Share

Pulang

Author: Sabrrinasweet
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nathan tertawa mendengar perkataan Kalea yang menurutnya itu hanyalah candaan semata. Nathan memegang kedua pipi Kalea yang memerah akibat udara dingin yang masuk ke tubuhnya.

"Apaan sih sayang..  aku gak lagi ulang tahun loh," ucap Nathan mencoba untuk menyadarkan apa yang Kalea ucapkan. Kalea menggelengkan kepalanya sambil menurunkan tangan Nathan dari kedua pipinya. Ia mencoba untuk menahan air matanya yang sangat ingin keluar dari kelopak matanya.

"Aku serius, Nathan. Aku tau aku jahat banget sama ku saat ini, tapi aku enggak bisa nerusin hubungan ini. Aku harap kamu ngerti.."

Kalea menundukkan kepalanya, ia tidak tahan untuk melihat wajah Nathan yang masih belum mengerti apapun.

"Aku gak ngerti dan gak akan pernah ngerti, Kalea. Aku salah apa sama kamu? Kenapa.. kenapa semuanya tiba-tiba seperti ini. Kita udah merencanakan hubungan kita ke jenjang yang serius. Lihat aku, Kalea!" Amarah Nathan sudah mulai membara. Ia masih belum mengerti mengapa Kalea membuat keputusan seperti ini.

"Aku minta maaf, Nathan. Aku minta maaf," tutur Kalea lirih. Ia tidak bisa mengatakan apapun lagi selain permintaan maafnya.

"Aku gak butuh permintaan maaf kamu, Kalea. Aku mohon... Bilang kalau ini cuman candaan kamu aja. Aku gak akan bisa jalanin hidup aku tanpa kamu."

Air mata Kalea akhirnya jatuh ketika melihat Nathan menangis dihadapannya. Nathan yang biasanya jarang sekali menangis, sekarang ia menangis dihadapan Kalea.

"Kalau aku salah aku minta maaf. Aku gak akan maksa kamu untuk mempertemukan aku sama keluarga kamu, Lea. Tapi tolong... Jangan tinggalin aku," Nathan memegang tangan Kalea erat.

Beberapa pasang mata di jalan mulai menatap ke arah Kalea dan Nathan. Tetapi mereka berdua tidak memperdulikan tatapan itu. Terlebih Nathan yang sudah tidak memikirkan apapun lagi selain Kalea.

Kalea yang melihat Nathan seketika melepaskan genggaman tangan Nathan dan beralih memegang kedua pipi Nathan untuk menghapus air mata pria ini.

Kalea mencoba untuk menenangkan Nathan terlebih dahulu. Setelahnya ia membawa Nathan untuk duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Nathan masih setia menatap wajah Kalea. Ia ingin meminta penjelasan lebih mengenai semua ini.

"Kamu gak salah, Nat. Kamu gak punya salab apapun sama aku. Malahan, aku yang salah sama kamu. Aku gak mungkin bisa mempertahankan hubungan kita ini. Aku tau kamu sangat sayang sama aku, begitu pula sebaliknya. Aku cinta sama kamu dan aku enggak tau kapan aku bisa mengakhiri cinta aku ini. Tapi aku gak bisa berbuat apapun," tutur Kalea masih dengan menggenggam tangan Nathan.

"Kamu tau kan, selama ini aku hanya hidup dengan om dan Tante ku. Hanya mereka yang ada untuk aku. Aku sangat berhutang budi sama mereka, Nat. Dan tadi pagi, mereka mengabarkan akan menjodohkan aku. Aku tau ini gila, tapi aku gak bisa nolak permintaan mereka. Aku akan Nerima perjodohan itu, Nat. Untuk itu... Aku harap kamu bisa menerima semua ini dan lupain aku. Lupain semua hal yang kita lalui," sambung Kalea.

Nathan tidak tau harus berkata apa ketika mendengar penjelasan Kalea. Air matanya masih terus mengalir.

Kalea melepaskan genggaman tangannya dari Nathan. Ia menghapus air matanya dan menghela napas panjang. Mencoba untuk tegar menghadapi semua hal terjadi kepadanya.

