Share

Masih Di Zona Nyaman

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 22:46:19

"Beb, bangun, udah sore," Kayla menggoyang-goyangkan tubuh Radit berkali-kali."

Radit menggeliat malas, lalu perlahan membuka mata.

"Udah jam berapa?" tanyanya dengan suara khas bangun tidur.

"Udah jam lima," jawab Kayla.

"Kamu baru habis mandi ya? Kamu nggak sakit lagi?" Radit bertanya saat melihat rambut Kayla yang basah.

"Iya, aku udah sehat," Kayla tersenyum sumringah.

"Sini dulu, yang!" Radit menarik pelan tangan Kayla dan menunjuk pipinya minta dicium.

Kayla mendekatkan wajahnya ke muka Radit, lalu mengecupnya.

"Ih, bau," katanya kemudian dan pura-pura menutup hidung.

Radit tertawa kecil. Sejak pulang kemarin malam ia memang belum mandi sama sekali.

Radit segera duduk begitu teringat sesuatu.

Tadi pagi Andrea meneleponnya, meminta persetujuan untuk pencairan dana. Karena ngantuk dan tidak bisa berpikir jernih, ia malah menyuruh sekretarisnya itu meniru tanda tangannya.

Radit masih ingat, tadi Andrea bilang jumlah uang yang dibutuhkan adalah 2,5. Tapi 2,5 apa? 2,5 juta?

Radit men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perselingkuhan Yang Manis   Dilanda Badai

    DILANDA BADAI.Empat hari berlalu dari tanggal dua puluh enam."Pak, gaji Bapak udah masuk belum?" tanya Andrea pagi itu."Kayaknya belum. Belum ada SMS banking.""Saya juga, Pak. Kok aneh ya? Biasanya paling telat tanggal dua puluh delapan. Nggak pernah sampai akhir bulan kayak gini," kata Andrea merasa heran."Sabar aja, mungkin lagi diposting. Palingan nanti sore udah masuk. Lagian uang segitu nggak ada apa-apanya kan buat kamu?""Hehe iya sih, Pak. Tapi yang lainnya pada nggak sabar. Tagihan udah numpuk mesti dibayar, Pak.""Iya, saya ngerti. Kita tunggu aja ya," tandas Radit.Andrea tidak lagi menyahut karena mendengar bunyi telepon.Ia segera mengangkat gagang telepon dan berbicara. Andrea tampak berdebat dan sedikit bersitegang dengan si penelepon, membuat Radit ikut memfokuskan perhatiannya."Pak, yang telepon barusan vendor, katanya tagihan kita belum dibayar," lapor Andrea begitu selesai menelepon."Belum dibayar gimana? Jadi apa namanya yang kamu tandatangani kemarin?""Iy

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Awal Kehancuran

    "Biar saya saja yang nyetir, Pak," kata Andrea waktu mereka sampai di tempat parkir."Nggak usah, biar saya," tolak Radit.Andrea mengambil tempat di sebelah Radit, sedangkan Raisa duduk sendiri di belakang.Andrea tahu, saat ini Radit sedang panik dan ia takut kalau atasannya itu tidak konsentrasi menyetir, makanya ia menawarkan diri.Dan benar saja, Radit mengendara secara serampangan.Ia mengklakson keras pengendara motor yang berjalan lambat di depannya.Bahkan sesekali ia menyalip dari kiri pengemudi lain."Pak, jangan kencang-kencang, ntar kita bisa tabrakan," kata Andrea mengingatkan.Awalnya Radit tidak mempedulikan kata-kata Andrea. Tapi begitu melihat muka Raisa yang pucat melalui spion, Radit pun mengurangi laju kendaraan.Begitu sampai di bank, mereka pun langsung dilayani dengan ramah oleh customer service. Beruntung, hari ini nasabah tidak terlalu ramai, jadi mereka tidak perlu lama antri.Radit menyuruh Raisa menceritakan kronologi kejadian pada customer service berlesu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Di Antara Dua Pilihan

