Beranda / Romansa / Pernikahan Yang Sempurna / |120|. Bukan Wanita Saya

Share

|120|. Bukan Wanita Saya

Penulis: Happy_autunm
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-22 16:07:15
"Maaf Bu, ini bukan bidang saya. Jadi saya tidak tau apa tepatnya itu. Tapi ada kemungkinan ini disebabkan karena trauma masa lalu atau ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu. Untuk lebih akuratnya, tuan Pasha perlu menemui psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut"

"Baik dok, saya mengerti"

"Kalau begitu saya permisi"

Erna langsung mengantar pergi dokter Aamir keluar. Sedangkan Hana kembali masuk ke kamar utama. Ia duduk di pinggir ranjang dan menatap suaminya yang sudah tertidur.

Hana mengulurkan tangannya dan mengusap sisa-sisa keringat yang ada di pelipis Pasha. Karena terlalu mengkhawatirkan Pasha, ia langsung saja terlupa dengan pikiran negatifnya mengenai wanita bernama Elisabeth.

Tepat ketika segurat oranye senja memenuhi langit. Mega-mega merah dengan sedikit keunguan itupun menerobos kaca jendela kamar utama.

Perlahan kelopak mata Pasha terangkat dan melihat kamar utama yang luas itu sudah dipenuhi cahaya senja yang merah keorenan. Ia menurunkan pandangannya ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Yang Sempurna   |121|. Salah Paham

    Malam harinya, Pasha mengambil alih dapur. Mengeluarkan beberapa bahan masak yang ada di kulkas, lalu ia mengenakan celemek siap untuk memasak.Seorang koki wanita dengan badan sedikit berisi dan taksiran usia empat puluhan itu pun, buru-buru mendatangi Pasha, "Perkenalkan pak, saya Dina. Saya koki di mansion ini. Katakan saja pada saya apa yang ingin anda makan, biar saya yang akan memasaknya untuk anda" Ucapnya, nada suaranya terdengar gugup dan ekspresi wajahnya sedikit terlihat takut. Itu adalah malam pertama ia bekerja di mansion dan telah mendengar bagaimana rumor yang beredar tentang tuannya yang apatis dan bengis."Kamu koki yang baru saja bekerja di sini?" Tanya Pasha. Ia memang telah menyuruh Erna untuk mencari seorang koki wanita berpengalaman untuk bekerja di mansion."I-iya Pak""Untuk sekarang tugas mu cukup memasak untuk para pelayan dan pekerja di mansion. Jika kamu memerlukan beberapa anak buah untuk membantumu, kamu dapat memperkejakan mereka. Tapi beritahu Erna terl

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Pernikahan Yang Sempurna   |122|. Ciuman Di Bawah Rembulan

    "Entahlah" Pasha tampak mengedikkan bahunya."Mungkin karena rasa tanggungjawab""Rasa tanggung jawab?" Sepasang alis Hana bertaut heran."Ya. Jadi begini, Elisabeth adalah kucing kesayangan mamaku. Tapi semenjak mama pergi ke Prancis dan tidak kunjung kembali, Elisabeth ditinggal begitu saja tak terurus. Persis seperti diriku. Padahal kami berdua masih membutuhkan kasih sayangnya" Ucap Pasha, sambil memandangi kucing Persia putih yang tengah tertidur pulas di dalam kandang.Mata dinginnya yang selalu nya gelap dan tak berperasaan, tapi saat itu terlihat redup dengan jejak kesedihan.Hana tercenung sejenak. Menatap tubuh tegap suaminya yang kokoh, ternyata menyimpan jejak kerapuhan dari dalam. Pasha kemudian menoleh kearah Hana dan berkata, "Itu kenapa aku memutuskan untuk merawatnya dan entah bagaimana, perlahan itu berubah menjadi rasa tanggung jawab yang ku terhadapnya. Lalu berjalannya waktu, Elisabeth pun mulai menjadi suatu hal yang berharga bagiku dan itu terjadi begitu saja"

