Share

Bab 2: Pencarian Kunci Waktu

****

Setelah menginjakkan kaki di hutan lebat yang penuh dengan keajaiban, Lila merasakan petualangan baru yang tak pernah ia bayangkan. Pepohonan tinggi dengan dedaunan yang bercahaya dan jalan setapak yang berliku-liku membawa Lila ke dalam dunia yang terasa seperti mimpi.

Dengan peta di tangan, Lila melangkah dengan hati-hati, mengikuti jalur yang diterangi cahaya bulan. Suara gemerisik daun dan kicauan burung malam menjadi teman perjalanannya. Ia tahu bahwa Kunci Waktu adalah kunci untuk petualangan yang lebih besar, dan ia merasa bersemangat untuk menemukannya.

Setelah berjalan beberapa waktu, Lila tiba di sebuah clearing kecil yang dikelilingi oleh pepohonan raksasa. Di tengah-tengah clearing itu, terdapat sebuah patung batu yang besar, berbentuk seekor burung hantu dengan mata yang berkilauan. Patung itu tampak seperti penjaga tempat tersebut.

Lila mendekati patung burung hantu dan melihat ada ukiran di alasnya. Dengan hati-hati, ia membaca ukiran tersebut: "Untuk menemukan Kunci Waktu, kau harus menjawab teka-teki dari sang Penjaga Malam."

Tiba-tiba, mata patung burung hantu itu menyala dengan cahaya biru yang terang. Suara lembut namun penuh wibawa terdengar dari patung tersebut. "Selamat datang, Lila," katanya. "Aku adalah Penjaga Malam. Untuk melanjutkan perjalananmu, kau harus menjawab teka-tekiku."

Lila merasa gugup, tetapi ia tahu ia harus mencoba. "Baiklah, apa teka-tekinya?" tanyanya dengan suara tegas.

Penjaga Malam mengangguk dan berkata, "Dengarkan baik-baik. Aku ada di depanmu, namun kau tidak bisa melihatku. Aku ada di sekitarmu, namun kau tidak bisa menangkapku. Aku mengisi ruang, namun aku tidak memiliki bentuk. Apakah aku?"

Lila berpikir keras. Ia mengulang kata-kata Penjaga Malam dalam pikirannya. "Ada di depanmu, namun tidak bisa melihat... ada di sekitarmu, namun tidak bisa menangkap... mengisi ruang, namun tidak memiliki bentuk..."

Setelah beberapa saat, Lila tersenyum dan berkata, "Jawabannya adalah udara."

Mata burung hantu itu bersinar lebih terang, dan suara Penjaga Malam terdengar puas. "Jawabanmu benar, Lila. Kau telah menunjukkan kecerdasan dan ketekunan. Kau layak melanjutkan perjalananmu."

Tiba-tiba, tanah di depan patung burung hantu itu terbuka, memperlihatkan sebuah tangga batu yang menuju ke bawah tanah. Lila mengumpulkan keberaniannya dan mulai menuruni tangga tersebut. Suara gemerisik daun dan kicauan burung malam perlahan menghilang saat ia masuk lebih dalam ke dalam tanah.

Setelah beberapa saat, Lila tiba di sebuah ruangan bawah tanah yang luas. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah altar batu dengan cahaya yang memancar dari atasnya. Di atas altar itu, berbaring sebuah kunci perak yang indah dengan ukiran-ukiran rumit di sepanjang gagangnya. Itu adalah Kunci Waktu yang dicarinya.

Lila melangkah mendekati altar, merasa kagum dengan keindahan kunci tersebut. Ia mengulurkan tangan dan mengambil kunci itu. Begitu ia menyentuhnya, ia merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir ke dalam dirinya. Kunci itu terasa hangat di tangannya, seolah-olah hidup.

Dengan Kunci Waktu di tangan, Lila merasa bahwa ia telah berhasil menyelesaikan bagian pertama dari petualangannya. Namun, ia tahu bahwa ini baru permulaan. Ia harus kembali ke perpustakaan dan menemukan apa yang harus dilakukan dengan kunci tersebut.

Lila mendaki kembali tangga batu dan keluar dari ruangan bawah tanah. Saat ia kembali ke clearing, ia melihat Penjaga Malam telah berubah menjadi burung hantu nyata yang terbang ke arah langit malam.

"Terima kasih, Lila," kata burung hantu itu sebelum terbang menjauh. "Perjalananmu baru saja dimulai."

Dengan semangat baru dan Kunci Waktu di tangan, Lila kembali menyusuri jalur di hutan, siap menghadapi tantangan berikutnya. Ia merasa bahwa malam ini, hidupnya telah berubah selamanya. Perpustakaan Tengah Malam bukan hanya tempat untuk membaca, tetapi portal ke petualangan yang luar biasa. Dan ini baru permulaan dari petualangan hebat yang menantinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status