Share

Bab 4

Author: Lionel Lussy
last update Last Updated: 2025-03-16 15:40:27

Roura segera mengambil kain sembarangan, untuk menutup tubuhnya lebih rapat. Ia melirik ke sekeliling kamar, mencoba mencari alasan masuk akal mengapa Sion bisa masuk ke dalam kamarnya.

Sion tertawa terbahak, melihat Roura yang ketakutan sambil menutup seluruh tubuhnya. Seolah Sion adalah penjahat yang akan merenggut kesucinnya.

"Hey, ayolah  ... Aku hanya ingin tidur di sini," jawab Sion tanpa rasa bersalah.

"Kurang ajar, kau tidak bisa sembarangan tidur di kamar ku! Apalagi kau lihat aku dalam keadaan seperti ini!"

Roura marah lagi, sementara Sion hanya mengangkat alis, sambil tertawa lagi. Pria ini berjalan mendekat ke arah Roura, membuat gadis itu agak ketakutan. 

Apalagi tubuh tegap Sion terlihat sangat kuat, pasti ia bisa menarik kain yang melilit tubuh Roura dengan mudah. 

"Tolong jangan tatap aku seperti itu, tuan!" pinta Roura.

"Seperti apa maksudmu, Roura? Aku hanya melihat seorang manusia yang habis mandi dan terlihat marah."

Roura berjalan mundur, sementara Sion terus berjalan mendekat ke arahnya. Sampai akhirnya gadis ini terpojok di dinding. Ia tidak bisa pergi lagi saat Sion mengurungnya dengan dua tangan.

"Keluar dari sini sekarang juga! Atau aku akan memanggil polisi!"

Sion tertawa kecil, mendengar ancaman Roura, ia malah semakin mendekatkan wajahnya, hingga bibir mereka nyaris bersentuhan.

"Oyah? Apa kamu bisa melakukan itu?" 

Suara berat Sion membuat Roura semakin ketakutan. Dalam pikiran gadis ini, ibu dan ayahnya mungkin sudah menjualnya pada Sion. 

Kini ia merasa dipaksa untuk melayani pria ini. Air mata Roura mulai jatuh karena ketakutan, membuat Sion menghentikan sikap jahilnya.

"Kau menangis? Hey, aku hanya bercanda," ucap Sion.

Roura membuka matanya, ia melihat Sion sudah menjauh dari tubuhnya. Dengan segera gadis ini mengusap air mata yang masih tersisa di pipi. Membuat Sion sedikit merasa bersalah.

"Baiklah, baiklah. Aku akan keluar untuk sekarang. Kau jangan menangis lagi, ok!" 

Sion berjalan melewati Roura, melambaikan tangan sejenak, dan menghilang begitu saja, seperti bayangan yang larut dalam malam.

Roura kembali terkejut dengan cara Sion menghilang, sampai ia memukul pipinya sendiri untuk memastikan ini bukan mimpi.

"Apa aku mulai gila? Bagaimana mungkin dia menghilang begitu saja? Oh Ya Tuhan, ada apa denganku?"

Setelah memastikan Sion sudah tidak ada di sana, akhirnya  Roura melemparkan handuk ke atas kasur dan buru-buru mengenakan pakaian.

Roura duduk di atas kasurnya, napasnya terengah-engah setelah kejadian yang mengacaukan pikirannya. 

Tangan yang lelah seolah tak mampu lagi menanggung beban, tapi ia melihat beberapa lembar kertas di atas meja. Kertas-kertas itu, adalah tumpukan surat tagihan listrik, dan apartemen. Membuat gadis ini menghela nafas dengan berat.

“Seperti biasa, ini adalah surat cinta untuk kita malam ini, Roura.” 

Gadis ini memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri, sebelum akhirnya meraih lembaran berikutnya. 

Tiba-tiba matanya melebar. Saat melihat sebuah foto lama, terlipat rapi di antara surat-surat itu. Foto dirinya bersama ibunya, keduanya tersenyum ceria. Mata Roura mulai kabur oleh air mata yang tidak bisa lagi ia tahan.

Tangannya gemetar, dan tanpa bisa dibendung lagi, tangisnya pun pecah. Semua rasa lelah, frustasi, dan beban hidup yang selama ini ia pendam seakan mengalir begitu saja. 