Detik berikutnya, Kalea bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Nathan sendiri. Nathan sama sekali tidak bisa mencegah kepergian Kalea. Ia hanya diam menatap punggung Kalea yang mulai menjauh darinya.

Dibalik langkah cepat Kalea, ia menyimpan air matanya yang sudah tidak dapat ia bendung lagi. Kalea tidak tahan jika ia semakin lama bersama dengan Nathan. Ia akan semakin bersalah jika melihat tatapan kekecewaan dari Nathan.

Langkah Kalea berhenti ketika ia sudah sangat jauh dari Nathan. Ia sudah tidak tahan untuk melanjutkan langkahnya lagi. Kalea perlahan berjongkok dan menangis di pinggir jalanan. Ia sama sekali tidak perduli dengan orang-orang yang berlalu lalang menatap dirinya dengan aneh.

"Are you okay?" Tanya seseorang yang bahkan tidak dapat Kalea tatap. Tangisan Kalea semakin menjadi mendengar pertanyaan itu. Ia tidak sedang baik-baik saja sekarang.

***

Suara langkah kaki yang cepat memenuhi pendengaran Kalea. Kalea menghela napas panjang, mencoba untuk kembali meyakinkan niatnya.

Ia pun berjalan sambil menggeret koper miliknya. Keputusan Kalea sudah bulat. Ia akan segera pulang ke Indonesia untuk melaksanakan pernikahannya.

Kalea sudah mengabari om dan tantenya kalau ia akan pulang menuju Indonesia hari ini. Seperti dugaannya, mereka sangat kaget dengan perkataan Kalea. Mereka bahkan meminta Kalea untuk tidak terlalu buru-buru untuk kembali ke Indonesia. Tetapi Kalea dengan yakin mengatakan ia akan pulang hari ini.

Kalea tidak mau jika ia menunda kepulangannya, ia akan semakin berat meninggalkan negara ini terutama Nathan.

Setelah selesai dengan urusan check-in dan lain sebagainya, akhirnya Kalea masuk ke dalam pesawat dan duduk di bangku yang sesuai dengan tiketnya.

Sebelum ia mematikan handphone miliknya, Kalea tidak lupa untuk mengabari Nathan. Mengabari pria itu kalau ia akan kembali ke Indonesia dan akan segera menikah dengan pria pilihan om dan tantenya. Kalea tidak mau Nathan kebingungan mencari dirinya. Karena setelah mengabari Nathan, Kalea akan memblokir seluruh kontak Nathan di handphone miliknya.

Nathan... Aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia hari ini. Saat ini aku sudah ada di dalam pesawat dan mungkin sebentar lagi akan berangkat. Maaf aku tidak mengabarimu terlebih dahulu. Aku tau tidak seharusnya aku egois dan memutuskan hubungan kita seperti ini. Tapi aku harap... Kamu mengerti dengan keputusanku. Setelah ini aku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi. Jikalau kita bertemu, mungkin saat itu kamu akan melihat aku sudah menikah. Aku harap.. kamu mendapatkan wanita yang lebih dari aku. Tolong lupakan aku. 

Pesan singkat itu langsung Kalea kirim. Setelah Kalea mengirim pesan tersebut, ia langsung memblokir nomor Nathan dan menonaktifkan handphone miliknya.

Kalea menoleh ke arah jendela pesawat yang tepat di sebelah kanannya. Tanpa ia sadari, air matanya kembali menetes. Ia akan segera meninggalkan negara yang mempertemukannya dengan pria yang ia cintai. Negara yang telah mengenalkan kepada Kalea tentang pria yang selalu ada buatnya dan negara yang juga memisahkan dirinya dengan cinta pertamanya itu.

Nathan tidak akan pernah Kalea lupa seumur hidupnya. Nathan akan tetap berada di hari Kalea, walaupun ia tidak bisa memilik Nathan sepenuhnya. Kenangannya dengan Nathan tidak akan pernah ia lupakan. Ia.. Kalea memang egois. Ia meminta Nathan untuk melupakannya dan melukapakan seluruh kenangan mereka bersama, tetapi Kalea sendiri tidak dapat melupakan semua itu.

