Share

|116|. Bukan Ciuman, Tapi Mematuk Bibir

Lengan kokoh Pasha siap mengangkat istri kecilnya itu, tapi Hana langsung menghentikannnya.

"Saya kemari karena mau menyelesaikan kesepakatan yang saya buat tadi siang"

"Kesepakatan?" Pasha tampak menautkan sepasang alisnya.

"Ya, cium pipi seratus kali dan bibir sepuluh kali, bapak tidak mengingatnya?"

Pasha tersenyum, ia memiringkan kepalanya dan mematuk bibir kecil Hana yang sudah mulai memerah kembali. Tidak lagi sepucat tadi siang.

"Kamu bisa melakukannya besok. Ini sudah larut malam, istirahatlah"

"Tapi—"

Sekali lagi Pasha mematuk bibir merah ranum itu dengan mulutnya.

"Tidak ada tapi-tapi. Patuh!" Tatapan Pasha terlihat lembut saat tangannya mengusap pelan kepala Hana.

"En" Hana tampak mengulum bibirnya, tersenyum kecil.

Pasha yang melihatnya, merasa senang. Ia ingin Hana selalu bersikap patuh dan manis seperti itu. Dengan begitu akan lebih mudah baginya untuk mengendalikan dan menguasainya.

Hana tidak ingin menggangu pekerjaan suaminya. Bagaimana pun karena dirinya hari ini,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status