Share

Ada Tamu

last update Last Updated: 2024-09-27 06:00:00

Tatapan mata Aksa terlihat dingin, tampak jelas jika pria itu tak senang dengan pertanyaan sang istri.

Alina menyadari tatapan Aksa yang berubah, sehingga dia buru-buru menjelaskan.

“Kamu jangan salah paham. Temanku yang tanya karena penasaran, bukan aku,” ujar Alina agar Aksa tidak salah paham. “Ingat Kaira, kan? Nah, dia yang tanya nama temanmu itu,” imbuh Alina lagi agar Aksa tidak berpikiran yang macam-macam.

Aksa masih diam mendengarkan penjelasan Alina, sampai akhirnya dia menjawab, “Ilham.”

“Heh?” Alina terkejut karena Aksa menyebut nama tetapi samar-samar.

“Namanya Ilham. Dia ….” Aksa hampir menyebut Ilham asistennya, tetapi untungnya langsung sadar da

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
mampus kamu Aksa hahahhahahahhahahahha
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ayo dong Aksa beliin tuh roti jepang utk Alina hihihi Gak usah gengsi
goodnovel comment avatar
wardah
ayo beliin dong Aksa ,,kira" Aksa nyuruh orang apa beli sendiri ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Terpaksa dan Tidak punya Pilihan

    Aksa berdiri di depan pintu unit apartemen. Sesekali menengok arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Dia ternyata menyuruh Ilham untuk membelikan pembalut karena sangat mustahil dia mau pergi sendiri, meskipun ada minimarket di lantai bawah gedung ituTak beberapa lama kemudian. Ilham datang membawa kantong kresek hitam di tangan kirinya. Dia datang dengan wajah masam karena merasa dikerjai oleh atasannya itu.“Di bawah ada minimarket, kenapa Anda malah menyuruh saya yang sangat jauh di ujung sana suruh membeli barang beginian?” tanya Ilham memprotes perintah atasannya itu.Aksa hanya menatap datar mendengar keluhan Ilham.“Anda bisa membayangkan betapa malunya saya? Saya sampai dilihatin para gadis saat memandang benda itu. Belum lagi karyawannya

    Last Updated : 2024-09-27
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gara-gara Datang Bulan

    Alina memandang pada Aksa yang berdiri di dekat pintu. Perutnya sakit karena datang bulan, tetapi dia tidak mengatakannya ke Aksa karena tak mau merepotkan lagi seperti semalam.“Hari ini aku mau istirahat saja di rumah,” ucap Alina dengan suara lemas.Aksa tak membalas ucapan Alina. Dia hendak pergi, tetapi langkahnya terhenti lagi dan menoleh Alina.“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Aksa karena merasa sikap Alina aneh.“Iya, aku baik,” jawab Alina, “hanya perutku saja sakit karena menstruasi, jadi kamu jangan cemas,” imbuh Alina meyakinkan meski jujur soal perutnya. Lagi pula Aksa tidak akan paham dengan yang dia rasakan, kan?Cemas? Kenapa Alina berpikir kalau Aksa cemas? Aksa merasa jika Alina besar kepala dan menganggapnya perhatian hanya karena pertanyaan yang dilontarkannya.“Kamu makan di luar saja, ya. Aku benar-benar tidak bisa memasak pagi ini,” ucap Alina merasa bersalah

    Last Updated : 2024-09-27
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Peduli?

    Alina benar-benar merasa sakit dan ingin pergi ke minimarket untuk membeli kantong penghangat untuk mengompres perutnya. Akan tetapi, saat baru saja keluar dari unit apartemen, Alina sangat terkejut melihat Bima tiba-tiba muncul di sana dan bertanya akan kondisinya.Kenapa Bima bisa ada di lantai itu? Alina rasa ini bukan sebuah kebetulan, kan?Alina hanya menatap sekilas pada Bima dan tak terlalu memedulikan. Dia ingin berjalan mengabaikan dan menjauhi pria itu, tetapi perutnya semakin sakit sampai membuat kedua kaki Alina terasa sangat lemas dan akibatnya dia hampir saja jatuh.Bima mencoba membantu menahan tangan Alina saat limbung, tetapi tangannya ditepis Alina.“Kamu sedang datang bulan?” tanya Bima menebak saat melihat Alina terus memegangi perut.Bima masih ingat kebiasaan Alina yang selalu nyeri perut saat datang bulan dan kondisinya pasti sama seperti saat ini.Alina menoleh Bima. Satu tangannya berpegangan pada dinding. Wajahnya terlihat pucat, bahkan ada keringat dingin be

