Share

Bab 6

Penulis: Lionel Lussy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-23 20:43:46

Roura menghela nafas lelah. "Baiklah, kalau begitu, apa yang bisa aku bantu?"

"Temukan tubuhku, dan pastikan aku sudah mati atau belum," jawab Sion, kali ini ia bicara serius tanpa sebuah senyuman.

Roura agak bingung dengan permintaan itu. "Bagaimana aku tau soal tubuhmu, tuan Sion?"

Sion berdiri dari sana, menatap jauh ke depan, seolah akan mengatakan sebuah strategi yang sangat penting.

"Kamu harus melakukan penyelidikan, cari tau dimana tubuhku berada. Dan ingat, Kau harus mulai melakukan penyelidikan ini secepatnya,” perintah Sion.

Roura tertawa kecil sambil melipat tangan. “Hari ini aku harus bekerja.”

Sion mendadak meledak dalam tawa, seperti baru mendengar lelucon terlucu sepanjang hidupnya—atau kematiannya.

“Lupakan pekerjaan dengan gaji kecil itu, Rou,” kata Sion.

Roura menatapnya tajam, lalu menggelangkan kepala. “Yang kau bilang kecil itu, Tuan Kaya Raya. Itu cukup untuk menghidupiku, tahu.”

“Oh, ya? Berapa gajimu di sana, kalau boleh tahu? Satu digit? Dua digit? Atau sekadar koin receh?” tanya Sion.

Roura tersenyum kecil mendengar pertanyaan itu.

“Setidaknya aku tidak mengandalkan trust fund atau manipulasi pasar untuk bertahan hidup. Lagipula, tidak semua orang bisa bayar kopi mahal tanpa berpikir panjang, Tuan CEO.”

Sion tertawa kecil. “Kopi mahal? Jadi kamu pikir, kopi yang kau jual di kedai Pak Wiil itu kopi mahal? Aku bahkan bisa membeli kedai kopi itu sekalian. Yah, untuk berjaga-jaga kalau aku butuh cappuccino di jam tiga pagi.”

Roura menghela nafasnya. “Kau tahu? Di dunia nyata, orang seperti aku bekerja keras, hanya agar bisa membayar tagihan. Sementara kau? Kau bahkan tidak tahu cara mematikan saklar lampu.”

Sion tersenyum meledek “Hei, ayolah. Itu keterampilan tingkat dasar. Aku tahu cara menyuruh seseorang melakukannya untukku.”

“Mungkin ini alasan kenapa orang kaya seperti kau, tidak diizinkan masuk ke akhirat. Bahkan di akhirat pun kau tetap menyebalkan.” Roura balas mengejek.

“Dan ini alasan kenapa orang bergaji kecil sepertimu, adalah target empuk untuk dimanipulasi. Karena kalian butuh pekerjaan, bukan menikmatinya.” Sion membalas.

Tawa kecil hilang dari bibir Roura, ia menatap kesal ke arah hantu sombong ini. Lalu Roura berdiri, sambil melipat tangan.

“Kau tahu, kalau kau terus merendahkan pekerjaanku. Aku tidak akan membantumu. Nikmati saja hidupmu sebagai hantu gentayangan," ucap Roura.

Sion mengangkat tangan seolah menyerah. Menghentikan tawa meledeknya pada Roura, dan sedikit mengangkat bahu.

“Baiklah, baiklah. Aku hanya bercanda, Roura. Tapi serius, gajimu terlalu kecil di sana," sahut Sion.

Roura mendengus. “Kau tahu apa soal gajiku? Karena gaji kecil itu, aku bisa bayar makan siangku hari ini. Dasar menyebalkan, sombong sekali dia mengejek gaji berharga ku.”

Roura pergi meninggalkan Sion di sana, ia memasuki kedai kopi kecil tempatnya bekerja, aroma kopi segar menyambutnya.

Tempat itu sederhana, dengan meja kayu tua dan kursi-kursi yang sudah mulai menunjukkan usianya. Namun bagi Roura, ini adalah tempatnya mengais rezeki dan tempat yang paling Roura sukai dibandingkan dengan rumahnya.

