Madeline tersenyum santai. “Apakah Anda melihat itu dengan kedua mata Anda sendiri, Mrs. Montgomery? Bagaimana Anda bisa sangat yakin kalau Madeline Crawford adalah benar-benar gadis tak tahu malu seperti yang Anda klaim?” “Tentu saja, aku yakin! Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa tak tahu malu dan tak punya belas kasihannya Madeline Crawford! Berkali-kali dia menyakiti putri dan cucuku yang berharga. Kematian adalah hukuman paling ringan bagi perempuan seperti dia!” Eloise mengencangkan rahangnya, melontarkan kata demi kata yang ditetesi kebencian dan rasa jijik yang dia rasakan pada Madeline. Seolah-olah kematian tidak cukup untuk memulihkan kebencian di hatinya. Beberapa detik kemudian, Madeline mendengar sebuah dengusan mencemooh dari Eloise. “Meskipun kau mungkin berpenampilan sama dengan Madeline Crawford, Miss Vera, aku harap kau menahan diri untuk tidak bertindak tanpa rasa malu seperti perempuan itu!” Dengan tatapan merendahkan, Eloise meninggalkan Madeline
Kulit wajah Tanner memucat saat dirinya menunjuk Madeline yang saat ini sedang mencuci tangan. Terkejut, dia merangkak naik dari lantai dengan tangan di dinding karena kekuatan sepertinya telah menghilang dari kakinya. Ini adalah pertama kalinya dia berpartisipasi dalam perayaan kalangan kelas atas seperti ini. Akibatnya, dia minum dalam jumlah yang banyak untuk memanfaatkan situasi sebesar-besarnya. Di bawah pengaruh alkohol, senyum menawan Madeline melayang-layang di dalam penglihatannya. Wajah gadis itu terduplikasi saat sosok-sosok itu mulai mendekatinya. Dia tak bisa bernafas! Terlalu takut untuk menatap mata Madeline, dia mulai tergagap dan bergumam. “Mad-Madeline Crawford! Kenapa kau terus menggangguku? Orang yang seharusnya kau cari adalah Meredith! Bukan aku!” Melihat Tanner gemetar ketakutan di hadapannya, Madeline melangkah dengan sepatu hak tingginya bersama dengan seulas senyuman di kedua bibirnya yang melengkung. “Kau bertanya padaku kenapa arwah Madeline menghantui
‘Untuk memulai lagi semuanya dari awal itu lebih gampang diucapkan daripada dikerjakan, Jeremy.’‘Untuk semua rasa sakit yang kau beri dan semua bekas luka fatal dan luka yang kau tinggalkan padaku tak akan pernah bisa dihapus!’ ‘Fakta bahwa aku mencintaimu adalah salah satu masa laluku.’ ‘Satu-satunya yang tersisa untukmu adalah kebencian!’Sesaat kemudian, Eloise berjalan mendekat diikuti Meredith di belakangnya. “Anda terlihat gembira, Old Master. Apa yang Anda dan nona ini sedang bicarakan?” “’Nona ini’ apa? Ini Madeline.” Tuan tua itu menekankan kata-kata itu dengan ketidaksenangan. “Bukan, Grandpa. Ini bukan Madeline. Madeline sudah mati tiga tahun lalu. Nona ini adalah Miss Vera Quinn, dia memang mirip dengan Madeline.” Meredith menerangkan sambil tersenyum, kemudian berbalik ke Jeremy. “Aku benar, ‘kan, Jeremy?” Tersenyum dia sangat yakin kalau Jeremy akan mencondongkan tubuhnya dan berbicara di telinganya. Alih-alih, pria itu malah mengerutkan keningnya dalam ketidaksukaa
Tanner Long! Gelandangan ini! Bagaimana dia bisa masuk? Kebingungan dan rasa tak tenang mengendap di perut meredith. Tanner masih menunjuk Vera, mengklaim bahwa wanita itu adalah hantu dengan mata membelalak lebar-lebar dan ketakutan tergambar di seluruh wajahnya! Itu hanya bisa berarti bahwa dia telah salah mengira Vera sebagai Madeline dan menjadi syok karenanya. Menjadi syok berarti dia nantinya bisa mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak dia katakan! Akan tetapi, kedua bibir Madeline melengkung melihat teriakan ketakutan Tanner. Dari kedua sudut matanya, ia melihat kecemasan melintasi ekspresi Meredith. Kemudian, Madeline mendekati Tanner dengan tatapan bingung. Saling mengunci tatapan dengan Madeline, ketakutan Tanner bertambah saat dia mulai berteriak. “Aaah! I-in-ini benar-benar… Ini kamu!” Ditambah dengan pengaruh alkohol, dia yakin tanpa sedikit pun keraguan bahwa hantu Madeline telah datang menghantuinya! Untuk semua hal-hal keji yang telah dia perbuat dalam hidupn
