Share

Bab 100: Pertemuan

Makan siang Mentari kembali terusik, tepat ketika dia hendak memasukkan suapan pertama ke mulutnya. Bukan pesan oleh pesan masuk, kali ini telepon dari Ajeng.

Mentari ingin mengabaikannya, namun tidak enak hati. Lagipula, semua kejadian buruk yang terjadi padanya bukan berasal dari Ajeng. Mungkin saja Ajeng tidak ada sangkut pautnya.

“Halo, Kak,” sapa Mentari sopan.

‘Tari, kamu di mana? Aku perlu bicara denganmu hari ini.’

Kembali ajakan yang telah ditolak Mentari, dilontarkan Ajeng. Seolah Mentari tidak membalas pesan Ajeng kemarin.

“Aku sedang bekerja, Kak,” ucapnya tegas.

‘Di mana kamu bekerja? Argan tidak cerita apapun.’

Lagi-lagi pertanyaan yang sama seperti pesannya.

“Di perusahaan swasta, Kak,” jawab Mentari cepat, tidak ingin membahas lebih lanjut.

‘Perusahaan apa?’ Tanpa ragu, suara di seberang terus melontarkan pertanyaan.

Kali ini Mentari berhenti untuk berpikir, karena tidak ingin memberitahu nama dan lokasi tempat kerjanya.

“Kak Ajeng mau membicarakan tentang apa?” Mentar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status