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Pernikahan Yang Sempurna   |123|. Gairah Yang Menggebu

    Menyikapi tiap tatapan pelayan yang tertuju kearahnya yang sedang menggendong Hana itu, Pasha hanya acuh saja. Ia terus saja berjalan ke depan dan melewati mereka dengan wajah dinginnya yang tanpa ekspresi.Berbeda dengan Pasha yang cuek, Hana justru merasa malu menjadi tontonan para pelayan. Ia langsung menyembunyikan wajahnya dengan menenggelamkannya di dada bidang Pasha.Melihat perbuatan istrinya itu, Pasha menyungging senyum kecil di bibir.Setelah Pasha dan Hana lenyap dari pandangan mereka. Para pelayan itu tak dapat menahannya lagi. Mereka menjerit histeris, menyerukan betapa manisnya cara Pasha memperlakukan istri kecilnya. "Ahh, kalian lihat itu..pak Pasha sungguh romantis sekali""Kyaa..aku gak tahan melihat romansa mereka""Benar sekali. Lihatlah bagaimana sikap dingin Pak Pasha yang nyaris menyaingi es batu ketika berhadapan dengan orang-orang disekitarnya, tapi begitu dengan istrinya, sifat es batu nya itu langsung saja mencair."Ah, aku jadi iri dengan nyonya Hana"Kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Pernikahan Yang Sempurna   |124|. Membujuk Suami

    "Aku tidak ingin mengambil resiko" Setelah mengatakan itu, Pasha langsung menjauh dari Hana dan pergi ke kamar mandi.Tidak berapa menit kemudian, terdengar suara air dari dalam. Hana perlahan bangun dan menurunkan piyamanya yang tadi disingkap Pasha. Kemudian ia merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan akibat ciuman menggelora barusan.Hana meraba bibirnya dan mendapati itu sedikit membengkak. Membayangkan ciuman panas tadi, hawa panas menjalari kedua pipinya.Hana merebahkan tubuhnya di bawah selimut. Tak berapa lama kemudian, ia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Tampak Pasha berjalan keluar dengan handuk dilehernya."Bapak baru saja mandi lagi?""Hem""A-apa sampai harus seperti itu?" Tanya Hana dengan polosnya.Pasha menghela nafas berat."Aku perlu mandi air dingin untuk mendinginkan tubuh ku yang memanas karena mu" Kemudian Pasha merebahkan diri di samping Hana. Melipat lengannya dibawah kepala sebagai alas, ia memandang Hana dengan wajah serius, "Lain kali jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Pernikahan Yang Sempurna   |125|. Tiap Lima Menit Sekali

    "Baiklah, kalau begitu hati-hati. Ingat mengirimkan pesan padaku tiap sepuluh menit sekali""Apaa?" Setiap sepuluh menit sekali, yang benar saja?Tepat ketika Hana akan membuka mulutnya, menyatakan keberatannya, tapi Pasha sudah lebih dulu memasang senyum penuh ultimatum. Menegaskan ia tidak menerima penolakan. Hana menatapnya dengan perasaan tertekan dan tak berdaya, "Baik, Hana akan mengingatnya"Pasha tersenyum puas. Lalu ia mengambil dompet kulitnya dan mengeluarkan sebuah benda pipih yang langsung ia berikan pada Hana."Ambil ini""Ini.." Hana mengambilnya ragu-ragu."Belilah apapun yang kamu mau dengan itu. Tidak perlu ragu, uang yang tersimpan di dalam sini ku hasilkan dari cara yang halal""Baik, terimakasih pak" Hana mengecup pipi Pasha dan pergi.Selepas kepergian istrinya itu. Pasha terdiam sejenak. Tiba-tiba ia merasa mengganjal dengan sesuatu tapi ia tidak tau apa kiranya itu. Tapi setelah memikirkannya cukup lama."Pak?""Pak Pasha?"Jika dipikir-pikir panggilan itu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Pernikahan Yang Sempurna   |126|. Hana Mengidam

