Share

Bab 7: Pencarian Bintang Ketiga

****

Setelah berhasil memperoleh bintang kedua dari Danau Ajaib, Lila dan Seraphina kembali ke Menara Bintang dengan semangat yang baru. Pak Arman menyambut mereka dengan senyum lega. "Kalian telah melakukan pekerjaan yang luar biasa," katanya sambil mengamati bintang kedua yang kini menyatu dengan peta bintang di ruang observatorium. "Sekarang hanya tersisa satu bintang lagi."

Pak Arman menunjukkan peta bintang yang sekarang bersinar dengan lebih terang. "Bintang terakhir berada di Gunung Es Merah, tempat yang sangat sulit dijangkau dan penuh dengan tantangan. Kalian harus berhati-hati."

Lila dan Seraphina mengangguk, siap untuk perjalanan terakhir mereka. Mereka mengumpulkan persediaan yang diperlukan dan mengucapkan selamat tinggal kepada Pak Arman. Dengan tekad yang kuat, mereka berangkat menuju Gunung Es Merah.

Perjalanan menuju Gunung Es Merah penuh dengan rintangan. Mereka harus melewati hutan lebat, sungai yang deras, dan tebing yang curam. Namun, mereka tidak pernah menyerah. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke tujuan mereka.

Setelah berhari-hari berjalan, mereka akhirnya tiba di kaki Gunung Es Merah. Gunung itu benar-benar mengagumkan, dengan puncak yang ditutupi salju dan es yang berkilauan di bawah sinar matahari. Lila merasakan getaran magis di udara, menandakan bahwa bintang terakhir memang ada di sini.

Mereka mulai mendaki gunung dengan hati-hati, mengatasi dingin dan medan yang sulit. Saat mereka mendekati puncak, cuaca semakin buruk. Angin kencang dan salju yang turun membuat pendakian semakin berbahaya. Namun, mereka terus maju dengan tekad yang kuat.

Di puncak gunung, mereka menemukan sebuah gua besar yang tampak seperti mulut raksasa. Dari dalam gua, terdengar suara gemuruh yang menggetarkan hati. "Kita harus masuk," kata Lila dengan suara tegas. "Bintang terakhir pasti ada di dalam gua ini."

Mereka melangkah masuk ke dalam gua, menghadapi kegelapan dan dingin yang menusuk tulang. Gua itu dipenuhi dengan stalaktit dan stalagmit yang berkilauan seperti kristal. Di tengah gua, mereka melihat sebuah altar batu yang dipenuhi dengan salju. Di atas altar itu, ada sebuah bintang kecil yang bersinar terang.

Namun, saat mereka mendekati altar, sebuah suara menggelegar memenuhi gua. "Siapa yang berani mengambil bintang ini?" Suara itu berasal dari seekor naga besar yang muncul dari bayangan di belakang altar. Naga itu memiliki sisik berwarna merah tua dan mata yang bersinar seperti api.

Lila dan Seraphina terkejut, tetapi mereka tidak mundur. "Kami datang untuk mengembalikan bintang ini ke langit Astralium," kata Lila dengan tegas. "Kami tidak berniat mencuri atau merusak tempat ini."

Naga itu memandang mereka dengan mata yang tajam. "Bintang ini adalah bagian dari kekuatanku," katanya dengan suara menggelegar. "Jika kalian ingin membawanya, kalian harus menunjukkan keberanian dan kebijaksanaan kalian."

Lila mengangguk. "Kami siap menghadapi ujian apa pun yang kau berikan," katanya dengan suara mantap.

Naga itu mengangguk pelan. "Baiklah. Jika kalian bisa menjawab teka-tekiku, aku akan mengizinkan kalian membawa bintang ini."

Lila dan Seraphina bersiap mendengarkan teka-teki naga tersebut. "Dengarkan baik-baik," kata naga itu. "Aku adalah sesuatu yang tidak terlihat, tetapi selalu ada. Aku bisa menguatkan hati atau menghancurkannya. Apakah aku?"

Lila dan Seraphina berpikir keras. Setelah beberapa saat, Lila tersenyum dan berkata, "Jawabannya adalah harapan."

Naga itu tersenyum, menunjukkan giginya yang tajam. "Kalian benar," katanya. "Kalian telah menunjukkan keberanian dan kebijaksanaan yang besar. Ambillah bintang ini dan kembalikan ke langit Astralium."

Dengan hati-hati, Lila mengambil bintang kecil itu dari altar. Naga itu mengangguk dan kembali menghilang ke dalam bayangan. Lila dan Seraphina merasa lega dan penuh semangat saat mereka meninggalkan gua tersebut, membawa bintang terakhir yang mereka butuhkan.

Mereka kembali turun gunung dengan hati-hati, merasa lega karena berhasil menyelesaikan misi mereka. Dengan ketiga bintang di tangan, mereka siap untuk mengembalikan keseimbangan di Astralium dan menyelamatkan dunia bintang yang indah ini.

**

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status