Ia menangis seperti tidak ada lagi harapan, seolah dunia ini terlalu keras baginya. "Ibu! Kenapa kau tidak membawaku pergi saja dari sini? Aku lelah, bu. Aku merindukan mu."

Roura memeluk foto itu, membayangkan tubuh hangat ibunya masih berada di sini. Khayalan itu mampu membuat bibir Roura tersenyum kecil, walaupun dekapan ini tidak nyata. Tapi  membayangkan wajah ibunya, itu sudah cukup untuk membuat gadis ini jauh lebih baik.

"Ibumu wanita yang cantik yah?" 

Suara itu datang begitu saja, terdengar lembut, namun penuh dengan penilaian yang aneh.

Roura menoleh dengan cepat, terkejut lagi saat melihat Sion tepat berada di belakangnya. Dengan wajahnya yang penuh ketenangan, pria itu tersenyum kecil.

"Kau!" 

Roura terkejut, matanya melebar penuh kebingungan dan kemarahan. Gadis ini kembali melihat ke arah pintu, tapi pintu kamarnya masih tertutup rapat. Jendela dan celah lainnya juga tidak terdengar terbuka.

"Bagaimana bisa kau masih di kamarku? Tadi kamu sembunyi dimana?" tanya Roura curiga.

Sion hanya mengangkat bahu, tampak tak terpengaruh dengan kemarahan Roura. 

"Aku tidak sembunyi, tadi aku pergi. Seperti ini." 

Tanpa peringatan, Sion menghilang begitu saja dari hadapan Roura. Tak ada suara langkah kaki, hanya keheningan yang menggantung di udara. 

Dan beberapa detik kemudian, suara Sion kembali terdengar, kali ini datang dari arah samping Roura, membuat Roura waspada. 

"Wah, tagihan listriknya murah sekali ya?"

Sion mengangkat kertas-kertas tagihan itu dengan santai, sambil kembali muncul di samping meja Roura.

Roura terperanjat, tubuhnya kaku seketika. Kini ia bisa melihat Sion datang dan pergi bagai angin, ini tidak masuk akal.

"Bagaimana kamu melakukan  itu? Apa kau bukan manusia? Kau ini  ... Hantu?" tebak Roura.

Sion tertawa kecil, tanpa mengindahkan pertanyaan Roura. Kini pria itu berjalan mengelilingi Roura dengan santai, menembus meja dan dinding seperti kabut yang tak tersentuh

"Kau bisa menganggap aku begitu, kalau itu membuatmu merasa lebih baik," kata Sion. 

"Tapi siapa kau?" Roura bertanya.

Sion hanya tersenyum, tanpa memberikan jawaban Ia kemudian menoleh ke arah televisi yang mendadak hidup dengan sendirinya, menampilkan gambar-gambar yang langsung menarik perhatian Roura.

Di layar kaca, sebuah berita muncul dengan latar belakang asap tebal yang mengepul, memperlihatkan gedung tinggi yang terbakar. Pembawa acara yang berpakaian rapi muncul dengan ekspresi serius di layar, suaranya tenang namun penuh penekanan.

(Kebakaran besar melanda gedung pusat Robin Group. Perusahaan yang dikenal sebagai salah satu perusahaan raksasa di dunia investasi, kini terancam goyah.  Pasar saham global kemungkinan akan mengalami gejolak hebat. Tapi yang lebih mengejutkan, CEO Robin Group, Sion Alexander Robin, dilaporkan hilang dalam peristiwa ini.)

Layar televisi menampilkan foto Sion dengan tegas. Roura mundur satu langkah, perasaan bingung semakin menguasai dirinya. Ketika televisi kembali mati begitu saja, udara terasa semakin senyap.

"Ya, itu namaku." Sion menjawab.

Roura jelas terkejut tidak percaya, bagaimana mungkin seorang CEO besar, yang merupakan orang penting di kota Mayro. Kini berdiri di kamarnya seorang diri, tanpa pengawalan sedikitpun.

"Tidak, kau tidak mungkin Tuan Sion? CEO Robin Group itu?" ucap Roura masih tidak percaya.

"Apakah kau buta? Kau tidak lihat foto besar dalam berita tadi? Itu aku." Sion menjawab lagi.