    "Memangnya dia kira kamu tidak punya pekerjaan lain apa?"Hana memasang senyum tak berdaya."Pak Pasha memang begitu kak, terlalu protektif berlebihan sama Hana""Tapi ini bukan berlebihan lagi, tapi udah fanatik banget. Yang benar saja, tiap lima menit sekali? Seperti kita tidak punya pekerjaan lain saja. Kalau kakak punya pasangan kaya gitu, udah jauh-jauh hari kakak minta putus karena gak tahan"Keira memandangi ekspresi Hana yang seolah sudah terbiasa dengan itu, berujar, "Memangnya kamu gak lelah Han? Sama sikap suami kamu yang kaya gitu?"Hana tersenyum kecil, "Entah lah kak, mungkin udah terbiasa kali ya. Jadi ya gitu. Yah walaupun suka gak habis pikir juga sih""Haa, syukur istrinya 'pangeran dingin' itu kamu Han. Kalau wanita lain, mungkin udah dari kemarin-kemarin minta cerai karena gak sanggup"Hana tergelak kecil sebagai respon.Mungkin Keira benar, jika itu wanita lain, pasti sudah lama melarikan diri dari sikap protektif dan posesif Pasha yang terkadang bisa sangat menak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25
  • Pernikahan Yang Sempurna   |127|. Bermain Ke Mansion

    Tepat sebelum tidur, sebagaimana kesepakatan pagi hari tadi. Pasha sudah duduk manis di atas ranjang, menanti ciuman dua puluh kali di bibir dari Hana.Sedangkan Hana baru saja selesai menyisir rambutnya. Ia meletakkan sisir di atas meja rias dan bergegas pergi menghampiri ranjang."Bukan mengecup, tapi mencium" Amaran Pasha tepat sebelum Hana akan mencium bibirnya. "Iya, Hana tau""Harus seperti tadi pagi""En, Hana mengerti"Hana mengalungkan tangannya di leher Pasha, memejamkan matanya dan mulai mencium bibir Pasha. Ia membuka mulutnya dan menarik Pasha dalam permainannya yang masih kaku.Biar begitu, Pasha menikmatinya dengan sabar. Malam masih panjang, jadi tidak perlu terburu-buru.Setelah beberapa menit kemudian tautan bibir mereka terlepas, Hana mengumpulkan oksigen sekitar dan berkata dengan bulu matanya yang berkibar malu, "Sekali"Lalu Hana mencium Pasha lagi. Proses tersebut pun terus berulang hingga pada yang ke sepuluh kali. Hana mendapati bibirnya seperti sudah mati r

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pernikahan Yang Sempurna   |128|. Budak Cinta

    Kedatangannya langsung membuat ketiganya antusias."Wah mbak Dina, kue keringnya lucu-lucu banget.." Tukas Chaca, memandangi kue-kue itu ada yang berbentuk anak ayam bewarna kuning, Doraemon dan bahkan hello Kitty"Hehe iya dong, imut macam nona Chaca""Ahh, mbak Dina! Chaca kan jadi baper nih karena dikatain imut"Koki Dina hanya terkekeh. "Wah, rasanya pasti enak nih, secara koki Dina kan koki bintang lima" Seru Miftah."Ah, nona Miftah bisa saja" Karena Chaca dan Miftah sudah beberapa kali datang ke mansion, tentu mereka sudah mengenal beberapa pekerja di mansion itu, termasuk salah satunya Kepala koki Dina. "Yasudah kalau begitu saya permisi dulu ya""Iya, makasih banyak ya mbak Dina" Seru Miftah, Chaca dan Hana serentak."Iya sama-sama"Koki Dina bersama dua koki lainnya pun pergi.Chaca langsung mencomot salah satu kue kering itu dengan karakter Doraemon dan memakannya sambil menonton. Begitupun dengan Miftah yang sudah habis satu dan mengambil yang lain. Sedangkan Hana hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28