    "Bapak dimana? Big boss datang, Pak. Sekarang menunggu di kantor.""Iya, sebentar lagi saya kesana," ucap Radit tidak bersemangat."Nggak pake lama ya, Pak!"Radit tersenyum getir. Itu kata-kata yag biasa ia ucapkan. Dan sekarang saat mendengar ada orang lain mengatakan itu padanya, terasa seperti sebuah tekanan.Radit segera mandi dan bersiap-siap. Kayla sudah berangkat kerja dari tadi.Radit mulai mengatur perasaannya, serta menyiapkan mental. Apa pun yang akan terjadi nanti ia sudah pasrah.*Jerry Lontoh, lelaki bertubuh kurus dan tinggi itu sedang membelakanginya saat Radit datang."Selamat pagi, Pak!" sapa Radit.Laki-laki itu memutar tubuh menghadap Radit.Ia terlihat tidak terkejut dengan kedatangan Radit. Sekilas ia melirik jam tangannya."Saya baru tahu, jam segini ternyata masih pagi disini. Kalau di Jakarta ini sudah siang," ucapnya menyindir Radit.Radit mengamati wajah pemilik perusahaan tempatnya bekerja.Begitu datar dan tenang. Radit sampai kesulitan membaca pikirann

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   ONS

    Seseorang mengetuk kaca mobil saat Radit sedang asyik melamun.Radit menoleh ke sisi kanan.Ternyata Nabil.Radit membuka pintu mobil dan bermaksud keluar, tapi Nabil mencegahnya."Kita bicara di dalam aja, nggak enak dilihat orang, masih jam kerja," ujar Nabil.Radit kemudian membuka pintu mobil agar Nabil bisa masuk."Ada apa, Dit?" tanya Nabil begitu sudah berada di dalam mobil Radit.Nabil merasa Radit tidak seperti biasa. Rona kesedihan tergambar jelas di wajahnya."Bil, aku lagi ditimpa masalah," kata Radit membuka suara."Masalah apa?""Aku lagi butuh uang, Bil. Apa kira-kira kamu bisa membantu?"Nabil terbatuk mendengar kata-kata Radit. Seorang Radit yang hidupnya lebih dari cukup tiba-tiba datang dan meminta bantuan uang?Apa ia tidak salah dengar?"Maksud kamu bantuan gimana, Dit?" tanya Nabil agar lebih jelas. Kali aja ia salah sangka dalam menerjemahkan kata-kata Radit."Aku mau pinjam uang, Bil."Dahi Nabil mengernyit dalam mendengarnya."Kamu nggak lagi becanda kan, Dit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   ONS (2)

    Radit melarikan pandangan dari Kayla yang mencari kejujuran di matanya."Kenapa nggak dijawab?" tanya Kayla pada Radit yang melengos.Radit kembali menatap Kayla agar dia tidak curiga."Mungkin aja aku punya kesalahan tanpa disengaja dan nggak aku sadari."Kayla tersenyum, merasa lega karena tadi hampir saja berpikiran negatif."Aku juga," ujarnya. "Mungkin aku juga sering ngelakuin kesalahan tanpa aku sadari.""Nggak sayang. Kamu nggak ada salah apa pun," jawab Radit, lalu kembali merangkul Kayla dan menciuminya berkali-kali.Kayla merasa ada yang aneh dengan Radit. Tapi entah apa. Atau mungkin ini hanya perasaannya saja.*"Kamu mau kemana, beb?" tanya Kayla begitu melihat Radit bersiap-siap setelah selesai mandi."Yang, malam ini aku nggak nginap di rumah. Kamu nggak apa-apa kan sendiri?""Tapi kamu mau kemana?" tanya Kayla heran. Karena tidak biasanya Radit pergi malam-malam."Ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan," jawab Radit setelah menghela napas berat."Urusan apa?""I

