Home / Pernikahan / Pernikahan Rahasia Dosen Impoten / Bab 19. Janji yang Harus Ditepati

Share

Bab 19. Janji yang Harus Ditepati

Author: Eka Pradita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Selamat membaca!

Devan masih terdiam. Berpikir sebelum menjawab permintaan Viola yang menurutnya sangat mengejutkan. Bukankah seharusnya ia merasa senang dengan permintaan itu, tetapi kenapa sekarang ia jadi ragu mengiyakannya?

"Kenapa diam, Pak? Ayo ceraikan saya! Talak saya, Pak!" Viola kembali bertanya. Kali ini suaranya terdengar penuh penekanan dari sebelumnya.

Devan pun menghela napas. Menjeda waktu sebelum menjawab dengan pandangan mata yang masih terus melihat Viola. "Maaf, tapi saya tidak bisa melakukan itu."

"Kenapa, Pak? Bukannya Bapak harusnya senang. Dengan begitu saya tidak akan mengganggu hidup Bapak lagi. Bapak bisa bebas dan kembali menjalani hidup Bapak tanpa saya!" Suara itu terdengar begitu lirih. Menandakan bahwa Viola seperti sedang menahan luka yang teramat dalam. Luka yang tercipta karena sebenarnya ia tidak ingin Devan mengakhiri pernikahan mereka yang baru kemarin terjalin. Namun, ia terpaksa meminta hal itu demi menebus rasa bersalahnya pada sang ayah.

"Saya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
kasihan Viola. dia pasti merasa andil dalam sakit & kematian papanya. yg kuat y Viola..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 20. Rasa Bersalah

    Selamat membaca!Dua minggu sejak kematian Bimo, kehidupan Viola tak lagi sama. Tak ada senyuman atau sikap yang ceria seperti biasanya. Gadis itu lebih banyak menyendiri, melamun, dan hanya menghabiskan waktu di kamar. Bukan hanya saat di rumah, di kampus, Viola juga menunjukkan sikap yang sama sekalipun itu di hadapan Tari–sahabatnya."Vi, gue tahu lo sedih banget kehilangan Ayah lo, tapi ini udah dua minggu lo kaya gini. Udahlah, Vi, ikhlasin dan jangan terus-terusan nyalahin diri lo sendiri! Kematian Ayah lo itu udah takdir, semua itu bukan salah lo!"Viola yang sejak tadi hanya diam pun mulai menoleh, menatap Tari dengan sorot matanya yang tajam. Entah kenapa ia merasa tidak suka dengan perkataan dari sahabatnya itu, walau sebenarnya apa yang Tari katakan tadi bukan pertama kalinya."Jangan sok tahu, lo nggak usah ikut campur, Tar! Lo nggak akan pernah ngerti karena lo belum pernah ngalamin kaya gue! Bahkan sampai sekarang, Ibu gue aja masih nggak mau ketemu gue!" Viola mengangka

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 21. Mengejutkan

    Selamat membaca!Saat mata kuliah terakhir pada hari itu telah selesai, Viola tampak keluar dari kelas bersama Tari. Raut wajah gadis itu tak lagi sendu seperti sebelumnya. Namun, masih terlihat jelas kelopak mata yang sedikit membengkak dan juga lingkar hitam yang menandakan bahwa memang gadis itu sejak kematian ayahnya sulit terlelap. Ya, itu yang diakui Viola pada Tari saat di perpustakaan kampus. Saat di mana untuk pertama kalinya, Viola membagi kesedihan, rasa sakit, dan juga penyesalan yang mengusik hatinya pada seseorang."Vi, lo pulang tetap bareng Pak Devan, kan?" tanya Tari yang memang mencemaskan sahabatnya jika sampai pulang sendirian. Hal yang sangat wajar karena Tari masih sering melihat Viola tiba-tiba melamun, bahkan sekalipun itu di tengah pelajaran."Nggak tahu gue, ya ... kalau Pak Devan masih ngajar paling gue pulang sendiri.""Nggak-nggak, pokoknya lo nggak boleh pulang sendiri. Kalau emang Pak Devan masih sibuk, biar gue temenin aja sampai rumah.""Udah nggak usa