Tanner benar-benar ketakutan, wajahnya semakin pucat sedangkan kedua pupil matanya membesar karena rasa ngeri. “Pergi kau Madeline! Berhenti menggangguku! Aku… Aku hanya mengerjakan perintah orang yang sudah membayarku!” “Tanner Long!” Meredith dengan segera menyela laki-laki itu dan dengan gugup memanggil para pengawal. “Cepat, bawa laki-laki ini keluar!” Tanner menunjuk Meredith dengan jarinya yang gemetar, tidak mempedulikan kata-kata gadis itu. “Madeline Crawford! Kalau… Kalau kau ingin menghantui seseorang untuk membalas dendam, maka hantui dia! Semua itu adalah perintah Meredith!” Dengan kata-kata Tanner, Meredith merasa tubuhnya perlahan mendingin. Merasakan badai es yang dahsyat berputar-putar di sekelilingnya, dia tak bisa membayangkan ekspresi wajah Jeremy.. “Apa yang terjadi? Siapa laki-laki itu? Apa yang dia maksud?” Mrs. Whitman bergegas mendekat untuk bertanya. Meredith dengan panik berusaha mengganti topik pembicaraan. “Mrs. Whitman! Ini adalah Tanner Long. Dia da
Begitulah, kebenaran atas apa yang terjadi dulu akhirnya terungkap berkat ocehan Tanner. Ekspresi Jeremy seketika menggelap saat tatapan haus darah yang tak terkendali berkobar di kedua matanya. Dalam kemarahannya, dia mengirimkan sebuah tinju yang langsung menghantam keras pipi Tanner. Tanner terhuyung ke belakang, kehilangan pijakan kakinya. Pikirannya mendadak limbung dikarenakan pukulan itu. Gelas-gelas anggur dan piring-piring jatuh berhamburan di lantai dikarenakan benturan pada meja panjang di belakang Tanner. Akan tetapi, Jeremy tidak berhenti. Sebaliknya, dia menarik Tanner ke atas untuk mengirimkan dua pukulan lagi. Darah menetes dari kedua sudut bibir Tanner pada saat wajahnya menjadi tak berbentuk.Namun, tak seorang pun berani menghentikan Jeremy. Saat itu juga, pria itu tampak menakutkan dan terlalu menakutkan. Semua orang merasa kalau terlalu dekat dengannya akan membuat mereka terbakar oleh api amarah yang melanda dirinya. Jeremy terus berpikir bahwa dirinya tel
Meredith tak peduli tentang apa yang dipikirkan Old Master Whitman. Yang penting baginya adalah apa yang dipikirkan Jeremy. Matanya yang berkaca-kaca menoleh untuk melihat pria yang membeku itu. “Kau percaya padaku, benar ‘kan, Jeremy?” Nada suara Meredith lembut saat dia mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Jeremy, mencoba membuat pria itu percaya padanya.Sebaliknya, yang dia dapatkan hanyalah tatapan dingin yang dipenuhi keraguan yang menyapu tajam wajah Meredith dari kedua sudut mata Jeremy. Tanpa memberinya jawaban, pria itu pergi. “Jeremy, Jeremy…” Merasa terluka, air mata mulai berjatuhan secara kooperatif saat Meredith melihat sosok Jeremy yang menjauh. Eloise mulai menghiburnya dengan simpatik. "Tidak apa-apa, Meredith. Jeremy pintar. Aku yakin dia tak akan percaya pada kebohongan seperti itu!” Meredith mengangguk dan menghapus air matanya. “Aku akan pergi mencarinya.” “Meredith.” Eloise mendesah sedih. Mengangkat pandangannya, dia memelototi Madeline dengan ketid
Tatapan Jeremy tampak sangat muskil dan rumit. Dia menggenggam erat pergelangan tangan ramping Madeline, mengencangkan cengkeramannya inci demi inci untuk tidak membiarkan gadis itu melepaskan diri.Dia tak bisa melepaskan tangan gadis ini lagi. Dia tak bisa...Madeline bersikap santai dan tenang di depan semua keraguan Jeremy.Ia melengkungkan kedua sudut bibirnya, seolah-olah menunjukkan kekesalannya. "Jika saya tidak salah ingat, Mr. Whitman, Anda berjanji pada saya kalau Anda tak akan lagi mencurigai saya sebagai mantan istri Anda, Madeline Crawford."Mendengar jawaban gadis itu, antisipasi di mata Jeremy seakan langsung padam dan cengkeramannya pada tangan Madeline berangsur-angsur mengendur.Madeline menarik tangannya dan menyesap isi gelasnya. "Sejujurnya, sangat menjengkelkan setiap saat diperlakukan sebagai orang mati. Jika bukan karena saya takut akan rasa sakit, saya akan benar-benar mempertimbangkan untuk memberikan diri saya sebuah transformasi total."Tiba-tiba Jeremy men
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka