Share

Bab 108: Kembali

Keputusan Mentari untuk menelepon Argan dianggap sebagai sebuah kekalahan bagi Cahya.

“Mereka yang membutuhkan kamu, mereka yang harus menghubungi kamu. Kenapa kamu berinisiatif bodoh seperti itu?” cerca Cahya setelah Mentari memberitahunya dan ibu.

Kata-kata Cahya itu juga telah berputar di benak Mentari berulang kali sebelum dia memutuskan.

“Bagaimana pun dia masih suamiku, Kak.”

“Bukan alasan tepat!” bantah Cahya. “Seenaknya saja keluarganya keluar masuk dari kehidupan kamu. Kalau kamu tidak dibutuhkan mereka menelantarkan kamu seperti orang pinggiran. Tapi, saat mereka membutuhkanmu, mereka mencarimu dan memperlakukan kamu seperti pelayan mereka.”

“Cahya,” tegur ibu keras.

Cahya hendak menanggapi teguran ibu, namun dia mengurungkan niatnya.

“Apa kata Argan?” Cahya hendak mengatakan ‘pria tidak tahu diri’ sebagai ganti nama Argan, namun lirikan matanya pada ibu yang tampak serius membuatnya menelan kata-kata itu.

“Hmm... dia mengatakan kalau dia ditabrak dari belakang oleh sebuah m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status