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 22. Ternyata Peduli

    Selamat membaca!"Apa jangan-jangan Pak Devan lagi belajar mencintai Viola demi amanah Pak Bimo, ya? Kalau bener begitu, ini akan jadi kabar baik buat Viola." Tari kembali mengintip. Melihat apa yang terjadi di dalam ruangan, di mana raut wajah Silvi sudah terlihat sendu. "Kasihan juga, ya, Bu Silvi. Lagian sih gatel, udah tahu laki orang, masih aja deketin." Sesaat kemudian, Tari meralat ucapan itu karena terdengar salah. "Eh, tunggu-tunggu ... perasaan Bu Silvi nggak salah deh, dia kan baru tahu kalau Pak Devan udah kawin. Eh, salah lagi ... bukan kawin deh, tapi nikah, orang Pak Devan impoten.""Ngapain, Tar? Siapa yang impo–" Tak hanya terdengar oleh Tari, pertanyaan itu bahkan sampai ke telinga Devan yang seketika melangkah keluar ruangan."Ish, lo berisik banget sih, Wil!" Tari menutup mulut pria berkacamata itu hingga membuat William kesakitan."Aduh, Tar, sakit tahu.""Habisnya lo berisik banget.""Ya, nggak kenceng-kenceng juga kali, udah kaya mau nyulik gue aja.""Najis ...

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 23. Kejutan Untuk Viola

    Selamat membaca!Sepanjang perjalanan Viola memilih diam dan tak banyak bicara. Gadis itu hanya menatap ke luar jendela. Melihat situasi lalu lintas yang siang itu tampak lengang. Jika biasanya butuh waktu sekitar satu jam lebih untuk tiba di rumah, kini hanya setengah jam saja, mobil yang dikendarai Devan sudah memasuki gerbang perumahan."Mau sampai kapan kamu nggak anggap saya ada?" Pertanyaan itu sukses membuat Viola menoleh. Menatap ragu wajah Devan yang kini sedang menatapnya intens."Apa saya penting buat Bapak?"Devan pun terdiam. Beralih menatap ke depan saat mobilnya harus berbelok. Sementara Viola, kini kembali berpaling. Menatap lagi ke luar jendela, memilih bungkam saat Devan tak menjawab pertanyaannya."Tadi protes nggak gue anggap ada, giliran gue tanya gitu dia malah diem," batin Viola setelah sempat menghela napas kasar.Begitu mobil tepat berhenti di depan rumah, Viola memilih keluar lebih dulu. Gadis itu pun langsung masuk melewati gerbang rumah yang sudah dibuka ol

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 24. Perubahan Devan

    Selamat membaca!Di dalam kamar, Viola hanya menghabiskan waktu dengan menonton drama Korea favoritnya. Film yang sempat ia tinggalkan sejak kematian sang ayah."Wah, bersambung lagi. Mesti nunggu Minggu depan nih." Tiba-tiba ketukan pintu kamarnya terdengar. Viola pun berpikir jika itu adalah Retno yang datang, entah ingin menawarkan makan atau camilan untuknya."Iya, Bi, sebentar." Viola bangkit dari posisinya duduk. Melangkah menuju pintu kamar.Saat pintu kamarnya ia buka, kedua mata Viola membulat sempurna saat melihat sosok Devan berdiri di sana. Bukan kedatangannya yang membuat Viola terkejut, tetapi apa yang dikenakan Devan sungguh membuat pria itu terlihat sangat tampan hingga Viola sempat tak berkedip menatapnya."Pak Devan ....""Ada yang ingin saya sampaikan sama kamu, ambil kotak ini dan segera ganti pakaianmu. Saya tunggu kamu di belakang rumah, ya!" Devan menyodorkan sebuah kotak yang sejak tadi dibawanya. Kotak berwarna merah yang langsung Viola ambil, walau gadis itu

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 25. Dia ....

    Selamat membaca!Kembali kedua Minggu lalu di mana Bimo baru saja selesai dimakamkan. Siang itu, Viola dengan wajah murungnya baru saja masuk ke rumah Devan. Sebenarnya Viola ingin menemani sang ibu di rumah, tetapi Dina menolak. Sikap wanita paruh baya itu terkesan dingin padanya. Ada kebencian terlihat jelas saat menatap Viola. Membuat rasa bersalah akan kematian Bimo terus mengusiknya."Maafin Viola, Yah ... andai Viola nggak nikah sama Pak Devan semua ini nggak akan ...." Viola langsung melempar tubuhnya di atas ranjang. Mendekap erat sebuah bantal, lalu menangis terisak. Hatinya begitu terasa hancur. Membuat gadis itu sangat menyesal karena telah mengambil keputusan yang kini ia anggap sebagai hal terbodoh dalam hidupnya.Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, pintu yang tidak terkunci itu pun terbuka. Devan melangkah masuk. Dengan perlahan pria itu duduk di tepi ranjang. Namun, Viola sama sekali tak melihatnya. Ia memilih untuk tetap membenamkan wajahnya pada bantal yang sejak