Bab terbaru

  • Pernikahan Yang Sempurna   |140|. Extra Chapter: Bulan Madu

    Pagi harinya, Ratna sudah berpakaian dengan rapi. Ia mengenakan setelan baju formal berwarna navy dan mencoba mengenakan hijab bewarna abu-abu pemberian dari Hana. "Sayang, kamu sudah selesai?" Eman membuka pintu kamar dan melongok kedalam. Sesaat matanya berkedip terkejut mendapati istrinya yang tiba-tiba mengenakan hijab di kepalanya. Itu membungkus indah wajah tirusnya, membuat penampilan formalnya terlihat anggun dan jumawa. "Gimana menurut kamu? Lucu ya aku berhijab begini?" "Anggun." "Ya?" Eman tersadar. Ia berdeham dan dengan daun telinganya yang memerah ia berujar, "Kamu terlihat menawan dengan berhijab seperti itu." Ratna merasa begitu manis dengan pujian tersebut. Hatinya langsung merasa tergelitik melihat daun telinga suaminya yang memerah. Padahal sudah beberapa bulan, tapi terkadang Eman masih malu-malu kepadanya. "Aku sudah selesai. Yuk kita pergi." "Sekarang?" Eman bergeming beberapa saat. "Ya terus kapan lagi." Ratna tergelak kecil. Ia mengapit lengan suaminy

  • Pernikahan Yang Sempurna   |139|. Extra Chapter: Wisuda Hana

    Setengah tahun berlalu sudah. Dalam kurun waktu tersebut Hana berusaha keras untuk membagi perannya sebagai seorang istri, ibu dan juga sebagai mahasiswa. Dalam kurun waktu tersebut juga, berkat ketekunannya dan kegigihannya, ia berhasil mengejar semua ketertinggalan nya dan menyelesaikan studinya.Meskipun ia terlambat dan tertinggal dari teman-temannya yang sudah menyandang sarjana setahun ke belakang. Tapi ia tidak menyesali keterlambatan nya. Ia berpikiran positif dan yakin semua yang terjadi pasti ada hikmahnya."Selamat Hanaaaa...." Chaca dan Miftah menyerbunya dari kanan-kiri dan memeluknya erat. Seerat persahabatan yang telah mereka jalin selama ini."Akhirnya kamu menjadi sarjana juga Han." Tukas Miftah yang terharu menatap sahabatnya yang akhirnya telah mengenakan baju toga setelah semua hal-hal berat yang dilewatinya setahun ke belakang."Walaupun kita gak wisuda bareng, tapi ritual lempar topi toga nya harus tetap dilakukan barengan." Chaca mengambil topi toga dari atas ke

  • Pernikahan Yang Sempurna   |138|. Mimpi Buruk Telah Berakhir

    Saat ia merasakan tangan panas Pasha yang besar, mulai menggerayangi perutnya dari belakang. "Syuhh" Pasha menekan jari telunjuknya di bibir Hana."K-kamu ngapain? Buat apa tangan mu di situ?"Alih-alih menjawab, Pasha merapatkan dada bidangnya ke punggung telanjang Hana. Lengan kokoh nya mengukung tubuh kecil istrinya itu dalam kuasa tubuh kekarnya.Halusnya kulit Hana yang menyentuh kulit kerasnya, membuatnya merasa nyaman.Hana menjadi gugup saat suhu panas tubuh Pasha telah menguasai tubuhnya. Ia dapat mendengar nafas berat suaminya itu yang berhembus di dekat daun telinganya."Masa nifas mu, sudah selesai sejak tiga bulan yang lalu kan?""I-iya""Apakah kiranya kamu sudah siap?" Tanya Pasha, mulutnya tepat berada didepan telinga Hana.Hana menelan saliva nya gugup, saat merasakan nafas panas Pasha berhembus melewati daun telinganya."S-sejujurnya, aku masih b-belum siap..""Kalau begitu mari bercumbu seperti ini saja" Pasha menyapu bibir padatnya ke telinga istrinya. Membuka mul