Menurutnya, Nathan adalah pria yang akan tetap ada diingatkannya.

***

Related chapters

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Keputusan

    Rumah besar yang ada di depannya membuat Kalea tidak bisa berhenti tersenyum. Ia sangat merindukan kehangatan rumah yang ada di depannya ini. Sekarang ia akan kembali mendapatkan kehangatan itu. Langkah kaki Kalea mulai memasuki rumah ini. baru beberapa langkah ia berjalan, Kalea berhenti ketika melihat kedua orang yang ia rindukan sudah berdiri tepat di hadapannya.Kalea tersenyum lebar dan berlari menuju kedua orang yang sangat ia rindukan. Pelukan hangat langsung tercipta diantara mereka."Aku kangen banget sama om dan Tante," tutur Kalea disela pelukannya."Siapa suruh ngambil kuliah jauh-jauh. Padahal di Indonesia juga banyak kampus yang bagus," jawab tantenya.Kalea melepaskan pelukannya dan menatap tantenya d

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Malam pertama

    Senyuman Kalea tidak berhenti ia berikan kepada tamu-tamu undangan yang silir berganti berada di hadapannya. Ingin sekali Kalea beranjak turun dari pelaminan ini dan pergi menuju kasur miliknya. Tetapi semua itu tidak mungkin terjadi. Sesekali Kalea juga menoleh ke samping kanannya. Melihat pria yang kini telah sah menjadi suaminya. Pria itu terlihat sangat menikmati perannya saat ini. Tidak terlihat wajah kelelahannya. Akhirnya Kalea bisa duduk ketika tidak ada tamu yang datang ke hadapannya. Suami Kalea juga ikut duduk di sampingnya dan menatap Kalea dengan wajah datarnya. "Kamu lelah?" tanyanya singkat. Kalea mencoba untuk tersenyum tipis. Ia mengangukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Aslan. "Kita pulang saja kalau kamu lelah." "Pulang? Acaranya bagaimana?" "Biar keluarga saja yang menangani. Lagian kita sudah lama berada di sini. Kalau kamu setuju, kita bisa langsung pulang dan istirahat," tawar Aslan. Tawaran dari Aslan memang sangat mengiurkan untuk dirinya.

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Perbedaan pendapat

    Mendengar ucapan Aslan seketika membuat Kalea mengingat Nathan. Dia memang tidak seharunya melakukan semua ini. Kalea tidak boleh membiarkan dirinya luluh terlalu cepat kepada Aslan. Walaupun sekarang Aslan adalah suaminya."Maaf.. aku belum siap."Aslan tersenyum tipis mendengar jawaban Kalea. Perlahan ia pun mulai menjauhkan wajahnya dari Kalea. "Baik.. saya tidak akan menyentuh kamu kalau kamu belum siap. Saya mengerti pernikahan kita ini terlalu tiba-tiba," tutur Aslan sembari menatap wajah Kalea yang sedikit merasa bersalah. Kalea sadar jika ia sudah membuat Aslan kecewa dengan keputusannya itu. Tapi mau bagaimanapun juga, Kalea memang masih belum siap menerima Aslan sepenuhnya. Saat ini, ia masih terus memikirkan Nathan. "Maaf sudah buat kamu kecewa," tutur Kalea masih dengan menundukkan wajahnya. Dia masih belum berani menatap wajah Aslan karena penolakannya itu. Aslan bangkit dari duduknya. Dia berjalan menuju sisi kasur s

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Satu pertanyaan

    Tawa Zura pecah ketika Kalea membacakan sebuah cerita lucu untuknya. Melihat tawa lebar Zura membuat Kalea ikut tertawa. Ia juga mengelus puncak kepala Zura sangking gemasnya."Sekarang waktunya Zura tidur. Mama bacain cerita lagi, tapi kali ini cerita tentang putri tidur," tutur Kalea. Azura menganggukkan kepalanya dengan semangat. Ia langsung menarik selimutnya agar menutupi sebagian tubuhnya. Tak lupa, Azura memeluk tubuh Kalea yang berada di sebelahnya. Kalea membalas pelukan Zura dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang buku cerita. Suara lembut Kalea mulai terdengar. Dipertengahan cerita, Zura mulai memejamkan kedua matanya. Mata indah Azura mulai tertutup. Beberapa menit kemudian, mata Zura tertutup sempurna. Kalea pun dengan perlahan mulai melepaskan tangan Zura dari pinggangnya. Kalea berjalan menuju meja belajar Zura. Ia melihat roster pelajaran Zura untuk besok hari. Dengan perlahan, Kalea mulai mengamb