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Hampir Emosi

    Aksa keluar dari kamar Alina setelah memberikan botol air hangat. Dia mengecek ponsel, lalu berjalan menuju pintu untuk keluar. Namun, saat baru saja membuka pintu, Aksa menatap kesal karena masih ada Bima di sana.Aksa mengabaikan Bima. Dia menutup pintu dan ingin pergi, tetapi Bima mencegah langkah Aksa.“Bagaimana kondisinya?” tanya Bima.Aksa melihat raut wajah Bima yang cemas. Namun, apa dipikir Aksa akan peduli? Tidak!Aksa menatap datar pada Bima tentunya tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya untuk menjawab pertanyaan Bima.“Alina selalu merasakan nyeri perut saat sedang datang bulan. Seharusnya kamu tahu itu lalu memberikan apa yang dibutuhkannya untuk mengurangi rasa nyerinya,” ujar Bima yang tahu tentang kondisi kesehatan Alina.Aksa mulai kesal karena Bima sedang menunjukkan jika tahu segalanya tentang Alina. Dia akhirnya menatap dingin ke mantan kekasih istrinya itu.“Sepertinya kamu sangat suka sekali memberi perhatian ke istri orang?” Ucapan Aksa begitu menoh

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perhatian Bikin Baper

    Aksa masih diam dengan segala pikiran yang berkecamuk di kepala. Sampai dia tidak menyadari kalau Ilham sudah datang dan kini berdiri di hadapannya.“Pak.” Ilham melihat Aksa yang sedang menatap kosong.Ilham sendiri dibuat pusing karena harus bolak-balik membeli keperluan wanita demi atasannya itu. Ingin menolak, tetapi ingat uang lembur yang lumayan banyak, membuatnya memilih tetap melaksanakan meski sedikit menggerutu.“Apa Bu Alina baik-baik saja?” tanya Ilham karena Aksa tidak merespon sapaannya.Meski raut wajahnya tampak datar, tetapi Aksa sebenarnya terkejut karena Ilham sudah ada di depan mata.Aksa tak menjawab pertanyaan Ilhan dan langsung mengambil paper bag berisi kantong penghangat dan sarapan yang dipesannya. Aksa ingin kembali naik, tetapi sebelum itu berkata, “Aku akan terlambat ke perusahaan.”“Baik, Pak.” Ilham mengangguk.Ilham memandang Aksa yang berjalan menuju lift. Tiba-tiba Ilham tersenyum sendiri, dia mendadak senang karena baru kali ini Aksa sangat peduli pa

    Last Updated : 2024-09-28
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perkara Makanan

    Aksa berada di perusahaan dan sedang mengecek berkas di meja. Dia menerima pesan dari Alina, lantas membacanya tanpa membalas. Tatapan Aksa datar menatap pesan itu, dia tidak pernah mengirim semua makanan yang ada di foto.Mungkin Bima yang mengirim itu? Ekspresi wajah Aksa mendadak berubah tidak senang. Dia tidak menyukai Bima yang terlalu mencampuri urusan tentang Alina padahal hanya seorang mantan.Aksa memilih meletakkan ponselnya tanpa berniat membalas atau menjelaskan apa pun ke Alina.Beberapa saat kemudian Ilham masuk ruangan Aksa tanpa mengetuk pintu. “Pak, Anda ada rapat nanti si ….” Ilham menjeda ucapannya saat melihat tatapan dingin Aksa.Apa lagi sekarang, ya Tuhan? Tadi pagi Aksa terlihat menjadi sosok berbeda yang sangat mengagumkan dan penuh perhatian, tetapi sekarang berubah seperti sosok menakutkan. Bahkan Ilham sampai meneguk ludah ketika melihat tatapan Aksa yang seperti ingin menelannya bulat-bulat.“Apa saya mengganggu? Saya hanya mau mengingatkan saja. Kalau s

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Dipikir Cenayang?

