Hari jadi Whitman Corporation yang ke-50 datang secepat kedipan mata. Hari itu, Madeline dengan bermalas-malasan memberikan dirinya sebuah perawatan spa sebelum akhirnya mendudukkan dirinya di depan meja rias dan mulai merias wajahnya. Setelah itu, ia mengenakan gaun yang hanya bisa diimpikan Meredith untuk dimiliki, mengambil tas buatan desainer terkenalnya, dan naik mobil menuju hotel bintang enam mewah pertama di Glendale. Deretan lampu jalan bersinar saat malam mulai gelap. Menatap pantulan di jendela mobil, dua bibir merahnya melengkung saat ia mengangkat tangan untuk menata ulang rambut bayi di sekitar dahinya. Keindahan senyum kecil yang menghiasi sepasang bibir Madeline terpantul di kaca spion, menyebabkan pengemudi hampir menerobos lampu merah. Ini pertama kalinya dia melihat wanita secantik ini. Saat itu, pintu masuk utama hotel bintang enam itu sudah dipenuhi orang. Wartawan saling berebut untuk mendapatkan materi dari tangan pertama sementara bermacam jenis pejalan k
Semua mata tertuju pada Madeline begitu ia turun dari mobil… Di dalam, Jeremy mengerutkan kening. Pandangan yang dalam melintas di sepasang matanya yang sedingin es saat dia mendapati dirinya frustasi karena Madeline tidak mengangkat teleponnya. Tiba-tiba, dia merasakan tarikan di bagian kaki celananya. Melihat ke bawah, Jeremy dihadapkan dengan ekspresi datar Jackson. “Di mana Kakak Vera? Apa dia belum datang?” Jackson sangat menantikan kedatangan Madeline. Jeremy merasa hatinya semakin jauh saat menatap putranya. Penampakan Jackson akan selalu mengingatkannya tentang bagaimana dia telah menghancurkan abu putrinya dan Madeline. Jantungnya berdebar kencang saat rasa frustrasi menggelegak setiap kali ingatan akan kata-kata terakhir Madeline saat gadis itu menarik kerah bajunya terulang kembali di benaknya.“Jack,” terdengar suara Meredith.Tangan di celana Jeremy menegang saat cahaya di mata pemilik tangan itu menghilang. Dia melepaskan pegangannya untuk melarikan diri, hanya unt
Sepasang mata Madeline menyipit melihat reaksi syok Jeremy. “Ada yang salah, Jeremy? Ini aku… Madeline.” “...” Madeline! Nama itu menghunjam langsung ke jantung Jeremy bagaikan sebilah pisau tajam, menghabisi nafasnya. Madeline melengkungkan kedua sudut bibirnya dengan anggun saat menerima tatapan tajam Jeremy. Ia mencondongkan tubuhnya semakin dekat. “Kenapa, Mr. Whitman? Saya pikir Andalah yang bilang pada saya untuk menghadiri perayaan hari jadi ini sebagai mantan istri Anda?” Suara lembut Madeline membungkus jantung Jeremy yang berpacu bagaikan jaring-jaring rapat.Mendengar jawaban wanita itu, Jeremy merasakan degup jantungnya perlahan melambat. ‘Jadi begitu, heh?’Menatap penampakan cantik Madeline yang bagaikan sebuah lukisan, dia merasa hatinya tenggelam dalam kesendirian. Namun, Jeremy memastikan untuk menyimpan perasaan itu dalam dirinya sendiri. Cepat namun pasti, dia menjawab dengan sebuah seringai hangat dan menggoda. “Kau di sini.” Madeline tersenyum. “Yeah, ini
Madeline tersenyum santai. “Apakah Anda melihat itu dengan kedua mata Anda sendiri, Mrs. Montgomery? Bagaimana Anda bisa sangat yakin kalau Madeline Crawford adalah benar-benar gadis tak tahu malu seperti yang Anda klaim?” “Tentu saja, aku yakin! Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa tak tahu malu dan tak punya belas kasihannya Madeline Crawford! Berkali-kali dia menyakiti putri dan cucuku yang berharga. Kematian adalah hukuman paling ringan bagi perempuan seperti dia!” Eloise mengencangkan rahangnya, melontarkan kata demi kata yang ditetesi kebencian dan rasa jijik yang dia rasakan pada Madeline. Seolah-olah kematian tidak cukup untuk memulihkan kebencian di hatinya. Beberapa detik kemudian, Madeline mendengar sebuah dengusan mencemooh dari Eloise. “Meskipun kau mungkin berpenampilan sama dengan Madeline Crawford, Miss Vera, aku harap kau menahan diri untuk tidak bertindak tanpa rasa malu seperti perempuan itu!” Dengan tatapan merendahkan, Eloise meninggalkan Madeline