Roura menatap pria itu sejenak, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja ia terima. Memang sangat mirip, atau mungkin sama.

"Jadi  ...  Kau sudah mati? Lalu sekarang kau adalah hantu gentayangan?" tanya Roura.

Sion mengangkat bahu, tampak seolah tak peduli dengan ekspresi Roura yang ketakutan. 

"Entahlah. Tapi kalau aku sudah mati, kenapa aku tidak berada di alam baka? Kenapa aku masih berada di dunia ini, hal itulah yang membuat aku bingung," ucap Sion.

Roura tertawa kecil, meski tertinggal sedikit rasa takut dalam hatinya. Tapi kalau diperhatikan, hantu di depannya ini tidak menyeramkan sama sekali. Ia cukup tampan walaupun sangat menyebalkan.

"Mungkin karena kejahatanmu, alam baka tidak menerima kamu di sana. Membiarkan kamu terlunta-lunta di dunia," kata Roura.

Itu kalimat mengejek, membuat Sion memutar matanya dengan malas. 

"Ya terserah. Kalau kau mau menganggapku arwah penasaran, aku tidak akan menghentikanmu."

Roura menelan ludah, untuk meredam ketakutannya. Lalu gadis ini menunjuk ke arah pintu keluar.

"Kalau begitu, silakan keluar. Jangan ganggu aku lagi! Nikmati petualanganmu sebagai hantu jalanan yang menyebalkan."

Sion menatap pintu, lalu kembali menoleh ke Roura sambil menggeleng kepala, sikapnya seperti anak kecil yang menolak saat disuruh tidur. 

"Tidak! Aku tidak mau pergi dari sini," jawab Sion.

"Apa maksudmu 'tidak'? Kau harus pergi! Ini kamarku, dan aku tidak punya waktu untuk berteman dengan hantu."

Pria ini mendesah pelan, mendekati Roura seperti merengek pada ibunya. Sion meraih tangan Roura, karena hanya satu-satunya tubuh Roura yang bisa ia sentuh.

“Oh ayolah, Roura! Jangan jahat begitu kepada hantu malang ini, tolong bantulah aku,” pinta Sion.

“Pergi! Aku tidak ingin membantu hantu! Kau tau? Hidupku saja sudah sulit, jadi aku tidak ingin menambah masalah dengan mencampuri masalah mu!" Roura bicara dengan tegas.

Sion malah duduk dengan santai, bersandar pada nakas dengan senyuman yang aneh. Seolah tidak ada masalah apapun di sini.

"Kalau begitu aku tidak akan pergi. Aku akan terus mengganggumu, sampai orang-orang mengira kau ini sudah gila. Bagaimana pilihanmu?" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Hantu CEO   Bab 5

    Roura menatap Sion dengan kesal, seperti baru saja mendengar lelucon paling tidak lucu di dunia. "Tunggu, jadi sekarang aku terjebak dengan hantu CEO yang punya ego sebesar menara Eiffel? Dan logika seperti anak usia lima tahun? Fantastis. Hidupku benar-benar luar biasa."Sion mengangkat bahu dengan ekspresi tak berdosa. Ia menertawakan kekesalan Roura dan baru saja mengeluhkan hidupnya."Yah, kau sangat beruntung sebenarnya. Jarang sekali aku datang untuk meminta bantuan pada orang lain."Sungguh sikap Sion terlalu menyebalkan bagi Roura, gadis ini mendengus kesal. Menggelengkan kepala tak percaya dengan nasib aneh yang menimpa dirinya."Maaf, tuan Sion yang terhormat. Tapi aku terlalu sibuk dengan kemiskinanku untuk peduli. Jadi pergilah!"Sion mendekat, mendekatkan wajahnya hingga hanya beberapa inci dari wajah Roura. Tapi kali ini Roura tidak takut lagi, dia menatap Sion dengan berani, membuat Sion tertawa kecil."Keluar dari sini! Atau aku akan ....""—Berteriak? Dan mengundang

