerut.“Dokter psikolog, Pak,” jawab Ilham dengan ekspresi bingung mendengar pertanyaan Aksa.“Kenapa aku harus ke dokter psikolog?” tanya Aksa lagi.Ilham kaget mendengar pertanyaan Aksa.“Kemarin Anda minta untuk dijadwalkan bertemu dokter psikolog,” jawab Ilham. Ekspresi wajahnya benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebingungannya saat ini.“Tidak jadi, aku sibuk.” Aksa membuka berkas di meja setelah membalas ucapan Ilham.Ilham melongo. Dia pusing memikirkan apa yang sebenarnya Aksa mau. Dulu tidak serumit ini, kenapa setelah menikah pemikiran atasannya itu semakin sulit ditebak.“Kenapa tidak jadi?” tanya Ilham masih belum puas dengan penjelasan Aksa.Aksa memandang pada Ilham.“Memangnya kamu pikir aku sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   So Sweet?

    “Buat apa dia tanya nomorku? Apa kamu kasih?” tanya Alina yang sangat terkejut.“Aku masih waras, buat apa kasih nomormu ke pria macam itu,” balas Kaira dengan santainya, “lagian kamu sudah bersuami, dan Kevin tahu itu. Aku juga heran kenapa dia masih minta nomormu,” imbuh Kaira.Alina lega. Dia juga tahu kalau Kaira tidak mungkin memberikan nomor ponselnya ke sembarang orang. Alina kembali makan, lalu teringat pada Marsha.“Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan Marsha,” ucap Alina yang belum sempat menceritakan itu ke Kaira.Kaira sangat terkejut sampai menegakkan badan. Dia langsung kesal mendengar nama Marsha.“Buat apa kamu bertemu Marsha?” tanya Kaira memasang wajah sebal jika ingat kelakuan Marsha pada Alina.“Aku tidak sengaja bertemu dengannya,” jawab Alina, “dia masih saja seperti dulu, suka sekali menindasku setelah ketahuan tidur dengan Bima,” ujar Alina lagi.“Orang kayak Marsha, mana punya muka buat malu dan sadar diri. Dia menindasmu karena tak ingin ditindas sebab dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ada Tamu

    Tatapan mata Aksa terlihat dingin, tampak jelas jika pria itu tak senang dengan pertanyaan sang istri.Alina menyadari tatapan Aksa yang berubah, sehingga dia buru-buru menjelaskan.“Kamu jangan salah paham. Temanku yang tanya karena penasaran, bukan aku,” ujar Alina agar Aksa tidak salah paham. “Ingat Kaira, kan? Nah, dia yang tanya nama temanmu itu,” imbuh Alina lagi agar Aksa tidak berpikiran yang macam-macam.Aksa masih diam mendengarkan penjelasan Alina, sampai akhirnya dia menjawab, “Ilham.”“Heh?” Alina terkejut karena Aksa menyebut nama tetapi samar-samar.“Namanya Ilham. Dia ….” Aksa hampir menyebut Ilham asistennya, tetapi untungnya langsung sadar da

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status