“Rou!” panggil seorang pria dari sudut ruangan. Itu John, teman satu jurusannya, yang juga pelanggan tetap di sini.

Dia sedang duduk di salah satu sofa dengan segelas kopi di tangannya, matanya terpaku pada layar televisi di dinding.

“Akhirnya datang juga. Sudah lihat berita hari ini?” tanya John.

Roura menggeleng, berjalan mendekati meja untuk memulai pekerjaannya. “Berita apa lagi sekarang? Tentang politik? Badai? Atau Alien?”

“Lebih buruk,” gumam John, menunjuk televisi. “Lihat saja sendiri.”

Di layar televisi, seorang pembawa acara berita wanita, tampil rapi dengan blazer abu-abu, sedang menyampaikan laporan dengan wajah serius. 

(Berita terbaru dari dunia bisnis yang mengguncang pasar saham global. Tubuh Edward Laurent, tangan kanan CEO Robin Group, ditemukan di bawah reruntuhan lantai 15, Edward laurent kini dalam kondisi kritis dan dirawat intensif di salah satu rumah sakit terbaik di kota Mayro. Tim medis melaporkan bahwa Edward menderita luka bakar tingkat tiga, patah tulang di beberapa bagian tubuh, serta kemungkinan trauma otak.)

Roura berhenti di tempat, menatap ke arah televisi. Ia mendengarkan pembawa acara itu kembali membacakan laporannya.

Kamera beralih ke seorang pakar saham, seorang pria paruh baya dengan dasi yang terlalu mencolok, yang sedang diwawancara di studio. 

(Robin Group adalah salah satu raksasa dalam pasar global. Kehilangan dua figur utama mereka—Laurent, dan Sion Alexander yang masih hilang—akan mengguncang seluruh ekosistem bisnis. Saham mereka sudah turun 15% dalam semalam. Itu krisis besar.)

John menggeram pelan sambil tertawa remeh. “Lihat saja para orang kaya itu. Selalu seperti ini, membuat kekacauan besar lalu menghilang. Dan siapa yang kena dampaknya kalau begini? Pastilah orang-orang kecil seperti kita.”

Roura tidak menjawab. Matanya beralih ke sisi ruangan. Di sana berdiri Sion, memperhatikan berita dengan wajah sedih. Wajahnya yang biasanya penuh senyum menyebalkan kini berubah serius, hampir gelap. Dan ada satu kata yang keluar dari mulutnya.

“Edward?"

Roura terdiam, lalu kembali melihat ke arah televisi. Laporan berita masih berlanjut, kali ini dengan wawancara seorang pengusaha terkenal. 

(Robin Group memegang banyak aset strategis, jika mereka benar-benar runtuh, itu bukan hanya masalah bagi pemegang saham, tapi juga rantai pasokan global. Pasar Asia sudah mulai bereaksi, dan ini bisa menjadi domino efek yang menghantam ekonomi global.)

Roura menggelengkan kepala pelan, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Ia menunggu-nunggu berita yang akan membahas tentang keadaan Sion.

Namun sayang, setelah beberapa menit ia menunggu, berita itu lewat begitu saja. Tanpa mengatakan apa-apa tentang keadaan Sion ataupun keberadaannya.

“Apa mereka tidak membahas tentang CEO Robin Group?” tanya Roura.

Jhon mengangkat bahu sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa.

“CEO Robin Group? Oh, dia masih misteri besar. Menghilang seperti pesulap yang gagal kembali dari kotak sulapnya. Entah dia hidup, mati, atau sedang liburan panjang di Kepulauan Karibia?”

Sion menatap tajam, ekspresi kesal melintas di wajahnya. Roura memperhatikannya dari sudut ruangan, lalu berbisik pada Sion.

“Jadi, kau bahkan tidak tahu apa yang terjadi?” tanya Roura.

“Aku tahu Edward, ruangannya bersebelahan denganku. Di lantai 15. Dia juga masih saudaraku.” jawab Sion.