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab 6

    Roura menghela nafas lelah. "Baiklah, kalau begitu, apa yang bisa aku bantu?" "Temukan tubuhku, dan pastikan aku sudah mati atau belum," jawab Sion, kali ini ia bicara serius tanpa sebuah senyuman.Roura agak bingung dengan permintaan itu. "Bagaimana aku tau soal tubuhmu, tuan Sion?"Sion berdiri dari sana, menatap jauh ke depan, seolah akan mengatakan sebuah strategi yang sangat penting."Kamu harus melakukan penyelidikan, cari tau dimana tubuhku berada. Dan ingat, Kau harus mulai melakukan penyelidikan ini secepatnya,” perintah Sion.Roura tertawa kecil sambil melipat tangan. “Hari ini aku harus bekerja.”Sion mendadak meledak dalam tawa, seperti baru mendengar lelucon terlucu sepanjang hidupnya—atau kematiannya. “Lupakan pekerjaan dengan gaji kecil itu, Rou,” kata Sion.Roura menatapnya tajam, lalu menggelangkan kepala. “Yang kau bilang kecil itu, Tuan Kaya Raya. Itu cukup untuk menghidupiku, tahu.”“Oh, ya? Berapa gajimu di sana, kalau boleh tahu? Satu digit? Dua digit? Atau sek

    Last Updated : 2025-04-23
  • Pesona Hantu CEO   Bab 1

    "Aaah!" seorang pria berteriak, saat sebuah mobil truk melaju kencang ke arahnya. Ia yakin kalau mobil itu pasti akan menabrak tubuhnya.Brak!Benar saja truk itu menabrak tubuhnya, seharusnya tubuhnya terlempar dan hancur.Tapi... Ada yang aneh, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Mobil truk itu tetap melesat menjauh. Tidak ada darah sedikitpun, tidak ada orang yang berteriak. Semua terlihat baik-baik saja."Apa yang terjadi padaku? Kenapa dengan diriku?" pria itu menatap tangannya sendiri, merasa semakin bingung dengan apa yang terjadi padanya.Sion Alexander Robin, seorang pria dengan reputasi yang tak tertandingi, adalah CEO utama dari Robin Group, sebuah perusahaan raksasa yang berada di kota Mayro.Namun dua hari terakhir, dunia di sekitarnya terasa tidak normal lagi. Orang-orang kini berjalan melewatinya seolah dia tidak ada. Setiap kali Sion mencoba berbicara, suara yang keluar dari mulutnya, seperti tidak terdengar. Tangannya yang dulu menggenggam kendali perusahaan bes

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab 2

    Bab. 2 Dua hari laluLangit kota Mayro tiba-tiba merah, asap tebal membumbung tinggi ke langit malam yang gelap, disusul ledakan yang mengguncang tanah. Gedung Robin Group, ikon megah kota sekaligus pusat dari perusahaan raksasa dunia, kini terbakar hebat. Api menjalar liar, melahap setiap jendela kaca dengan bunyi pecahan yang menyakitkan telinga."Tolong! Tolong!"Jeritan dan teriakan menggema di setiap sudut jalan. Orang-orang dalam gedung berlarian tak tentu arah, berusaha mencari perlindungan. Sirine mobil pemadam kebakaran meraung memecah malam, diikuti deru kendaraan ambulans yang bergegas menuju lokasi.“Kami membutuhkan bantuan tambahan! Gedung ini bisa runtuh kapan saja!” Suara-suara panik terdengar di mana-mana, para petugas damkar dan Polisi bekerja sama menyelamatkan orang-orang yang terjebak.Beberapa helikopter berita nasional melayang rendah, mengirimkan siaran langsung ke seluruh pelosok kota dan negeri. "Kami melaporkan langsung dari lokasi kejadian! Gedung Robi