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 26. Sebuah Surat

    Selamat membaca!Viola masih mematung diam. Entah kenapa ada rasa sakit yang ia rasakan di hati. Namun, seketika gadis itu mampu menepikannya. Viola menganggap kedatangan Renata bisa ia jadikan kesempatan untuk pergi agar Devan tak bisa mengejarnya."Viola, tunggu!" teriak Devan yang ingin mengejar. Namun, tiba-tiba langkahnya tertahan. Devan pun menoleh, menatap Renata yang saat ini menggenggam erat lengannya."Devan, aku ingin bicara sama kamu."Melihat keduanya semakin dekat, Viola pun mempercepat langkah kakinya. Menahan luka yang perih sambil menggenggam buku harian di tangannya. Buku harian yang kondisinya kini sudah sangat basah, meski ia coba melindungi buku tersebut dengan pakaiannya."Mungkin ini memang sudah takdir kita Pak Devan. Ternyata benar, ya, kata Tari, tidak semua hal bisa dipaksakan sesuai keinginan kita, termasuk cinta dan takdir." Viola pun kini sudah berbelok. Tak lagi terlihat oleh Devan yang masih sulit melepaskan diri dari genggaman tangan Renata yang menah

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 27. Anak Perempuan

    Selamat membaca!"Semoga aja Viola pergi ke rumah Tari." Setelah menghubungi salah satu mahasiswi di kampusnya itu, pandangan Devan kembali tertuju pada sosok wanita yang dulu sempat menjadi pemilik hatinya. Namun, wanita itu jugalah yang menorehkan luka, membuatnya sampai mengalami trauma mendalam hingga menderita impotensi."Apa sudah selesai neleponnya?" Renata masih belum duduk di sofa, meski sebelum menghubungi Tari, Devan sudah sempat mempersilakan. Wanita cantik dengan rambut hitam panjang itu masih memperhatikan sekeliling. Mencari petunjuk apa gadis muda yang dikejar Devan tadi adalah istrinya."Biasanya kalau orang udah nikah, setidaknya ada foto pernikahan yang dipajang di ruang tamu, tapi sepertinya, mereka memang belum menikah," batin Renata yang sejak tadi merasa tidak tenang memikirkan hal itu."Jadi, untuk apa kamu kembali ke Indonesia dan menemuiku malam-malam begini?" tanya Devan sambil melangkah menuju sofa yang ada di ruang tamu.Pertanyaan itu seketika menyadarkan

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 49. Terjebak Rencana Jahat

    Selamat membaca!Viola tampak begitu cemas. Menanti balasan pesan suaminya. Namun, sampai ia mau berangkat pergi ke rumah Arya, Devan tak kunjung membalas. Membuat raut wajahnya semakin murung. Gadis itu pun mulai berpikir jika suaminya itu memang sudah tak lagi peduli."Apa ini akhir dari rumah tanggu gue?" Kenangan demi kenangan mulai bermunculan. Satu persatu terbesit jelas dalam pikirannya. Membuat air mata tak sanggup lagi Viola tahan untuk tak menetes. Gadis itu coba menguatkan hati. Memaksa isak tangisnya mereda saat panggilan dari sang ibu terdengar di depan kamar."Vi, ada temen kamu datang.""Iya, Bu, bentar." Sebelum keluar dari kamar, Viola sejenak mematutkan diri di depan cermin. Memastikan tak ada air mata yang tertinggal di wajahnya. Tentu saja ia tidak ingin jika Arya sampai tahu bahwa ia habis menangis karena menunggu balasan pesan dari Devan yang tak kunjung datang."Vi, apa kamu sudah izin sama suami kamu kalau mau pergi sama Arya?" tanya Dina begitu melihat Viola

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 48. Di Luar Dugaan

    Selamat membaca!Di dalam mobil, Viola dan Devan masih diam tak saling bicara, padahal mereka sudah menempuh setengah perjalanan pulang."Ngapain diajak bareng kalau cuma didiemin doang. Tahu gitu kan mending tadi pulang sendiri aja." Kesal Viola menggerutu dalam hati. Masih menatap ke luar jendela tanpa pernah melihat Devan sejak dirinya berada di dalam mobil."Saya minta maaf ya, Vi."Akhirnya, kata-kata itu terdengar dari mulut Devan. Viola pun tersenyum. Namun, sengaja ia tahan karena tak ingin terlalu kelihatan bahagia di depan Devan."Kenapa minta maaf, Pak?" Viola menatap wajah Devan yang sesekali melihatnya karena harus fokus dengan kemudi."Saya udah salah. Nggak seharusnya beberapa hari ini saya menyalahkan kamu dan bersikap tidak baik sama kamu."Viola masih diam. Hatinya merasa sangat lega karena akhirnya Devan menyadari kesalahannya."Kalau saya nggak mau maafin gimana?" Viola yang masih ingin melihat Devan lebih berusaha, berpura-pura dingin meski di dalam hati, dirinya

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 47. Undangan Arya

    Selamat membaca!"Berarti bokap lo bisa terlibat kecelakaan setelah nganterin bokapnya William ke rumah sakit?" tanya Viola setelah mendengar cerita dari Tari di jam istirahat. Ya, setelah mata kuliah pertama selesai, keduanya kini tampak sudah berada di kantin."Iya, Vi. Ternyata begitu ceritanya. Pantes aja di lokasi kejadian nggak ada motor bokap gue, bokap gue naik ojek online saat itu.""Sekarang lo udah nggak ngerasa bersalah lagi, kan?""Iya, gue lega sekarang, tapi gue sebenarnya keberatan dengan niat William mau nikahin gue. Gue udah bilang dia nggak harus ngelakuin itu kalau dia nggak mau, cuma dia tetap mau nikahin gue karena itu keinginan yang terakhir dari bokapnya sebelum meninggal.""Oh, bokapnya William meninggal, bukannya bokap lo udah bawa dia ke rumah sakit?""Bokap gue emang udah nyelametin bokapnya William, tapi satu bulan kemudian, bokap William meninggal.""Oh gue ngerti sekarang. Jadi, William dan ibunya ngerasa berutang budi sama bokap lo karena bokap lo mereka

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 46. Menyadari Kesalahan

    Selamat membaca!Devan menuruni anak tangga dengan langkah yang tergesa-gesa. Wajar saja, pagi ini ia bangun kesiangan setelah semalam sulit sekali memejamkan mata meski sudah menyalakan alarm pada ponselnya."Bi, tolong panggilin Viola! Bilang sarapan di kampus aja karena saya udah telat." Setibanya di lantai bawah, Devan langsung memerintahkan Retno yang terlihat sedang menyapu lantai di ruang tengah."Tapi, Mas, Mbak Viola udah jalan dari 15 menit yang lalu." Retno tampak bingung. Merasa heran karena Devan bisa tidak tahu akan hal itu."Dia udah jalan ...?" Devan seketika terdiam. Teringat perdebatan semalam di mana keduanya sampai harus pisah kamar."Bibi pikir Mas Devan tahu. Apa Mas Devan lagi ada masalah sama Mbak Viola?" Meski tak enak hati menanyakan itu, tetapi Retno penasaran karena mencemaskan kedua majikannya. Terlebih Retno tahu jika mereka baru saja bahagia setelah hubungan keduanya sempat diguncang karena kedatangan Renata."Oh, nggak apa-apa, Bi. Mungkin karena saya k

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 45. Hubungan Renggang

    Selamat membaca!"Ini semua salah kamu, Devan! Harusnya kamu temui Audrey saat dia sakit, kenapa kamu malah nggak percaya kalau dia sakit? Kenapa?" Renata langsung mencengkram erat kerah kemeja Devan dengan kasar saat melihat kedatangan pria itu bersama Viola yang seketika langsung berusaha melepaskan tangan Renata dari suaminya."Jangan seperti ini, Renata! Lagi pula kematian Audrey bukan kesalahan Devan. Ini sudah takdir, kamu harus bisa terima."Renata menatap nyalang. Penuh dendam dengan sorot mata yang tajam. "Lebih baik kalian pergi dari sini! Aku nggak sudi kalian datang, cepat pergi!" Dengan mendorong tubuh Devan, Renata mengusir paksa keduanya agar pergi.Suara wanita itu sampai membuat beberapa orang jadi menatap sinis ke arah Devan dan Viola yang seketika merasa tidak nyaman berada di sana."Mas, lebih baik kita pulang aja! Percuma kita datang, niat baik kita nggak dihargai di sini!"Devan menatap sendu. Masih tak mengalihkan pandangannya. Pria itu terus melihat jenazah anak