"Jadi tuan Edward masih saudaramu? Dia adikmu? Atau kakak?" tanya Roura lagi.

Sion menoleh pada Roura dengan ekpresi cemas. "Dia sepupu ku. Aku harap dia selamat dan melewati masa krisisnya. Ayolah, Roura! Pergilah dari sini untuk menyelidiki dimana tubuhku berada."

"Aku akan coba setelah pulang bekerja," jawab Roura.

Jhon melirik Roura yang terlihat sedang berbicara pada dirinya sendiri. “Hei, Rou? Kau baik-baik saja? Kau bicara dengan siapa?”

“Oh, aku baik-baik saja, Jhon. Apa ada yang kamu butuhkan lagi?” Roura mencoba untuk tenang.

"Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Aku pergi dulu yah! Ini uangmu."

*

*

*

Malam harinya.

Malam itu, udara dingin menusuk kulit Roura, saat ia melangkah keluar dari kedai kopi setelah mengganti pakaiannya.

Lampu-lampu jalan menerangi trotoar, memberikan suasana remang-remang yang cukup untuk membuat bayangan di belakangnya terlihat jelas.

Tiba-tiba sosok Sion muncul di hadapannya tanpa peringatan, membuat Roura hampir menjatuhkan tasnya.

“Siap untuk misi pertamamu, Nona Miskin?” tanya Sion sambil tersenyum menyebalkan.

Roura menatapnya datar, lalu tertawa kecil. “Baiklah itu fakta kalau aku memang miskin. Aku tidak boleh tersinggung. Jadi, aku harus mulai dari mana?”

“Dari gedung Robin Group, tentu saja. Kau tidak berharap menemukan jawaban di sini, kan?” ledek Sion lagi.

Setelah melakukan perjalanan dengan bus, Roura kini berdiri di depan gedung Robin Group yang hancur.

Sebagian besar bangunan masih berdiri, tetapi lantai 15 hingga ke atas telah runtuh, menyisakan reruntuhan beton dan besi yang berserakan di sekitar lokasi.

Lampu-lampu darurat dan garis polisi mengelilingi area tersebut, memberikan kesan bahwa tempat itu masih penuh dengan misteri. Beberapa petugas polisi berjaga, sesekali berbicara satu sama lain dengan suara rendah.

Roura memperhatikan sekitar dengan hati-hati, mencoba mencari petunjuk. Di dekat reruntuhan.

"Jadi inilah bangkai menara Robin?" ucap Roura.

Tapi tiba-tiba, seorang pria berambut cokelat dengan jas kusut tampak gelisah. Ia mondar-mandir, dan sesekali mengusap wajahnya dengan kasar.

Roura memberanikan diri untuk mendekatinya. “Permisi?"

Pria itu berhenti sejenak dan menatap Roura dengan pandangan tajam, seolah ia baru saja mendengar sesuatu yang sangat menyinggung.

“Kau siapa? Reporter lagi? Stasiun TV konyol mana yang mengirimmu kali ini? Ini sudah malam, sudah hampir tengah malam.” pria itu membentak Roura dengan kesal.

“Tidak, aku bukan wartawan.” Roura coba menjelaskan.

“Diam! Aku sudah cukup muak dengan kalian. Semua stasiun TV bodoh itu hanya peduli pada berita terbaru, pertanyaan kalian membuatku pusing. Pergilah!” ucap pria itu dengan marah.

Roura tidak menyerah, ia bertanya dengan sopan. "Tapi, pak. Aku ingin tau, apakah tubuh tuan Sion sudah ditemukan?"