  • Pernikahan Yang Sempurna   |137|. Bukan Menemani Namanya

    Tepat setelah malam syukuran kelahiran Daud dikediaman Arya, pada hari ketujuhnya, Pasha melakukan aqiqah Daud di kediaman Shahbaz. Ia sudah sepakat dengan Hana untuk melakukannya di sana.Pasha sudah membeli dua ekor kambing yang cukup gemuk untuk anak laki-laki pertamanya itu dengan Hana.Tanpa sepengetahuan Pasha, seorang wanita yang sudah lama sekali tidak terlihat dimatanya muncul di acara aqiqah tersebut. Wanita itu bersembunyi dan diam-diam mencuri pandang kearah Pasha bersama istrinya yang sedang menggendong Daud."Kamu yakin tidak ingin datang menjumpainya?" Tanya Shahbaz, pada mantan istrinya itu.Wanita itu tersenyum kecil menggeleng, "Melihat dari sini saja sudah cukup, akan terlalu egois bagiku jika menemuinya sekarang"Shahbaz tidak berkata apa-apa lagi."Pasha cukup pandai memilih istri" Ucap wanita itu tersenyum, "Ia cantik sekali""Iya. Dia baik dan juga penurut" Sambung Shahbaz."Cucu kita juga sangat tampan, ingin rasanya aku menggendongnya""Apa kamu menyesal karen

  • Pernikahan Yang Sempurna   |136|. Acara Syukuran Kelahiran Cucu

    Malam harinya, kediaman Arya dipenuhi oleh para tamu. Ia membuat syukuran untuk kelahiran cucunya dan mengundang semua koleganya untuk datang. Shahbaz sebagai besannya, juga turut diundang bersama keluarga besar. "Di mana Pasha dan Hana? Apa sudah sampai?" Tanya Arya pada Ratna"Mereka masih dijalan Paa" Jawab Ratna yang baru saja selesai menelpon Hana.Hingga tak berapa lama menit kemudian. Pasha dan Hana sudah tiba di kediaman Arya. Kehadiran mereka pun langsung mencuri perhatian para tamu.Malam itu Hana mengenakan setelan yang serasi dengan Pasha. Di mana Pasha tampil jumawa dalam baju Koko putih dan Hana tampil anggun dalam balutan abaya putih dan pashmina bewarna senada. Awalnya ia pikir Pasha akan menyuruhnya untuk berganti dengan kerudung biasa, teringat terakhir kali di acara keluarga Pasha melakukannya. Tapi anehnya kali ini tidak. Semenjak ia hamil Daud dan terlebih setelah melahirkannya, suaminya itu memang sudah banyak berubah. Di kediaman Arya sangat ramai. Cukup bany

  • Pernikahan Yang Sempurna   |135|. Cemburu Tanda Cinta

    "Hum" Pasha menyandarkan dagunya manja di atas pundak Hana dan memperhatikan mata mungil Daud yang mulai berkedip-kedip seperti akan tertidur."Daud sepertinya mulai mengantuk""Iya, Alhamdulillah""Lantunan shalawat mu yang merdu itu benar-benar membuatnya berhenti menangis"Hana tersenyum mengangguk, "Hem" Matanya yang penuh sorot keibuan itu, dengan lembut memperhatikan sepasang mata Daud yang kini sudah terpejam."Lain kali lakukan juga padaku" Tukas Pasha.Hana tergelak kecil, "Buat apa? Kamu kan sudah besar, bukan bayi yang—"Pasha mengecup bibir Hana dan menghisapnya lama. Hana memejamkan matanya dan sesaat terbuai dengan ciuman lembut itu.Pasha perlahan melepas bibir Hana dari bibirnya, "Aku juga ingin diperlakukan seperti itu saat susah tidur" Ucap Pasha, sambil menatap manik mata hitam Hana dalam."En, aku juga akan melakukannya padamu. Bayi besar ku.." Ucap Hana sambil mencium kening Pasha gemas."Aku tidak mau di panggil bayi"Hana tertawa kecil."Tidak lucu!" Mata dingin