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 44. Sang Penyelamat

    Selamat membaca!Sejak mengakhiri sambungan teleponnya dengan Viola, Devan kembali pergi, padahal pria itu baru saja tiba di rumah beberapa menit lalu. Namun, entah kenapa ia merasa tidak tenang. Memikirkan Viola yang baru diizinkan pulang dari rumah sakit, tetapi sudah pergi keluar rumah seorang diri."Apa sebaiknya gue jemput Viola dulu, ya?" Setelah cukup lama bergelut dalam keraguan, Devan pun akhirnya memutuskan untuk pergi menuju cafe tempat di mana Viola berada. "Lebih baik gue jemput Viola dulu. Setelah itu, baru gue bisa nemuin Elmer. Lagian kenapa juga Viola harus pergi segala, padahal dia baru dibolehin pulang dari rumah sakit."Devan merasa cemas. Menambah kecepatan mobilnya agar segera tiba di cafe yang berada dekat dari kampus tempatnya mengajar.Tak butuh waktu yang lama, Devan sudah berbelok ke jalan di mana tempat tujuannya berada. Cafe Brewbee ada di sisi kanan dari jalan yang dilaluinya. Artinya, Devan harus memutar dulu di pertigaan yang berada di ujung depan sana

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 43. Hanya Diam Membeku

    Selamat membaca!"Mau bagaimanapun gue harus pastiin apa Dokter Elmer itu bener-bener sahabat suami gue. Kalau memang bener, berarti dia adalah mantan suami Renata dan pastinya dia tahu soal status Audrey."Taksi yang ditumpangi Viola pun tiba di sebuah cafe. Tujuannya adalah untuk bertemu dengan Arya. Viola merasa tidak tenang saat membaca pesan dari suaminya. Pesan di mana Devan ternyata datang menemui Renata tanpa melihat Audrey yang sedang sakit hanya karena beranggapan jika Renata berbohong soal status anak perempuan itu."Arya, maaf ya gue telat, tadi jalanan lumayan macet." Sambil tersenyum, Viola menyapa saat melihat Arya sudah datang lebih dulu darinya."Nggak apa-apa kok, gue juga baru 5 menit duduk. Lo kenapa mau ketemu gue?""Ini ada yang mau gue tanyain sama lo, soal dokter ini?" Viola menyodorkan ponselnya. Menampilkan wajah pria berjas putih yang seketika membuat kening Arya mengerut dalam."Kenapa sama cowok ini?""Lo kenal dia, kan?""Pastilah, dia paman gue!""Berarti

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 42. Mengancam Renata

    Selamat membaca!Devan terlihat sudah berada di dalam mobil lagi setelah mengantar Viola ke rumah. Meski tidak ingin meninggalkan istrinya. Namun, Viola memaksanya untuk tetap pergi karena tidak tega jika harus melarang Devan bertemu dengan putrinya, terlebih saat Renata mengatakan jika Audrey sedang sakit dan terus memanggil-manggil ayahnya. Tidak hanya itu, Viola juga ingin jika Devan membawa bukti soal foto di atas ranjang itu memang bagian dari rencana Renata. Viola tentu tidak akan lupa akan hal itu, walau hubungannya dengan Devan sudah kembali baik seperti biasa. Bahkan bisa dikatakan saat ini menjadi fase terbaik dalam hubungan keduanya sejak menikah kontrak."Apa ini juga bagian dari rencana Renata? Apa Audrey benar-benar sakit? Sekarang gue makin ragu soal hasil tes DNA itu, apa benar Audrey anak gue?" Devan terus memacu kecepatan mobilnya. Mengingat betapa mudah ia memercayai Renata membuatnya sangat kesal. Walaupun awalnya saat itu ia memang ragu, tetapi air mata dan juga

  • Pernikahan Rahasia Dosen Impoten   Bab 41. Nama yang Tak Asing

    Selamat membaca!Suasana di ruang rawat tak lagi tegang. Lewat kata-katanya Devan mampu meyakinkan Viola untuk percaya, meski gadis itu tetap dengan pendiriannya bahwa mau bagaimanapun harus ada bukti yang ditunjukkan Devan. Bukti di mana pria itu tidak mengkhianati pernikahan yang sebenarnya baru akan mereka mulai ke jenjang yang lebih serius. Bukan hanya karena perkataan Devan saja. Namun, Viola juga mempertimbangkan sosok Renata yang pernah memanipulasi seolah dirinya menyakiti wanita itu di depan Audrey hingga membuat Devan pun terperdaya saat itu. Dari kejadian itu, Viola bisa berasumsi jika apa yang dilakukan Renata pasti bertujuan untuk menghancurkan rumah tangganya dengan Devan."Terus kapan Pak Devan mau nemuin Renata lagi?" Viola mengunyah makanan setelah Devan menyuapinya makan. Ya, meski ibunya meminta Viola untuk mengusir Devan pergi, tetapi gadis itu tak menggubrisnya. Viola tetap mengizinkan Devan ada di dekatnya, walau terkadang bayangan foto mesra Devan dan Renata seri

DMCA.com Protection Status