    Alina bingung. Dia menatap Aksa yang bicara dengan nada datar, tetapi entah kenapa terasa menusuk di dada. Dia mencoba mencerna maksud Aksa, lalu teringat dengan es krim dan coklat tadi.“Bukan kamu yang kirim?” tanya Alina memastikan setelah sadar jika yang dibahas adalah kiriman makanan itu.Aksa diam mendengar pertanyaan Alina. Dia tak menjawab atau menjelaskan, tetapi malah menghindar dengan cara berjalan meninggalkan Alina.Alina menebak jika itu benar. Dia kesal karena Aksa tidak menjelaskan apa pun. Dia menyusul Aksa yang mau pergi, lalu kembali menghadangnya.“Kalau kamu tidak mengirimnya, harusnya kamu bilang. Jadi kalau aku tahu itu bukan darimu, aku tidak akan memakannya,” ujar Alina dengan tatapan kesal.Aksa masih diam, lalu Alina kembali bicara.“Kalau tahu itu dari Bima, aku pasti langsung membuangnya. Sekarang sudah di perut, apa aku harus memuntahkannya!” Alina bicara lagi tetapi kali ini dengan nada membentak karena sangat sebal menghadapi sikap Aksa.Aksa menatap Al

    Last Updated : 2024-09-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Berdebat

    “Boleh aku yang menentukan makan di mana?” tanya Alina ketika baru saja masuk mobil.Alina menoleh Aksa. Suaminya itu hanya diam menatap. Aksa tidak menjawab, akhirnya Alina menganggap jika suaminya setuju dia yang memilih tempat makan.“Aku tidak mau makan di restoran, boros. Jadi aku mau makan di tempat biasa saja,” ucap Alina bahkan tak peduli mau Aksa setuju atau tidak.Aksa ingin membantah, tetapi ingat jika dibantah Alina pasti akan curiga kalau Aksa kukuh ingin makan di tempat mewah. Akhirnya Aksa ikut saja kemauan Alina.Aksa tak banyak bicara. Dia hanya melajukan mobil menuju jalanan yang diarahkan Alina. Lalu saat sampai di tempat yang dimaksud Alina, Aksa hanya diam melihat warung tenda di pinggir jalan.“Ayo turun!” ajak Alina sambil melepas sabuk pengaman.Aksa turun dari mobil bersama Alina, lalu memperhatikan tempat makan itu.“Apa kamu yakin mau makan di sini? Apa tempat ini terjamin kebersihannya? Lihat saja, mencuci peralatan makan di ember bukan di air mengalir?” ta

    Last Updated : 2024-09-29

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Izin Cuti

    Alina menemui Anya yang baru saja selesai mandi dibantu pelayan.“Biar aku saja yang membantunya ganti baju, kamu keluarlah,” kata Alina pada pelayan.Pelayan mengangguk lalu keluar dari kamar itu.Alina memulas senyum pada Anya. Dia mendekat lalu duduk di tepian ranjang dan membantu Anya memakai pakaian.“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Alina.Semalam Anya dan Arlo tidur satu kamar atas permintaan Arlo, tetapi disediakan dua ranjang terpisah.Anya mengangguk seraya menatap pada Alina yang sedang memakaikan bajunya.“Kata Arlo, semalam kamu mimpi buruk sampai menangis. Apa benar?” tanya Alina memastikan apakah cerita putranya benar atau tidak.Anya terdiam. Dia menunduk tak menjawab pertanyaan Alina.Alina melihat ekspresi sedih di wajah Anya. Dia tidak bertanya lagi, tetapi memilih segera menyelesaikan membantu Anya memakai baju. Setelah itu dia juga menyisir rambut Anya.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Anya.“Mama sudah baik. Hari ini kita ke sana untuk menjenguknya, ya.” Alina bicara ser

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saingan Anak Sendiri

    Jia menatap Daniel yang sedang merapikan ranjang khusus penunggu. Dia merasa tak enak hati karena sudah merepotkan pria itu.“Kamu bisa tidur di tempat kakakmu. Aku tidak apa-apa tidur di sini sendiri, lagi pula ada perawat yang bisa aku panggil jika butuh sesuatu,” ujar Jia karena tak ingin terus menerus merepotkan Daniel.Daniel menoleh ke arah Jia, lalu dia duduk di tepian ranjang khusus penunggu seraya menatap pada Jia.“Aku sudah berjanji pada Anya untuk menjagamu, jadi aku akan tetap di sini,” ujar Daniel.Jia berbaring seraya menatap pada Daniel.“Kak Alina bilang kalau besok akan membawa Anya ke sini, jadi sekarang istirahatlah. Kamu harus terlihat baik-baik saja agar Anya tidak sedih,” ujar Daniel.Jia hanya mengangguk. Dia tidak memaksa jika memang Daniel tetap mau tinggal, meski sebenarnya Jia canggung berada di satu ruangan berdua dengan pria, terlebih dia dan Daniel tidak ada hubungan apa pun.“Selamat malam,” ucap Daniel lalu naik ke atas ranjang. Dia membaringkan tubuhn