  • Pernikahan Yang Sempurna   |134|. Beraksi Menggoda Tuan Pasha

    Sama seperti malam-malam sebelumnya, Hana tidak dapat tidur nyenyak karena sebentar-sebentar terbangun mendengar suara tangis Daud. Jika sudah seperti itu Hana akan menepuk-nepuk lembut Daud yang sudah dibedung itu dan memberikannya asi.Tapi terkadang tangis Daud tidak kunjung berhenti. Seperti yang terjadi malam ini. Hana sampai menggigit jari karena bingung harus mendiamkannya seperti apa."Haak ahak..oek..oek..""Daud..""Hak..ahaak oek..oek...""Syuhh, gantengnya mama.. kenapa nangis terus hum?""Oek..oek..""Daud saayang...""Oek..oek..""Sholatullah salamullah.." Hana pun mulai bershalawat, mencoba menenangkan Daud yang tak kunjung berhenti menangis."Oek..haak..oek.."Pasha yang tengah tertidur itu, mengerutkan keningnya. Matanya menyipit dan sedikit terbuka, "Kenapa sayang? Daud nya nangis lagi?" Ucap Pasha dengan suara sengau dan serak nya."Iya nih, padahal udah aku kasih asi tapi masih gak berhenti nangisnya"Pasha perlahan bangun dari tidurnya dan setengah menguap. Ia men

  • Pernikahan Yang Sempurna   |133|. Hampir Mati Ketakutan

    Hana tersenyum tenang menanggapi mereka semua. Jempolnya mengusap lembut pipi bayinya dan menundukkan kepalanya, ia kembali mengecup lembut bayi mungilnya itu. "Pasha, masih belum sadar?" Tanya Hana pada mereka semua.Shahbaz menghela nafas panjang, "Kata dokter Pasha mengalami syok berat karena melihat keadaan mu di ruang persalinan tadi. Dan sampai sekarang ia masih belum sadar"Hana tersenyum tipis. Ia sudah menduganya, itu pasti terjadi karena Pasha terlalu mengkhawatirkan keadaannya."Kenapa dia jadi lelaki bisa lemah sekali? Bukannya menemani istrinya sampai selesai melahirkan, tapi ia malah pingsan" Ketus Keira.Ratna langsung menyikut perut Keira, "Jangan berkata begitu. Dia bisa selemah itu juga karena hampir mati ketakutan karena merisaukan keadaan Hana"Keira hanya memasang ekspresi cemberut.Brak!Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Tampak Pasha muncul dan setengah berlari menghampiri ranjang."Hanaa" Pasha langsung memeluk Hana yang tengah berbaring di ranjang. Kepa

  • Pernikahan Yang Sempurna   |132|. Pingsan Di Ruang Persalinan

    Tak terasa kandungan Hana sudah menginjak usia sembilan bulan. Semenjak itu pula Pasha tidak lagi membuat Hana tinggal di mansion yang jaraknya cukup jauh dalam mencapai rumah sakit di kota. Karena itulah ia membawa Hana kembali ke apartemen yang selama ini diurus dengan baik oleh Bi Titin.Saat tanggal kelahiran yang diprediksi kan oleh dokter mulai mendekat, buat jaga-jaga, Pasha langsung mengambil cuti. Hal tersebut membuat kelipatan kerja Eman sebagai sekretarisnya bertambah.Pasha pun menghabiskan harinya dengan mengurus dan menjaga Hana sedemikian rupa. Ia masih menyiapkan makanan, membuat jus dan terkadang memijit pundak dan kaki Hana yang kerapkali merasa pegal.Sedangkan urusan apartemen, piring kotor dan pakaian, bi Titin yang mengurus semuanya."Pashaa, Hana mau minum jus bayam" Pinta Hana manja. Sebulan membiasakan diri memanggil Pasha tanpa sebutan 'pak', Hana akhirnya dapat melakukannya dengan lancar.Bahkan ia berpikir untuk memanggil suaminya itu dengan 'sayang' nantiny

DMCA.com Protection Status