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Rizky

    "Kenapa kamu tiba-tiba tanya mengenai hal itu?" Tanya balik Aslan. "Penasaran aja. Kita kan baru menikah, aku sadar kalau kamu pasti masih cinta sama mendiang istri kamu. Aku juga gak masalah dengan hal itu, aku sangat mentolerir akan hal itu. Tapi... Aku harap mas bisa sedikit mengurangi rasa cinta mas terhadap mendiang istri mas. Karena pernikahan ini akan kita jalani selamanya." Aslan terenyuh mendengar penjelasan Kalea. "Saya juga berharap pernikahan ini akan berjalan selamanya, Kalea. Kamu tenang saja, kita akan hidup bahagia bersama dengan Zira dan adik-adiknya nanti," ucap Aslan. Kalea mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Tatapan yang diberikan Aslan seakan mampu membuat dirinya luluh.Senyum Aslan tercipta ketika melihat semu merah di pipi Kalea. Aslan pun kembali melanjutkan makannya. Ia menghabiskan makan malam yang Kalea buat hingga habis tak tersisa. "Biar aku cuci piringnya," ucap Kalea ketika piring Aslan sudah bersih tak t

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Mengganti uang Rizky

    Kalea merutuki ajakan Rizky untuk bermain Timezone bersama tadi. Sebenarnya ia sudah menolak ajakan Rizky, tetapi Rizky malam memancing Zura dengan hal-hal yang menyenangkan. Tentu saja Zura tidak bisa menolak godaan Rizky. Hal hasil Kalea dan Zura sampai di rumah jam sembilan malam. Aslan sudah sedari tadi menghubungi Kalea. Alasan yang Kalea berikan yaitu jalanan macet. Kalea membawa paper bag yang banyak itu dalam genggamannya. Rizky sangat banyak memberikan Zura hadiah. Tujuan Kalea saat ini yaitu kamarnya. Ingin sekali ia meletakkan barang-barang yang sedang ia pegang ini dan segera mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sesampainya di kamar, Kalea dapat melihat Aslan yang sedang berada di meja kerjanya. Ia menatap Kalea dengan tatapan yang mematikan. Kalea sudah berusaha untuk tidak menatap mata Aslan agar ia tidak merasa takut. Tetapi sepertinya Kalea akan tetap gagal melakukannya. Pasalnya Aslan sudah bangkit dari duduknya dan mulai berjalan mendekati Kalea. "Dari mana saja ka

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Zura Sakit

    Kalea mulai merasa bosan berada di rumah ini sekarang. Jika pagi hari, semua orang berangkat untuk kerja dan Zura sekolah. Tinggallah Kalea sendiri di rumah yang besar ini. Jika Aslan mengizinkan Kalea untuk bekerja, mungkin Kalea tidak akan bosan seperti sekarang ini. Kalea kembali menyeruput tehnya. Pandangan taman yang ada di depannya sedikit memperbaiki mood Kalea. Semilir angin semakin membuat Kalea merasa nyaman berada di sini. Jika ada teman Kalea untuk berbicara mungkin akan lebih baik lagi. Mengalihkan rasa bosan, Kalea kembali membuka handphonenya. Ia mulai membuka Galeri dan menatap foto-foto dirinya semalam di mall bersama dengan Zura. Melihat senyuman manis dan bahagia Zura membuat Kalea ikut tersenyum. Zura memang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta pada gadis kecil itu. Karena ketika Kalea melihat Zura, Kalea langsung teringat akan dirinya dulu. Gadis kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya. Tapi kisah Zura lebih beruntung dari pada diriny