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Istri Terbaik

    "Jadi aku harus mulai dari mana?" tanya Radit dengan suara berat.Andrea menempelkan telunjuk ke bibirnya. "Dari sini," katanya.Radit diam dan tidak bergerak. "Ayo, Dit, lakukan sekarang," ujar Andrea."Kasih aku waktu. Aku belum on.""Waktu apa lagi, Dit? Waktu kita cuma sedikit.""Andrea, aku nggak bisa melakukannya. Aku nggak cinta sama kamu.""Kamu nggak perlu cinta untuk melakukannya. Cukup gunakan nafsu yang kamu miliki.""Aku nggak bisa. Aku nggak bernafsu.""Maksud kamu apa? Kamu mau bilang aku nggak bisa bikin kamu bernafsu?""Iya.""Jadi siapa yang bisa bikin kamu bernafsu? Kayla yang nggak jelas itu?" ucap Andrea berapi-api. Emosi mulai menguasai dirinya."Kamu jangan bawa-bawa Kayla. Apalagi sampai bilang dia nggak jelas," ujar Radit membela istrinya."Memang dia nggak jelas," kata Andrea bersungut-sungut lalu melipat tangan di dada."Andrea, bisakah kita bicara baik-baik?""Apa lagi yang harus dibicarakan?""Aku ingin mengubah kesepakatan kita. Aku nggak mau merusak kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Mengalahkan Ego

    Akhirnya Radit menjual mobilnya ke sebuah showroom mobil bekas walaupun dengan harga rendah.Pemilik showroom sepertinya memanfaatkan kondisi Radit yang sedang terjepit.“Padahal kondisi mobil itu masih 90%. Aku bahkan lebih menyayanginya dari pada diriku sendiri,” ujar Radit setelah mereka sampai di rumah dengan menggunakan taksi.“Sudahlah, beb, semua sudah terjadi. Ikhlasin ya, yang penting sekarang kita sudah dapat uangnya.”“Tapi masih kurang, gimana caranya menjual rumah dalam waktu sesingkat ini?”“Kayaknya nggak mungkin. Jual rumah bukan kayak jual gorengan. Bahkan dalam waktu sebulan pun belum tentu laku, apalagi dua hari,” timpal Kayla putus asa.Radit menopang dagunya dengan siku tertumpu di paha.Ia berpikir keras, kira-kira siapa yang bisa menalangi sebelum rumahnya terjual.“Beb, gimana kalau kita minta batuan Ryo,” usul Kayla. “Nggak!” tolak Radit tegas.“Tapi siapa lagi yang bisa menolong kita ? Aku pikir dia adalah alternatif terakhir. Kita pinjam uangnya dulu, dan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Lega

    Akhirnya Radit bisa bernapas lega karena masalah besar yang ia hadapi sudah selesai.Dan tentang penjualan rumah, mereka sudah menyerahkannya pada pihak ketiga.Sekarang masalah besar bagi Radit adalah bagaimana agar ia segera mendapatkan pekerjaan secepatnya.Ia tidak boleh lama-lama menganggur karena persediaan uang mereka semakin menipis.Kayla selalu menyemangati Radit agar tidak putus asa.Dan sekarang Radit baru merasakan sendiri kalau mencari kerja itu tidaklah mudah.Pengalaman kerja bertahun-tahun dan skill level expert tidaklah cukup. Ada X factor yang tidak semua orang memilikinya."Gimana kabar, Radit?" iseng-iseng Ryo bertanya pada Kayla."Baik, Yo, tapi ya gitu," jawab Kayla tidak bersemangat."Ya gitu gimana?""Radit masih nganggur. Udah apply sana sini, tapi masih belum ada panggilan.""Sabar ya, Kay. Semuanya butuh proses," kata Ryo memberi semangat.Kayla tersenyum sekadarnya. Ia tengah terpikir sesuatu."Yo, kira-kira disini ada lowongan untuk Radit nggak?"Ryo ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Perselingkuhan Yang Manis   Dont Look Back in Anger