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Hantu CEO   Bab 7

    Pria itu kembali mengomel pada Roura. "Apa urusannya denganmu, nona? Berani sekali kau menanyakan soal tuan Sion. Memangnya siapa kau? Hanya seorang wartawan kecil."Roura menghela napas dalam-dalam, ia masih belum menyerah. Sekali lagi ia mencoba menenangkan diri, dan bicara lagi pada pria di hadapannya.“Dengar, pak. Aku hanya mencari informasi. Tidak ada hubungannya dengan stasiun TV atau—”“Aku tidak peduli! Terkadang para wartawan menutupi jati diri mereka! Jadi sekali lagi aku mohon pergilah! Tempat ini masih berbahaya. Tidak akan ada yang bertanggung jawab jika reruntuhan mungkin akan menimpamu.” bentak pria itu.Akhirnya Roura menyerah, gadis ini berjalan meninggalkan area gedung Robin Group dengan langkah berat. Mulutnya terus saja mengomel sendiri.“Saat aku dimarahi begini, kemana perginya hantu konyol itu? Enak sekali dia hilang saat aku butuh dukungan.”Setelah naik bus kota lagi, akhirnya Roura tiba di apa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24
  • Pesona Hantu CEO   Bab 1

    "Aaah!" seorang pria berteriak, saat sebuah mobil truk melaju kencang ke arahnya. Ia yakin kalau mobil itu pasti akan menabrak tubuhnya.Brak!Benar saja truk itu menabrak tubuhnya, seharusnya tubuhnya terlempar dan hancur.Tapi... Ada yang aneh, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Mobil truk itu tetap melesat menjauh. Tidak ada darah sedikitpun, tidak ada orang yang berteriak. Semua terlihat baik-baik saja."Apa yang terjadi padaku? Kenapa dengan diriku?" pria itu menatap tangannya sendiri, merasa semakin bingung dengan apa yang terjadi padanya.Sion Alexander Robin, seorang pria dengan reputasi yang tak tertandingi, adalah CEO utama dari Robin Group, sebuah perusahaan raksasa yang berada di kota Mayro.Namun dua hari terakhir, dunia di sekitarnya terasa tidak normal lagi. Orang-orang kini berjalan melewatinya seolah dia tidak ada. Setiap kali Sion mencoba berbicara, suara yang keluar dari mulutnya, seperti tidak terdengar. Tangannya yang dulu menggenggam kendali perusahaan bes

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab 2

    Bab. 2 Dua hari laluLangit kota Mayro tiba-tiba merah, asap tebal membumbung tinggi ke langit malam yang gelap, disusul ledakan yang mengguncang tanah. Gedung Robin Group, ikon megah kota sekaligus pusat dari perusahaan raksasa dunia, kini terbakar hebat. Api menjalar liar, melahap setiap jendela kaca dengan bunyi pecahan yang menyakitkan telinga."Tolong! Tolong!"Jeritan dan teriakan menggema di setiap sudut jalan. Orang-orang dalam gedung berlarian tak tentu arah, berusaha mencari perlindungan. Sirine mobil pemadam kebakaran meraung memecah malam, diikuti deru kendaraan ambulans yang bergegas menuju lokasi.“Kami membutuhkan bantuan tambahan! Gedung ini bisa runtuh kapan saja!” Suara-suara panik terdengar di mana-mana, para petugas damkar dan Polisi bekerja sama menyelamatkan orang-orang yang terjebak.Beberapa helikopter berita nasional melayang rendah, mengirimkan siaran langsung ke seluruh pelosok kota dan negeri. "Kami melaporkan langsung dari lokasi kejadian! Gedung Robi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab. 3

    Pak Will. Dengan gerakan cepat mendorong pintu itu, ia melangkah masuk dengan wajah penuh cemas. Dan memindai ruangan itu, tapi tidak melihat apapun atau siapa pun di sana selain Roura yang berdiri dengan napas memburu.“Mana orangnya?!” tanya Pak Will mendesak.Roura masih terengah-engah, langsung menunjuk ke samping, ke arah tempat Sion berdiri beberapa detik yang lalu. “Dia ada di sana!”Pak Will menoleh ke arah yang ditunjuk, tetapi ruang itu kosong. Tidak ada siapa pun yang bisa ia lihat.Roura juga segera menoleh ke arah yang sama, ia terkejut mendapati Sion sudah tidak ada di sana. Hanya udara kosong yang menyambut tatapannya.Kini wajah Pak Wiil terlihat marah, ia menghela Nafas mencoba bersabar dengan sikap gadis ini.“Roura? Apa kau sedang mencoba bercanda denganku? Karena ini sama sekali tidak lucu.”“Tapi ... tapi tadi dia ada di sini!” jawab Roura panik, menunjuk ke ruang kosong itu lagi.Pak Will menatapnya dengan tajam, menahan marahnya sekuat tenaga. Lalu pria ini me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab 4

