“Maaf, Oma. Pulangnya terlambat,” kata Eve. Dia benar-benar merasa bersalah. Gara-gara kesalahpahamannya dengan Dexter pulangnya jadi melebihi jam yang sudah direncanakan.
“Kamu terlambat 30 menit, Lin. Mau buat Oma-mu ini makin kurus?”
Eve terkekeh mendengar neneknya protes.
“Maaf, Oma. Eve ngambek jadi harus ditenangkan dulu,” sahut Dexter yang datang kemudian.
“Bukannya kamu yang marah duluan?” sahut Eve.
“Oh, sebentar lagi Oma yang marah kalau kita tidak segera makan! Kalau Oma ngambek, kalian tidak akan bisa bujuk,” canda Evita.
“Kenapa Oma tidak makan duluan?” tanya Eve. Dexter menatap nenek Eve itu dengan pandangan tidak enak. Salahnya juga, kesal hanya karena alasan sepele membuat Eve jadi sedih.
“Makan sama-sama lebih enak,” sahut Evita. Evita harus mengakui beberapa bulan makan bersama cucu-cucunya itu membuatnya merasa senang. Kalau Eve dan Dexter sedang tidak ada saat acara makan, Aze selalu ada di meja makan. Dan A
Terima kasih sudah membaca novel ini. Aku selalu suka membuat chapter soal Daniel dan suka tertawa sambil membayangkan apa yang dilakukan Baby Daniel kalau dia nyata. Jadinya bab ini cukup panjang. Aku harap kalian juga suka Baby Daniel. Hug and kiss, Josie.
Evita tidak seharusnya merasa khawatir dengan apa yang akan terjadi malam ini. Dia yakin Eve bisa mengatasi semuanya. Tetapi dia melihat Maya sudah keluar dari kamar Eve lebih dari 30 menit, suasananya terlalu tenang. Ada bayi dan suasananya begitu tenang, apakah ini bagus?Harus diingat juga Eve dan Dexter lebih suka bertengkar dalam senyap di rumah dan pasti heboh di luar. Itu tidak baik.“Saya akan mengecek keadaan mereka dulu.” Maya yang merasa diajak bicara mengangguk.“Mau saya temani, Nyonya Evita?” katanya dengan hormat.“Tidak, tidak. Mereka akan baik-baik saja. Hanya saja saya sedikit khawatir.”Tidak banyak informasi yang diterima Maya saat mulai bekerja pada keluarga ini. Keluarga yang cukup disegani di negara tempatnya bekerja, bukan keluarga billionaire, tetapi keluarga yang memiliki reputasi terhormat dengan bisnis yang baik. Nama Daveno membuat Maya langsung bersedia.Maya juga bingung. Non
Dexter bangun pagi ini dengan mata bengkak. Mungkin bayangan matanya juga besar, tetapi dia tidak peduli. Sungguh sial, sulit sekali tidurnya semalam. Dia tidak bisa mengikat tangan kakinya ke ranjang jadi dia mengunci pintu kamarnya dan menaruh kunci kamarnya dalam tas laptopnya, di bagian paling bawah dan paling sulit diraih karena tumpukan kabel charger, mouse dan beberapa barang lainnya. Mana mau dia mengorek-ngorek tas laptop di malam hari hanya untuk mencari kunci. Ternyata dia salah, dia benar-benar membongkar tas laptopnya untuk mencari kunci kamarnya sendiri. Ini gila! Itu yang dikatakan Dexter pada dirinya sendiri berkali-kali saat rasa kantuknya sudah hilang. Semalam dia bangun 3 kali dengan siklus yang sama. Terbangun, meraba sebelahnya kosong, membongkar tas laptopnya sampai kantuknya hilang, mencoba tidur lagi, bisa tidur lagi, terbangun dan begitu seterusnya. Kepalanya juga terasa berat karena tidurnya tidak nyenyak. Ada beban satu ton
Daniel benar-benar bayi sempurna. Kita tidak membicarakan ketampanan dan kelucuannya, hampir semua bayi memiliki itu di mata Dexter. Sempurna di sini adalah sempurna dalam bersaing mencari perhatian Eve. Bagaimana tidak? Sejak pulang ke rumah tadi, Eve yang telah membersihkan diri dan berganti pakaian, hampir tidak pernah melepaskan pandangannya dari Daniel. Bayi itu merengek setiap kali tidak melihat Eve dalam jangkauan pandangannya.Dexter bahkan tidak bisa mendekati Eve tanpa dipandangi Daniel atau Maya yang selalu bersama Daniel. Dan pastinya tidak bisa menggiring Eve ke kamarnya seperti tadi pagi karena Maya dan Daniel akan mengikuti Eve. Apakah mungkin bayi itu pengawas yang dikirim Papa Erick untuk mengawasinya? Hanya menggesek bibir Eve saja dilarang, dia tidak tahu harus berbuat apa.Dexter tidak memiliki masalah dilihat orang lain saat menyentuh tangan Eve ringan seakan itu tidak disengaja. Dia menyukai skinship dengan Eve, rasanya hangat dan menenangkan. Dul