Kulit wajah Tanner memucat saat dirinya menunjuk Madeline yang saat ini sedang mencuci tangan. Terkejut, dia merangkak naik dari lantai dengan tangan di dinding karena kekuatan sepertinya telah menghilang dari kakinya. Ini adalah pertama kalinya dia berpartisipasi dalam perayaan kalangan kelas atas seperti ini. Akibatnya, dia minum dalam jumlah yang banyak untuk memanfaatkan situasi sebesar-besarnya. Di bawah pengaruh alkohol, senyum menawan Madeline melayang-layang di dalam penglihatannya. Wajah gadis itu terduplikasi saat sosok-sosok itu mulai mendekatinya. Dia tak bisa bernafas! Terlalu takut untuk menatap mata Madeline, dia mulai tergagap dan bergumam. “Mad-Madeline Crawford! Kenapa kau terus menggangguku? Orang yang seharusnya kau cari adalah Meredith! Bukan aku!” Melihat Tanner gemetar ketakutan di hadapannya, Madeline melangkah dengan sepatu hak tingginya bersama dengan seulas senyuman di kedua bibirnya yang melengkung. “Kau bertanya padaku kenapa arwah Madeline menghantui
‘Untuk memulai lagi semuanya dari awal itu lebih gampang diucapkan daripada dikerjakan, Jeremy.’‘Untuk semua rasa sakit yang kau beri dan semua bekas luka fatal dan luka yang kau tinggalkan padaku tak akan pernah bisa dihapus!’ ‘Fakta bahwa aku mencintaimu adalah salah satu masa laluku.’ ‘Satu-satunya yang tersisa untukmu adalah kebencian!’Sesaat kemudian, Eloise berjalan mendekat diikuti Meredith di belakangnya. “Anda terlihat gembira, Old Master. Apa yang Anda dan nona ini sedang bicarakan?” “’Nona ini’ apa? Ini Madeline.” Tuan tua itu menekankan kata-kata itu dengan ketidaksenangan. “Bukan, Grandpa. Ini bukan Madeline. Madeline sudah mati tiga tahun lalu. Nona ini adalah Miss Vera Quinn, dia memang mirip dengan Madeline.” Meredith menerangkan sambil tersenyum, kemudian berbalik ke Jeremy. “Aku benar, ‘kan, Jeremy?” Tersenyum dia sangat yakin kalau Jeremy akan mencondongkan tubuhnya dan berbicara di telinganya. Alih-alih, pria itu malah mengerutkan keningnya dalam ketidaksukaa
Tanner Long! Gelandangan ini! Bagaimana dia bisa masuk? Kebingungan dan rasa tak tenang mengendap di perut meredith. Tanner masih menunjuk Vera, mengklaim bahwa wanita itu adalah hantu dengan mata membelalak lebar-lebar dan ketakutan tergambar di seluruh wajahnya! Itu hanya bisa berarti bahwa dia telah salah mengira Vera sebagai Madeline dan menjadi syok karenanya. Menjadi syok berarti dia nantinya bisa mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak dia katakan! Akan tetapi, kedua bibir Madeline melengkung melihat teriakan ketakutan Tanner. Dari kedua sudut matanya, ia melihat kecemasan melintasi ekspresi Meredith. Kemudian, Madeline mendekati Tanner dengan tatapan bingung. Saling mengunci tatapan dengan Madeline, ketakutan Tanner bertambah saat dia mulai berteriak. “Aaah! I-in-ini benar-benar… Ini kamu!” Ditambah dengan pengaruh alkohol, dia yakin tanpa sedikit pun keraguan bahwa hantu Madeline telah datang menghantuinya! Untuk semua hal-hal keji yang telah dia perbuat dalam hidupn
Tanner benar-benar ketakutan, wajahnya semakin pucat sedangkan kedua pupil matanya membesar karena rasa ngeri. “Pergi kau Madeline! Berhenti menggangguku! Aku… Aku hanya mengerjakan perintah orang yang sudah membayarku!” “Tanner Long!” Meredith dengan segera menyela laki-laki itu dan dengan gugup memanggil para pengawal. “Cepat, bawa laki-laki ini keluar!” Tanner menunjuk Meredith dengan jarinya yang gemetar, tidak mempedulikan kata-kata gadis itu. “Madeline Crawford! Kalau… Kalau kau ingin menghantui seseorang untuk membalas dendam, maka hantui dia! Semua itu adalah perintah Meredith!” Dengan kata-kata Tanner, Meredith merasa tubuhnya perlahan mendingin. Merasakan badai es yang dahsyat berputar-putar di sekelilingnya, dia tak bisa membayangkan ekspresi wajah Jeremy.. “Apa yang terjadi? Siapa laki-laki itu? Apa yang dia maksud?” Mrs. Whitman bergegas mendekat untuk bertanya. Meredith dengan panik berusaha mengganti topik pembicaraan. “Mrs. Whitman! Ini adalah Tanner Long. Dia da
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka