Share

Pasar Malam

Penulis: Sabrrinasweet
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Panggilan dari om dan tante Kaela tadi pagi membuat dirinya tidak dapat berpikir jernih. Kaela tidak tau bagaimana cara ia menjali semua ini kedepannya.

Ia sangat berhutang Budi dengan kedua orang itu, setelah kepergian mama dan papanya, hanya om dan tantenya lah yang merawat dan menyekolahkan Kaela sampai seperti sekarang. Kaela memang dari dulu sangat ingin membalas semua kebaikan om dan tantenya. Tapi ia sama sekali tidak terpikirkan akan membalasnya dengan cara seperti ini.

Mengorbankan perasaannya dan mungkin akan mengorbankan masa depannya juga. Kaela sangat ingin menolak permintaan dari kedua orang yang ia sayangi itu, tetapi ia tidak tega untuk melakukan hal itu. Ia tidak tega melihat raut wajah kecewa dari mereka.

Flashback

Kaela yang sedang memainkan laptop miliknya seketika tersenyum lebar melihat nomor handphone dari orang yang ia sayangi menghubunginya. Tapi perasaan Kaela seketika merasa ada yang aneh. Tidak biasanya tantenya menghubungi dirinya pagi-pagi seperti ini.

"Hai Tante.." sapa Kaela pada panggilan video ini. Ia dapat melihat om dan tantenya yang sedang menatap dirinya dengan raut wajah serius. Tidak ada sapaan ataupun senyuman yang mereka berikan untuknya. Hal ini semakin membuat Kaela merasa ada yang janggal.

"Tante.. om.. ada sesuatu yang terjadi di sana? Ada masalah apa?" Tanya Kaela langsung.

Untuk sesaat om dan tantenya saling pandang satu sama lain. Hingga helaan napas panjang dari Tante mulai terdengar.

"Sayang... Kamu tau kan, kamu udah Tante dan om anggap sebagai anak sendiri? Tante dan om sangat sayang banget sama kamu. Kami berdua sangat ingin yang terbaik untuk kamu," tutur Tante dengan lembut. Kaela menganggukkan kepalanya. Ia sangat tau hal itu.

"Lagian... Kami rasa kamu sudah saatnya untuk menjalani kehidupan pernikahan," sambung Tante.

"Sebentar.. maksudnya om sama Tante mau nyuruh Kaela nikah?" Tanya Kaela mencoba untuk memperjelas percakapan ini. Senyuman Kaela tercipta ketika melihat om dan tantenya menganggukkan kepalanya.

Jika Tante dan omnya sudah menyuruhnya, Kaela akan dengan senang hati akan memperkenalkan Nathan kepada mereka. Ini adalah kesempatan yang bagus menurut Kaela.

"Kebetulan Kaela a--"

"Om dan Tante berniat untuk menjodohkan kamu dengan anak dari sahabatnya om," potong Om.

Kaela terdiam mendengar perkataan omnya. Seperti di sambar petir, ia seketika tidak dapat berkata apapun.

"Pria ini sangat baik, nak. Bertanggung jawab dan om sangat yakin dia bisa membimbing kamu dengan baik. Dia memang lebih tua lima tahun dari kamu dan juga.. dia sudah memiliki anak perempuan. Mantan istrinya meninggal setelah melahirkan anak mereka. Tapi kamu gak usah takut, om sudah menunjukkan foto kamu ke anaknya dan dia terlihat menyukaimu. Kamu kapan bisa pulang ke Indonesia? Om mau agar kamu lebih dekat lagi sama mereka," tutur Om kepada Kaela.

Kaela masih belum bisa mengatakan apapun. Dia perlu memikirkan tentang semua ini.

"Sayang... Kami harap kamu ngerti ya. Om dan Tante ngelakuin ini demi kebaikan kamu." 

"Tante.. Kaela akan menghubungi Tante dan om lagi nanti. Kaela ada urusan, Kaela tutup dulu ya panggilannya."

Setelah mendapatkan anggukan dari kedua orang itu, Kaela segera mematikan panggilan tersebut. Ia segera menutup laptopnya dan menatap foto dirinya bersama dengan Nathan yang ada di meja di sebelah dirinya.

Tidak mungkin Kaela bisa meninggalkan pria ini. Perlahan air mata Kaela menetes. Ia tidak tau harus melakukan apa sekarang. Meninggalkan Nathan atau membalaskan kebaikan om dan tantenya selama ini.

Flashback end

Kaela kembali menyadarkan dirinya ke dunia nyata sekarang. Ia melambaikan tangannya ketika melihat Nathan yang mulai mendekat ke arah dirinya. Senyuman di bibir Kaela merekah. Ia tidak mau terlihat tidak baik-baik saja di depan Natha. Kaela mencoba untuk memikirkan semua hal ini terlebih dahulu.

"Mau kemana hari ini?" Tanya Nathan ketika ia sudah berada di depan Kaela.

"Terserah kamu aja. Hari ini aku akan ngikuti kemana kamu pergi," jawab Kaela santai.

Nathan berpikir sejenak. Beberapa detik berikutnya ia menganggukkan kepalanya dan menyetujui permintaan Kaela. "Oke.. ayo kita berangkat." Nathan menggenggam tangan Kalea hangat dan berjalan menuju tempat yang ingin ia datangi bersama dengan Kalea.

***

Senyum di wajah Kalea nampak jelas Nathan lihat. Ia ikut tersenyum ketika melihat pujaan hatinya ini tersenyum.

"Tempat yang udah kamu bicarain berhari-hari sama aku," ucap Nathan. Kalea menganggukkan kepalanya dengan antusias. Tempat ini memang sudah ingin ia datangi dari beberapa hari yang lalu. Ia selalu menceritakan tempat ini kepada Nathan. Tempat yang sangat ingin ku jungi.

"Makasih sayang.." Kalea mengecup pipi Nathan. Ia sangat senang Nathan mengajaknya ke tempat ini. Genggaman tangan kedua insan yang saling mencintai ini tidak pernah lepas.

Mereka mulai memasuki tempat yang ramai ini. Banyak sekali wahana dan penjual makanan di tempat ini.

"Ini kali pertama aku masuk ke pasar malam," tutur Nathan.

"Kamu gak pernah ke pasar malam di Indonesia?" Tanya Kalea dan mendapatkan gelenggan dari Nathan. Kalea kadang merasa aneh dengan Nathan. Ingin sekali Kalea mengajak Nathan untuk melakukan hal-hal kecil seperti ini nanti di Indonesia. Ia ingin mengenalkan kepada Nathan banyak hal yang belum pernah Nathan kunjungi maupun coba. Tetapi ia tidak tau apakah hal tersebut akan terjadi atau tidak.

"Nanti kapan-kapan aku ajak kamu ke pasar malam di Indonesia," ucap Kalea. Nathan dengan semangat menganggukkan kepalanya. Ia juga tidak sabar menunggu hal tersebut.

Mereka berdua akhirnya duduk di tempat yang menurut mereka nyaman. Nathan meninggalkan Kalea untuk membeli beberapa makanan dan minuman.

Sepeninggalan Nathan, Kalea kembali memikirkan permintaan dari om dan tantenya. Suasana ramai di tempat ini menjadi sunyi untuk Kalea.

Sepuluh menit Kalea termenung dengan masalahnya yang rumit, akhirnya ia tersenyum ketika melihat Nathan yang sedang membawa beberapa makanan serta minuman untuk mereka. Wajah Nathan yang penuh hangat membuat Kalea tidak tega untuk melukai perasaan Nathan. Tetapi ia juga tidak tega melukai perasaan om dan tantenya.

"Ramai banget yang ngantri makanannya. Kamu nunggu lama?" Tanya Nathan sambil meletakkan semua yang ia beli di atas meja. Kalea menggelengkan kepalanya.

Nathan duduk di bangku yang ada di depan Kalea. Ia menatap wajah Kalea dalam. Ia dapat menyadari ada yang mengusik pemikiran Kalea. Kalea tidak pernah seperti ini jika tidak ada yang ia pikirkan.

Kalea bahkan tidak terlalu senang ketika melihat makanan yang ia bawa. Pasalnya, Kalea akan dengan bersemangat membuka makanan-makanan yang Nathan beli untuknya. Tapi kalo ini, Kalea hanya diam dan menatap makanan tersebut.

"Kamu.. ada masalah?" Tanya Nathan dengan lembut.

"Aku melihat banyak masalah emangnya?" Tanya balik Kalea.

"Iya. Kamu beda hari ini. Di jalan diam aja dan sekarang kamu kayak enggak bersemangat gitu. Padahal ini tempat yang udah kamu nantikan kan? Ada apa sayang.. kamu bisa cerita sama aku, mana tau aku bisa bantu."

Kalea terdiam mendengar perkataan Nathan. Apakah Nathan akan membantu masalahnya? Kalea tidak yakin akan hal itu.

Kalea tersenyum dan menggenggam tangan Nathan. "enggak papa sayang.. aku baik-baik aja kok. Sekarang aku hanya mau kita berdua senang-senang di sini. Oke?" Tutur Kalea mencoba untuk meyakinkan Nathan jika ia baik-baik saja.

Kalea mencoba untuk terlihat bahagia agar Nathan tidak khawatir terhadap dirinya. Canda tawa diantara mereka mulai Kalea ciptakan.

Dua jam berlalu dan mereka memutuskan untuk kembali pulang. Seperti tadi, Kalea tidak banyak bicara. Ia hanya diam sambil menggenggam tangan Nathan.

Hingga Kalea berhenti berjalan dan membuat Nathan ikut berhenti. Nathan menatap Kalea dengan bingung. "Ada apa?" Tanya Nathan dengan lembut.

"Udah malam, Lea. Kamu mau kemana lagi?" Sambung Nathan. Ia pikir Kalea ingin pergi ke suatu tempat lagi.

Kalea menelan ludahnya dengan susah payah. Ia menatap Nathan lembut dan memberikan senyuman tipis untuk pria itu.

"Aku mau kita udahan."

***

Bab terkait

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Pulang

    Nathan tertawa mendengar perkataan Kalea yang menurutnya itu hanyalah candaan semata. Nathan memegang kedua pipi Kalea yang memerah akibat udara dingin yang masuk ke tubuhnya."Apaan sih sayang.. aku gak lagi ulang tahun loh," ucap Nathan mencoba untuk menyadarkan apa yang Kalea ucapkan. Kalea menggelengkan kepalanya sambil menurunkan tangan Nathan dari kedua pipinya. Ia mencoba untuk menahan air matanya yang sangat ingin keluar dari kelopak matanya."Aku serius, Nathan. Aku tau aku jahat banget sama ku saat ini, tapi aku enggak bisa nerusin hubungan ini. Aku harap kamu ngerti.."Kalea menundukkan kepalanya, ia tidak tahan untuk melihat wajah Nathan yang masih belum mengerti apapun."Aku gak ngerti dan gak aka

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Keputusan

    Rumah besar yang ada di depannya membuat Kalea tidak bisa berhenti tersenyum. Ia sangat merindukan kehangatan rumah yang ada di depannya ini. Sekarang ia akan kembali mendapatkan kehangatan itu. Langkah kaki Kalea mulai memasuki rumah ini. baru beberapa langkah ia berjalan, Kalea berhenti ketika melihat kedua orang yang ia rindukan sudah berdiri tepat di hadapannya.Kalea tersenyum lebar dan berlari menuju kedua orang yang sangat ia rindukan. Pelukan hangat langsung tercipta diantara mereka."Aku kangen banget sama om dan Tante," tutur Kalea disela pelukannya."Siapa suruh ngambil kuliah jauh-jauh. Padahal di Indonesia juga banyak kampus yang bagus," jawab tantenya.Kalea melepaskan pelukannya dan menatap tantenya d

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Malam pertama

    Senyuman Kalea tidak berhenti ia berikan kepada tamu-tamu undangan yang silir berganti berada di hadapannya. Ingin sekali Kalea beranjak turun dari pelaminan ini dan pergi menuju kasur miliknya. Tetapi semua itu tidak mungkin terjadi. Sesekali Kalea juga menoleh ke samping kanannya. Melihat pria yang kini telah sah menjadi suaminya. Pria itu terlihat sangat menikmati perannya saat ini. Tidak terlihat wajah kelelahannya. Akhirnya Kalea bisa duduk ketika tidak ada tamu yang datang ke hadapannya. Suami Kalea juga ikut duduk di sampingnya dan menatap Kalea dengan wajah datarnya. "Kamu lelah?" tanyanya singkat. Kalea mencoba untuk tersenyum tipis. Ia mengangukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Aslan. "Kita pulang saja kalau kamu lelah." "Pulang? Acaranya bagaimana?" "Biar keluarga saja yang menangani. Lagian kita sudah lama berada di sini. Kalau kamu setuju, kita bisa langsung pulang dan istirahat," tawar Aslan. Tawaran dari Aslan memang sangat mengiurkan untuk dirinya.

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Perbedaan pendapat

    Mendengar ucapan Aslan seketika membuat Kalea mengingat Nathan. Dia memang tidak seharunya melakukan semua ini. Kalea tidak boleh membiarkan dirinya luluh terlalu cepat kepada Aslan. Walaupun sekarang Aslan adalah suaminya."Maaf.. aku belum siap."Aslan tersenyum tipis mendengar jawaban Kalea. Perlahan ia pun mulai menjauhkan wajahnya dari Kalea. "Baik.. saya tidak akan menyentuh kamu kalau kamu belum siap. Saya mengerti pernikahan kita ini terlalu tiba-tiba," tutur Aslan sembari menatap wajah Kalea yang sedikit merasa bersalah. Kalea sadar jika ia sudah membuat Aslan kecewa dengan keputusannya itu. Tapi mau bagaimanapun juga, Kalea memang masih belum siap menerima Aslan sepenuhnya. Saat ini, ia masih terus memikirkan Nathan. "Maaf sudah buat kamu kecewa," tutur Kalea masih dengan menundukkan wajahnya. Dia masih belum berani menatap wajah Aslan karena penolakannya itu. Aslan bangkit dari duduknya. Dia berjalan menuju sisi kasur s

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Satu pertanyaan

    Tawa Zura pecah ketika Kalea membacakan sebuah cerita lucu untuknya. Melihat tawa lebar Zura membuat Kalea ikut tertawa. Ia juga mengelus puncak kepala Zura sangking gemasnya."Sekarang waktunya Zura tidur. Mama bacain cerita lagi, tapi kali ini cerita tentang putri tidur," tutur Kalea. Azura menganggukkan kepalanya dengan semangat. Ia langsung menarik selimutnya agar menutupi sebagian tubuhnya. Tak lupa, Azura memeluk tubuh Kalea yang berada di sebelahnya. Kalea membalas pelukan Zura dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang buku cerita. Suara lembut Kalea mulai terdengar. Dipertengahan cerita, Zura mulai memejamkan kedua matanya. Mata indah Azura mulai tertutup. Beberapa menit kemudian, mata Zura tertutup sempurna. Kalea pun dengan perlahan mulai melepaskan tangan Zura dari pinggangnya. Kalea berjalan menuju meja belajar Zura. Ia melihat roster pelajaran Zura untuk besok hari. Dengan perlahan, Kalea mulai mengamb

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Rizky

    "Kenapa kamu tiba-tiba tanya mengenai hal itu?" Tanya balik Aslan. "Penasaran aja. Kita kan baru menikah, aku sadar kalau kamu pasti masih cinta sama mendiang istri kamu. Aku juga gak masalah dengan hal itu, aku sangat mentolerir akan hal itu. Tapi... Aku harap mas bisa sedikit mengurangi rasa cinta mas terhadap mendiang istri mas. Karena pernikahan ini akan kita jalani selamanya." Aslan terenyuh mendengar penjelasan Kalea. "Saya juga berharap pernikahan ini akan berjalan selamanya, Kalea. Kamu tenang saja, kita akan hidup bahagia bersama dengan Zira dan adik-adiknya nanti," ucap Aslan. Kalea mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Tatapan yang diberikan Aslan seakan mampu membuat dirinya luluh.Senyum Aslan tercipta ketika melihat semu merah di pipi Kalea. Aslan pun kembali melanjutkan makannya. Ia menghabiskan makan malam yang Kalea buat hingga habis tak tersisa. "Biar aku cuci piringnya," ucap Kalea ketika piring Aslan sudah bersih tak t

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Mengganti uang Rizky

    Kalea merutuki ajakan Rizky untuk bermain Timezone bersama tadi. Sebenarnya ia sudah menolak ajakan Rizky, tetapi Rizky malam memancing Zura dengan hal-hal yang menyenangkan. Tentu saja Zura tidak bisa menolak godaan Rizky. Hal hasil Kalea dan Zura sampai di rumah jam sembilan malam. Aslan sudah sedari tadi menghubungi Kalea. Alasan yang Kalea berikan yaitu jalanan macet. Kalea membawa paper bag yang banyak itu dalam genggamannya. Rizky sangat banyak memberikan Zura hadiah. Tujuan Kalea saat ini yaitu kamarnya. Ingin sekali ia meletakkan barang-barang yang sedang ia pegang ini dan segera mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sesampainya di kamar, Kalea dapat melihat Aslan yang sedang berada di meja kerjanya. Ia menatap Kalea dengan tatapan yang mematikan. Kalea sudah berusaha untuk tidak menatap mata Aslan agar ia tidak merasa takut. Tetapi sepertinya Kalea akan tetap gagal melakukannya. Pasalnya Aslan sudah bangkit dari duduknya dan mulai berjalan mendekati Kalea. "Dari mana saja ka

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Zura Sakit

    Kalea mulai merasa bosan berada di rumah ini sekarang. Jika pagi hari, semua orang berangkat untuk kerja dan Zura sekolah. Tinggallah Kalea sendiri di rumah yang besar ini. Jika Aslan mengizinkan Kalea untuk bekerja, mungkin Kalea tidak akan bosan seperti sekarang ini. Kalea kembali menyeruput tehnya. Pandangan taman yang ada di depannya sedikit memperbaiki mood Kalea. Semilir angin semakin membuat Kalea merasa nyaman berada di sini. Jika ada teman Kalea untuk berbicara mungkin akan lebih baik lagi. Mengalihkan rasa bosan, Kalea kembali membuka handphonenya. Ia mulai membuka Galeri dan menatap foto-foto dirinya semalam di mall bersama dengan Zura. Melihat senyuman manis dan bahagia Zura membuat Kalea ikut tersenyum. Zura memang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta pada gadis kecil itu. Karena ketika Kalea melihat Zura, Kalea langsung teringat akan dirinya dulu. Gadis kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya. Tapi kisah Zura lebih beruntung dari pada diriny

Bab terbaru

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Berenang

    Suasana meja makan sama seperti biasanya. Hanya saja kehadiran Nathan yang merubah sedikit suasana. Kalea menikmati makanannya dengan santai. Hingga mama mertuanya memberikan sebuah paper bag yang Kalea sendiri tidak tau apa itu. "Ini untuk kamu, sayang." Kalea menerima paper bag tersebut dengan senyuman tipisnya. "Ini apa, ma?" tanya nya. "Obat sayang. Kemarin ada teman mama dari luar negeri. Katanya obat itu manjur untuk cepat dapat anak. Kamu cuman perlu minum satu hari satu aja. Tapi harus rutin," jelasnya penuh semangat. Kalea tersenyum kikuk ketika mendengarnya. Ia menoleh ke arah Aslan. Tetapi Aslan terlihat sangat santai dan seperti tidak perduli. "Iya ma nanti aku minum. Terimakasih," jawab Kalea. Tidak mungkin dia menolak pemberian mamanya itu. "Ya.. sebenarnya mama sama papa ini udah gak sabar nunggu cucu dari kamu dan Aslan. Kalau ada satu lagi kan rumah ini jadi ramai. Zura juga ada temannya nanti. Zura mau adik kan?" Sang mama beralih bertanya kepada

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Sebuah Foto

    Aslan menatap Kalea datar. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya saat ini. Hal ini tentu membuat Kalea merasa sangat terintimidasi. Kalea hanya sesekali menatap wajah Aslan, selebihnya ia membuang pandangannya kearah mana pun di dalam ruangan ini. "Seharusnya kamu minta izin terlebih dahulu dengan saya sebelum kamu pergi dengan Nathan, Kalea." Akhirnya Aslan mengeluarkan suaranya setelah lima belas menit dia diam. Kalea memberanikan diri menatap wajah Aslan. Sangat tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya kepada Aslan. "Maaf.. aku bosan di rumah makannya aku belanja beberapa barang," jawab Kalea. Akan lebih baik dia meminta maaf kepada Aslan. Kalea sedang tidak ingin berdebat terlalu panjang. "Saya tidak masalah kalau kamu belanja di temani Nathan. Tetapi seharunya kamu minta izin terlebih dahulu dengan saya. Dan juga kamu seharunya menjaga jarak dengannya. Bagaimana pun dia adik ipar kamu kan?" "Iya.. aku akan minta izin sama kamu kalau aku mau keluar rumah. Tapi a