    Roura segera mengambil kain sembarangan, untuk menutup tubuhnya lebih rapat. Ia melirik ke sekeliling kamar, mencoba mencari alasan masuk akal mengapa Sion bisa masuk ke dalam kamarnya.Sion tertawa terbahak, melihat Roura yang ketakutan sambil menutup seluruh tubuhnya. Seolah Sion adalah penjahat yang akan merenggut kesucinnya."Hey, ayolah ... Aku hanya ingin tidur di sini," jawab Sion tanpa rasa bersalah."Kurang ajar, kau tidak bisa sembarangan tidur di kamar ku! Apalagi kau lihat aku dalam keadaan seperti ini!"Roura marah lagi, sementara Sion hanya mengangkat alis, sambil tertawa lagi. Pria ini berjalan mendekat ke arah Roura, membuat gadis itu agak ketakutan. Apalagi tubuh tegap Sion terlihat sangat kuat, pasti ia bisa menarik kain yang melilit tubuh Roura dengan mudah. "Tolong jangan tatap aku seperti itu, tuan!" pinta Roura."Seperti apa maksudmu, Roura? Aku hanya melihat seorang manusia yang habis mandi dan terlihat marah."Roura berjalan mundur, sementara Sion terus berj

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab 5

    Roura menatap Sion dengan kesal, seperti baru saja mendengar lelucon paling tidak lucu di dunia. "Tunggu, jadi sekarang aku terjebak dengan hantu CEO yang punya ego sebesar menara Eiffel? Dan logika seperti anak usia lima tahun? Fantastis. Hidupku benar-benar luar biasa."Sion mengangkat bahu dengan ekspresi tak berdosa. Ia menertawakan kekesalan Roura dan baru saja mengeluhkan hidupnya."Yah, kau sangat beruntung sebenarnya. Jarang sekali aku datang untuk meminta bantuan pada orang lain."Sungguh sikap Sion terlalu menyebalkan bagi Roura, gadis ini mendengus kesal. Menggelengkan kepala tak percaya dengan nasib aneh yang menimpa dirinya."Maaf, tuan Sion yang terhormat. Tapi aku terlalu sibuk dengan kemiskinanku untuk peduli. Jadi pergilah!"Sion mendekat, mendekatkan wajahnya hingga hanya beberapa inci dari wajah Roura. Tapi kali ini Roura tidak takut lagi, dia menatap Sion dengan berani, membuat Sion tertawa kecil."Keluar dari sini! Atau aku akan ....""—Berteriak? Dan mengundang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16

Bab terbaru

  • Pesona Hantu CEO   Bab 7

    Pria itu kembali mengomel pada Roura. "Apa urusannya denganmu, nona? Berani sekali kau menanyakan soal tuan Sion. Memangnya siapa kau? Hanya seorang wartawan kecil."Roura menghela napas dalam-dalam, ia masih belum menyerah. Sekali lagi ia mencoba menenangkan diri, dan bicara lagi pada pria di hadapannya.“Dengar, pak. Aku hanya mencari informasi. Tidak ada hubungannya dengan stasiun TV atau—”“Aku tidak peduli! Terkadang para wartawan menutupi jati diri mereka! Jadi sekali lagi aku mohon pergilah! Tempat ini masih berbahaya. Tidak akan ada yang bertanggung jawab jika reruntuhan mungkin akan menimpamu.” bentak pria itu.Akhirnya Roura menyerah, gadis ini berjalan meninggalkan area gedung Robin Group dengan langkah berat. Mulutnya terus saja mengomel sendiri.“Saat aku dimarahi begini, kemana perginya hantu konyol itu? Enak sekali dia hilang saat aku butuh dukungan.”Setelah naik bus kota lagi, akhirnya Roura tiba di apa