    Kayla sangat kaget melihat Radit memukuli orang yang tidak dikenalnya dan ia tidak tahu siapa dan apa masalahnya.“Dit, udah, Dit …. “ Kayla mencegah Radit yang terus memukuli Chicco tanpa ampun. Mukanya kelihatan panik.Kalau bukan istrinya yang melarang, Radit tidak akan berhenti. Namun Radit tidak melepaskan mangsanya begitu saja. “Berdiri!” bentaknya lagi pada Chicco yang sudah terkapar tidak berdaya.Dengan sisa-sisa tenaganya Chicco berusaha bangkit. Sekujur tubuhnya terasa remuk akibat serangan dari Radit. Kepalanya pusing dan pandangannya berkunang-kunang.“Aku bisa bunuh kamu sekarang kalo mau,” desis Radit tajam.Kayla bergidik mendengarnya. Tidak pernah ia melihat suaminya semarah itu. Matanya yang berkilat dan memerah akibat api amarah membuat Kayla ketakutan.“Katakan siapa dalang dibalik semua ini?” Radit kembali mencekal kerah baju Chicco sambil menatapnya dengan pandangan menusuk.Chicco menatap Radit takut-takut. Ia bagaikan sedang melihat malaikat maut yang akan m

  • Perselingkuhan Yang Manis   Tertangkap

    Kayla mengusap-usap perutnya yang mulai membesar sambil tersenyum sendiri. Ia sudah membayangkan kebahagiaannya jika menjadi seorang ibu nanti. Repot sudah pasti. Namun pasti sangat menyenangkan. Rasanya ia sudah tidak sabar menantikan saat-saat itu datang. Tangannya tidak bisa menunggu ingin menggendong dan mendekap bayi mungil darah dagingnya sendiri. Buah cintanya bersama Radit. Bahkan di telinganya sudah terngiang-ngiang suara tangisan seorang bayi. Kayla sudah semakin tidak sabar jadinya. Pasti ia akan menjadi wanita paling bahagia sedunia.Membayangkan dirinya akan menjadi seorang ibu, Kayla langsung terkenang pada wanita yang melahirkannya. Tiba-tiba Kayla menjadi begitu merindukannya. Kayla ingin mengunjungi pusaranya dan mendoakannya disana.Dan begitu Radit pulang kerja, Kayla langsung mengutarakan keinginannya. “Dit, apa kamu tau letak makam ibuku?”“Aku nggak tau. Kenapa, yang?” Radit menjawab sambil membuka kaos kaki.“Rasanya pengen banget ziarah ke makam ibuku, Dit

  • Perselingkuhan Yang Manis   Love If You Dare

    Selesai mengantar Keyzia pulang, Nabil langsung menuju rumahnya. Ia harus bersiap-siap untuk memenuhi undangan makan malam dari orang tua Keyzia. Tadi Keyzia sudah memberitahu alamat restoran tempat mereka dinner nanti.Sampai di rumah, Nabil langsung mandi dan membersihkan diri. Tidak ada waktu untuk istirahat, karena waktunya sudah mepet. Andai saja tadi ia tidak berlama-lama di kantor Putri, mungkin sekarang ia bisa sedikit meluruskan badan.Nabil memandang wajahnya di cermin. Five o’clock shadow membuatnya terkesan macho dan membuktikan kalau dirinya adalah laki-laki sungguhan. Dua perempuan yang pernah hadir dalam hidupnya sangat menyukai itu. Entah dengan Keyzia.Nabil mengambil nafas dalam-dalam. Ada sedikit rasa kurang percaya diri. Nabil takut orang tua Keyzia akan menolaknya. Dan Nabil harus siap dengan segala kemungkinan itu. Siap diterima artinya juga harus berani ditolak.Baru saja Nabil keluar dari komplek rumahnya Keyzia sudah menelepon. “Bil, jangan sampai telat ya,”