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Ketahuan

    "Iya sayang.. pacar om sama mama Zura kan sama-sama cantik," sambung Nathan memperjelas perkataannya. "Tidak.. mama pasti lebih cantik dari pacar om."Aslan mendekat kearah Kalea dan mengecup pipi Kalea. "Tentu aja, mama Kalea lebih cantik."Nathan yang menyaksikan semua itu merasa sangat geram. Ia mencoba untuk menahan amarahnya. Melihat Kalea mendapatkan ciuman dari Aslan membuat darah Nathan mendidih. "Mama.. sini duduk dekat Zura," ucap Zura. Kalea dan Aslan pun berjalan mendekati meja makan. Raut wajah Nathan terlihat jauh berbeda dari sebelumnya. Sepertinya suasana hatinya sudah berubah total ketika melihat kemesraan Kalea dan Aslan. "Mama sama papa kemana?" tanya Aslan. "Dari pagi udah pergi. Katanya ada urusan mendesak," jawab Nathan. Kalea mulai mengambil makanan makanan dan meletakkannya di piring Aslan. "Terimakasih sayang," tutur Aslan kepada Kalea. Kalea tersenyum tipis membalas ucapan Aslan. Sekali lagi Nathan mencoba untuk menahan amarah dan rasa cemburunya. Ia

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Nathan beraksi

    Saat ini Kalea sama sekali tidak berani untuk menatap wajah Nathan. Ia berusaha keras mengalihkan perhatiannya kepada yang lain. Suasana di meja makan membuat Kalea merasa tidak nyaman. Bagaimana ia bisa terus seperti ini nantinya. "Kamu nanti kerja di perusahaan papa kan?" tanya Sinta kepada Nathan. "Belum tau ma. Tapi sepertinya Nathan mau di rumah aja dulu. Istirahat dan menenangkan pikiran," jawab Nathan sembari melirik kearah Kalea."Menenangkan pikiran? Emangnya pikiran kamu lagi gak tenang? Pacar kamu itu udah gak mau lagi sama kamu?" Kali ini Aslan membuka suara. Kalea menoleh kearah Aslan. Kenapa Aslan menanyakan perihal itu. "Iya.. kamu bilang mau mengenalkan wanita itu sama mama. Mana dia?" sambung Sinta dengan wajah penasarannya."Udah nikah ma."Kalea yang mendengar itu seketika tersedak. Dengan sigap Aslan memberikan air putih kepada Kalea. Ia pun meminumnya dan mencoba untuk menangkan dirinya. Kalea ti

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Adik ipar pulang

    Kalea tidak tau mengapa Aslan membawanya kesebuah restoran yang cukup mewah. Pakaian Kalea kali ini tidak sesuai dengan tempat ini. Tapi Kalea tidak terlalu memikirkan hal itu. Setelah kejadian tadi, Kalea hanya diam di dalam mobil. Ia tidak membalas maupun membantah ucapan Aslan. Ia sangat malas untuk berdebat dengan Aslan lagi. Hari ini benar-benar melelahkan.Mereka berdua duduk di meja yang terdapat lilin serta bunga mawar di tengahnya. Sangat indah. Kalea sangat menyukai tempat seperti ini. Hal-hal romantis merupakan salah satu kesukaan Kalea. "Siapa pria itu?" Aslan akhirnya mengeluarkan suaranya. Kalea pikir mereka tidak akan membahas masalah Rizky lagi. Tapi sepertinya Aslan sangat ingin melanjutkan masalah ini. "Rizky," jawab Kalea singkat. Pria itu memang Rizky, ia tidak salah bukan?"Saya tau namanya Rizky. Sekarang saya ingin tau siapa dia? Apa hubungan kamu dengan dia, Kalea?" tanya Aslan lagi. Kali ini pertanyaan lebih je