    Last Updated : 2025-03-16
  • Pesona Hantu CEO   Bab. 3

    Pak Will. Dengan gerakan cepat mendorong pintu itu, ia melangkah masuk dengan wajah penuh cemas. Dan memindai ruangan itu, tapi tidak melihat apapun atau siapa pun di sana selain Roura yang berdiri dengan napas memburu.“Mana orangnya?!” tanya Pak Will mendesak.Roura masih terengah-engah, langsung menunjuk ke samping, ke arah tempat Sion berdiri beberapa detik yang lalu. “Dia ada di sana!”Pak Will menoleh ke arah yang ditunjuk, tetapi ruang itu kosong. Tidak ada siapa pun yang bisa ia lihat.Roura juga segera menoleh ke arah yang sama, ia terkejut mendapati Sion sudah tidak ada di sana. Hanya udara kosong yang menyambut tatapannya.Kini wajah Pak Wiil terlihat marah, ia menghela Nafas mencoba bersabar dengan sikap gadis ini.“Roura? Apa kau sedang mencoba bercanda denganku? Karena ini sama sekali tidak lucu.”“Tapi ... tapi tadi dia ada di sini!” jawab Roura panik, menunjuk ke ruang kosong itu lagi.Pak Will menatapnya dengan tajam, menahan marahnya sekuat tenaga. Lalu pria ini me

    Last Updated : 2025-03-16

Latest chapter

  • Pesona Hantu CEO   Bab 6

    Roura menghela nafas lelah. "Baiklah, kalau begitu, apa yang bisa aku bantu?" "Temukan tubuhku, dan pastikan aku sudah mati atau belum," jawab Sion, kali ini ia bicara serius tanpa sebuah senyuman.Roura agak bingung dengan permintaan itu. "Bagaimana aku tau soal tubuhmu, tuan Sion?"Sion berdiri dari sana, menatap jauh ke depan, seolah akan mengatakan sebuah strategi yang sangat penting."Kamu harus melakukan penyelidikan, cari tau dimana tubuhku berada. Dan ingat, Kau harus mulai melakukan penyelidikan ini secepatnya,” perintah Sion.Roura tertawa kecil sambil melipat tangan. “Hari ini aku harus bekerja.”Sion mendadak meledak dalam tawa, seperti baru mendengar lelucon terlucu sepanjang hidupnya—atau kematiannya. “Lupakan pekerjaan dengan gaji kecil itu, Rou,” kata Sion.Roura menatapnya tajam, lalu menggelangkan kepala. “Yang kau bilang kecil itu, Tuan Kaya Raya. Itu cukup untuk menghidupiku, tahu.”“Oh, ya? Berapa gajimu di sana, kalau boleh tahu? Satu digit? Dua digit? Atau sek

  • Pesona Hantu CEO   Bab 5

    Roura menatap Sion dengan kesal, seperti baru saja mendengar lelucon paling tidak lucu di dunia. "Tunggu, jadi sekarang aku terjebak dengan hantu CEO yang punya ego sebesar menara Eiffel? Dan logika seperti anak usia lima tahun? Fantastis. Hidupku benar-benar luar biasa."Sion mengangkat bahu dengan ekspresi tak berdosa. Ia menertawakan kekesalan Roura dan baru saja mengeluhkan hidupnya."Yah, kau sangat beruntung sebenarnya. Jarang sekali aku datang untuk meminta bantuan pada orang lain."Sungguh sikap Sion terlalu menyebalkan bagi Roura, gadis ini mendengus kesal. Menggelengkan kepala tak percaya dengan nasib aneh yang menimpa dirinya."Maaf, tuan Sion yang terhormat. Tapi aku terlalu sibuk dengan kemiskinanku untuk peduli. Jadi pergilah!"Sion mendekat, mendekatkan wajahnya hingga hanya beberapa inci dari wajah Roura. Tapi kali ini Roura tidak takut lagi, dia menatap Sion dengan berani, membuat Sion tertawa kecil."Keluar dari sini! Atau aku akan ....""—Berteriak? Dan mengundang

  • Pesona Hantu CEO   Bab 4

    Roura segera mengambil kain sembarangan, untuk menutup tubuhnya lebih rapat. Ia melirik ke sekeliling kamar, mencoba mencari alasan masuk akal mengapa Sion bisa masuk ke dalam kamarnya.Sion tertawa terbahak, melihat Roura yang ketakutan sambil menutup seluruh tubuhnya. Seolah Sion adalah penjahat yang akan merenggut kesucinnya."Hey, ayolah ... Aku hanya ingin tidur di sini," jawab Sion tanpa rasa bersalah."Kurang ajar, kau tidak bisa sembarangan tidur di kamar ku! Apalagi kau lihat aku dalam keadaan seperti ini!"Roura marah lagi, sementara Sion hanya mengangkat alis, sambil tertawa lagi. Pria ini berjalan mendekat ke arah Roura, membuat gadis itu agak ketakutan. Apalagi tubuh tegap Sion terlihat sangat kuat, pasti ia bisa menarik kain yang melilit tubuh Roura dengan mudah. "Tolong jangan tatap aku seperti itu, tuan!" pinta Roura."Seperti apa maksudmu, Roura? Aku hanya melihat seorang manusia yang habis mandi dan terlihat marah."Roura berjalan mundur, sementara Sion terus berj