  • Pesona Hantu CEO   Bab 6

    Roura menghela nafas lelah. "Baiklah, kalau begitu, apa yang bisa aku bantu?" "Temukan tubuhku, dan pastikan aku sudah mati atau belum," jawab Sion, kali ini ia bicara serius tanpa sebuah senyuman.Roura agak bingung dengan permintaan itu. "Bagaimana aku tau soal tubuhmu, tuan Sion?"Sion berdiri dari sana, menatap jauh ke depan, seolah akan mengatakan sebuah strategi yang sangat penting."Kamu harus melakukan penyelidikan, cari tau dimana tubuhku berada. Dan ingat, Kau harus mulai melakukan penyelidikan ini secepatnya,” perintah Sion.Roura tertawa kecil sambil melipat tangan. “Hari ini aku harus bekerja.”Sion mendadak meledak dalam tawa, seperti baru mendengar lelucon terlucu sepanjang hidupnya—atau kematiannya. “Lupakan pekerjaan dengan gaji kecil itu, Rou,” kata Sion.Roura menatapnya tajam, lalu menggelangkan kepala. “Yang kau bilang kecil itu, Tuan Kaya Raya. Itu cukup untuk menghidupiku, tahu.”“Oh, ya? Berapa gajimu di sana, kalau boleh tahu? Satu digit? Dua digit? Atau sek

  • Pesona Hantu CEO   Bab 5

    Roura menatap Sion dengan kesal, seperti baru saja mendengar lelucon paling tidak lucu di dunia. "Tunggu, jadi sekarang aku terjebak dengan hantu CEO yang punya ego sebesar menara Eiffel? Dan logika seperti anak usia lima tahun? Fantastis. Hidupku benar-benar luar biasa."Sion mengangkat bahu dengan ekspresi tak berdosa. Ia menertawakan kekesalan Roura dan baru saja mengeluhkan hidupnya."Yah, kau sangat beruntung sebenarnya. Jarang sekali aku datang untuk meminta bantuan pada orang lain."Sungguh sikap Sion terlalu menyebalkan bagi Roura, gadis ini mendengus kesal. Menggelengkan kepala tak percaya dengan nasib aneh yang menimpa dirinya."Maaf, tuan Sion yang terhormat. Tapi aku terlalu sibuk dengan kemiskinanku untuk peduli. Jadi pergilah!"Sion mendekat, mendekatkan wajahnya hingga hanya beberapa inci dari wajah Roura. Tapi kali ini Roura tidak takut lagi, dia menatap Sion dengan berani, membuat Sion tertawa kecil."Keluar dari sini! Atau aku akan ....""—Berteriak? Dan mengundang

  • Pesona Hantu CEO   Bab 4

    Roura segera mengambil kain sembarangan, untuk menutup tubuhnya lebih rapat. Ia melirik ke sekeliling kamar, mencoba mencari alasan masuk akal mengapa Sion bisa masuk ke dalam kamarnya.Sion tertawa terbahak, melihat Roura yang ketakutan sambil menutup seluruh tubuhnya. Seolah Sion adalah penjahat yang akan merenggut kesucinnya."Hey, ayolah ... Aku hanya ingin tidur di sini," jawab Sion tanpa rasa bersalah."Kurang ajar, kau tidak bisa sembarangan tidur di kamar ku! Apalagi kau lihat aku dalam keadaan seperti ini!"Roura marah lagi, sementara Sion hanya mengangkat alis, sambil tertawa lagi. Pria ini berjalan mendekat ke arah Roura, membuat gadis itu agak ketakutan. Apalagi tubuh tegap Sion terlihat sangat kuat, pasti ia bisa menarik kain yang melilit tubuh Roura dengan mudah. "Tolong jangan tatap aku seperti itu, tuan!" pinta Roura."Seperti apa maksudmu, Roura? Aku hanya melihat seorang manusia yang habis mandi dan terlihat marah."Roura berjalan mundur, sementara Sion terus berj