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Zura Sakit

    Kalea mulai merasa bosan berada di rumah ini sekarang. Jika pagi hari, semua orang berangkat untuk kerja dan Zura sekolah. Tinggallah Kalea sendiri di rumah yang besar ini. Jika Aslan mengizinkan Kalea untuk bekerja, mungkin Kalea tidak akan bosan seperti sekarang ini. Kalea kembali menyeruput tehnya. Pandangan taman yang ada di depannya sedikit memperbaiki mood Kalea. Semilir angin semakin membuat Kalea merasa nyaman berada di sini. Jika ada teman Kalea untuk berbicara mungkin akan lebih baik lagi. Mengalihkan rasa bosan, Kalea kembali membuka handphonenya. Ia mulai membuka Galeri dan menatap foto-foto dirinya semalam di mall bersama dengan Zura. Melihat senyuman manis dan bahagia Zura membuat Kalea ikut tersenyum. Zura memang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta pada gadis kecil itu. Karena ketika Kalea melihat Zura, Kalea langsung teringat akan dirinya dulu. Gadis kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya. Tapi kisah Zura lebih beruntung dari pada diriny

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Mengganti uang Rizky

    Kalea merutuki ajakan Rizky untuk bermain Timezone bersama tadi. Sebenarnya ia sudah menolak ajakan Rizky, tetapi Rizky malam memancing Zura dengan hal-hal yang menyenangkan. Tentu saja Zura tidak bisa menolak godaan Rizky. Hal hasil Kalea dan Zura sampai di rumah jam sembilan malam. Aslan sudah sedari tadi menghubungi Kalea. Alasan yang Kalea berikan yaitu jalanan macet. Kalea membawa paper bag yang banyak itu dalam genggamannya. Rizky sangat banyak memberikan Zura hadiah. Tujuan Kalea saat ini yaitu kamarnya. Ingin sekali ia meletakkan barang-barang yang sedang ia pegang ini dan segera mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sesampainya di kamar, Kalea dapat melihat Aslan yang sedang berada di meja kerjanya. Ia menatap Kalea dengan tatapan yang mematikan. Kalea sudah berusaha untuk tidak menatap mata Aslan agar ia tidak merasa takut. Tetapi sepertinya Kalea akan tetap gagal melakukannya. Pasalnya Aslan sudah bangkit dari duduknya dan mulai berjalan mendekati Kalea. "Dari mana saja ka

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Rizky

    "Kenapa kamu tiba-tiba tanya mengenai hal itu?" Tanya balik Aslan. "Penasaran aja. Kita kan baru menikah, aku sadar kalau kamu pasti masih cinta sama mendiang istri kamu. Aku juga gak masalah dengan hal itu, aku sangat mentolerir akan hal itu. Tapi... Aku harap mas bisa sedikit mengurangi rasa cinta mas terhadap mendiang istri mas. Karena pernikahan ini akan kita jalani selamanya." Aslan terenyuh mendengar penjelasan Kalea. "Saya juga berharap pernikahan ini akan berjalan selamanya, Kalea. Kamu tenang saja, kita akan hidup bahagia bersama dengan Zira dan adik-adiknya nanti," ucap Aslan. Kalea mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Tatapan yang diberikan Aslan seakan mampu membuat dirinya luluh.Senyum Aslan tercipta ketika melihat semu merah di pipi Kalea. Aslan pun kembali melanjutkan makannya. Ia menghabiskan makan malam yang Kalea buat hingga habis tak tersisa. "Biar aku cuci piringnya," ucap Kalea ketika piring Aslan sudah bersih tak t

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Satu pertanyaan

    Tawa Zura pecah ketika Kalea membacakan sebuah cerita lucu untuknya. Melihat tawa lebar Zura membuat Kalea ikut tertawa. Ia juga mengelus puncak kepala Zura sangking gemasnya."Sekarang waktunya Zura tidur. Mama bacain cerita lagi, tapi kali ini cerita tentang putri tidur," tutur Kalea. Azura menganggukkan kepalanya dengan semangat. Ia langsung menarik selimutnya agar menutupi sebagian tubuhnya. Tak lupa, Azura memeluk tubuh Kalea yang berada di sebelahnya. Kalea membalas pelukan Zura dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang buku cerita. Suara lembut Kalea mulai terdengar. Dipertengahan cerita, Zura mulai memejamkan kedua matanya. Mata indah Azura mulai tertutup. Beberapa menit kemudian, mata Zura tertutup sempurna. Kalea pun dengan perlahan mulai melepaskan tangan Zura dari pinggangnya. Kalea berjalan menuju meja belajar Zura. Ia melihat roster pelajaran Zura untuk besok hari. Dengan perlahan, Kalea mulai mengamb

DMCA.com Protection Status