  • Perselingkuhan Yang Manis   Aku Pernah Jadi Yang Tersayang

    Dea membeku melihat pemilik wajah yang kini berada di hadapannya. Kakinya mendadak goyah dan merasa tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Tak sengaja, matanya tertuju pada tangan Nabil dan Keyzia yang saling menggenggam.Menyadari hal itu, Nabil melepaskan pelan jemarinya dari Keyzia yang menggenggamnya erat. Meskipun sudah menjadi mantan, namun Nabil ingin menjaga perasaan Dea. Karena ia tahu Dea masih sangat mencintainya.Hati Keyzia mencelos begitu Nabil melepaskan tangannya. Tapi ia mencoba mengerti.Radit berdehem memecahkan ketegangan yang tercipta seketika. “Duluan ya,” pamitnya sembari menepuk pundak Nabil.Nabil mengangguk kecil. Ia masih terpaku di tempatnya.“Pulang yuk, Bil!” ajak Keyzia menggamit tangan Nabil dan menyadarkan dari ketermanguan.Nabil beranjak dan mengikuti langkah Keyzia menuju mobil. Seperti biasa, ia membukakan pintu untuk Keyzia dan menutupkannya kembali. Dea menyaksikan semua itu sambil menahan perasaannya. Hatinya teriris menjadi serpihan-serpihan kecil

  • Perselingkuhan Yang Manis   He's Mine

    Seperti janjinya tadi pagi, setelah menjemput Keyzia, Nabil mampir di kantor Putri. Sebenarnya Nabil penasaran tentang sosok Alan, namun Nabil lebih memilih untuk menunggu Keyzia di mobil.Dalam keadaan mesin menyala, Nabil menggunakan waktunya untuk tidur sambil menunggu Keyzia menyelesaikan urusannya dengan Alan. Namun ternyata kepalanya tidak bisa diajak bekerja sama. Pikirannya mengembara kemana-mana. Nabil membayangkan pertemuannya dengan orang tua Keyzia. Pasti nanti ia akan diinterogasi dengan berbagai macam pertanyaan. Dan tentu saja ia harus menyiapkan jawabannya dengan sebaik mungkin. Nabil mulai mengira-ngira pertayaan apa saja yang mungkin akan diajukan orang tua Keyzia padanya.Nabil masih sibuk dengan pikirannya ketika ia mendengar suara ketukan di kaca mobil. Nabil membuka matanya yang terpejam, kemudian menggerakkan kepala kearah kanan. Ternyata Keyzia. Nabil segera membuka pintu mobil begitu memahami isyarat dari Keyzia.“Bil, turun dulu yuk, aku kenalin sama Alan.”

  • Perselingkuhan Yang Manis   Ajakan Bertemu

    Pagi ini begitu bangun tidur, Keyzia dikejutkan dengan kehadiran orang tuanya yang ternyata sudah pulang dan menunggu di meja makan.“Mama sama papa kapan pulang?” tanya Keyzia seraya menarik kursi yang berhadapan dengan kedua orang tuanya, sedangkan Putri duduk di sebelahnya.“Tengah malam tadi,” jawab mama Keyzia.“Mama sama papa bakalan lama di rumah kan?” tanya Keyzia lagi.“Cuma sehari ini aja, Key, besok papa sama mama berangkat lagi.” Kali ini papa yang menjawab. “Pekerjaan kamu lancar kan?” sambungnya.“So far lancar, Pa. Nggak bisa ya, perginya diundur, lusa misalnya.” Sungguh, Keyzia ingin menikmati kebersamaan dengan kedua orang tuanya. Jarang-jarang mereka bisa bersama karena kesibukan masing-masing.“Nggak bisa, Key, ini juga papa nyuri-nyuri waktu karena udah kangen banget sama kalian. Nanti malam gimana kalau kita dinner di luar?” kata papa memberi saran.“Usul bagus, Pa,” timpal Putri. “Sekalian aja ajak Nabil,” sambungnya lagi.Mendengar celetukan adiknya itu, Keyzia