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Permintaan Maaf Mertua

    Di rumah sakit. Daniel masih menemani Jia yang terbaring lemah. Dokter mengatakan jika tidak ada kerusakan fatal di organ dalam, sehingga Jia hanya butuh perawatan biasa sampai kondisinya benar-benar pulih.“Kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Daniel.Jia menggeleng.Daniel sabar menemani Jia karena kondisi Jia yang masih lemas. Terdengar suara ketukan pintu kamar. Daniel menoleh dan melihat pintu kamar terbuka. Kedua orang tua Edwin ternyata datang untuk melihat kondisi Jia.Daniel segera berdiri lalu sedikit membungkuk ke arah mertua Jia, sedangkan Jia masih terbaring lemah dan hanya bisa menatap dua orang itu.“Saya keluar dulu,” ucap Daniel agar Jia dan kedua orang tua Edwin bisa bicara.Kedua orang tua Edwin mengangguk. Mereka tak menyangka jika Daniel sangat sopan, padahal sebelumnya mereka sudah menuduh jika Daniel selingkuhan Jia.“Bagaimana kondisimu?” tanya ibu Edwin setelah Daniel keluar dari ruangan itu.“Tidak baik,” jawab Jia lirih.Kedua orang tua itu saling pandang, lal

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pakai Guna-guna?

    Bams menatap Naya yang hanya diam. Dia tersenyum getir, Bams yakin kalau Naya akan mundur setelah mendengar ceritanya. Inilah alasan kenapa Bams tidak pernah mau dekat dengan wanita, dia takut jika ditolak karena masa lalu dan asal usulnya yang buruk.“Sudah tahu aku hasil anak apa, hidup dan besar di mana, lalu bagaimana kejamnya aku, kan? Jika mau mundur, mundur saja.” Bams tersenyum getir lalu memalingkan muka dari Naya.Naya melihat tatapan kecewa dari mata Bams. Ya, meski dia syok, tetapi bukan berarti dia akan langsung menilai Bams buruk juga. Mungkin Naya hanya butuh memikirkan dengan matang, mempertimbangkan dengan pemikiran dingin, lalu melihat kebaikan Bams yang sekarang. Bukankah begitu?“Tidak apa, aku terima.” Bams mengusap kedua pahanya, lalu berdiri untuk kembali ke kamar. Lagi pula, untuk apa menunggu, dia sudah tahu jawabannya.Naya terkejut Bams mau pergi. Dia langsung menahan pergelangan tangan Bams.“Dih, kenapa main pergi saja?” tanya Naya seraya menatap pada Bams

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Masa Lalu Bams

    Sembilan tahun lalu. “Dasar jalang sialan. Kamu bilang mau memberiku perawan, ternyata mana?” Seorang pria berbadan besar menampar wanita paruh baya hingga tersungkur di lantai. “Ta-tapi dia bilang kalau belum pernah melakukannya.” Wanita itu mencoba menjelaskan, tetapi tamparan kembali dilayangkan secara bertubi-tubi. “Sialan! Kamu hanya mencoba menipuku! Kembalikan uangku!” perintah pria itu seraya menjambak rambut wanita paruh baya itu. Saat itu, Bams yang berumur dua puluhan tahun, melihat wanita tadi dianiaya. Dia melempar barang belanjaan yang dibawanya, lantas menghampiri untuk menolong wanita yang tak lain ibunya. “Berhenti memukuli ibuku!” teriak Bams seraya menghalau tangan pria tadi memukul sang ibu. Pria itu geram karena ada yang menahannya. Dia menghempaskan tubuh Bams hingga tersungkur di lantai. “Tidak usah ikut campur, kecuali kamu mau mengganti uangku. Atau, kamu mau jadi gigolo lalu uangnya untuk mengganti uang yang sudah wanita ini ambil!” Pria itu tersenyum