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Adik ipar pulang

    Kalea tidak tau mengapa Aslan membawanya kesebuah restoran yang cukup mewah. Pakaian Kalea kali ini tidak sesuai dengan tempat ini. Tapi Kalea tidak terlalu memikirkan hal itu. Setelah kejadian tadi, Kalea hanya diam di dalam mobil. Ia tidak membalas maupun membantah ucapan Aslan. Ia sangat malas untuk berdebat dengan Aslan lagi. Hari ini benar-benar melelahkan.Mereka berdua duduk di meja yang terdapat lilin serta bunga mawar di tengahnya. Sangat indah. Kalea sangat menyukai tempat seperti ini. Hal-hal romantis merupakan salah satu kesukaan Kalea. "Siapa pria itu?" Aslan akhirnya mengeluarkan suaranya. Kalea pikir mereka tidak akan membahas masalah Rizky lagi. Tapi sepertinya Aslan sangat ingin melanjutkan masalah ini. "Rizky," jawab Kalea singkat. Pria itu memang Rizky, ia tidak salah bukan?"Saya tau namanya Rizky. Sekarang saya ingin tau siapa dia? Apa hubungan kamu dengan dia, Kalea?" tanya Aslan lagi. Kali ini pertanyaan lebih je

Latest chapter

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Berenang

    Suasana meja makan sama seperti biasanya. Hanya saja kehadiran Nathan yang merubah sedikit suasana. Kalea menikmati makanannya dengan santai. Hingga mama mertuanya memberikan sebuah paper bag yang Kalea sendiri tidak tau apa itu. "Ini untuk kamu, sayang." Kalea menerima paper bag tersebut dengan senyuman tipisnya. "Ini apa, ma?" tanya nya. "Obat sayang. Kemarin ada teman mama dari luar negeri. Katanya obat itu manjur untuk cepat dapat anak. Kamu cuman perlu minum satu hari satu aja. Tapi harus rutin," jelasnya penuh semangat. Kalea tersenyum kikuk ketika mendengarnya. Ia menoleh ke arah Aslan. Tetapi Aslan terlihat sangat santai dan seperti tidak perduli. "Iya ma nanti aku minum. Terimakasih," jawab Kalea. Tidak mungkin dia menolak pemberian mamanya itu. "Ya.. sebenarnya mama sama papa ini udah gak sabar nunggu cucu dari kamu dan Aslan. Kalau ada satu lagi kan rumah ini jadi ramai. Zura juga ada temannya nanti. Zura mau adik kan?" Sang mama beralih bertanya kepada

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Sebuah Foto

    Aslan menatap Kalea datar. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya saat ini. Hal ini tentu membuat Kalea merasa sangat terintimidasi. Kalea hanya sesekali menatap wajah Aslan, selebihnya ia membuang pandangannya kearah mana pun di dalam ruangan ini. "Seharusnya kamu minta izin terlebih dahulu dengan saya sebelum kamu pergi dengan Nathan, Kalea." Akhirnya Aslan mengeluarkan suaranya setelah lima belas menit dia diam. Kalea memberanikan diri menatap wajah Aslan. Sangat tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya kepada Aslan. "Maaf.. aku bosan di rumah makannya aku belanja beberapa barang," jawab Kalea. Akan lebih baik dia meminta maaf kepada Aslan. Kalea sedang tidak ingin berdebat terlalu panjang. "Saya tidak masalah kalau kamu belanja di temani Nathan. Tetapi seharunya kamu minta izin terlebih dahulu dengan saya. Dan juga kamu seharunya menjaga jarak dengannya. Bagaimana pun dia adik ipar kamu kan?" "Iya.. aku akan minta izin sama kamu kalau aku mau keluar rumah. Tapi a