  • Pesona Hantu CEO   Bab. 3

    Pak Will. Dengan gerakan cepat mendorong pintu itu, ia melangkah masuk dengan wajah penuh cemas. Dan memindai ruangan itu, tapi tidak melihat apapun atau siapa pun di sana selain Roura yang berdiri dengan napas memburu.“Mana orangnya?!” tanya Pak Will mendesak.Roura masih terengah-engah, langsung menunjuk ke samping, ke arah tempat Sion berdiri beberapa detik yang lalu. “Dia ada di sana!”Pak Will menoleh ke arah yang ditunjuk, tetapi ruang itu kosong. Tidak ada siapa pun yang bisa ia lihat.Roura juga segera menoleh ke arah yang sama, ia terkejut mendapati Sion sudah tidak ada di sana. Hanya udara kosong yang menyambut tatapannya.Kini wajah Pak Wiil terlihat marah, ia menghela Nafas mencoba bersabar dengan sikap gadis ini.“Roura? Apa kau sedang mencoba bercanda denganku? Karena ini sama sekali tidak lucu.”“Tapi ... tapi tadi dia ada di sini!” jawab Roura panik, menunjuk ke ruang kosong itu lagi.Pak Will menatapnya dengan tajam, menahan marahnya sekuat tenaga. Lalu pria ini me

  • Pesona Hantu CEO   Bab 2

    Bab. 2 Dua hari laluLangit kota Mayro tiba-tiba merah, asap tebal membumbung tinggi ke langit malam yang gelap, disusul ledakan yang mengguncang tanah. Gedung Robin Group, ikon megah kota sekaligus pusat dari perusahaan raksasa dunia, kini terbakar hebat. Api menjalar liar, melahap setiap jendela kaca dengan bunyi pecahan yang menyakitkan telinga."Tolong! Tolong!"Jeritan dan teriakan menggema di setiap sudut jalan. Orang-orang dalam gedung berlarian tak tentu arah, berusaha mencari perlindungan. Sirine mobil pemadam kebakaran meraung memecah malam, diikuti deru kendaraan ambulans yang bergegas menuju lokasi.“Kami membutuhkan bantuan tambahan! Gedung ini bisa runtuh kapan saja!” Suara-suara panik terdengar di mana-mana, para petugas damkar dan Polisi bekerja sama menyelamatkan orang-orang yang terjebak.Beberapa helikopter berita nasional melayang rendah, mengirimkan siaran langsung ke seluruh pelosok kota dan negeri. "Kami melaporkan langsung dari lokasi kejadian! Gedung Robi

  • Pesona Hantu CEO   Bab 1

    "Aaah!" seorang pria berteriak, saat sebuah mobil truk melaju kencang ke arahnya. Ia yakin kalau mobil itu pasti akan menabrak tubuhnya.Brak!Benar saja truk itu menabrak tubuhnya, seharusnya tubuhnya terlempar dan hancur.Tapi... Ada yang aneh, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Mobil truk itu tetap melesat menjauh. Tidak ada darah sedikitpun, tidak ada orang yang berteriak. Semua terlihat baik-baik saja."Apa yang terjadi padaku? Kenapa dengan diriku?" pria itu menatap tangannya sendiri, merasa semakin bingung dengan apa yang terjadi padanya.Sion Alexander Robin, seorang pria dengan reputasi yang tak tertandingi, adalah CEO utama dari Robin Group, sebuah perusahaan raksasa yang berada di kota Mayro.Namun dua hari terakhir, dunia di sekitarnya terasa tidak normal lagi. Orang-orang kini berjalan melewatinya seolah dia tidak ada. Setiap kali Sion mencoba berbicara, suara yang keluar dari mulutnya, seperti tidak terdengar. Tangannya yang dulu menggenggam kendali perusahaan bes

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status