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Yakin atau Tidak

    Naya menuang segelas air putih, lalu menyodorkannya ke Bams.“Minum obatmu, lalu istirahat. Tidak usah memikirkan hal lainnya, lagi pula penjahatnya sudah ditangkap,” ucap Naya masih menyodorkan segelas air putih dan obat yang harus diminum Bams.Bams tak segera mengambil gelas dan obat itu. Dia malah terus memandangi wajah Naya seraya tersenyum kecil.“Apa? Kenapa menatapku seperti itu? Ini obatnya. Naya mendekatkan gelas dan obat itu agar Bams segera menerimanya.“Nay, kamu serius menyukaiku?” tanya Bams masih seperti mimpi.Naya menghela napas Bams kembali membahas itu.“Tidak, aku berkata seperti itu agar kamu cepat sembuh saja,” elak Naya.Ekspresi wajah Bams berubah. Dia mengambil obat dan segelas air putih dari tangan Naya, lantas meminum obat itu dalam sekali tenggak.Naya menahan senyum melihat Bams kesal. Pria matang ini sangat lucu ketika sedang kesal.“Aku menyukaimu, tapi jika kamu juga benar-benar menyukaiku,” ucap Naya setelah Bams selesai minum.Bams diam menatap pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menerima Hukuman

    Daniel baru saja mengakhiri panggilan saat melihat Jia menggerakkan kelopak mata.“Kamu bisa mendengarku?” tanya Daniel sedikit membungkuk seraya memperhatikan kelopak mata Jia yang hendak terbuka.Daniel memperhatikan Jia yang mengangguk-angguk. Dia lega karena Jia merespon ucapannya.Daniel sabar menunggu sampai Jia benar-benar sadar karena tahu jika pengaruh obat bius pasti tidak cepat hilang.Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Jia membuka mata dengan sempurna. Daniel masih duduk sambil terus memperhatikan Jia.“Mau kupanggilkan dokter?” tanya Daniel.Daniel melihat Jia menggeleng pelan.“Di mana Anya dan Papa?” tanya Jia dengan suara lemah. Perlahan dia menoleh pada Daniel.“Mereka aman. Sekarang berada di apartemen pamanku,” jawab Daniel agar Jia lega.Jia bernapas lega.Daniel menatap Jia, dalam kondisi seperti ini pun Jia masih memikirkan orang lain.“Bagaimana dengan Edwin?” tanya Jia. Dia cemas dan takut jika Edwin masih berkeliaran lalu membahayakan ayah dan putrinya.“Ka

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Suka atau Suka?

    Daniel dan yang lain mengikuti Jia yang dipindah ke ruang inap. Demi mengamankan Jia, Aksa meminta bantuan dari perusahaan pengawalan untuk menjaga kamar Jia.“Paman bilang kalau Pak Alex dan Anya untuk sementara dibawa ke apartemennya,” kata Daniel setelah membaca pesan dari Restu.“Anya pasti sangat syok melihat semua kejadian ini,” ujar Alina.“Untungnya dia bisa kabur saat mau ditangkap, jadi aku juga tahu kalau Jia diculik suami bajingannya itu.” Daniel begitu emosi saat ingat Edwin yang berusaha mencekik Jia padahal kondisinya begitu lemas.“Kami akan melihat kondisi Anya, kamu tidak apa-apa ditinggal sendiri, kan?” tanya Alina.“Di luar sudah ada pengawalan, jadi kamu tidak perlau khawatir,” imbuh Aksa.Daniel mengangguk-angguk. Dia lalu menatap Jia yang tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius.Alina dan Aksa saling pandang. Mereka merasa ada sesuatu dari sikap Daniel.Di luar. Bams menolak untuk rawat inap, sehingga hanya mendapat obat jalan dan diminta kontrol satu mingg

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saran Atasan Dingin

    Daniel ada di rumah sakit menunggu Jia mendapat perawatan dari dokter. Dia mondar-mandir di depan ruang perawatan, tidak berani masuk karena takut mengganggu pengobatan. “Dani.” Daniel menoleh saat ada yang memanggil. Dia melihat sang kakak dan kakak iparnya datang. “Kak.” Alina terlihat begitu cemas. Dia langsung mengecek tubuh sang adik. “Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Alina. “Aku baik-baik saja, Kak.” Daniel malah tersenyum melihat Alina mencemaskan dirinya. “Aku sedang mencemaskanmu, kenapa kamu malah senyum-senyum?” Alina gemas sampai memukul lengan adiknya itu. Daniel hanya tersenyum seraya mengusap lengan yang terkena timpuk. “Bagaimana kondisi Jia?” tanya Aksa. Daniel langsung mode serius ketika mendengar pertanyaan Aksa. “Dokter masih memeriksanya. Sepertinya cukup parah mengingat mobil yang membawanya terbalik di jalanan,” jawab Daniel. Alina sangat syok. Dia sampai menutup mulut. Aksa mengangguk, mereka akhirnya menunggu sampai dokter keluar dari ruang pemerik

DMCA.com Protection Status