  • Pesona Hantu CEO   Bab. 3

    Pak Will. Dengan gerakan cepat mendorong pintu itu, ia melangkah masuk dengan wajah penuh cemas. Dan memindai ruangan itu, tapi tidak melihat apapun atau siapa pun di sana selain Roura yang berdiri dengan napas memburu.“Mana orangnya?!” tanya Pak Will mendesak.Roura masih terengah-engah, langsung menunjuk ke samping, ke arah tempat Sion berdiri beberapa detik yang lalu. “Dia ada di sana!”Pak Will menoleh ke arah yang ditunjuk, tetapi ruang itu kosong. Tidak ada siapa pun yang bisa ia lihat.Roura juga segera menoleh ke arah yang sama, ia terkejut mendapati Sion sudah tidak ada di sana. Hanya udara kosong yang menyambut tatapannya.Kini wajah Pak Wiil terlihat marah, ia menghela Nafas mencoba bersabar dengan sikap gadis ini.“Roura? Apa kau sedang mencoba bercanda denganku? Karena ini sama sekali tidak lucu.”“Tapi ... tapi tadi dia ada di sini!” jawab Roura panik, menunjuk ke ruang kosong itu lagi.Pak Will menatapnya dengan tajam, menahan marahnya sekuat tenaga. Lalu pria ini me

  • Pesona Hantu CEO   Bab 2

    Bab. 2 Dua hari laluLangit kota Mayro tiba-tiba merah, asap tebal membumbung tinggi ke langit malam yang gelap, disusul ledakan yang mengguncang tanah. Gedung Robin Group, ikon megah kota sekaligus pusat dari perusahaan raksasa dunia, kini terbakar hebat. Api menjalar liar, melahap setiap jendela kaca dengan bunyi pecahan yang menyakitkan telinga."Tolong! Tolong!"Jeritan dan teriakan menggema di setiap sudut jalan. Orang-orang dalam gedung berlarian tak tentu arah, berusaha mencari perlindungan. Sirine mobil pemadam kebakaran meraung memecah malam, diikuti deru kendaraan ambulans yang bergegas menuju lokasi.“Kami membutuhkan bantuan tambahan! Gedung ini bisa runtuh kapan saja!” Suara-suara panik terdengar di mana-mana, para petugas damkar dan Polisi bekerja sama menyelamatkan orang-orang yang terjebak.Beberapa helikopter berita nasional melayang rendah, mengirimkan siaran langsung ke seluruh pelosok kota dan negeri. "Kami melaporkan langsung dari lokasi kejadian! Gedung Robi

  • Pesona Hantu CEO   Bab 1

    "Aaah!" seorang pria berteriak, saat sebuah mobil truk melaju kencang ke arahnya. Ia yakin kalau mobil itu pasti akan menabrak tubuhnya.Brak!Benar saja truk itu menabrak tubuhnya, seharusnya tubuhnya terlempar dan hancur.Tapi... Ada yang aneh, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Mobil truk itu tetap melesat menjauh. Tidak ada darah sedikitpun, tidak ada orang yang berteriak. Semua terlihat baik-baik saja."Apa yang terjadi padaku? Kenapa dengan diriku?" pria itu menatap tangannya sendiri, merasa semakin bingung dengan apa yang terjadi padanya.Sion Alexander Robin, seorang pria dengan reputasi yang tak tertandingi, adalah CEO utama dari Robin Group, sebuah perusahaan raksasa yang berada di kota Mayro.Namun dua hari terakhir, dunia di sekitarnya terasa tidak normal lagi. Orang-orang kini berjalan melewatinya seolah dia tidak ada. Setiap kali Sion mencoba berbicara, suara yang keluar dari mulutnya, seperti tidak terdengar. Tangannya yang dulu menggenggam kendali perusahaan bes

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status