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Ketahuan

    "Iya sayang.. pacar om sama mama Zura kan sama-sama cantik," sambung Nathan memperjelas perkataannya. "Tidak.. mama pasti lebih cantik dari pacar om."Aslan mendekat kearah Kalea dan mengecup pipi Kalea. "Tentu aja, mama Kalea lebih cantik."Nathan yang menyaksikan semua itu merasa sangat geram. Ia mencoba untuk menahan amarahnya. Melihat Kalea mendapatkan ciuman dari Aslan membuat darah Nathan mendidih. "Mama.. sini duduk dekat Zura," ucap Zura. Kalea dan Aslan pun berjalan mendekati meja makan. Raut wajah Nathan terlihat jauh berbeda dari sebelumnya. Sepertinya suasana hatinya sudah berubah total ketika melihat kemesraan Kalea dan Aslan. "Mama sama papa kemana?" tanya Aslan. "Dari pagi udah pergi. Katanya ada urusan mendesak," jawab Nathan. Kalea mulai mengambil makanan makanan dan meletakkannya di piring Aslan. "Terimakasih sayang," tutur Aslan kepada Kalea. Kalea tersenyum tipis membalas ucapan Aslan. Sekali lagi Nathan mencoba untuk menahan amarah dan rasa cemburunya. Ia

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Nathan beraksi

    Saat ini Kalea sama sekali tidak berani untuk menatap wajah Nathan. Ia berusaha keras mengalihkan perhatiannya kepada yang lain. Suasana di meja makan membuat Kalea merasa tidak nyaman. Bagaimana ia bisa terus seperti ini nantinya. "Kamu nanti kerja di perusahaan papa kan?" tanya Sinta kepada Nathan. "Belum tau ma. Tapi sepertinya Nathan mau di rumah aja dulu. Istirahat dan menenangkan pikiran," jawab Nathan sembari melirik kearah Kalea."Menenangkan pikiran? Emangnya pikiran kamu lagi gak tenang? Pacar kamu itu udah gak mau lagi sama kamu?" Kali ini Aslan membuka suara. Kalea menoleh kearah Aslan. Kenapa Aslan menanyakan perihal itu. "Iya.. kamu bilang mau mengenalkan wanita itu sama mama. Mana dia?" sambung Sinta dengan wajah penasarannya."Udah nikah ma."Kalea yang mendengar itu seketika tersedak. Dengan sigap Aslan memberikan air putih kepada Kalea. Ia pun meminumnya dan mencoba untuk menangkan dirinya. Kalea ti

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Adik ipar pulang

    Kalea tidak tau mengapa Aslan membawanya kesebuah restoran yang cukup mewah. Pakaian Kalea kali ini tidak sesuai dengan tempat ini. Tapi Kalea tidak terlalu memikirkan hal itu. Setelah kejadian tadi, Kalea hanya diam di dalam mobil. Ia tidak membalas maupun membantah ucapan Aslan. Ia sangat malas untuk berdebat dengan Aslan lagi. Hari ini benar-benar melelahkan.Mereka berdua duduk di meja yang terdapat lilin serta bunga mawar di tengahnya. Sangat indah. Kalea sangat menyukai tempat seperti ini. Hal-hal romantis merupakan salah satu kesukaan Kalea. "Siapa pria itu?" Aslan akhirnya mengeluarkan suaranya. Kalea pikir mereka tidak akan membahas masalah Rizky lagi. Tapi sepertinya Aslan sangat ingin melanjutkan masalah ini. "Rizky," jawab Kalea singkat. Pria itu memang Rizky, ia tidak salah bukan?"Saya tau namanya Rizky. Sekarang saya ingin tau siapa dia? Apa hubungan kamu dengan dia, Kalea?" tanya Aslan lagi. Kali ini pertanyaan lebih je

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Zura Sakit

    Kalea mulai merasa bosan berada di rumah ini sekarang. Jika pagi hari, semua orang berangkat untuk kerja dan Zura sekolah. Tinggallah Kalea sendiri di rumah yang besar ini. Jika Aslan mengizinkan Kalea untuk bekerja, mungkin Kalea tidak akan bosan seperti sekarang ini. Kalea kembali menyeruput tehnya. Pandangan taman yang ada di depannya sedikit memperbaiki mood Kalea. Semilir angin semakin membuat Kalea merasa nyaman berada di sini. Jika ada teman Kalea untuk berbicara mungkin akan lebih baik lagi. Mengalihkan rasa bosan, Kalea kembali membuka handphonenya. Ia mulai membuka Galeri dan menatap foto-foto dirinya semalam di mall bersama dengan Zura. Melihat senyuman manis dan bahagia Zura membuat Kalea ikut tersenyum. Zura memang sudah berhasil membuatnya jatuh cinta pada gadis kecil itu. Karena ketika Kalea melihat Zura, Kalea langsung teringat akan dirinya dulu. Gadis kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya. Tapi kisah Zura lebih beruntung dari pada diriny