  • Perselingkuhan Yang Manis   Malam Peleburan

    Setelah berbincang panjang dengan Alan, Keyzia dan Putri pun pamit pulang. Dan begitu berada di mobil, Putri mulai menginterogasi Keyzia. Tadi sewaktu di ruangan Alan, Putri lebih banyak diam dan memilih menjadi pendengar yang baik.“Jadi Pak Fadlan itu temen kamu dulu ya, Key?”“Iya. Dia tetanggaku. Apartemenku dan apartemennya dulu bersebelahan,” jelas Keyzia sambil tetap memandang lurus ke depan karena sedang fokus menyetir.“Ooo …. “ Mulut Putri membulat.“Kamu sama dia aja, Put,” celetuk Keyzia. “Udah ganteng, tajir, baik, cerdas, lulusan S3, masih jomblo pula,” sambungnya lagi.“Kenapa nggak kamu aja yang sama dia?” timpal Putri membalikkan kata-kata Keyzia.“Aku kan udah punya Nabil.”Lagi-lagi Putri mencebik. “ Kemakan omongan sendiri kan sekarang?”Keyzia terdiam. Ia kembali teringat kata-katanya dulu dan anggapannya pada Nabil. Mengenang itu semua Keyzia menjadi malu pada dirinya sendiri juga pada Putri. Keyzia menyesal sudah bersikap sombong bahkan meragukan kredibilitas Na

  • Perselingkuhan Yang Manis   Tetangga Apartemen

    Kayla langsung melepaskan diri dari rangkulan Dea begitu merasakan perutnya kembali bergejolak. Setengah berlari Kayla menuju wastafel dan muntah disana karena tidak keburu ke kamar mandi. Dea mengikuti Kayla ke belakang. Begitu mengetahui Kayla yang muntah-muntah ia pun ikut peduli. “Kamu kenapa, Kay?” tanyanya dengan raut khawatir.Bukannya menunjukkan wajah cemas, Kayla malah tersenyum. “Aku lagi isi,” katanya kemudian.Dea tertegun selama beberapa saat dan mencoba mencerna kata-kata Kayla. Apa itu artinya Kayla sedang berbadan dua?“Maksudnya, kamu lagi hamil?” tanya Dea untuk lebih meyakinkan.Kayla mengangguk dan menampakkan senyum lebar.Lagi-lagi Dea terdiam. Kenyataan ini seakan menghempaskannya. Ucapan kasar yang keluar dari mulutnya dulu kembali terngiang di telinga Dea. Dea menyesal sudah mengata-ngatai Kayla tidak akan bisa hamil dan tidak tahu rasanya kehilangan anak. Rasa cemburunya pada Kayla membuatnya tidak mampu mengontrol diri.“Selamat ya, Kay, kamu beruntung ba

  • Perselingkuhan Yang Manis   Melukis Masa Depan

    Sudah beberapa hari Dea tinggal di paviliun Alan. Alan sangat baik padanya. Selain memberikannya tempat tinggal juga memberi dan melengkapi kebutuhannya. Alan juga membantu mengurus kuliah dan dokumen-doumennya yang hilang. Dea tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan Alan. Kalau saja Alan tidak menolongnya malam itu mungkin ia sudah mati dengan menyedihkan atau terlunta-lunta di jalanan.Ada kanvas besar di sudut ruangan yang menarik perhatian Dea, lengkap dengan alat-alat untuk melukis. Mungkin itu punya Alan, pikir Dea. Selama ini Dea tidak berani menyentuhnya. Tapi hari ini Dea begitu terusik. Tangannya sudah gatal untuk menyapukan kuas di atas kanvas berukuran besar itu. Dea memang suka melukis terutama lukisan-lukisan yang termasuk ke dalam golongan aliran romantisme dan surealisme. Namun, sudah sejak lama Dea meninggalkan hobinya itu. Dea bergerak ke sudut ruangan, dan duduk di atas kursi yang ada disana. Dea menuangkan cat berbagai warna ke palet, mencelupkan kuas kes

DMCA.com Protection Status