Dexter baru saja tiba di kantor proyek The Asterix Grand Mall itu dimiliki oleh Grup Asterix, saham terbesarnya dipegang Keluarga Daveno. Wongso Contructions sejak beberapa tahun lalu memakai salah satu properti Keluarga Daveno yang kebetulan berdekatan dengan proyek mall tersebut sebagai kantor mereka. Rumor mengatakan Keluarga Daveno memiliki saham dalam Wongso Contructions yang lebih banyak mengembangkan usahanya di bidang konstruksi di Indonesia. Makanya Wongso yang tidak memiliki banyak usaha di Singapura bisa dengan sigap menerima kontrak pembangunan mall itu. “Pekerjaan itu sudah hampir selesai, tukangnya bisa kamu pakai dulu,” kata Felix. “No, no, selesaikan dulu semua pekerjaan itu!” “Kamu bilang masalah gawat. Sampai bawa-bawa nama Wongso yang numpang di properti Asterix segala.” Felix hanya bisa melihat Dexter menggaruk kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata. Dexter memang memaksa Felix untuk meminjamkan pekerja padanya tetapi Felix menolak kare
Aksa memutus sambungan telponnya dengan Felix. Satu tangannya memainkan ponsel itu, memutarnya di atas meja kerjanya. Dia tersenyum dengan penuh kekaguman.Perkiraan Eve memang benar-benar tepat soal itu. Anak itu benar-benar pintar. Pertanyaannya apa yang diperbuat Eve sampai Dexter berubah pikiran? Dexter itu anak yang keras kepala, selalu beranggapan dia selalu benar, tidak peduli apa yang dikatakan orang di sekitarnya termasuk kedua orang tuanya. Diana, ibu Dexter, bisa menang sesekali tetapi tidak jarang mesti menerima kekalahan. Tampaknya ini sudah tidak berlaku lagi.Dimulai saja awalnya Dexter tidak membuat masalah di rumah Evita, nenek Eve, nenek itu tidak akan segan-segan menegur Aksa kalau anaknya berulah. Aksa sangat menghormati Evita seperti orang tuanya sendiri. Aksa menunggu dan menunggu, mengejutkan tidak ada teguran sama sekali sampai saat ini. Padahal ada Aze di sana, Dexter terus-terusan mengatakan membenci Aze dan mengancam Aksa bahwa dia mungkin ak
Sudah 1 bulan lebih Dexter mengasuh Daniel bersama dengan Eve, Daniel sudah berumur hampir 2 bulan. Hampir semua hal sudah dikuasai Dexter. Dia sudah mengenal kebiasaan Daniel dengan baik. Daniel bisa menangis kalau digelitik di lehernya. Daniel lebih suka ditepuk-tepuk pantatnya daripada pahanya saat ingin tidur kembali. Masih banyak lagi yang tiba-tiba saja dihapalnya tanpa ada tujuan untuk itu. Syukurlah anak itu tidak suka begadang di malam hari, hanya dua kali untuk minum susu. Segera setelah Daniel merengek, Dexter dengan cekatan menyiapkan susunya sebelum anak itu mulai mengeluarkan tangisnya lebih keras. Daniel menyedot dot susunya dengan rakus sambil telentang memandangi Dexter yang setengah mengantuk. Saat susunya sudah habis, Dexter menggendongnya untuk membuatnya bersendawa lalu anak itu segera terlelap di dalam boks bayinya dengan tepukan ringan tangan besar Dexter di pantatnya. Malam itu Eve mencoba menidurkan Daniel di ranjangnya, bukan di boks bayi. D
7 Oktober 2018 Erick bergerak dengan tidak sabar di kursinya, tidak ada posisi yang enak untuk tubuhnya sekarang, meskipun tidak ada masalah dengan sofa di ruang tamu rumah Aksa itu. Aksa melihat temannya itu dengan senyum geli tanpa mau berkomentar. “Daniel sudah berumur 3 bulan hari ini. Tapi Eve belum memutuskan apa-apa. Pasti anakmu itu yang tidak mau pulang,” kata Erick dengan nada ketus pada Aksa. Aksa tetap saja memasang wajah geli itu, membuat Erick makin kesal. “Kau menghitung umur Daniel dengan tepat?!” “Dia cucuku. Mau aku hitung atau aku apakan suka-suka!” “Kamu lebih berharap Eve pulang atau Daniel pulang?” “Kalau Daniel pulang, Eve juga pulang. Tentu saja aku berharap keduanya pulang.” “Dexter pasti akan ikut ke mana pun Eve pergi.” Aksa memandang Erick dengan seksama, melihat reaksinya tentang kedekatan anak-anak mereka. Erick mendukung hubungan Dexter dan Eve sebelum masalah kehamilan Aze menjadi duri da
30 September 2018 Daniel akan berumur 3 bulan dalam 1 minggu lagi, artinya Dexter merawat Daniel selama lebih dari 2 bulan. Tentu saja Dexter menyukai Daniel tetapi dia belum yakin kalau dia menyayangi anak itu. Menyukai bisa dibilang tahap awal sebelum menyayangi, itu yang dipercayanya. Dia pasti akan menyayangi darah dagingnya sendiri. Memiliki Daniel juga tidak buruk. Satu hal yang disukainya adalah hubungannya dengan Eve yang makin dekat. Kadang dia membayangkan bagaimana mereka bisa bersembunyi dari Daniel yang lama-lama akan besar saat mereka hanya ingin sekedar berpelukan atau mungkin saat itu mereka sudah harus membuat adik untuk Daniel. Daniel pun rupanya sudah terbiasa dengan Dexter. Senyumnya akan terlihat setiap melihat Dexter di depan matanya. Kerewelannya bisa langsung berhenti saat tangan Dexter membawanya ke dalam gendongan. Sekarang Dexter yang menggendong bayi itu mengikuti Eve ke dapur setelah mereka pulang kerja dan mandi, bukan Ma