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Mengganti uang Rizky

    Kalea merutuki ajakan Rizky untuk bermain Timezone bersama tadi. Sebenarnya ia sudah menolak ajakan Rizky, tetapi Rizky malam memancing Zura dengan hal-hal yang menyenangkan. Tentu saja Zura tidak bisa menolak godaan Rizky. Hal hasil Kalea dan Zura sampai di rumah jam sembilan malam. Aslan sudah sedari tadi menghubungi Kalea. Alasan yang Kalea berikan yaitu jalanan macet. Kalea membawa paper bag yang banyak itu dalam genggamannya. Rizky sangat banyak memberikan Zura hadiah. Tujuan Kalea saat ini yaitu kamarnya. Ingin sekali ia meletakkan barang-barang yang sedang ia pegang ini dan segera mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sesampainya di kamar, Kalea dapat melihat Aslan yang sedang berada di meja kerjanya. Ia menatap Kalea dengan tatapan yang mematikan. Kalea sudah berusaha untuk tidak menatap mata Aslan agar ia tidak merasa takut. Tetapi sepertinya Kalea akan tetap gagal melakukannya. Pasalnya Aslan sudah bangkit dari duduknya dan mulai berjalan mendekati Kalea. "Dari mana saja ka

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Rizky

    "Kenapa kamu tiba-tiba tanya mengenai hal itu?" Tanya balik Aslan. "Penasaran aja. Kita kan baru menikah, aku sadar kalau kamu pasti masih cinta sama mendiang istri kamu. Aku juga gak masalah dengan hal itu, aku sangat mentolerir akan hal itu. Tapi... Aku harap mas bisa sedikit mengurangi rasa cinta mas terhadap mendiang istri mas. Karena pernikahan ini akan kita jalani selamanya." Aslan terenyuh mendengar penjelasan Kalea. "Saya juga berharap pernikahan ini akan berjalan selamanya, Kalea. Kamu tenang saja, kita akan hidup bahagia bersama dengan Zira dan adik-adiknya nanti," ucap Aslan. Kalea mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. Tatapan yang diberikan Aslan seakan mampu membuat dirinya luluh.Senyum Aslan tercipta ketika melihat semu merah di pipi Kalea. Aslan pun kembali melanjutkan makannya. Ia menghabiskan makan malam yang Kalea buat hingga habis tak tersisa. "Biar aku cuci piringnya," ucap Kalea ketika piring Aslan sudah bersih tak t

  • Pernikahan Yang Tidak Ku Inginkan   Satu pertanyaan

    Tawa Zura pecah ketika Kalea membacakan sebuah cerita lucu untuknya. Melihat tawa lebar Zura membuat Kalea ikut tertawa. Ia juga mengelus puncak kepala Zura sangking gemasnya."Sekarang waktunya Zura tidur. Mama bacain cerita lagi, tapi kali ini cerita tentang putri tidur," tutur Kalea. Azura menganggukkan kepalanya dengan semangat. Ia langsung menarik selimutnya agar menutupi sebagian tubuhnya. Tak lupa, Azura memeluk tubuh Kalea yang berada di sebelahnya. Kalea membalas pelukan Zura dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang buku cerita. Suara lembut Kalea mulai terdengar. Dipertengahan cerita, Zura mulai memejamkan kedua matanya. Mata indah Azura mulai tertutup. Beberapa menit kemudian, mata Zura tertutup sempurna. Kalea pun dengan perlahan mulai melepaskan tangan Zura dari pinggangnya. Kalea berjalan menuju meja belajar Zura. Ia melihat roster pelajaran Zura untuk besok hari. Dengan perlahan, Kalea mulai mengamb

DMCA.com Protection Status